Hari ini ketika sedang sharing bersama teman-teman di dunia Internet maka saya dapat satu pemahaman dari perenungan teman saya. Tema itu adalah kosong di tengah-tengah kepenuhan. Awalnya kelihatan seperti kata yang nuansanya filosofis. Tetapi ternyata ini simple dan real di dalam hidup kita jaman sekarang.
Di jaman online sekarang, orang suka bersosialisasi di Social Networking seperti facebook dll. Seseorang bisa punya teman sampai ribuan bahkan posting foto2 banyak dan bikin status2 di wall fb. Seseorang bisa saja menampilkan satu image tertentu tentang dirinya. Di dalam foto2 yang ditampilkan biasanya banyaknya foto-foto bahagia dan foto2 senang. Hidup seakan-akan di dunia yang indah. Tetapi benarkah realitas yang dihidupi seperti itu ?
Ribuan teman di facebook bukan berarti anda seseorang yang berelasi sosial dan seseorang yang banyak teman. Mungkin di tengah angka ribuan itu berapa banyak yang pernah chat dengan anda dan juga angka ribuan itu tidak bisa menunjukkan kepenuhan kehidupan sosialmu. Bahkan mungkin saja kita sebenarnya kesepian di tengah-tengah ribuan teman yang maya.
Status-status di wall facebook seringkali mencoba untuk menarik perhatian orang lain. Dan ternyata mungkin sekali kita tidak puas dengan hanya beberapa komentar yang ada. Bahkan bila komentarnya pun sampai ratusan ada kemungkinan kita pun masih belum puas. Ini menandakan manusia ditengah keramaian sosial media dan di dalam kesepian jiwanya. Dan kita semua berlagak kita happy, punya banyak teman dan menyembunyikan keresahan, kesepian, dan kekosongan jiwanya. Bukankah ini satu hal yang real ?
Satu fakta bahwa manusia adalah mahluk sosial dan manusia menemukan makna dirinya di dalam relasi dengan orang lain. Kita menemukan arti hidup ketika kita berada di dalam relasi kasih. Manusia tanpa kasih dan makna adalah manusia yang kehilangan arti hidup dan lepas seperti layang-layang.
Alkitab mengajarkan satu realita bahwa semua manusia adalah pembohong. Kita memang secara daging naturnya pembohong. We all are liars. Kita biasa memakai topeng. Kita biasa berpura-pura. Kita biasa ingin menampilkan apa yang bukan diri kita. Sebab kita takut ditolak dan tidak diterima orang lain.
Di dalam perenungan ini bukan berarti semua dunia online : website, facebook, YM, email, dll semuanya adalah tidak berguna dan jahat adanya. Ini semua ada tempatnya. Kita tidak bisa ekstrim berkata bahwa semua buah-buah teknologi adalah kejahatan adanya. Kita juga tidak bisa mengatakan kita mau hidup tanpa dunia teknologi. Tetapi yang harus kita waspadai adalah bahwa kita tidak boleh terjebak hanya hidup di dunia maya tanpa menjadi real apa adanya.
Untuk menyeimbangkan antara social media yang bisa memiskinkan rohani maka kami di dalam ICCCCTY ( Indonesian Christian Counseling and Care Community for Teenagers and Youth – www.iccccty.com ) menyadari bahwa pelayanan di dunia online tidak bisa hanya terbatas di dunia online. Memang secara jujur kamipun menyadari bahwa satu pelayanan bila hanya secara online maka ada kekurangan yang besar yaitu kekurangan hadir bersama-sama secara fisik ( embodiment ). Ini satu kelemahan yang kita harus akui. Tetapi memang satu hal yang kami harus jujur akui juga bahwa bukan berarti website, materi-materi rohani, Tanya jawab, forum, dan komunitas online adalah tidak ada gunanya sama sekali. Kami percaya bahwa mungkin ada banyak orang yang terjebak di dalam dunia online dan hidupnya kosong serta tidak ada jalan keluar paling sedikit bisa mengenal Firman melalui media online. Dan juga mungkin ada orang-orang yang belum berani menyatakan pergumulannya di dalam dunia nyata paling sedikit berani mensharingkan pergumulannya dengan nama anynomous. Ini bukan satu hal yang tidak berguna sama sekali karena ketika seseorang menyuarakan hatinya paling sedikit sesak di dalam jiwa itu boleh dituangkan di atas tulisan dan bisa menjadi refleksi bagi dirinya sendiri. Kedua ketika seseorang menyuarakan hatinya dan masalahnya kami belajar berkomitmen untuk mendoakan mereka. Kami percaya bahwa media online bila digunakan secara tepat bisa ada tempatnya untuk menjadi berkat.
Kiranya dari perenungan yang sangat singkat dan terbatas dan tidak sempurna ini boleh sedikit membuat kita merenung supaya kita jangan terjatuh kepada hidup hanya secara maya. Kedua supaya kita pun tahu bahwa dunia internet ini ada tempat yang harus diletakkan pada posisinya di dalam dunia ciptaan Tuhan yang bukan segala-galanya tapi juga bukan nothing.
Tuhan berkati
Jeffrey Lim
19-12-2011
Di jaman online sekarang, orang suka bersosialisasi di Social Networking seperti facebook dll. Seseorang bisa punya teman sampai ribuan bahkan posting foto2 banyak dan bikin status2 di wall fb. Seseorang bisa saja menampilkan satu image tertentu tentang dirinya. Di dalam foto2 yang ditampilkan biasanya banyaknya foto-foto bahagia dan foto2 senang. Hidup seakan-akan di dunia yang indah. Tetapi benarkah realitas yang dihidupi seperti itu ?
Ribuan teman di facebook bukan berarti anda seseorang yang berelasi sosial dan seseorang yang banyak teman. Mungkin di tengah angka ribuan itu berapa banyak yang pernah chat dengan anda dan juga angka ribuan itu tidak bisa menunjukkan kepenuhan kehidupan sosialmu. Bahkan mungkin saja kita sebenarnya kesepian di tengah-tengah ribuan teman yang maya.
Status-status di wall facebook seringkali mencoba untuk menarik perhatian orang lain. Dan ternyata mungkin sekali kita tidak puas dengan hanya beberapa komentar yang ada. Bahkan bila komentarnya pun sampai ratusan ada kemungkinan kita pun masih belum puas. Ini menandakan manusia ditengah keramaian sosial media dan di dalam kesepian jiwanya. Dan kita semua berlagak kita happy, punya banyak teman dan menyembunyikan keresahan, kesepian, dan kekosongan jiwanya. Bukankah ini satu hal yang real ?
Satu fakta bahwa manusia adalah mahluk sosial dan manusia menemukan makna dirinya di dalam relasi dengan orang lain. Kita menemukan arti hidup ketika kita berada di dalam relasi kasih. Manusia tanpa kasih dan makna adalah manusia yang kehilangan arti hidup dan lepas seperti layang-layang.
Alkitab mengajarkan satu realita bahwa semua manusia adalah pembohong. Kita memang secara daging naturnya pembohong. We all are liars. Kita biasa memakai topeng. Kita biasa berpura-pura. Kita biasa ingin menampilkan apa yang bukan diri kita. Sebab kita takut ditolak dan tidak diterima orang lain.
Di dalam perenungan ini bukan berarti semua dunia online : website, facebook, YM, email, dll semuanya adalah tidak berguna dan jahat adanya. Ini semua ada tempatnya. Kita tidak bisa ekstrim berkata bahwa semua buah-buah teknologi adalah kejahatan adanya. Kita juga tidak bisa mengatakan kita mau hidup tanpa dunia teknologi. Tetapi yang harus kita waspadai adalah bahwa kita tidak boleh terjebak hanya hidup di dunia maya tanpa menjadi real apa adanya.
Untuk menyeimbangkan antara social media yang bisa memiskinkan rohani maka kami di dalam ICCCCTY ( Indonesian Christian Counseling and Care Community for Teenagers and Youth – www.iccccty.com ) menyadari bahwa pelayanan di dunia online tidak bisa hanya terbatas di dunia online. Memang secara jujur kamipun menyadari bahwa satu pelayanan bila hanya secara online maka ada kekurangan yang besar yaitu kekurangan hadir bersama-sama secara fisik ( embodiment ). Ini satu kelemahan yang kita harus akui. Tetapi memang satu hal yang kami harus jujur akui juga bahwa bukan berarti website, materi-materi rohani, Tanya jawab, forum, dan komunitas online adalah tidak ada gunanya sama sekali. Kami percaya bahwa mungkin ada banyak orang yang terjebak di dalam dunia online dan hidupnya kosong serta tidak ada jalan keluar paling sedikit bisa mengenal Firman melalui media online. Dan juga mungkin ada orang-orang yang belum berani menyatakan pergumulannya di dalam dunia nyata paling sedikit berani mensharingkan pergumulannya dengan nama anynomous. Ini bukan satu hal yang tidak berguna sama sekali karena ketika seseorang menyuarakan hatinya paling sedikit sesak di dalam jiwa itu boleh dituangkan di atas tulisan dan bisa menjadi refleksi bagi dirinya sendiri. Kedua ketika seseorang menyuarakan hatinya dan masalahnya kami belajar berkomitmen untuk mendoakan mereka. Kami percaya bahwa media online bila digunakan secara tepat bisa ada tempatnya untuk menjadi berkat.
Kiranya dari perenungan yang sangat singkat dan terbatas dan tidak sempurna ini boleh sedikit membuat kita merenung supaya kita jangan terjatuh kepada hidup hanya secara maya. Kedua supaya kita pun tahu bahwa dunia internet ini ada tempat yang harus diletakkan pada posisinya di dalam dunia ciptaan Tuhan yang bukan segala-galanya tapi juga bukan nothing.
Tuhan berkati
Jeffrey Lim
19-12-2011
www.iccccty.com
No comments:
Post a Comment