Ketika dunia jatuh dalam dosa maka ada realitas sakit penyakit di dalam dunia ini. Penyakit-penyakit ini dapat mempengaruhi fisik dan jiwa seseorang menjadi tidak berfungsi normal seperti semula. Dan tentunya ini adalah satu penderitaan. Seringkali penderitaan ini mengganggu, menggelisahkan dan membuat kita mempunyai keinginan besar untuk sembuh. Ada yang mencari obat-obatan, mencari dokter hebat, mencari orang pintar, doa terus menerus kepada Tuhan bahkan hadir di dalam kebaktikan yang menawarkan mujizat kesembuhan. Namun seringkali di dalam pengalaman beberapa orang bukan saja tidak sembuh seperti semula maka semakin degenerasi. Di dalam kasus seperti ini bagaimana kita memaknai pengalaman tidak sembuh seperti ini ?
1. Realita dunia ini fana dan sementara
Dunia ini adalah pancaran kemuliaan, kekuatan dan kebaikan Tuhan namun bukan Tuhan itu sendiri. Dunia ini ibarat bulan yang memantulkan sinar matahari tetapi bukan matahari ini sendiri. Apalagi dunia ini sudah jatuh dalam dosa sehingga makin jauh dari pancaran kemuliaan. Kekuatan dan kebaikan Tuhan. Manusia yang jatuh dalam dosa ingin menikmati dunia ini dan tidak ingin menikmati Tuhan sebagai sumber sukacita sesungguhnya. Manusia mencari kenikmatan di dalam kesehatan, kekayaan, seksualitas, keluarga, makan minum, kekuasaan, dsb. Tetapi semua ini tidak memuaskan hati manusia yang sedalam-dalamnya sebab kepuasan sejati hanya dapat dipenuhi di dalam Tuhan. Dengan adanya realita sakit penyakit yang tidak dapat sembuh baik secara tubuh maupun psikis membuat kita menyadari bahwa dunia ini fana dan sementara. Kesehatan ini sementara. Fisik dan jiwa kita akan terus degenerasi dan akhirnya kita mati.
2. Berharap kepada tubuh kebangkitan
Dengan adanya penyakit yang tidak dapat sembuh seharusnya membuat kita berharap akan tubuh kebangkitan di masa depan. Di dalam dunia ini ada realita kerusakan bahkan sampai kematian. Tetapi kita orang percaya punya pengharapan bahwa di masa depan ada tubuh kebangkitan dimana tubuh ini tidak dapat rusak untuk selama-lamanya. Pengharapan dunia yang akan datang bersama dengan Yesus Kristus seharusnya menjadi sukacita dan pengharapan kita ketika menghadapi degenerasi tubuh jiwa di dalam dunia yang fana ini. Ada hidup yang kekal di sana.
3. Mengkaitkan penderitaan tubuh jiwa kita dengan persekutuan penderitaan bersama dengan Kristus
Penderitaan tubuh jiwa kita menjadi hal yang terasa sia-sia bila kita tidak mengerti makna rohaninya. Ketika kita berbicara mengenai penderitaan kita harus sadar bahwa Yesus Kristus Anak Allah datang ke dunia ini untuk menderita bagi umatNya. Yesus Kristus menderita bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa umat pilihanNya. Alkitab mencatat bahwa Yesus Kristus imam besar agung turut merasakan penderitaan kita. Dia sendiri seorang yang biasa menderita dan menanggung kesakitan. Ketika tubuh jiwa kita menderita, seharusnya kita merefleksikan bahwa Kristus pun pernah menderita. Ketika kita menderita karena dosa kita maka Kristus menderita bagi dosa kita. Penderitaan kita membuat kita lebih dapat mengerti kasih Allah kepada kita karena Yesus Kristus pun menderita bagi kita.
4. Fokus pada hal-hal yang di atas
Ketika dunia ini fana dan tubuh jiwa kita mengalami degenerasi maka seharusnya membuat kita fokus kepada hal-hal yang diatas yang kekal. Penderitaan sakit penyakit seharusnya membuat kita lebih dekat dengan Tuhan.
Jeffrey Lim
12-12-2012
1. Realita dunia ini fana dan sementara
Dunia ini adalah pancaran kemuliaan, kekuatan dan kebaikan Tuhan namun bukan Tuhan itu sendiri. Dunia ini ibarat bulan yang memantulkan sinar matahari tetapi bukan matahari ini sendiri. Apalagi dunia ini sudah jatuh dalam dosa sehingga makin jauh dari pancaran kemuliaan. Kekuatan dan kebaikan Tuhan. Manusia yang jatuh dalam dosa ingin menikmati dunia ini dan tidak ingin menikmati Tuhan sebagai sumber sukacita sesungguhnya. Manusia mencari kenikmatan di dalam kesehatan, kekayaan, seksualitas, keluarga, makan minum, kekuasaan, dsb. Tetapi semua ini tidak memuaskan hati manusia yang sedalam-dalamnya sebab kepuasan sejati hanya dapat dipenuhi di dalam Tuhan. Dengan adanya realita sakit penyakit yang tidak dapat sembuh baik secara tubuh maupun psikis membuat kita menyadari bahwa dunia ini fana dan sementara. Kesehatan ini sementara. Fisik dan jiwa kita akan terus degenerasi dan akhirnya kita mati.
2. Berharap kepada tubuh kebangkitan
Dengan adanya penyakit yang tidak dapat sembuh seharusnya membuat kita berharap akan tubuh kebangkitan di masa depan. Di dalam dunia ini ada realita kerusakan bahkan sampai kematian. Tetapi kita orang percaya punya pengharapan bahwa di masa depan ada tubuh kebangkitan dimana tubuh ini tidak dapat rusak untuk selama-lamanya. Pengharapan dunia yang akan datang bersama dengan Yesus Kristus seharusnya menjadi sukacita dan pengharapan kita ketika menghadapi degenerasi tubuh jiwa di dalam dunia yang fana ini. Ada hidup yang kekal di sana.
3. Mengkaitkan penderitaan tubuh jiwa kita dengan persekutuan penderitaan bersama dengan Kristus
Penderitaan tubuh jiwa kita menjadi hal yang terasa sia-sia bila kita tidak mengerti makna rohaninya. Ketika kita berbicara mengenai penderitaan kita harus sadar bahwa Yesus Kristus Anak Allah datang ke dunia ini untuk menderita bagi umatNya. Yesus Kristus menderita bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa umat pilihanNya. Alkitab mencatat bahwa Yesus Kristus imam besar agung turut merasakan penderitaan kita. Dia sendiri seorang yang biasa menderita dan menanggung kesakitan. Ketika tubuh jiwa kita menderita, seharusnya kita merefleksikan bahwa Kristus pun pernah menderita. Ketika kita menderita karena dosa kita maka Kristus menderita bagi dosa kita. Penderitaan kita membuat kita lebih dapat mengerti kasih Allah kepada kita karena Yesus Kristus pun menderita bagi kita.
4. Fokus pada hal-hal yang di atas
Ketika dunia ini fana dan tubuh jiwa kita mengalami degenerasi maka seharusnya membuat kita fokus kepada hal-hal yang diatas yang kekal. Penderitaan sakit penyakit seharusnya membuat kita lebih dekat dengan Tuhan.
Jeffrey Lim
12-12-2012
www.iccccty.com
No comments:
Post a Comment