Wednesday, February 28, 2007

Ingin Mengetahui Misteri Hidup dan Penderitaan ?

Ingin Mengetahui Misteri Hidup dan Penderitaan ?
Renungan mengenai hidup dan penderitaan dari kitab Pengkhotbah dan Ayub
Jeffrey Lim

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” ( Pengkhotbah 3:11 )

Seringkali banyak hal di dalam hidup ini yang tidak kita mengerti. Kita tidak mengerti mengapa kita menderita. Kita tidak mengerti mengapa orang baik menderita dan orang jahat makmur. Kita tidak mengerti mengapa Ayub menderita ? Kita tidak mengerti mengapa Tuhan melahirkan kita di dalam keadaan seperti ini ? Mengapa nasib saya begini ? Dan kita bertanya : mengapa ? Kita bertanya : kenapa ? Kemudian kita ingin tahu jawabannya. Kita ingin mengenai arti di dalam semuanya ini. Kita ingin mencari makna di dalam penderitaan ini. Kita ingin mencari jalan keluar dari penderitaan. Ingin mengerti dan ingin mengatasinya.

Marilah kita merenungkan Firman Tuhan ! Bisakah kita mengerti segala sesuatu di dalam hidup kita ? Bisakah kita mengerti semua hal dengan jelas ? Kita ini begitu kecil. Kita hanya ciptaan yang terbatas. Mana mungkin kita bisa mengerti luasnya pengetahuan akan hidup. Sebab di dalam hidup ada yang dinamakan misteri. Manusia tidak dapat menyelami hal ini.

Namun seringkali kita terjebak untuk mengetahui dan menebak misteri hidup ini. Ada yang ke paranormal, ada yang ke mistik, ada yang mencari pencerahan, ada juga yang berusaha mencari tahu sendiri kebenaran Firman dan merasionalisasikannya.

Marilah kita merenungkan kitab Ayub sejenak untuk mengerti mengenai pengajaran misteri hidup dan penderitaan. Kitab Ayub dimulai dengan setan yang mengklaim bahwa Ayub adalah orang egois yang hanya mengikuti Allah karena berkat Allah. Untuk menguji Ayub, maka Allah memberikan izin kepada setan untuk membuat hidup Ayub mengalami penderitaan yaitu sebuah tugas yang setan laksanakan dengan baik. Ayub akhirnya kehilangan segalanya. Salah satu hal yang menambah penderitaan Ayub adalah dia sendiri tidak mengerti alasan dia menderita. Teman-temannya berpikir mereka tahu. Salah satu contoh yang ingin mencari tahu misteri penderitaan manusia adalah teman-teman Ayub. Mereka merasa pasti bahwa segala penderitaan Ayub karena dosa Ayub yang tidak diakui. Tetapi pada akhir cerita ini, kita tahu bukanlah demikian. Akhirnya setelah debat antara Ayub dan teman-temannya, Allah sendiri muncul. Allah tidak mengatakan kepada Ayub mengapa dia harus menderita atau mengadakan penjelasan dengan jelas. Allah hanya mengingatkan Ayub, siapakah Dia. Allah menegur Ayub yang menuntut jawaban seakan-akan seperti Dia utang kepada Ayub.

Ayub banyak bergumul dalam hidupnya. Hidupnya menjadi seperti sampah, anak-anaknya pergi, kesehatannya rusak, istrinya mengatakan untuk mengutuki Allah, teman-temannya menyuruh dia bertobat untuk dosa yang dia sendiri tidak lakukan. Pada akhirnya, Ayub juga masih tidak mengetahui mengapa hidup menjadi menderita dan Ayub kembali diberkati Tuhan.

Tetapi banyak hal menjadi misteri dan tidak ada penjelasan mengenai itu. Mengapa Ayub diberkati kembali ? Apakah ini karena Ayub sudah melewati tes ? Bagaimana mengenai setan ? Allah mengatakan bahwa teman-teman Ayub salah tetapi bagaimana dengan setan ? si jahat itu yang memulai masalah. Tetapi apa yang Allah katakan mengenai dia ? Bagaimana mengenai Elihu ? Mengapa dia tidak dihukum ? Mengapa Allah tidak berbicara kepada Elihu tetapi kepada Ayub dan kepada tiga temannya ? Buku ini ditutup dengan cerita happy ending tetapi tetap ada misteri. Elihu dan setan tidak diceritakan kembali.

Banyak hal yang tidak dimengerti di dalam hidup ini. Setan yang begitu pandai saja tidak mengerti, mengapa seseorang bisa setia di hadapan Allah walaupun diberi penderitaan. Ayub tidak mengerti mengapa dia menderita. Teman-teman Ayub tidak mengerti bahwa penderitaan bukan selalu karena dosa. Kita sendiri juga tidak mengerti banyak hal di dalam hidup ini.

Tetapi ada satu Pribadi yang mengetahui semua hal di dalam hidup ini yaitu Tuhan Allah sendiri. Bagi kita hidup adalah sebuah misteri, penuh dengan hal yang membingungkan dan mengejutkan dan waktu sedih serta senang yang kita tidak dapat mengerti secara sepenuhnya. Karena itu di dalam hidup ini, kita jangan mencoba ingin mengetahui semua arti di dalam semua peristiwa. Inilah yang dilakukan teman-teman Ayub. Pada akhirnya, Allah menghukum sikap mereka.

Jalan hidup yang bijaksana adalah bukan mengetahui semua yang terjadi karena manusia tidak akan pernah mencapainya. Cara untuk mengetahui pergumulan hidup dan perubahan hidup adalah mengenal Allah yang mengetahui semuanya melalui Yesus Kristus. Sangatlah baik untuk tetap setia dari awal sampai akhir dan mempercayai Dia ketika kejadian buruk terjadi sebab mengetahui Allah adalah lebih berharga daripada tidak menderita. Bagaimana kita bisa lebih mengenal Allah ketika kita mempunyai kesalahan ? Bagaimana kita bisa lebih mengenal Allah ketika kita mengalami tragedi yang mengakibatkan penderitaan ? Bagaimana kita bisa lebih mengenal Allah ketika kita sedang mengalami masalah ekonomi ? Bagaimana kita bisa lebih mengenal Allah ketika kita ditinggalkan teman baik ? Bagaimana juga kita tetap bisa lebih mengenal Allah ketika sedang makmur ?

Marilah kita merenungkan bahwa yang terindah di dalam hidup ini adalah mengenal yang Mahakudus dan dikenalNya.

Jeffrey Lim
mailto:limpingen@gmail.com
28 Februari 2007

Guang Zhou

Read More ....

Monday, February 26, 2007

Berperang mengalahkan Goliat-goliat besar di dalam hidup kita

Berperang mengalahkan Goliat-goliat besar di dalam hidup kita
Jeffrey Lim

Lihat dan Baca 1 Sam 17

Latar belakang
Daud adalah seorang yang dinamakan “a man after God’s heart”. Daud adalah seorang yang dekat dengan Tuhan. Tuhan sendiri menyebut nama Daud. Pribadi Daud adalah seorang yang pemberani dimana sewaktu kecil dia sudah mengalahkan singa. Hidup Daud berada di konteks peperangan dan penuh pergumulan kekerasan. Sewaktu muda Daud sudah berperang melawan Goliat yang raksasa ( 1 Sam 17 ). Akibat keberhasilannya Saul membenci Daud dan ingin membunuhnya ( 1 Sam 18:11 ). Saul menyerang Daud beberapa kali sehingga Daud melarikan diri ( 1 Sam 19 ). Betapa mengerikan dan menakutkan seorang muda dikejar-kejar oleh pasukan kerajaan. Daud sampai berpura-pura gila karena takut dibunuh ( 1 Sam 21:10 ). Dia terus melarikan diri bersembunyi ke gua, padang gurun yaitu di tempat-tempat sulit. Hidup Daud penuh dengan peperangan dengan orang Gesur, Girzi dan Amalek ( 1 Sam 27 ). Setelah Daud jadi raja juga hidupnya masih dalam peperangan. Peperangan dengan Isyboset ( 2 Sam 2 ), dengan orang Yebus (2 Sam 5 ), dengan orang Filistin ( 2 Sam 5 ), dengan banyak suku ( 2 Sam 8 ), dan dengan bani Amon dan orang Aram ( 2 Sam 10 ). Singkatnya hidup Daud adalah hidup yang berjuang, berperang dan hidup yang keras bahkan sampai anaknya sendiri Absalom ingin membunuhnya dan mengejar Daud.
Karena banyak pengalaman pergumulan maka Daud banyak menulis Mazmur. Dia adalah seorang yang berbijaksana dan banyak merenung. Kita melihat bahwa Daud dipakai Tuhan luar biasa walaupun ada cacatnya. Dan pada saat ini kita hendak merenungkan peperangan Daud melawan goliat dan prinsip-prinsip yang bisa kita pelajari di dalam peperangan rohani di dalam hidup kita, yaitu melawan Goliat-goliat besar di dalam hidup kita

Latar belakang Cerita
Setelah bangsa Israel memasuki tanah perjanjian dipimpin oleh Yosua maka tibalah jaman hakim-hakim. Di jaman hakim-hakim, bangsa Israel berbuat sesuai dengan apa yang diinginkannya dan jaman ini jaman yang kacau. Jaman ini kacau karena tidak ada pemimpin rohani. Dan jaman ini kacau karena bangsa Israel sudah besar dan tidak ada yang mengaturnya. Maka hakim demi hakim memimpin tetapi hakim demi hakim juga karakter moralnya banyak yang tidak baik.
Kemudian sampai pada hakim terakhir Samuel, bangsa Israel disini meminta raja kepada Tuhan supaya sama seperti bangsa-bangsa lain. Tuhan berduka karena mereka menolak Dia. Sebenarnya bukan permintaan raja menyedihkan hati Tuhan karena Tuhan juga mempunyai rencana untuk membangun kerajaan. Tetapi yang salah adalah motivasi dan juga waktunya dan juga orang pilihan Tuhan. Motivasinya adalah mau menjadi seperti bangsa-bangsa lain dan Tuhan ingin Israel berbeda dengan bangsa lain. Kedua adalah waktu Tuhan belum saatnya. Dan ketiga adalah orang pilihan Tuhan adalah bukan Saul tetapi Daud.
Pada masa Pemerintahan Saul bangsa Israel sedang berperang melawan orang Filistin. Saul pada saat itu tidak taat dan dia menjadi ditinggalkan Tuhan. Dan Daud yang kecil diurapi menjadi Raja.

Isi cerita dan pelajarannya

Kemudian tiba saat orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang. Sewaktu berperang, dari orang Filistin keluar satu pendekar yang bernama Goliat. Pendekar ini bertubuh raksasa dan bersenjata serta pakaian perang yang lengkap. Dia menantang Israel. Mungkin Goliat ini bisa dibandingkan dengan Zhang Fei di dalam cerita Sam Kok tetapi dengan badan yang lebih besar. Yang jelas menakutkan.

Pelajaran pertama : Hidup kita menghadapi Goliat-goliat besar yang menakutkan
Di dalam hidup yang penuh dengan pergumulan ini, kita juga menghadapi Goliat-Goliat yang menakutkan. Dia menantang kita berperang dan menindas kita. Dia berteriak-teriak dan membuat kita ketakutan. Goliat itu adalah iblis. Dan Goliat itu juga mengambil banyak bentuk : Goliat ketakutan, Goliat kecemasan, Goliat kedagingan kita yaitu bagian dari natur kita yang berdosa seperti kecongkakan, hawa nafsu, egoisme, ketamakan, dll.
Alkitab mengajarkan bahwa peperangan kita adalah bukan melawan darah dan daging tetapi melawan penguasa angkasa yaitu roh-roh jahat. Hidup kita adalah dalam konteks peperangan. Hidup ini berperang demi Allah melawan diri, dunia dan setan.
Goliat ini menantang perang satu lawan satu untuk mewakili Israel dan Filistin berperang. Jika seseorang dari Israel mengalahkan Goliat maka orang Filistin akan menjadi hamba Israel. Demikian sebaliknya.
Dicatat respon Saul dan segenap Israel adalah cemas dan ketakutan.

Pelajaran kedua : Tidak mengenal kebenaran. Tidak mengenal sejarah. Tidak mengenal diri dan mengenal lawan... Terutama tidak mengenal Tuhan.
Sun Tzu mengatakan bahwa di dalam peperangan harus mengenal diri dan mengenal lawan. Bila mengenal diri tidak mengenal lawan maka kemungkinan menang 50%. Jika mengenal lawan tetapi tidak mengenal diri maka kemungkinan menang 50%. Jika mengenal diri dan lawan maka seratus kali peperangan, seratus kali menang.
Saul sedang ditinggalkan Tuhan. Dia sendiri tidak mempunyai konsep diri yang benar. Seharusnya dia sadar bahwa dia Raja Israel dan Israel adalah bangsa pilihan Allah dan Israel adalah membawa nama Allah. Allah sendiri menyertai Israel. Seperti Dia sudah berperang bagi bangsa Israel ketika melawan Mesir, Tuhan akan berperang melawan musuh Israel. Tetapi Saul tidak menyadari kebenaran Firman ini. Dia tidak menyadari sejarah. Dia tidak merenungkan Firman Tuhan. Dia juga tidak mengenal dirinya sebagai yang diurapi Tuhan. Dia tidak mengenal bahwa lawannya begitu kecil dimata Tuhan yang besar. Semua ini karena dia tidak mengenal Tuhan.
Di dalam hidup kita ketika kita sedang berperang melawan Goliat-Goliat besar, kita perlu menyadari kebenaran Firman Tuhan dan mengenal diri dan lawan serta mengenal Tuhan yang berperang buat kita.

Pada saat yang lain, Daud yang masih kecil itu sedang menggembalakan domba. Sampai satu saat dia diminta Isai ayahnya untuk membawa gandum ke perkemahan. Dan pada saat dia bangun pagi-pagi dan pergi sampailah ia ke perkemahan ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang.
Saat itu Goliat menantang dengan kata-kata tadi dan Daud mendengarnya. Ketika Tetapi respon orang Israel menggemaskan Daud yang percaya Tuhan. Mereka lari dengan sangat ketakutan. Akhirnya Daud panas dan berani untuk melawan Goliat. Karena siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup ? Ketika Daud dipanggil Saul, Daud mengatakan supaya mereka jangan tawar hati dan dia akan pergi melawan orang Filistin. Tetapi Saul mengatakan bahwa Daud tidak mungkin menghadapi orang Filistin itu sebab dia masih muda dan Goliat sejak mudanya telah menjadi prajurit. Tetapi Daud berkata sudah terbiasa mengalahkan singa atau beruang yang menerkam dombanya.

Pelajaran ketiga :
Daud sebagai seorang gembala yang memelihara dombanya berkuasa dan Dia juga sadar bahwa Yahweh adalah gembala yang berkuasa yang akan melindungi dombanya.
Daud sendiri menulis mazmur 23 Tuhan adalah gembalaku. Dia mengerti bahwa tugas gembala adalah menjaga kawanan dombaNya. Gembala itu bersenjatakan gada untuk menghalau musuh. Daud sendiri memperhatikan domba-dombanya. Dia adalah gembala yang baik. Karena itu dia mengerti bahwa Yahweh adalah gembala yang baik yang akan memelihara domba-dombaNya, menjaga mereka bahwa ketika mereka menghadapi musuh dan menghadapi bayang-bayang maut.
Pelajaran keempat :
Daud mempunyai pengalaman hidup dilatih berperang di dalam kehidupan sehari-harinya.
Juga Daud mempunyai pengalaman bersama dengan Tuhan Allah mengalahkan binatang buas. Sebelum berperang sebenarnya Allah sudah melatih dia di dalam pre training untuk berperang. Daud sudah mahir berperang. Dia bukan anak hijau di dalam berperang. Hanya latihannya adalah kehidupannnya yang natural yaitu kehidupan sebagai gembala yang melindungi kawanan domba dari binatang buas.
Daud melihat konteks hidupnya dilatih oleh Tuhan Allah untuk berperang. Dia sadar dirinya dilindungi Tuhan di dalam berperang. Dia berkata „Tija muamh telah melepaskan aku dari cakar singa dan beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu“. Setelah Daud sudah sering berperang dia pun menulis Mazmur 18 dimana dia merefleksi sadar dia dilatih perang oleh Tuhan Allah.
“Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita ? Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukitl yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga“ ( Maz 18:32-35 )
Pelajaran bagi kita adalah Tuhan melatih diri kita juga untuk berperang. Tetapi kehidupan perang kita itu dilatih dari kehidupan kita yang natural setiap hari. Yang setiap hari melawan kesulitan-kesulitan kita. Karena itu pengalaman sehari-hari di dalam hidup kita mengatasi singa-singa dan beruang-beruang adalah pengalaman untuk melawan Goliat-Goliat di dalam hidup kita.
Training untuk menjadi tangguh di dalam hidup adalah bukan biara tetapi hidup kita sehari-hari yang penuh dengan pergumulan dan tantangan. Jangan mengharapkan peperangan yang besar-besar dan kita menang. Setiap hari adalah peperangan yang dibawa ke dalam peperangan yang lebih besar. Kemenangan peperangan besar adalah karena pengalaman natural yang sudah kita alami bersama Tuhan.

Saul lalu mengenakan baju perangnya kepada Daud. Tetapi semuanya itu tidak bisa dipakai karena Daud terlalu kecil. Dia kemudian menanggalkannya. Lalu Daud mengambil tongkatnya ditangan, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantungnya. Demikian Daud mendekati Goliat.

Pelajaran kelima : keberanian berperang disaat melawan musuh yang bersenjata lengkap

Kalau kita membaca cerita silat, salah satu yang membuat kita terkesan adalah oleh satu nilai yang disebut keberanian. Di dalam Filsafat Yunani, keberanian adalah salah satu nilai kebajikan atau virtue yaitu Courage.
Kalau kita membawa cerita pahlawan, cerita yang berkesan bagi kita adalah keberaniannya untuk berperang dan rela berkorban demi bangsa negara. Di dalam patriotisme, di dalam dunia yang penuh dengan peperangan, nilai keberanian yang disertai dengan kebenaran di junjung tinggi.
Daud dalam hal ini berani menghadapi lawannya. Dia adalah seorang berjiwa pendekar yang berani berperang sampai nyawa mati. Dia adalah seorang yang berjiwa pahlawan, seorang yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya yaitu Israel walaupun mungkin bisa mati.
Di dalam hidup kita juga kita harus mempunyai kebenarian untuk menghadapi lawan kita. Kita tidak boleh menyerah dan pengecut. Hidup ini bukan untuk lari. Hidup adalah untuk menghadapi peperangan. Hidup harus berani. Harus berjiwa pendekar dan berjiwa pahlawan.
Tetapi bagaimana Daud sampai mempunyai keberanian ketika melawan musuh yang jauh lebih besar ? Bagaimana Daud sampai mempunyai kebenarian menghadapi musuh yang bersenjata lengkap ? Sebelum membahas lebih jauh mari kita saksikan cerita berikutnya

Goliat kian dekat menghampiri Daud dan ketika Dia menujukan pandangannya ke arah Daud serta melihat dia, maka dihinanya Daud karena masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat menyindir bahwa apakah Daud mau mengusir anjing dengan menggunakan tongkat. Mereka mengkuti Daud. Tetapi Daud berkata “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN Semesta alam. Allah segala barisan yang kau tantang itu.“

Pelajaran keenam :
Daud mengenal kebenaran, mengenal Firman, mengenal sejarah, mengenal dirinya, mengenal musuhnya dan diatas semuanya itu mengenal TUHAN ALLAH.
Mengapa Daud sampai berani melawan Goliat ?
Karena dia mengenal kebenaran Firman Tuhan
Darimana kita tahu hal ini ? Daud adalah seorang yang dekat dengan Tuhan Allah. Dia bisa dekat dengan Tuhan Allah karena dia merenungkan Firman Tuhan tentunya. Hidupnya terus merenungkan Firman sehingga berbuah dan menghasilkan banyak mazmur. Karena dia merenungkan Firman Tuhan dia sadar bahwa dari sejarah Israel Tuhan berperang melawan musuh umatNya. Dia juga sadar bahwa Tuhan adalah warrior. Lebih dari itu di dalam ayat ini dikatakan dia mengenal Tuhan sebagai semesta alam. Di dalam terjemahan Inggrisnya lebih tepat yaitu God of the armies of Israel. Dia sadar bahwa Tuhan adalah Allah pasukan Israel.
Daud juga menyadari akan kemenangan itu bergantung kepada Allah bukan kepada senjata.
Amsal mengatakan bahwa “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan Tuhan“ ( Amsal 21:31 ). Walaupun senjata musuh begitu lengkap tetapi Daud mengingat bahwa kemenangan adalah di tangan Tuhan Allah. Goliat boleh bersenjata lengkap, pedang dan lembing tetapi Daud beriman bahwa Allah akan membawa kemenangan di dalam peperangan yang dia hadapi. Karena Daud menyadari dia berperang atas nama Allah maka ia berani.
Di dalam hidup kita, kita menghadapi musuh yang lebih berpengalaman dari kita. Dia sudah berpengalaman berabad-abad dan biasa menipu manusia dengan kebohongannya. Kita menghadapi musuh yang bersenjata lengkap. Kita sendiri hanya seorang yang tidak berpengalaman seperti musuh kita. Kita juga menghadapi diri sendiri yang begitu rumit dan licik. Tetapi kita mempunyai Tuhan yang berdaulat atas kemenangan atas peperangan. Kita harus berani melawan musuh kita.
Daud menyadari bahwa Goliat kecil
Daud memang lebih kecil daripada Goliat, tetapi Tuhan Allah lebih besar daripada Goliat. Siapakah yang kecil ? Yaitu Goliat.
Musuh kita mungkin besar tetapi Allah kita jauh lebih besar. Dia adalah Allah pencipta langit dan bumi. Dia adalah pencipta sedangkan musuh kita adalah ciptaan. Allah adalah berdaulat penuh atas dunia ini sedangkan musuh kita begitu kecil di mata Allah. Daud menyadari kebesaran Allah maka dia berani. Kita juga harus menyadari kebesaran Allah dan berani.

Daud kemudian berkata “Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu. Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar supaya seluruh bumi tahu bahwa Israel mempunyai Allah

Pelajaran ketujuh : Daud mempunyai kepercayaan diri yang kuat di dalam peperangan bahwa dia pasti menang.
Daud mempunyai kepastian yang begitu besar akan kemenangan karena dia beriman pada Tuhan Allah. Orang yang dekat dengan Tuhan Allah mempunyai kepercayaan diri yang besar di dalam peperangan melawan musuh Allah karena sadar Tuhan begitu dekat dengannya. Daud punya percaya diri dalam berperang karena Daud menyadari bahwa dia benar dihadapan Allah dan Allah berkenan serta menyertai dia.
Iman terhadap Allah dan FirmanNya membuat orang percaya mempunyai percaya diri di dalam peperangan. Iman bahwa kita sudah dibenarkan dihadapan Allah karena pengorbanan Yesus Kristus mempunyai kekuatan bagi kita untuk percaya diri. Kita bukan lagi orang berdosa dihadapan Allah tetapi orang benar. Semua kebenaran ini karena Yesus Kristus mati bagi dosa kita dan memberikan kebenarannya kepada kita. Karena kebenaran Yesus diberikan kepada kita yaitu karena ketaatanNya yang menanggung dosa dan menjalankan hukum Taurat dengan sempurna maka kita adalah orang benar. Sebagai orang benar kita sadar bahwa kita diposisi Allah. Bila Allah di pihak kita siapakah lawan kita ? Karena itu tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah sebab Allah beserta dengan orang pilihannya.

Daud berkata “Dan supaya segenap jemaah tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami“

Pelajaran kedelapan : Tujuan dari peperangan rohani adalah supaya nama Tuhan dimuliakan
Daud mengerti bahwa kemenangan yang ia raih adalah bukan untuk dirinya tetapi untuk kemuliaan nama Tuhan. Nama Tuhan harus dimuliakan di dalam segala hal dan situasi. Demikian juga di dalam kemenangan atas peperangan rohani. Dengan kemenangan, maka orang-orang akan tahu bahwa Tuhanlah yang menyelamatkan.
Di dalam hidup kita melawan Goliat-goliat besar, kita harus sadar bahwa kita akan menang untuk kemuliaan nama Tuhan. Kita harus menyatakan bahwa Tuhan adalah juruselamat yang menyelamatkan di dalam peperangan dan harus menyatakan bahwa The Battle belong to the LORD. Perang itu milik Tuhan. Jadi ketika perang itu menang maka Tuhan yang dimuliakan sebab Tuhan berperang. Dan Dia berperang untuk kita. Namanya akan dimuliakan.

Kemudian Goliat maju untuk menemui Daud dan Daud berlari ke barisan musuh menemui Goliat. Pertempuran pun terjadi ! Daud mengambil batu dari kantungnya dan melempar batu dan GOAL. Kena ! Dahi Goliat tertanam batu dari Daud dan dia terjerumus dengan mukanya ke tanah. Dengan demikian, Daud mengalahkan orang Goliat itu dengan batu. Ia mengalahkan dan membunuhnya, tanpa pedang ditangan.

Pelajaran kesembilan : Kemenangan Daud adalah hasil iman dan perbuatan sebagai buah iman.
Dengan semua iman dan kepercayaan yang Daud miliki, selanjutnya adalah tindakan. Mempunyai iman tetapi tidak ada perbuatan sama saja mati. Iman yang hidup adalah iman yang dilakukan. Iman bukan saja mengetahui, dan menyetujui kebenaran Firman Tuhan tetapi juga bersandar kepada Firman Tuhan.
Di dalam hidup yang penuh dengan peperangan rohani ini, kita perlu mempunyai iman untuk mengalahkan musuh kita.




Kesimpulan

Di dalam hidup ini, kita menghadapi Goliat-goliat besar yaitu musuh-musuh kita. Entah itu ketakutan, kekuatiran, dosa, hawa nafsu, godaan, kecongkakan, kesombongan, cinta materi, egoisme. Kita harus berperang melawannya. Kita harus mempunyai iman.
Puji Tuhan ! Bahwa Tuhan kita Yesus Kristus mengatakan bahwa “tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia“ ( Yoh 16:33 ). Kristus sendiri sudah berperang untuk kita dan kemenangan itu telah berada di tangan kita. Karena itu kita harus mengklaim bahwa kemenangan itu sudah ada dipihak kita. Kita harus mempunyai iman dan iman yang dihidupi. Majulah berperang dan jangan takut melawan musuh kita yang besar. Sadarilah bahwa Roh yang ada di dalam diri kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia ini.
Satu saat kita akan bersama-sama dengan Kristus di dalam kemenangannya yang total. Dia akan mengalahkan musuh kita dengan tuntas yaitu iblis yang akan dibuangnya ke neraka. Pada saat itu kita akan menikmati surga yang kekal bersama Dia untuk selama-lamanya. Dan disana tidak lagi ada peperangan tetapi damai sejahtera Allah untuk selama-lamanya.
Marilah maju sebab penderitaan di jaman sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan di masa depan !

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou,27 Februari 2007
Di saat bergumul melawan Goliat di dalam diri dan mempunyai iman kepada Tuhan Allah dan ingin membagikan iman itu
Seri kotbah

Read More ....

Saturday, February 24, 2007

Paradigma bekerja dan menikmati hidup menurut Pengkhotbah

Paradigma bekerja dan menikmati hidup menurut Pengkhotbah
Jeffrey Lim

“Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya”
“Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hati hatinya tidak tentram. Ini pun sia-sia” ( Pengkhotbah 2:22-23 )
Di dalam hidup manusia harus bekerja. Ini adalah hukum alam yang Tuhan sudah tetapkan. Semua harus bekerja. Tetapi ada yang bekerja secara kurang karena malas namun ada juga yang bekerja secara berlebihan. Di dalam kitab Pengkotbah pasal pertama menanyakan bahwa “apa gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari ?” ( 1:3). Semuanya sia-sia. Kedengarannya ayat ini mengajarkan pesimisme dan nihilisme dan tidak ada artinya. Tetapi bila kita renungkan bahwa keadaan manusia yang di dalam dosa dimana manusia bekerja keras namun pada akhirnya dia mati dan pekerjaannya ditinggalkan kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah ( 2:21 ). Akhirnya dia sendiri tidak memiliki apa-apa. Bahkan nama baiknya pun dari akan dilupakan (2:16 ). Ini adalah bagian dari kesia-siaan hidup.
Kemudian pada ayat pada judul diatas ditanyakan apa faedahnya berusaha dengan jerih lelah dari keinginan hati. Ini satu pengajaran hikmat yang luar biasa yaitu bahwa keinginan hati atau ambisi besar seseorang di luar Tuhan pada akhirnya pun sia-sia. Ambisi yang di luar Tuhan untuk maju, untuk bekerja, untuk memperbesar harta kekayaan, untuk meningkatkan nama, semuanya sia-sia. Bahkan banyak orang yang berambisi untuk besar namun dia tidak tentram dan sulit tidur. Ini satu ironis. Tidak bisa tidur adalah penderitaan. Dan tidur adalah anugerah.
Pengkhotbah bukan mengajarkan tidak berambisi dan tidak bekerja. Bahkan Pengkhotbah dengan jelas mengajarkan bahwa kita harus menabur benih pagi-pagi dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari ( 11:6). Ini adalah sikap yang positif. Namun Pengkhotbah hendak mengajarkan hikmat yang lebih dalam yaitu bahwa di dalam apapun yang terutama adalah takut akan Tuhan ( 12:13 ). Pengkhotbah juga mengajarkan sikap yang positif di dalam hidup dan pekerjaan yaitu menikmati hidup dan pekerjaan. “Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah” ( 2:23 ).
Kesimpulan mengenai pandangan untuk bekerja dari kitab Pengkhotbah adalah :
Kita harus bekerja dan menabur benih
Kita harus ada ambisi tetapi semuanya harus takut akan Tuhan dan untuk Tuhan bukan untuk diri sendiri.
Kita harus menikmati hidup dan hasil pekerjaan.
Marilah kita hidup, bekerja dan menikmati pekerjaan di dalam anugerah Tuhan ! Jerih lelah mu bersama Tuhan tidak sia-sia.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 25 Februari 2007
Seri renungan singkat : Ketika tidak bisa tidur karena memikirkan pekerjaan dan juga disadarkan oleh Firman Tuhan.

Read More ....

Benarkah bahasa roh yang ada sekarang ini ?

Dialog antara Husin dan Simon

Husin seorang mahasiswa teologi dan Simon seorang yang bergumul dengan masalah karismatik dan bahasa roh. Ikuti dialog ini

Simon: Shalom elohim
Husin: siapa nih ?
Simon: Simon ...kalo kamu pasti Husin
Husin: tahu dari mana ? dari gereja mana ?
Simon: GMS (gerja mawar sharon)
Simon: kamu?
Simon: saya baca di yahoo groups
Simon: iseng aja buka tentang artikel gerakan karismatik
Husin: ic ic....
Simon: kamu di daerah mana?
Husin: China, kamu ?
Simon: ambon. Jauh sekali yah ?
Simon: kamu dari gereja mana?
Husin: reformed injili
Simon: GRII ?
Husin: iya
Simon: gerajanya pak stephen tong kan/ ?
Husin: iya, kamu ikut join yahoo groups ?
Simon: ga
Simon: cuman kebetulan liat aja
Simon: soalnya aku tertarik ama diskusi/debat mengenai gerakan karismatik
Simon: baik di kalangan katolik maupun protestan sendiri
Husin: ic
Simon: kalo pendapat kamu gimana mengenai hal ini?
Husin: dari segi apa ?
Simon: terserah
Husin: aku pribadi pernah ke gereja karismatik..... ketika di sydney ... selama bulan bahkan pernah tinggal di rumah pdt. samuel di sydney yaitu gereja bethany. Banyak hal pengajaran karismatik tidak jelas dan membingungkan
Simon: seperti apa?
Husin: misalnya berbahasa roh
<
Simon: ok
Husin: jujur bicara apakah kita yakin sungguh kita yang berbahasa roh berbahasa dari Tuhan ? tapi akhirnya saya bergumul banyak dengan masalah ini dan puji Tuhan ada penyelesaian. Karena saya juga bergumul dengan soal ajaran yang biblical
Husin: saya sendiri beberapa kali mau minta penyembuhan dari gereja karismatik tetapi Tuhan tidak ijinkan saya sembuh namun akhirnya menemukan iman yang benar, iman yang berdasarkan pada prinsip yang biblical
Husin: tadi kamu bilang shalom elohim ngerti ngaak maksudnya ?
Simon: kurang lebih artinya damai sejahtera Allah bagi kamu
Simon: eh mengenai bhs roh,,kamu pernah mengalaminya gak?
Husin: yah kalau coba-coba sih bisa aja kalau bahasa roh yang ada sekarang ini.... setiap orang juga bisa dilatih ... ikuti aja keinginan hati kita mau kemana ....
Husin: itu bahasa roh yang kita lihat sekarang tapi masalahnya apakah itu bahasa roh yang Alkitabiah ?
Simon: maksud kamu bhs roh dipelajari?? setahu saya itu tidak dipelajari. Soalnya aku pernah mengalaminya
Husin: tapi jujur aja sama diri sendiri.... apakah pasti bunyi yang kita keluarkan dari mulut kita itu sungguh-sungguh kita mengerti artinya ? apakah hanya mistik saja ? apakah kita mengerti dengan jelas artinya ? ataukah perasaan kebergantungan pada oknum yang BESAR dan TRANSENDEN tapi kita tidak mengerti artinya ....
Simon: ya saya juga ga tau
Simon: yg pastinya itu nyata ada
Husin: Alkitab mencatat bahasa roh itu ada tapi bahasa roh di Kisah para rasul membuat semua orang mengerti bukan tidak mengerti .... disana adanya kejelasan dan adanya pencerahan akan Firman
Simon: setahu saya ada dua jenis
Simon: 1. bahasa lidah yg dimengerti (bhs cina,bhs arab,bhs ibrani,dll)
Simon: 2. bhs lidah yg sama sekali tidak dimengerti baik oleh yg mengucapkannya maupun yg dengar
Husin: ok... bila kita setuju ada jenis.... yang jelas prinsip yang Paulus katakan di dalam kitab Korintus adalah bahwa bahasa roh harus ada yang interpretasikan kalau tidak semua bunyi yang tidak karuan maka orang luar akan lihat orang Kristen seperti orang gila ( ini menurut Korintus )
Simon: ya makanya harus ada ketertiban
Husin: bukan saja harus ada ketertiban... hanya atau orang dan harus ada yang menafsirkan
Simon: ya benar
Husin: Alkitab mengatakan bahwa bahasa roh itu tanda untuk orang yang tidak beriman... sedangkan bahasa bernubuat ( atau membicarakan Firman ) adalah tanda untuk orang yang beriman
Simon: yup
Husin: Paulus sendiri berbahasa roh tetapi dia lebih memilih berkata bahasa manusia yang bisa dimengerti daripada bahasa roh dan bahasa roh membangun diri tetapi tidak membangun jemaat sedangkan bahasa Firman membangun jemaat
Husin: jadi fokus orang Kristen bukan pada bahasa roh dan pengalaman pribadi tetapi kepada Firman...bukan membuat semua jadi kabur dan mistik tetapi membuat semua teriluminasi
Simon: tapi bhs roh perlu untuk membangkitkan/membangun org yg mengucapkannya
Husin: kalau orang itu sendiri tidak mengerti... membangun bagaimana ? apakah yakin anda mengerti apa yang anda ucapkan ?
Simon: tidak mengerti
Husin: atau perasaan mistis dan perasaan kebergantungan kepada yang TRANSENDEN ?
Husin: Paulus berkata aku berdoa dengan roh ku dan aku berdoa dengan akal budi ku
Husin: jadi berdoa itu musti mengerti
Simon: namun Roh yg mengerjakannya dalam keluhan yg tidak terucapkan
Husin: Paulus berdoa dengan akal budinya dan berdoa dengan rohnya jadi musti mengerti kalau tidak mengerti artinya mistik dan itu hanya perasaan kebergantungan pada SOMETHING
Husin: iman timbul dari pendengaran akan Firman dan iman kita bukan dari mistik
Husin: tapi dari Firman yang bisa dimengerti
Simon: tapi itu terjadi nyata dalam kehidupanku
Husin: kalau itu terjadi di dalam kehidupanmu..... kamu coba iringkan dengan prinsip Firman
Simon: yup
Husin: karena pengalaman supranatural bukan saja bisa dialami oleh orang Kristen
Simon: yup
Husin: orang bukan percaya ( saya percaya anda orang percaya ) pun bisa mengalaminya bahkan orang kafir .... jadi pengalaman yang berbahasa roh itu juga ada di lakukan oleh para dukun dll
Husin: mereka berbahasa yang tidak dimengerti dan itu adalah mistik adanya tetapi Firman Tuhan membuat semuanya jelas
Simon: oh tidak yg dukun ucapkan di sebut mantra
Husin: aku mengerti
Husin: tapi ada pengalaman supranatural yang dialami paranormal dan orang-orang mistik menyerupai
Husin: kenapa bisa terjadi demikian ? karena diri ingin mengalami dan haus akan spiritual maka membuka pintu hati selebar-lebarnya
Simon: Allah kita adalah Roh di dunia ini ada roh yg bertolak belakang
Husin: betul
Simon: yaitu Roh Allah dan Roh Iblis
Husin: tetapi pengalaman spiritual orang percaya adalah membawa kepada kejelasan akan pengertian Firman bukan pengaburan
Husin: sedangkan roh jahat membuat pengaburan... ketika kita sedang mengalami pengalaman supranatural seharusnya membuat kita makin mengerti Firman dan kita sendiri mengerti
Husin: bukan pengalaman mistik yang dialami
Simon: tapi Allah kita adalah Allah yg adikodrati
Husin: betul
Husin: Dia sendiri adalah Transenden
Simon: dan iblis ingin mengaburkan hal ini
Husin: tapi Dia menyatakan diriNya
Husin: dan membuat kita mengerti
Simon: ya
Husin: apakah pengalaman anda sendiri membuat anda mengerti Firman ?
Husin: apakah bahasa roh yang anda alami anda sendiri mengerti ?
Simon: tapi Roh seperti angin
Husin: itu konteks dalam Yoh .... maksudnya adalah orang yang lahir baru
Simon: saya sendiri tidak mengerti akan hal itu...
Husin: orang yang lahir baru itu karena pekerjaan Roh dan Roh sendiri seperti angin yang datang begitu saja
Husin: tetapi itu konteks lahir baru bukan konteks bahasa roh
Husin: kamu baca dengan jelas pasal itu yaitu Yoh 3
Husin: itu konteks nikodemus menanyakan Yesus
Simon: yup benar
Husin: Yesus bilang jika kamu tidak dilahirkan kembali kamu tidak dapat melihat kerajaan Allah
Husin: sedangkan bahasa roh dan lahir baru itu peristiwa yang berbeda
Simon: ya
Simon: bahasa roh hanya dapat dialami oleh org yg telah lahir baru
Husin: kemudian prinsip di dalam Alkitab adalah Roh Kudus akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran.... setuju ? memimpin ke dalam seluruh kebenaran adalah membuat orang makin mengerti Firman
Simon: ya setuju
Simon: itu yg mau ku bilang
Simon: setelah mengalami "bhs roh"
Simon: ada sesuatu yg beda dlm hidupku ... tujuannya supaya nama Tuhan dipermuliakan...dan kita dimampukan untuk menjadi saksi mulai dari yerusalem ,yudea,samaria,sampai ke ujung bumi
Husin: pertama
Husin: kesaksian kita sendiri mengenai bahasa roh
Husin: Alkitab sendiri mengatakan bahasa roh itu untuk membangun diri
Husin: kalau kita terus memberitakan hal pengalaman kita
Husin: itu tidak membangun orang lain maksudnya pengalaman bahasa roh
Simon: setuju
Husin: karena yang membangun adalah bahasa yang bisa dimengerti
Husin: kalau anda merasa anda sudah memiliki bahasa roh yang sejati... itu adalah iman anda sendiri
Simon: ya
Husin: ujilah sendiri tapi tidak perlu diceritakan sebab tidak akan membangun
Simon: karena iblis bisa menyamar sebagai malaikat terang kan?
Husin: bahkan orang yang mengalami pengalaman bahasa roh.......... pengujiannya sulit
Husin: tetapi bahasa yang bisa dimengerti alias Firman bisa diuji
Simon: yup
Husin: jadi kalau anda mengalami pengalaman itu, simpan saja
Husin: akhirnya bahasa yang bisa dimengerti yang lebih bisa diuji
Husin: dan kalau anda perhatikan di dalam kitab Korintus
Simon: tapi memang yg satu itu gak bisa dimengerti
Husin: karena itu tidak membangun jemaat bahkan menyaburkan
Simon: kecuali Roh Kudus yg memakai org percaya lain untuk menafsirkannya, bahasa roh tidak membangun jemaat sama sekali tetapi nubuat/bhs roh yg ditafsirkanlah yg membangun jemaat
Husin: Paulus sendiri membandingkan bahwa bahasa yang dimengerti lebih penting
Husin: coba baca 1 Korintus
Simon: ya
Simon: makanya sekarang ini aku lagi bergumul
Husin: kalau Simon banyak bergumul, kamu banyak bergumul sama Firman bukan sama bahasa roh dan doa kamu lebih baik doa yang bisa dimengerti
Husin: kamu sendiri mengerti dan juga orang lain mengerti
Husin: semua dibangunkan dan makin bertumbuh dalam Firman dan makin mengerti
Simon: ya benar
Husin: semua makin mengenal Firman, makin mengerti. jadi fokuskan saja pada Firman dan pada bahasa yang bisa dimengerti
Simon: itu yg terpenting dr segalanya
Husin: itu lebih tinggi nilainya iya
Husin: aku sendiri juga pernah mengalami pengalaman supranatural yang sulit dijelaskan. Husin: tapi aku simpan sebab aku tidak mengerti... aku pikir lebih baik bahasa Firman.... Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran itu melalui Firman
Simon: yup
Husin: yang tidak jelas jauhkan
Simon: yeah
Simon: tapi bukan berarti saya menjauhkan karunia bahasa roh yg Tuhan berikan bg saya
Husin: kamu baca lebih jelas.... dalam 1 Korintus 12-14
Husin: paulus minta supaya mencari karunia yang lebih
Husin: kalau dalam konteks 1 Korintus 12-14 sebenarnya bukan karunia kasih dimana orang yang tidak teliti salah melihatnya
Husin: tapi adalah bahasa bernubuat yaitu memberitakan Firman
Simon: ya benar itu untuk membangun jemaat
Husin: kemudian baru dijelaskan kalau kita bisa bahasa roh atau bahasa bernubuat tanpa kasih = zero
Husin: bahasa bernubuat harus yang kamu cari
Simon: hanya bahasa rohlah yg membangun pribadi
Husin: yaitu berkata-kata yang membangun jemaat
Husin: bahasa bernubuat adalah membicarakan Firman
Simon: ya dan Tuhan sedang menjawabnya
Husin: saudara banyak belajar Firman tapi jangan pakai pendekatan mistik
Husin: pakai pendekatan belajar Firman baik-baik dan dengan pertolongan Roh Kudus
Husin: kalau pakai pendekatan mistik kamu akan comot ayat
Simon: tapi sungguh bahkan kalo kita semakin mendekat kepadanya
Simon: ada bahasa yg lebih baru yg Dia tambahkan
Husin: pasti itu bahasa kasih dan bahasa Firman
Husin: bukan bahasa yang tidak jelas... setuju ?
Simon: setiap talenta/karunia akan dipertanggungjawabkan
Simon: yup
Simon: tapi juga dalam bahasa roh, setiap talenta harus terus diperlabakan dalam tuntunan Roh Kudus. Semuanya harus seimbang
Simon: di kota saya bahkan org yg dulunya gak percaya akan adanya bhs roh,,bahkan yg anti sekalipun , ada yg akhirnya mengalaminya dan menjadi percaya
Simon: sebab sebelum kedatangan Tuhan...akan tercurah hujan akhir
Husin: pengertian dari kitab Yoel itu sudah digenapi di dalam kisah para rasul
Husin: coba baca kisah para rasul ketika dikatakan teruna-teruna akan bernubuat
Husin: di dalam kisah para rasul dituliskan
Simon: ya
Husin: maka genaplah Firman yang disampaikan di dalam kitab Yoel
Husin: setahu aku peristiwa pentakosta dan yang sekarang jauh berbeda
Husin: di pentakosta semua orang mengerti sekarang orang tidak mengerti
Husin: itu berbeda ....
Husin: prinsip yang digereja sekarang itu semua berbahasa roh dan orang-orang tidak mengerti
Husin: orang luar dengar bisa bilang orang gila ( menurut Kor )
Simon: ok
Husin: yang ada di gereja-gereja sekarang itu..... bukan seperti yang di 1 Korintus
Husin: kamu selidiki coba
Simon: yup
Husin: di gereja orang berbahasa roh lebih dari 2-3 orang bahkan massal
Husin: dan tidak ada yang mentafsirkan
Simon: yup
Husin: bahkan ada beberapa kasus yang ditafsirkan ternyata itu sandiwara
Husin: kenapa fokus kepada yang tidak bisa dimengerti yang mengaburkan jemaat
Husin: bukannya pada Firman saja ?
Husin: sekali lagi bahasa roh bukan publik
Husin: kecuali di Penta kosta
Husin: bahkan yang ada di gereja sekarang adalah yang mengakibatkan kekacauan
Simon: yup
Simon: saya pikir itu mungkin keluar dari kedagingan mereka
Husin: karena itu makanya John Macarthur menulis buku charismatic chaos
Simon: bahasa roh menjadi latah
Husin: kalau soal kedagingan
Husin: tegur aja
Simon: karena keseringan ngucap
Simon: yup
Husin: tegur aja di mimbar
Simon: tapi tegur dalam kasih
Husin: masalahnya yang dimimbar juga ngaak mau tegur
Simon: yup benar
Husin: karena itu sudah jadi tradisi
Simon: tetapi itu pernah itu terjadi
Simon: kalo memang yg dari Tuhan tetap kita akan merasakan damai sejahtera
Simon: tapi kalo bukan kita rasakan yg aneh ...pernah sampai pendetanya menyetop org yg sedang berbhs roh
Simon: kamu kenal kathrin kulman?
Simon: penginjil kesembuhan
Husin: jelas prinsip Firman di dalam jemaat harus 2-3 orang ... tidak boleh massal kalau melawan itu saya tidak setuju karena itu Firman yang katakan
Simon: kecuali saat pencurahan terjadi bg jemaat seperti pd hr pentakosta
Husin: paulus tidak tulis itu setahu saya dan pencurahan hanya ada di penta kosta
Husin: 2-3 orang itu prinsip kebaktian yang paulus katakan
Simon: tapi itu terjadi bagi semua murid yg menantikanNYa
Husin: jelas berbeda dengan yang penta kosta ... di dalam pentakosta semua mengerti Firman yang disampaikan ...tetapi sekarang semua tidak mengerti ...itu berbeda
Husin: kemudian satu hal
Simon: oke
Husin: sepanjang sejarah gereja setelah timotius kejadian mengenai pengalaman seperti itu sudah tidak dicatat di dalam sejarah gereja selama puluhan abad
Simon: ya benar
Husin: saya percaya itu karena Alkitab perjanjian Baru sudah selesai ditulis
Simon: dan Tuhan kembali memulihkannya
Husin: bukan begitu permasalahannya
Husin: walaupun pada jaman setelah timotius tidak ditulis
Simon: untuk memperlengkapi org percaya
Husin: tetapi injil terus menyebar ke seluruh dunia. bahkan sampai pada reformasi
Husin: dari abad pertengahan sampai jaman reformasi, injil terus menyebar...: jadi efek dari pentakosta itu bahwa injil disebarkan ke yerusalem, yudea, samaria dan seluruh bumi berjalan
Simon: ya
Husin: efek injil itu dari darah martir dan dari kesaksian orang percaya dan iman timbul dari pendengaran akan Firman
Simon: ya benar
Husin: selama abad-abad setelah pentakosta Tuhan terus bekerja dan jelas bahwa kalau di jaman-jaman abad sekarang sepertinya mau mengikuti jaman pentakosta lagi yang tidak terulang lagi..... kenyataannya fenomenanya berbeda ... di jaman penta kosta semua orang mengerti Firman yang disampaikan dan di jaman ini semua orang bernubuat dan semua tidak mengerti
Husin: apakah anda sendiri mengerti apa yang anda nubuatkan ? apakah orang disebelah kiri kanan anda juga mengerti apa yang anda nubuatkan ? ataukah anda mengerti apa yang orang lain katakan ? itu jelas berbeda...berbeda dengan pentakosta ....karena itu tidak bisa disamakan .... kalau tidak bisa disamakan kenapa harus disamakan
Husin: dan prinsip 1 Korintus kembali tidak ditaati
Husin: Kalau peristiwa pencurahan begitu penting dan dialami kembali sekarang... Paulus pasti sudah menulisnya
Simon: nubuat kan dimengerti
Simon: ya karna dalam bhs yg dimengerti(indonesia)
Simon: sbab apa yg pernah ada akan ada lagi
Husin: itu kata siapa ? dan konteksnya apa ?
Husin: kalau begitu ..... apakah ada kebangkitan orang mati ?
Husin: maksudnya sebelum Yesus datang kedua kali ?
Simon: itu ada dlm Firman Tuhan
Simon: ya
Simon: pernah ada yg dibangkitkan
Husin: mengapa banyak pendeta yang cinta Tuhan sendiri pun banyak yang mati
Simon: bahkan sampai saat ini
Simon: itu rencana Tuhan yang tak dapat diselami
Simon: saat pelayanan Smith Wiglesworth bukan sedikit
Simon: bahkan ada di jakarta yg dibangkitkan Tuhan masih bekerja
Simon: sampai saatnya tiba itu akan berhenti sampai kedatangan Tuhan
Husin: coba berapa banyak yang bangkit ? Dimana buktinya secara medis ? Itu perlu dicari lagi
Husin: kembali kepada pokok pembicaraan
Husin: yang ada di gereja sekarang melanggar prinsip 1 Korintus
Husin: prinsip 2-3 orang berbahasa roh dan prinsip penafsiran dan bukan massal
Simon: yup benar
Husin: Ini bertentangan dengan Firman: kemudian.....kalau dibilang kecuali ada pencurahan ROh Kudus maka Roh Kudus sudah dicurahkan dan juga peristiwa masa lalu itu sekali dan tidak terulang. Dan kalau terulang dan penting Paulus pasti tulis
Husin: karena peristiwa itu begitu penting dan itu tidak bisa bertentangan dengan prinsip yang awal yaitu berbahasa roh 2-3 orang danbukan massal dan harus diterjemahkan
Husin: karena Alkitab sumber kebenaran tidak bisa berkontradiksi dengan dirinya sendiri kalau ada yang berkontradiksi maka adanya kesalahan
Husin: jelas bahwa yang ada di gereja sekarang.... bukan seperti yang di prinsip 1 Korintus
Husin: pertama mereka berbahasa roh massal
Husin: kedua mereka tidak ada yang menafsirkan
Husin: ketiga mereka tidak mengerti apa yang dikatakan
Husin: keempat mengakibatkan banyaknya pengaburan dan kekacauan
Husin: Allah kita sumber damai sejahtera bukan kekacauan
Husin: ini jelas tidak sesuai dengan prinsip 1 Korintus
Husin: dan kalau anda sudah tahu mengenai hal ini
Husin: anda sendiri bertanggung jawab untuk mengatakannya kepada gereja-gereja yang anda tahu
Husin: seperti saya sendiri akan mengatakannya
Simon: yap
Simon: oleh karna itulah Roh Kudus ada untuk menyempurnakan gerejaNya
Simon: kita punya beban untuk hal ini
Husin: kalau itu memang beban anda... lakukanlah
Simon: berdoa bagi Gereja Tuhan
Husin: katakan kebenaran di dalam Kasih
Husin: Speak the truth in Love
Simon: yap
Husin: yang saya sudah katakan tadi... anda pasti sudah mengerti
Simon: glory to Him
Husin: katakan kepada gereja-gereja yang tidak mengikuti prinsip 1 Korintus untuk tidak membawa bahasa roh di publik kecuali - orang dan ada yang menafsirkan dan juga menjelaskan bahwa bahasa roh itu membangun diri dan bukan jemaat
Simon: yup
Husin: seberapa jauh anda mengasihi tubuh Kristus ?
Husin: seberapa jauh anda mengasihi gereja ?
Simon: yap
Husin: anda harus menyadari bahwa membawa bahasa roh di publik itu bisa berakibat tidak membangun
Husin: sesuai dengan prinsip 1 Korintus
Husin: speak the truth in love
Husin: yang lebih tinggi karunia bernubuat ( berkata-kata dengan Firman )
Simon: yup
Husin: itu yang harus ada di dalam gereja
Simon: tapi bahasa roh pun tetap harus ada di dalm gereja
Husin: tetapi bukan untuk dipublikasikan
Simon: sesuai dgn kebenaran Firman Tuhan
Husin: dan bukan untuk disombongkan seperti yang ada di dalam ajaran sekarang
Simon: yeah
Husin: dan juga gereja sekarang mengajarkan bahwa orang yang belum bisa berbahasa roh tidak boleh pelayanan
Husin: itu salah.... salah
Simon: yeah ... benar
Husin: ada yang diberikan bahasa roh tapi bukan untuk semua orang
Husin: dan bukan untuk digembar-gembor
Simon: yeah
Husin: jelas yang tidak berbahasa roh bukan lebih inferior
Simon: benar
Husin: tetapi sekarang banyak gereja yang membuat jemaat yang tidak bisa bahasa roh menjadi minder
Husin: sudah jelas ini tidak benar
Simon: hehehehe betul
Husin: bahkan seharusnya berkata-kata di dalam bahasa Firman itu lebih superior dibandingkan berkata di dalam bahasa roh ( ini bukan kata saya tapi 1 Kor - )
Husin: dikatakan urutan karunia bahasa bernubuat .... yang lain ....: dan terakhir -> bahasa roh
Husin: kemudian dikatakan bahasa bernubuat membangun jemaat tetapi bahasa roh membangun diri sendiri makanya paulus mengatakan kejarlah karunia yang lebih utama -> yaitu bahasa bernubuat
Simon: yup
Simon: makanya aku bergumul
Husin: kalau kamu bergumul
Simon: supaya lewat saya pun jemaat dibangun
Husin: kamu baca Firman dan pengetahuan Alkitab
Husin: baca buku teologi sangat membantu
Husin: bahkan jangan anti dengan teologi
Simon: yup
Husin: sebab di jaman sejarah dahulu saja doktrin harus disistematikan untuk melawan ajaran salah
Husin mulai dari arius yang melawan doktrin Tritunggal mulai dari doketisme yang melawan doktrin natur Kristus
Simon: tapi teologi berdasarkan kebenaran Firman Tuhan,di bawah tuntunan Roh Kudus
Husin: teologi yang sudah dirumuskan oleh bapa-bapa gereja itu penting untuk menghadapi ajaran sesat
Husin: teologi itu ada dari Firman Tuhan
Husin: kalau tidak ada mereka kekristenan sudah lama kabur ajarannya
Husin: coba selidiki sejarah gereja bahwa tiap jaman ada bidat
Husin: tetapi doktrin yang dirumuskan itu penting untuk melawan bidat
Husin: kalau tidak ada doktrin Allah Tritunggal, Kristus bisa dianggap ciptaan
Husin: kalau tidak ada doktrin Kristologi, kemanusiaan dan keilahian Kristus bisa dipertanyakan ....
Husin: jadi anda kalau bergumul, anda harus belajar teologi
Husin: mungkin bagi gereja anda hal ini bisa agak anti tetapi ini penting
Husin: semua jawaban saya di atas didasarkan pada teologi dan pada Firman Tuhan
Simon: yup
Husin: karena itu ada dasar
Simon: ya
Husin: bukan sembarang comot ayat
Husin: tapi ada konteks dan juga ada latar belakang dan itu harus dipelajari
Husin: dan ingat bahwa ini proses dan saya percaya bila anda buka hati anda
Husin: dan minta Tuhan tolong
Husin: berikan bijaksana seperti Salomo
Husin: Tuhan pasti berikan sesuai dengan janjiNya
Simon: yeah
Simon: amin
Simon: haleluya
Husin: saya percaya Tuhan ijinkan anda banyak bergumul
Husin: bahkan anda harus menggumuli yang dialami karismatik sekarang ini
Simon: Tuhan pakai saya dan anda
Husin: anda harus cari kebenarannya
Husin: bukan hanya percaya begitu saja etapi ada dasarnya
Simon: semua gereja tidak ada yg sempurna
Husin: pasti
Husin: tapi Firman Tuhan sempurna
Simon: yeah
Husin: dan karena itu gereja harus dihakimi dalam terang Firman Tuhan
Husin: gitu aja masukan saya
Simon: right
Simon: ok
Simon: trims untuk bincangnya
Simon: Tuhan memberkati dan memakai anda sebagai alat
Husin: jangan anti dengan diskusi
Simon: keep on the move
Husin: jangan anti dengan berbicara Firman
Husin: karena pertumbuhan ada di dalam pembicaraan Firman
Simon: tapi saya benci debat
Simon: hehehehe
Husin: saya tidak berdebat
Simon: yup
Husin: tapi speak the truth
Simon: ok
Simon: eh kamu kerja di mana?
Husin: saya mahasiswa teologia yang sedang praktek
Husin: di China bawakan Firman
Simon: oh
Simon: pantes
Simon: yup
Simon: keep on fire
Husin: thanks
Husin: doakan saya
Simon: yup
Simon: Tuhan memberkati engkau.Ia menyinari engkau dengan wajahnya
Simon: Roh Kudus selalu ada untuk menolong ,menuntun,dan menghubur engkau
Simon: tetap setia sampai akhirnya
Simon: ada mahkota tersedia
Simon: tak ada emas ataupun perak yg dpt kuberi
Simon: tapi,,,,di dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS
Simon: engkau DIBERKATI
Simon: engkau DIPAKAI
Simon: untuk kemuliaanNYA
Husin: jangan mudah mengeluarkan kata-kata saudaraku
Simon: oke
Husin: itu perkataan imam dan juga rasul yang kamu katakan..... Tapi diluar konteks
Husin: ok deh
Husin: saya sedang belajar dari tadi
Simon: yup
Simon: oke
Simon: amien
Simon: aku cabut dulu
Simon: bye
Simon: blom makan siang
Simon: sampai lain waktu
Simon: shalom

Read More ....

Iman Yusuf

Iman Yusuf
Jeffrey Lim

“Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja” ( Kej 37:36 )

Seringkali di dalam hidup ini ada peristiwa hebat yang melanda kehidupan kita. Mungkin itu kematian seorang yang kita kasihi, ditinggalkan orang yang kita bergantung, berpindah ke lingkungan baru, jatuh miskin, dsb. Tetapi ada hal berat yang dialami oleh Yusuf. Dia dijual oleh saudara-saudaranya dan sampai ke Mesir. Pertama dia masih kecil dan lemah. Kedua dia masih bergantung kepada orang tuanya. Ketiga dia masih tidak berpengalaman. Keempat dia harus menghadapi lingkungan yang baru. Kelima dia tidak mengerti bahasa Mesir. Keenam dia harus menghadapi masyarakat baru. Beban ini sungguh tidak mudah. Pasti dia bergumul berat dan banyak susah.
Bagaimana saudara bila menjadi seperti Yusuf ? Akan putus asakah ? Bisa-bisa bunuh diri kah sampai paling parahnya ? Tetapi kita melihat dari teladan Yusuf. Dia boleh susah. Dia boleh bergumul berat tetapi dia tabah. Dan dikatakan TUHAN menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil di dalam pekerjaannya. Ini luar biasa. Yusuf mempunyai iman dan bersandar pada TUHAN di dalam situasi yang sulit dan mengembara ini. Tetapi yang lebih sulit yaitu ketika peristiwa istri potifar, dia dituduh jahat dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.
Saudara bila pernah susah kemudian naik di atas. Hati-hati. Bila sudah berada di atas dan jatuh akan sakit sekali. Bila sudah sukses kemudian gagal besar, ini berbahaya. Yusuf mengalami hal yang demikian. Dia sudah bisa menjadi seseorang yang berkuasa tetapi akhirnya dipenjarakan. Ini tidak mudah. Ini sulit. Tetapi Alkitab mencatat bahwa TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setiaNya kepadanya dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
Ada pelajaran dari kisah ini yaitu : Sebagaimana sulitnya hidup kita, ada Tuhan yang menyertai kita. Dan kita harus tabah dan beriman. Sebab kita hanya melihat sesuatu yang buruk dan sulit melihat masa depan yang Tuhan rencanakan. Penglihatan kita terhadap masa depan sangat terbatas sehingga kita bisa kuatir akan masa depan. Tetapi puji Tuhan bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Saudara-saudara Yusuf mereka-rekakan kejahatan tetapi Tuhan memakainya untuk kebaikan. Pada akhirnya karena pemeliharaan Tuhan maka Yusuf dipakai Tuhan untuk memelihara bangsa Israel di Mesir.
Kelihatannya Yusuf sukses dan jadi orang besar. Tetapi selalu ketika seseorang menjadi besar ada proses dan tangisan yang orang lain tidak lihat.
Maukah saudara menjadi orang yang dipakai Tuhan dan melewati proses ? Maukah saudara tabah di dalam menghadapi kesulitan hidup ini ? Maukah saudara percaya kepada Tuhan yang menyertai saudara ?

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
23 Februari 2007
Guang Zhou
Seri renungan singkat : Hasil diskusi dengan teman seiman

Read More ....

Hidup bukan ditentukan panjang pendeknya

Hidup bukan ditentukan panjang pendeknya
Jeffrey Lim

Bila kita melihat daftar keturunan Adam di dalam Kejadian 5, kita melihat daftar nama-nama beserta umurnya dicatat. Adam hidup mencapai 930 tahun kemudian Set hidup 912 tahun, Enos 815 tahun, Kenan 910 tahun, Mahalalleel 850 tahun, Yared 962 tahun, Henokh 365 tahun, Metusaleh 969, Lamekh 770 tahun.
Di jaman ini umur manusia begitu panjang tetapi setelah peristiwa air bah umur manusia menjadi pendek. Kita tidak akan membahas mengenai kerusakan kosmik yang mengakibatkan umur manusia menjadi pendek setelah air bah. Tetapi melihat daftar di atas kedua yang paling tinggi umurnya adalah Metusaleh ( tertinggi – 969 ) dan kedua adalah Yared ( 962 ). Di tengahnya ada seorang yang umurnya paling pendek yaitu Henokh ( 365 ).
Secara umum manusia beranggapan bila umur panjang adalah beruntung dan berumur panjang adalah diberkati. Tetapi kita melihat bahwa arti seseorang diberkati dan arti hidup adalah bukan dari panjang pendeknya. Yang paling penting adalah akhirnya. Kita melihat hidup Henokh adalah yang terpendek. Tetapi Alkitab mencatat sesuatu yang istimewa dari hidup Henokh dimana yang lain tidak dicatat yaitu Henokh bergaul karib dengan Allah. Dan kemudian Alkitab mencatat bahwa Henokh diangkat oleh Allah. Di Alkitab hanya dicatat dua orang yang diangkat naik oleh Allah yaitu Henokh dan Elia. Mereka adalah orang khusus dan mereka hidupnya dihargai Allah.
Dari pelajaran ini kita bisa belajar bahwa hidup manusia itu yang penting adalah maknanya. Hidup manusia paling penting adalah bergaul karib dengan Allah. Hidup manusia bukan ditentukan oleh panjang pendeknya. Tetapi dari bagaimana dia berelasi dengan Tuhan Allah sebagai pemberi arti hidup. Sungguh hidup ini berarti bila Allah sendiri menghargainya.
Buat apa hidup kita panjang tetapi hidup kita penuh dengan dosa ? Buat apa hidup kita panjang tetapi mengecewakan hati Allah ? Hidup Yesus sendiri adalah singkat. Hanya 33 ½ tahun. Tetapi maknanya adalah untuk selama-lamanya. Karena itu di dalam hidupmu yang singkat itu, hendak isi makna apakah ?

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou 23 Februari 2007
Renungan singkat
Dikala diskusi dengan teman dan mendapatkan pengertian

Read More ....

Belajar mengakui kelemahan itu kekuatan

Belajar mengakui kelemahan itu kekuatan
Jeffrey Lim

Belajar mengakui kelemahan itu kekuatan
Belajar menyadari kekurangan itu suatu kemajuan
Barangsiapa yang merasa diri sudah sangat maju, dia sulit lebih maju
Barangsiapa yang maju mungkin merasa diri kurang maju

Karena itu di dalam hidup yang singkat
Dimana kita semua hendak bertumbuh maju
Tidak ada jalan pesat
Semuanya butuh proses waktu

Perjalanan seratus langkah
Dimulai dari satu langkah
Perjalanan dua puluh mil
Dimulai dari satu mil

prasyarat apakah yang diperlukan untuk maju ?
Kriteria apakah yang dibutuhkan untuk maju ?

Hikmat dan bijaksana
Mau belajar dan Rendah hati
Luas hati dan besar jiwa
Terbuka dan mau dikoreksi

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou
24 Februari 2007

Read More ....

Hormatilah Ayah dan Ibumu

Orang Tua dan Anak
Jeffrey Lim

Unit dasar dari masyarakat adalah keluarga. Unit dasar dari gereja adalah keluarga, bahkan gereja sendiri adalah keluarga Allah yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak yaitu dari kumpulan keluarga. Bila keluarga hancur maka masyarakat menjadi hancur. Bila keluarga hancur maka gereja menjadi hancur. Sebab keluarga adalah unit dasar sosial. Salah satu cara iblis merusak gereja yaitu dengan merusak keluarga.

Alkitab sudah mencatat bahwa di zaman akhir, anak-anak akan melawan orang tua dan hal ini banyak kita lihat di zaman sekarang. Banyak anak yang membenci orang tuanya. Banyak keluarga yang broken home. Hubungan anak dan orang tua menjadi rapuh. Memang kalau kita sadari, di dalam konteks zaman modern, struktur kehidupan sekarang ini demikian kompleks. Demikian kompleks sampai kehidupan rumah tangga menjadi terganggu. Banyak orang tua harus kerja susah payah seharian karena biaya kehidupan yang semakin tinggi dan kehidupan yang keras sehingga anak-anak diasuh oleh pembantu di rumah. Anak-anak kurang mendapatkan kasih sayang. Ini adalah struktur kehidupan sekarang. Struktur kehidupan ini berkaitan dengan kosmos (dunia) dan memang salah satu musuh orang Kristen adalah dunia.

Tetapi bila kita merenungkan lebih dalam lagi, akar dari penyebab semuanya adalah bukan hanya dunia. Dunia hanya mempengaruhi dari luar ke dalam. Tetapi ada aspek penyebab yang lebih utama yaitu dosa manusia. Dosa manusia adalah masalah utama manusia. Orang Reformed memandang bahwa manusia sudah rusak total ( total depravity ). Lebih daripada itu, kita melihat bahwa hari demi hari manusia makin jahat. Anugerah umum makin ditarik dan manusia menjadi lebih rusak dan inilah zaman kita sekarang ini. Dosa sudah semakin menguasai manusia.

Sungguh menyedihkan sendiri bila kita melihat bahwa dosa merusak keluarga dan hubungan antara anak dan orang tua. Alkitab sudah memberikan aturan dan hukumnya tentang relasi orang tua dan anak. Alkitab mengajarkan bahwa anak harus taat dan menghormati orang tua, sedangkan orang tua harus mengasihi anak-anaknya. Ini adalah ordo yang Tuhan Allah tetapkan sejak pada mulanya. Di dalam wahyu umum, kita juga menemukan di dalam ajaran Konfusius bahwa ada aturan antara hubungan orang tua dan anak. Anak-anak harus mentaati orang tua. Ajaran ini yang menjadikan orang Chinese begitu taat kepada orang tua dan ajaran ini yang menjadikan budaya Chinese begitu menganggap ketaatan kepada orang tua adalah hal yang sangat penting. Ini adalah wahyu umum.

Di dalam wahyu khusus, ada pola dasar yang membentuk hubungan antara orang tua dan anak. Pola ini ada di dalam diri Allah Tritunggal sendiri. Allah Bapa mempunyai Allah Anak dan mereka mempunyai relasi Bapa-Anak. Pola Bapa-Anak ini adalah yang menjadikan dasar manusia mempunyai relasi orang tua dan anak. Tetapi jangan dibalik bahwa pola manusia sama dengan Allah sebab Allah adalah Roh dan tidak sama dengan manusia yang adalah daging. Allah tidak ada ibu seperti ajaran Roma Katolik yang mengatakan bahwa Maria adalah Mother (huruf besar) of God. Pola Bapa-Anak di dalam Allah Tritunggal adalah pola ideal dimana manusia harus belajar mengenai relasi orang tua-anak.

Melihat Allah Tritunggal kita dapat memahami relasi orang tua-anak. Allah Anak mentaati Allah Bapa dan Allah Bapa mengasihi Allah Anak. Ketika Yesus Anak Allah di dalam dunia, Allah Bapa juga menetapkan aturan yang harus Yesus Kristus kerjakan. Yesus sendiri taat kepada aturan BapaNya. Dia melakukan hukumNya. Dia memuliakan BapaNya. Tetapi Allah Bapa sendiri berkata dari langit di dalam peristiwa baptisan : “Inilah AnakKu yang kukasihi. Kepadanya lah aku berkenan”. Hubungan Allah Bapa dan Anak adalah hubungan Bapa-Anak yang ideal.
Tetapi manusia jauh dari ideal. Manusia sudah rusak total. Dan banyak keluarga yang berantakan. Bila kita mendengar dan melihat kehidupan sekarang, kita menemukan begitu banyaknya kerusakan yang diakibatkan oleh konflik antara anak dan orang tua.
Saya sendiri ( penulis ) di dalam hidup saya mengalami pergumulan dengan keluarga dan terutama dengan ayah saya. Ayah saya demikian keras sehingga menimbulkan kepahitan di dalam hati saya. Hubungan ayah dan ibu juga kurang baik. Tetapi kalau boleh bersaksi adalah puji syukur kepada Tuhan. Kerusakan akibat dosa manusia boleh besar tetapi anugerah Tuhan melimpah. Setelah mengalami berbagai pergumulan hidup, akhirnya keluarga saya ada rekonsiliasi. Adanya pemulihan keluarga. Dan saya ingin bersaksi satu hal : penebusan Kristus adalah untuk mekonsiliasi keluarga dan hubungan antara anak dan orang tua.
Kristus datang membawa damai ke dunia ini. Kristus datang ke dunia ini supaya manusia berdamai dengan Allah dan manusia berdamai dengan sesama, dengan alam dan dengan diri. Dalam kaitan dengan keluarga, Kristus datang supaya keluarga yang rusak dipulihkan. Kasih Kristus juga mau memulihkan keluarga anda yang rusak. Maukah anda dipulihkan. Pengampunan dan anugerahNya memulihkan hidupku sekeluarga dan juga hidupmu sekeluarga bila kau datang padaNya.
Sebelum menutup tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa bila anda mempunyai masalah konflik dengan orang tua sebagai seorang anak maka anda harus menyelesaikannya dengan Tuhan dan dengan orang tua anda. Sebab 10 perintah Allah adalah perintah yang demikian sakral yang meminta kita untuk menghormati orang tua supaya lanjut usia dan panjang umurmu ( dalam arti diberkati ). Anugerah Allah cukup bagimu dan keluargamu.

Soli Deo Gloria

Jeffrey Lim
Taipei,
27 Oktober 2006

Read More ....

Wednesday, February 21, 2007

Kesaksian panggilanku

Kesaksian panggilan menjadi hamba Tuhan
Seri Kesaksian
Jeffrey Lim

Saya bersyukur boleh menyaksikan panggilan dan anugerah Tuhan dalam hidup saya. Saya perkenalkan nama saya : Jeffrey Lim. Pergumulan saya menjawab panggilan Tuhan sungguh tidak gampang dan mengalami banyak pergumulan. Latar belakangnya Sewaktu aku belum lahir, ibuku belum punya anak laki-laki dan meminta anak kepada Tuhan serta menyerahkannya kepada Tuhan. Maka lahirlah saya dan diberi nama “En” yang artinya anugerah.
Saya mengikuti KKR anak-anak oleh Pdt. Stephen Tong dan disana saya menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi. Kembali sewaktu remaja, di retreat oleh Pak Benny Solihin saya menangis akan dosa saya dan berdoa untuk mau menyenangkan hati Tuhan seumur hidup saya. Setelah disidi dewasa, saya melayani di sekolah minggu.
Panggilan Tuhan dimulai dari saat :
Sewaktu mendengar SPIK pendeta Stephen Tong tahun 1996, saya tergerak hatinya dan terpanggil menjadi hamba Tuhan. Namun saya belum tahu bagaimana dan saya masih kecil saat itu. Sebenarnya saya bergumul berat dalam diri saya. Saya haus akan kebenaran dan merasa diri krisis. Saya juga menghadapi stress di dalam diri saya yang mulai menghantui kehidupan saya dengan segala cara. Depresi dalam ada di dalam hati pikiran saya yang tidak pernah saya kemukakan kepada siapapun. Saya cari jalan keluar dengan banyak baca buku dari teologi, filsafat, psikologi, dll. Saya merasa diri saya kosong dan juga ingin mengisi diri dengan banyak hal.
Di dalam satu pembinaan intensif oleh Pdt. Joshua Lie saya merasakan panggilan Tuhan kembali dan melihat visi menjadi hamba Tuhan secara samar-samar. Saya mulai menginjili teman-teman untuk percaya Tuhan.
Saya bergumul untuk masuk sekolah teologi dan Pdt. Hanna Tjahja mengarahkan saya untuk sekolah. Maka saya menyerahkan diri saya untuk menjadi hamba Tuhan. Ayah saya tidak setuju saya masuk sekolah teologi dan setiap hari beliau memarahi saya dan membuat saya begitu tertekan. Saya adalah seorang yang tidak begitu kuat untuk menerima tekanan dan juga saya mengalami trauma masa kecil. Jiwa saya merasa tidak aman. Akibatnya saya makin depresi berat.
Saya masuk sekolah teologi di Institut Reformed dengan kondisi depresi namun Tuhan memakai teman-teman dan saudara-saudara seiman untuk mengasihi saya sehingga saya merasa aman di dalam persekutuan. Dengan depresi saya menjalani 1 tahun sekolah teologi.
Kemudian saya diarahkan orang tua saya untuk sekolah ke Sydney dan cuti akademis . Di Sydney saya sekolah komputer dan 1 semester berjalan dengan baik. Namun karena berhenti pengobatan saya depresi dan terganggu mentalnya sehingga harus istirahat dan makan obat. Saya merasa tertekan dan kehilangan arah dan penuh ketakutan. Saya berdoa kepada Tuhan dan berjanji kalau saya sembuh saya mau menjadi hamba Tuhan. Kemudian setelah 4 bulan menjalani terapi dan makan obat, saya kembali melanjutkan sekolah. Di Sydney saya haus untuk mengenal lebih jauh kebenaran dan saya mengisi diri saya dengan membaca banyak buku teologi dan filsafat.
Di Sydney, seiring dengan kerinduan untuk mengenal Tuhan, saya tergerak untuk menginjili orang. Saya dan Alfred adik angkat saya sering menginjili ke gembel-gembel dan orang-orang dibus. Kami sering membagikan traktat dan juga selembaran-selembaran injil.
Akhirnya masa tiba saya selesai sekolah dan saya kembali ingin masuk sekolah teologi. Saya merasa hidup ini kosong dan kembali panggilan itu ada di dalam hati. Saya kembali ke indo. Di Indonesia, saya melayani di gereja di bidang komputer. Saya tergerak untuk kembali penginjilan dan saya menginjili di penjara-penjara selama 2-3 bulan.
Kemudian karena stop obat secara mendadak, di dalam 6 bulan pikiran saya kembali terganggu. Karena itu saya diistirahatkan dari sekolah teologi SAAT.
Pada saat ini di rumah saya mengalami masa-masa paling gelap dalam kehidupan saya. Pikiran dan emosi saya tidak terkontrol dan merasa tertekan sekali di dalam batin. Saya merasa jauh dari Tuhan. Saya berdoa jika Tuhan menyembuhkan saya maka saya akan melayani Tuhan dan menjadi hamba Tuhan.
Kemudian saya dipanggil Pdt. Stephen Tong ke Jakarta. Disini saya melayani di bidang komputer. Setelah kondisi saya baikan saya mengajukan permohonan untuk sekolah teologi kembali dan akhirnya saya diterima. Saya kembali mengingat doa saya untuk menjadi hamba Tuhan bila saya sembuh. Saya beriman mengenai hal ini.
Dari kesaksian ini saya ingin menceritakan anugerah Tuhan dalam hidup saya. Memang banyak kelemahan dan kesulitan yang saya hadapi tetapi anugerah Tuhan cukup. Adapun beban pelayanan di masa depan adalah menyaksikan kepada orang-orang bahwa Firman Tuhan sanggup merubah hidup manusia dan merupakan jalan keluar bagi pergumulan manusia. Saya terbeban mempelajari Firman dan juga filsafat untuk mengerti pergumulan manusia dan membawa orang mengerti kebenaran. Saya belum tahu jelasnya bagaimana tetapi saya akan berjalan ke arah sana. Baik dengan menulis maupun pemberitaan lisan.
Sekian kesaksian saya.
Soli Deo Gloria

Read More ....

Kesaksianku di Sydney

Kesaksianku di Sydney
Seri Kesaksian

Saya bersyukur kepada Tuhan boleh pergi sekolah ke Sydney. Dia mengisi hidupku sehingga saya boleh belajar bahasa Inggris, Komputer dan juga teologi. Puji syukur kepada Tuhan ketika saya kembali merenungkan apa yang Tuhan sudah lakukan dengan hidup saya selama di Sydney. Banyak suka duka, pergumulan, sukacita yang saya alami di negeri kanguru itu.
Saya bersyukur bahwa saya boleh sekolah ke luar negeri. Siapakah saya ini yang boleh mendapat kasih karunia Tuhan untuk sekolah ke Australia ? Pertama-tama saya hendak menceritakan latar belakang saya bisa sekolah di Australia. Saya akan menceritakan pergumulan saya sewaktu SMA sampai ke sekolah teologi dan sampai ke Sydney.

Di Indonesia

Dulu sewaktu SMA, saya memang pernah berharap satu saat boleh sekolah ke Amerika. Saya berharap bila saya sekolah ke Amerika saya boleh diisi kepandaiannya dan hidup menjadi lebih kaya dan limpah. Saya berpikir waktu dulu itu bahwa bila belajar ilmu pengetahuan akan memuaskan jiwa dan juga mengisi kelimpahan hidup. Maka sejak SMA saya punya pengharapan untuk sekolah ke luar negeri satu saat. Hanya saya belum tahu mau masuk bidang apa sebab saya belum tahu visi hidup saya.
Ternyata Tuhan punya jalan lain untuk hidup saya. Hati saya sewaktu SMA itu saya bergumul mencari identitas. Saya merasa hidup saya ini kosong dan saya rindu mencari sesuatu untuk mengisi hidup ini . Saya bergumul mencari arti hidup di dunia ini. Kekosongan diri ini membuat saya banyak menghabiskan diri di dalam membaca buku-buku baik buku teologi, filsafat, psikologi, managemen. Pengertian-pengertian dalam buku-buku ini memang sepertinya memberikan arah dan jalan mengenai hidup ini tapi tidak memuaskan hidupku. Dan sebenarnya saya sudah mengalami masa-masa stress di dalam mencari arti hidup, nilai hidup, tujuan hidup. Saya berharap bisa menemukan sesuatu yang memuaskan jiwa, sesuatu yang damai, sesuatu yang mantap dan pasti. Saya merasakan sesuatu di dalam diri saya ada kekosongan yang perlu diisi dengan sesuatu yang mengisi.
Didalam kekosongan saya, Tuhan oleh kasih karuniaNya menyatakan kebenaran melalui FirmanNya baik melalui kotbah, buku-buku rohani ataupun terutama dari seminar-seminar Teologi. Kebenaran ini memberikan visi kepada saya mengenai hidup. Terutama hidup itu untuk mengenal Tuhan dan melaksanakan kehendakNya. Saya merasakan bahwa hidup tanpa kebenaran Tuhan itu sia-sia. Karena itu saya makin giat belajar teologi dan juga belajar filsafat dari sudut pandang Kristen. Seminar-seminar Iman dan pembinaan iman intensif setiap bulan membuat hati saya menggebu-gebu mencari Kebenaran Tuhan. Maka saya makin rajin baca Firman dan buku rohani. Di gereja juga saya melayani sebagai guru sekolah minggu. Di pelayanan ini Tuhan mengajarkan saya untuk berdoa untuk anak-anak dan untuk melayani anak-anak. Saya juga belajar untuk banyak baca Alkitab karena saya harus mengajar anak-anak. Bersyukur kepada Tuhan bahwa saya boleh melayani anak-anak sekolah minggu dan dapat banyak berkat dari Tuhan. Sungguh sukacita ketika boleh mengenal Tuhan dan melayaniNya. Tidak ada sukacita yang lebih besar daripada ini.
Di dalam sukacita saya mencari kebenaran, saya merasakan kembali panggilan Tuhan untuk belajar teologi. Saya merasakan kehausan akan kebenaran dan melihat visi di masa depan untuk membagikan kebenaran kepada orang lain. Setelah lulus SMA, Tuhan menggerakkan hati Pdt. Hanna Tjahya untuk menawarkan saya sekolah teologi.
Dengan doa dan dukungan ibu rohani saya Pdt. Hanna Tjahya, saya kemudian memutuskan untuk sekolah teologi di Institut Reformed.
Akhirnya saya diterima di Institut Reformed sebagai mahasiswa. Namun perjalanan tidak semulus yang dibayangkan. Saya bergumul dengan stress yang saya alami sebelumnya dan juga dengan ketidak setujuan ayah saya mengenai sekolah teologi. Karena mendapat tekanan baik dari luar maupun dari dalam (diri sendiri )membuat saya menjadi depresi. Pikiran dan emosi saya mulai kacau. Namun oleh anugerah Tuhan melalui teman-teman seangkatan di Institut Reformed, saya boleh menjalani hidup dan sekolah sampai 1 tahun. Di Institut Reformed ini saya belajar banyak hal, baik secara teologi dan terutama dari persekutuan teman seiman. Saya mengalami sukacita dalam persekutuan teman seiman. Tuhan membuat teman-teman seangkatan mengasihi saya yang sedang dalam keadaan depresi.
Setelah satu tahun belajar di Institut Reformed ini, orang tua saya membawa saya untuk belajar di Australia. Sebelumnya saya bertemu dengan Pdt.Stephen Tong dan berbicara mengenai saya yang cuti sekolah teologi untuk sekolah sekular di luar negeri. Pak Stephen Tong mengatakan bahwa saya ada di dalam pencarian identitas diri. Pak Stephen Tong akhirnya menyetujui dengan memberikan nasihat bahwa di luar negeri harus berhati-hati dan menjaga hidup kudus.
Maka pergilah saya ke Australia.

Di Sydney.
Ketika tiba di Sydney ini saya mencari sekolah dengan bantuan bibi saya. Pertama-tama saya mencari sekolah filsafat karena mengerti filsafat dan kebenaran merupakan kerinduan saya. Namun akhirnya saya sekolah komputer dan mengambil diploma yang bisa diteruskan langsung ke universitas. Hati saya saat itu sangat menggebu-gebu. Saya merasa sukacita boleh sekolah di luar negeri dan ini adalah anugerah Tuhan. Maka itu saya berpetualang menjejalah tempat-tempat di Australia dan akhirnya saya menemukan gereja yaitu IPC ( Indonesian Presybiterian Church )
Saya sangat bersyukur saya boleh bertemu gereja disini dan saya bersukacita bertemu dengan saudara-saudari seiman. Saya merasa Tuhan sudah mengisi hidup saya selama 1 tahun di sekolah teologi dan saya mendapat sesuatu “pengetahuan Firman” maka saya ingin melayani. Ketika ada penataran pemimpin belajar Alkitab ( PA ), saya mendaftarkan diri dan akhirnya diterima. Hati saya sangat senang sebab kerinduan saya adalah membagikan pengertian Firman. Dan dengan menjadi pemimpin PA ini saya jadi lebih giat membaca buku rohani dan Firman.
Namun ternyata pada saat ini saya menemukan pergumulan yaitu ternyata saya ada kelemahan dalam hal bersekutu, bergaul dan sosialisasi terutama di dalam membagikan hidup. Di dalam kejiwaan saya terdapat rasa takut, kuatir, minder yang berlebihan. Tanpa disadari saya kembali stress karena saya menuntut diri saya sempurna namun saya tidak bisa secara natural membagikan diri saya kepada saudara-saudari yang mengikuti PA. Ditambah dengan ketidak bijaksanaan saya memberhentikan obat yang saya konsumsikan untuk menenangkan pikiran dengan sekaligus berhenti. Pada saat itu saya terus menuntut diri saya secara berlebihan dan mengambil banyak sekali pelajaran di luar pelajaran sekolah. Semua ketidak bijaksanaan saya dalam menuntut diri, bersekutu dan memberhentikan obat sekaligus mengakibatkan saya semakin lama semakin stress dan depresi saya kembali muncul sedikit demi sedikit dan akhirnya menjadi berat. Akhirnya kondisi mental saya menjadi tidak terkontrol dan saya terpaksa menjalani pengobatan psikiatrik.
Saya terpaksa harus cuti akademis selama 4 bulan. Disaat ini saya benar-benar merasa tidak bisa apa-apa. Saya merasa lemas, letih lesu. Obat yang dimakan membuat saya menjadi lemas dan banyak tidur, keinginan menjadi lemah dan tidak banyak aktivitas. Hidup merasa tidak berguna. Kerinduan untuk menjadi hamba Tuhan menjadi sirna. Semuanya jadi gelap. Di dalam kondisi jiwa yang tertekan dan terafliksi, saya tidak pergi ke gereja. Iman menjadi lemah dan jatuh. Tetapi Tuhan menopang hidup saya. “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadanya. Apabila ia jatuh tak sampai tergeletak sebab Tuhan menopang tangannya”
Puji syukur kepada Tuhan setelah melewati perawatan 4 bulan dan terutama oleh karena dukungan spiritual dari teman-teman, saya mulai sedikit-sedikit bangkit. Ada saudari yang mendoakan saya. Teman yang tidak bisa saya lupakan adalah Paul Wirjawan. Dia banyak bersekutu dengan saya dan mendoakan serta berbagi Firman. Paul Wirjawan adalah saudara seiman yang membentuk hidup saya. Sekolahpun dijalani kembali. Disini saya mulai melayani di perpustakaan gereja sebagai anggota dan setia disana. Di dalam masa ini saya sering baca buku rohani dan mengisi diri kembali. Kekuatan demi kekuatan saya alami. Dan dalam semester ini ternyata hasil nilai pelajaran saya baik sekali. Seiring dengan pulihnya kesehatan saya maka saya makin giat melayani di perpustakaan.
Kemudian ketua perpustakaan pergi meninggalkan Sydney dan kerja di Singapura. Dan sebagai gantinya saya diangkat menjadi ketua perpustakaan. Pada saat itu saya merasa sukacita luarbiasa. Siapakah saya ini yang boleh melayani sebagai ketua perpustakaan ? Saya seorang yang lemah secara mental namun diipercaya dan diberi tanggung jawab sebagai ketua perpustakan. Karena kepercayaan ini maka semangat pelayanan saya semakin bangkit. Saya mensortir buku-buku yang ada dan membuat program komputer untuk perpustakaan. Saya membuat website perpustakaan. Dan terutama buku-buku lama yang sudah jelek dan tidak menarik boleh diganti dengan buku yang bermutu dan baru. Saya bersama dengan anggota perpustakaan yang lain sama-sama membangun perpustakaan ini. Buku-buku baru disampulkan dan diberi kode baru sesuai dengan kategori buku.
Saya merasakan Tuhan membentuk saya melalui pelayanan perpustakaan ini. Saya mengkonsentrasikan diri saya di pelayanan ini. Bahkan banyak uang saya yang saya persembahkan kepada Tuhan untuk mendukung pelayanan ini : Untuk membeli buku-buku dan keperluannya. Buku-buku yang bermutu dari Indonesia dikirimkan ke sini. Kaset-kaset kotbah dari Indonesia yang bermutu juga dikirimkan. Selain itu CD-CD rohani baru ditambahkan. Jadi isi perpustakaan kita menjadi baru dan menarik.
Dengan giatnya saya melayani sebagai ketua perpustakaan makin dan makin mendorong saya untuk banyak baca buku. Dan kerinduan saya untuk membagi-bagikan kebenaran semakin besar. Hampir setiap minggu saya presentasi isi buku dan memberikan reviewnya dengan print komputer. Kemudian saya juga mempresentasikan di depan gereja lagi-lagu klasik yang baik seperti Handel’Messiah dan juga Vivaldi’ Gloria. Lagu-lagu ini agung ini boleh dikumandangkan dan ada beberapa orang yang membeli lagu-lagu ini yang juga tersedia di perpustakaan kami. Karena Tuhan memberkati pelayanan ini maka makin lama perpustakaan kami semakin maju dan menarik banyak orang untuk meminjam buku, kaset kotbah dan membaca. Statistik peminjaman terus meningkat. Banyak teman yang mensharingkan boleh mendapat berkat rohani dari perpustakaan ini. Kemudian perpustakaan ini akhirnya bekerja sama dengan toko buku rohani yang besar dan akhirnya menjual buku-buku rohani dengan tidak mengambil laba.
Disamping pelayanan perpustakaan gereja, saya mulai juga menulis tulisan-tulisan rohani yang dimuat di buku majalah gereja. Pertamanya karena saya didorong oleh penatua yang mendukung saya. Dan setiap bulan didalam buku majalah gereja memuat artikel-artikel singkat yang saya tulis. Dengan adanya dorongan dan pujian membuat saya lebih serius untuk menulis. Disini Tuhan membentuk saya untuk belajar mengajarkan kebenaran melalui karya tulisan.
Karena kemajuan serta giatnya saya melayani maka saya semakin dipercaya oleh Pendeta dan penatua. Dan akhirnya saya diberikan tugas menjabat sebagai ketua camp. Saya membuat tema dan isi kamp ini yang berjudul “Reformation and Revival”. Namun di pelayanan ini saya kembali mengalami stress. Di dalam pelayanan ini saya semakin menyadari keterbatasan saya di dalam berhubungan langsung dengan orang lain. Terutama di dalam pelayanan ini yang sifatnya banyak berupa tim, saya harus banyak berkomunikasi. Dan saya menyadari kelemahan saya di dalam menyampaikan ide. Saya cenderung bersifat memaksakan ide dan bukan diskusi dan kerja tim. Sekarang saya menyadari kesombongan saya di dalam pelayanan Tuhan. Di dalam pelayanan Tuhan itu seharusnya kita saling melayani dengan rendah hati bukan memaksakan ide dengan keras. Memang Tuhan memberikan saya pengertian Firman tetapi saya harus bisa memasukkan pengertian ini dengan kasih kepada sesama pekerja lainnya. Akhirnya kamp boleh berjalan dengan baik walaupun demikian saya merasa saya tidak bekerja dengan baik secara tim yang saling mengasihi. Namun pengalaman kegagalan ini adalah pengalaman yang Tuhan berikan supaya saya belajar untuk melayani orang dan bukan memimpin. Saya harus belajar peka kepada orang lain.
Ada juga pengalaman-pengalaman rohani yang mendalam yang saya alami di Sydney. Pertama-tama adalah persahabatan saya dengan saudara angkat saya yang bernama Alfred. Kami berdua saling memgasihi dan saling mendoakan. Kami berdua mempunyai kelemahan mental. Alfred, saudara angkat saya menderita Attention Deficit Hyperactive Disorder ( ADHD ) yang membuat dia kurang fokus dalam konsentrasi. Dia bergumul di dalam dirinya. Saya bersyukur boleh bersama-sama dengan dia saling melayani dan mengasihi. Kami sering bersekutu bersama, mincing bersama, makan bersama, berdoa bersama, sharing hidup bersama. Alfred sering tinggal di rumah saya pada waktu itu dan juga sering membawa makanan atau memasak di tempat saya. Dan juga yang sangat mengesankan adalah kita kadang-kadang memberitakan injil sama-sama. Inilah pengalaman rohani yang sangat membangun. Permulaan saya sering membuat traktat atau tulisan yang berisi pesan rohani singkat yang dibagi-bagikan di jalan di kota Sydney. Sehari kita dapat membagikan ratusan tulisan itu dan kita sama-sama berdoa supaya Tuhan bekerja melalui tulisan itu. Sebab Firman yang Allah tidak akan kembali sia-sia.
Kerinduan saya untuk membagikan Firman dan menginjili makin terus membakar di dalam hati saya. Saya sering mendoakan hal ini di dalam doa-doa. Dan Tuhan menggerakkan saya untuk menginjili gembel-gembel. Alfred juga banyak membantu dalam hal ini. Doa kami Tuhan jawab dan Tuhan memberikan kami kerinduan lebih untuk memberitakan injil. Kami setiap hari minggu turun ke jalan dan memberitakan injil. Kami membeli makan ( biasanya berupa roti ) dan minum untuk dibagikan ke gembel-gembel dan disana membawakan Firman Tuhan. Kemudian saya mengajak mereka terima Tuhan dan berdoa. Puji Syukur ada orang yang percaya dan ada juga orang-orang yang dikuatkan. Walaupun jumlahnya sangat sedikit tapi pengalaman ini membentuk rohani saya. Dikemudian hari saya lebih berani membawakan Firman di penjara-penjara karena pengalaman rohani ini. Sungguh sukacita rasanya memberitakan kabar baik ini. Kemudian ada saudari seiman yang mendukung di dalam doa pelayanan ini dan dia yang membuatkan makanan untuk para gembel. Setiap minggu saudari ini membuatkan makanan yang kita bagikan kepada gembel.
Saya pertama-tama bersyukur karena saya boleh pergi ke Australia dan saya sekolah di sana. Saya berterima kasih buat mamah saya yang mendukung saya baik secara material maupun spiritual. Mamah saya bekerja keras supaya boleh sekolah sampai selesai dan mamah giat rajin mendoakan saya. Saya juga berterima kasih buat Pdt. Hanna Tjahya yang terus mendukung serta mendoakan saya. Saya mendapatkan kekuatan rohani melalui beliau. Ibu Hanna ini seperti ibu rohani di mata saya yang memberi makanan rohani supaya saya bertumbuh. Saya bersyukur untuk semua pengalaman yang saya boleh alami di Sydney ini. Untuk setiap kesulitan, pergumulan, depresi yang dialami dan juga kekuatan, Firman, dukungan doa, kasih dari Tuhan dan saudara-saudari seiman. Semua ini mendatangkan kebaikan bagi saya.seperti janji Firman Tuhan “Sebab kita tahu bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan.”. Saya mau bersaksi bahwa Tuhan itu baik. Tuhan itu setia dan Tuhan itu menyertai kita semua. Terpujilah Allah Immanuel Allah beserta kita semua.

Soli Deo Gloria – Jeffrey Lim, 06- Agustus-2005

Read More ....

Tuhan memberikan kepadaku talenta

Tuhan memberikan kepadaku talenta
Seri Kesaksian – Jeffrey Lim

“Kepada mempunyai, makin ditambahkan “

Puji syukur kepada Tuhan, karena anugerahNya yang besar. Dia mendengar doaku. Pernah satu kali aku berdoa kepada Tuhan supaya aku dapat menulis artikel atau buku atau puisi rohani untuk kemuliaan nama Tuhan. Pada mulanya aku belum terbiasa untuk menulis banyak dan sampai sekarang pun masih belajar. Puji Tuhan !, akibat doa itu, aku merasa adanya kekuatan dan pencerahan-pencerahan yang Roh Tuhan berikan sehingga aku dapat menulis. Mulai jadi satu artikel, dua artikel dan mulai jadi renungan-renungan harian. Pernah aku berpikir bagaimana seseorang bisa membikin renungan harian yang pendek setiap hari. Aku merasa luar biasa ketika seseorang dapat menulis banyak renungan singkat 1 saja setiap hari. Sebab tulisan singkat itu bagiku sangat luar biasa. Karena satu Firman yang sederhana bila dikumpulkan selama 365 menjadi 365 Firman dan bila dihidupi walaupun benih yang kecil dan bila jatuh ketanah yang subur maka akan berbuah adanya.
Puji syukur kepada Tuhan, karena anugerahNya yang besar. Sekarang sudah 3 tahun aku sudah menulis dengan rutin. Memang masih banyak kekurangan dan masih kurang produktif. Tetapi ada tangan Tuhan yang menuntun. Adanya kekuatan yang memimpin. Tulisan-tulisan mulai mengalir. Aku teringat pada ayat yang mengatakan bahwa yang mempunyai akan semakin ditambah. Karena aku meminta kepada Tuhan maka Dia memberikan dan menambahkannya terus. Dan juga karena anugerah Tuhan, aku juga melatih diriku menulis dan akhirnya karunia ini ditambahkan lagi.
Memang aku bukan penulis yang handai. Tetapi puji Tuhan ! Aku sudah menulis bagi Tuhan. Adapun aku mempunyai Blog yaitu http://limpingen.blogspot.com . Disana banyak terdapat tulisan-tulisanku. Semoga semuanya boleh menjadi berkat bagi kemuliaan nama Tuhan

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
21 Februari 2007Guang Zhou

Read More ....

Bersyukur membuat hidup menjadi limpah

Bersyukur membuat hidup menjadi limpah
Seri renungan singkat
Jeffrey Lim

Bagaimana kunci hidup yang sukacita ? Yaitu bersyukur ! Mengapa tiap hari kita berdoa hanya meminta-meminta dan meminta lagi. Kita meminta dan merasa butuh sesuatu itu baik. Tetapi bila kita tidak pernah merasa puas atas berkat yang Tuhan berikan maka kurang beres. Coba hitung berkat Tuhan satu persatu setiap hari. Maka engkau akan terkagum-kagum oleh kasih karunianya.
Mengapa kita hanya memikirkan hal-hal yang negatif saja. Memikirkan sakit penyakit kita ? Memikirkan kelemahan kita ? Memikirkan dosa kita ? Memikirkan kepentingan kita ?
Mengapa kita tidak menghitung berkat dan mengucap syukur ? Mengapa kita tidak berterima kasih karena anugerah Tuhan yang melimpah ?
Satu hal yaitu bahwa hidup yang limpah adalah hidup yang penuh ucapan syukur. Ucapan syukur adalah sesuatu yang dikehendaki Tuhan. Karena itu marilah kita mengucap syukur. Mengucap syukur buat :
1. Kesehatan atau pun sakit penyakit
2. Kekayaan ataupun kemiskinan
3. Untuk orang tua
4. Untuk teman-teman
5. Untuk saudara-saudari seiman
6. Untuk kecukupan
7. Untuk pemeliharaan Tuhan
8. Untuk pimpinan Tuhan
9. Untuk talenta
10. Untuk berkat jasmani
11. Untuk berkat rohani
12. Untuk Firman
13. Untuk gereja Tuhan
14. Untuk perbuatan baik yang boleh dilakukan
15. Untuk setiap kegagalan dimana kita boleh belajar
16. Untuk hal yang baik dan hal yang pahit
17. Untuk hikmat
18. Untuk kepandaian
19. Dan masih banyak lagi
Marilah kita terbiasa untuk mengucap syukur dan memuliakan nama Tuhan

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
21 Februari 2007
Guang Zhou


Read More ....

Bangkitnya sang kura-kura

Bangkitnya sang kura-kura
Seri cerita

Adik-adik, di suatu negeri yang jauh di negeri kosmos hidup seekor kura-kura yang masih berusia muda. Kura-kura ini bernama Husin. Husin si kura-kura ini berwarna hijau bercorak dengan coklat. Jalannya sangat lambat dan lucunya kepalanya bisa keluar masuk batoknya. Husin ini walaupun jalannya pelan tapi senang berpetualang.
Satu hari Husin pergi berpetualang ke daerah hutan disana. Disini ada sesuatu kejadian yang menyakitkan hati Husin. Ceritanya begini adik-adik. Ketika Husin sedang memasuki daerah hutan yang lebat, disana Husin bertemu dengan seekor simpanse yang besar yang sedang memegang palu. Simpanse ini bernama Libra. Libra ini kebetulan sedang marah dan pada saat itu Husin sedang sial deh. Husin yang bertanya kepada sang simpanse pak , “Hai pak simpanse Libra sedang apa ?”. Karena sang simpanse sedang kesal maka kepala Husin digetok oleh palu dengan bentakan keras “kura-kura bodoh ! pergi !”. Getokan dan teriakan itu begitu keras sampai-sampai Husin kaget setengah mati. Jantungnya bergetap cepat, perasaannya takut, kepalanya pening. Sebenarnya peristiwa ini biasa saja tapi Husin yang penakut ini menjadi terguncang. Hal ini merubah hidup Husin. Husin begitu shock digetok pakai palu dan diteriakin.
Sejak saat ini Husin selalu memasukkan kepalanya ke dalam batok. Dia berjalan dengan pelan-pelan dan berjaga-jaga. Husin begitu takut dengan semua binatang lainnya. Dia takut digetok lagi. Dia bersembunyi di dalam batoknya. Sewaktu sang singa sedang menyapanya, Husin cepat-cepat berlari karena takut digetok dan diteriakin. Ketika sang jerapah memanggil dia, Husin cepat menghindar. Hidup Husin dipenuhi dengan ketakutan yang sebenarnya tidak ada. Husin merasa bahwa semua binatang mau menggetok dia.
Adik-adik, suatu saat Husin sedang sekolah. Teman-teman kura-kura yang lain semua senang di dalam kelas belajar dan juga bermain. Tetapi si Husin ini selalu berjaga-jaga dan tidak mau bergaul dengan mereka. Husin kesepian. Husin sedih. Kasian si Husin. Husin yang malang.
Tetapi satu hari, Husin bertemu dengan seorang Bapak kura-kura yang memperhatikan hidup Husin. Bapak kura-kura ini bernama Big Brother. Big Brother itu mengasihi Husin. Big Brother ini sering memperhatikan Husin dan melayani Husin. Tapi Husin agak sering menjauh dari Bapak ini karena tidak percaya dengan Bapak Big Brother ini. Tetapi karena kasihnya bapak ini terus-menerus melayani Husin. Bapak ini menyapa, menghibur, bercerita wah pokonya semua yang baik-baik diceritakan kepada Husin. Maka sedikit-sedikit Husin mulai percaya dengan Big Brother ini. Bapak Big Brother ini membawa Husin ke dalam keluarga besarnya. Keluarga ini keluarga kura-kura Big Brother. Disana Husin bertemu dengan Anton, Harianto, Alfred yang merupakan sanak keluarga Bapak Big Brother. Ada juga Nancy, Mariana, Dancy saudari-saudari perempuan dari keluarga Big Brother.
Nah adik-adik, disinilah hidup Husin berubah.
Anggota di dalam keluarga kura-kura ini saling mengasihi. Mereka sering bercanda, tertawa, bercerita dan saling memperhatikan sama lain. Keluarga kura-kura ini mengasihi Husin juga dan Bapak Big Brother memperhatikan mereka semua. Husin pada mulanya takut-takut dan masih sering memasukkan kepalanya ke dalam batok. Tapi lama-kelamaan Husin mulai tertarik juga dengan keluarga Big Brother ini. Hanya adik-adik, Husin bergumul dengan dan mencurigari kebaikan semua anggota keluarga kura-kura ini baik. Tapi waktu bersama merubah semuanya.
Satu hari Bapak Big Brother mendekati Husin dan berkata
“Husin, kamu harus mengeluarkan kepala kamu!”.
Husin menjawb “Tidak mau Bapak saya takut !”.
“Kenapa takut ?” Bapak Big Brother bertanya.
“Saya takut dipukul dengan palu” kata Husin.
Tapi Bapak Big Brother yang memahaminya dengan kasih berkata „Husin, disini semua ini aman. Di dalam keluarga kita semua aman. Dunia ini semuanya aman. Tidak ada yang melukai kamu. Dan juga saya menjaga semuanya sehingga semuanya aman“.
Adik-adik. Perkataan dan kasih Bapak Big Brother ini menguatkan hati Husin. Husin mulai percaya perkataan Bapak Big Brother ini. Husin mulai mengeluarkan kepalanya sedikit. Wah ada terang ! Wah ada kura-kura lain sedang bermain. Pada mulanya Husin belum terbiasa dengan semua dunia ini. Husin masih curiga takut digetok kepalanya dan diteriakin oleh orang lain. Tapi Husin mulai beriman bahwa ternyata pikiran Husin salah. Husin mulai terus melihat dekat kepala lebih keluar. “Wah dunia ini ternyata indah juga yah” kata Husin. Terus teman-teman kura-kura lain senang dengan perubahan dalam diri Husin dan mereka mendekati Husin dan ingin bermain dengan Husin. Harianto suka menggoda Husin. Mariana sering menguatkan Husin. Teman-teman mendukung Husin dan mengasihi Husin. Husin merasa aman dan kepalanya mulai keluar. Husin sadar bahwa dia tidak usah masuk ke dalam batok kepala lagi untuk berlindung. Husin merasa sukacita. Husin terus menyanyi. Husin merdeka.
Sejak saat ini karena kasih Bapak Big Brother dan keluarganya, Husin yang penakut ini menjadi bangkit. Sejak saat ini Husin boleh menjadi kura-kura yang seperti yang lain. Husin bisa tertawa, bergembira, bermain, belajar dan menikmati dunia yang aman di dalam keluarga Bapak Big Brother. Husin belajar bahwa di dalam dunia keluarga Big Brother semuanya aman dan tidak ada yang menggetok lagi.

Oleh Kak Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com

Read More ....

Burung Kakak tua keluargaku

Burung Kakak tua keluargaku
- Jeffrey Lim –


Seringkali kita memikirkan arti di dalam hidup ini
Dan manusia mencari arti di dalam perkara besar dan tinggi
Tetapi kali ini hendak kurenungkan satu arti
Di dalam burung kakak tua keluargaku yang kita kasihi

Burung ini berwarna putih dan berjambul merah
Burung ini ciptaan Tuhan yang sederhana dan tidak mewah
Tetapi burung ini bersahabat dan ramah
Menciptakan hangat suasana rumah

Kakak tua keluargaku yang menyenangkan hati
Setiap hari tidak lupa menyapa kami
Baik ketika matahari bersinar di pagi
Maupun ketika pulang disore hari

Ketika memikirkan burung kakak tua keluargaku
Ini mengingatkanku kepada pemberian cihuku
Hadiah manis di saat pacaran dengan ciciku
Yang menjadi berkat bagi keluargaku

Oh burung kakak tuaku yang terkasih
Mungkin engkau tidak mengerti puisi dan percakapan
Tetapi ku tahu engkau mengenal kasih
Yang terlukis pada kelembutan dan persahabatan

Kami semua ingin berterima kasih kepada kakak tua
Untuk kau yang menemani kami selama ini
Engkau seperti sahabat kami yang setia
Baik saat susah atau senang hati

Terlebih itu kami ingin berterima kasih kepada Tuhan Allah
Yang menciptakan alam semesta yang indah
Memberikan kepada kami berkat anugerah
Dan hidup yang berlimpah

Jeffrey Lim,
Jakarta, 20 Mei 2006
Di waktu mau ujian

Read More ....

Sakit Psikis dan Pembuangan di Babilonia

Sakit psikis dan Pembuangan di Babilonia
Seri renungan singkat
Jeffrey Lim

Bila kita membandingkan, ada kemiripan antara penderitaan sakit yang dialami secara psikis dengan penderitaan karena pembuangan di Babilonia. Karena ini marilah kita bandingkan kedua hal ini.
Pertama-tama, penyebabnya juga sama yaitu dosa. Memang ada sakit psikis yang adalah biologis tetapi biologis manusia yang terganggu juga akibat dari keadaan manusia yang jatuh dalam dosa. Karena manusia jatuh dalam dosa maka penderitaan dan kejahatan itu masuk ke dalam dunia. Dosa ini diwarisi dari Adam dan disebut dosa awal. Tetapi ada juga dosa yang diperbuat oleh setiap individu. Dosa ini mengakibatkan penghakiman dari Tuhan Allah.
Kedua, keadaan penderitaan yang dialami dan kerusakan yang dialami ada kemiripan. Orang yang dibuang seperti dipukul dan sudah luka ( Yes 1:5-6 ). Keadaan negaranya seperti ditinggalkan dan kotanya seperti dibakar dengan api ( Yes 1:7 ). Kemudian karena dosa maka Tuhan Allah tidak mendengar doa mereka ( Yes 1:14 ). Keadaan orang-orang yang dibuang itu seperti ditinggalkan Tuhan dan dibuang oleh Tuhan. Ini juga keadaan yang dialami oleh penderita psikis yaitu seperti diisolasi dan dibuang oleh Tuhan sendiri.
Ketiga, keadaan tidak ada harapan. Orang yang dibuang merasa tidak ada harapan dan depresi. Mereka sudah putus asa. Yesaya juga melihat ketika Tuhan hendak memberikan penghiburan dan jaminan untuk menolong mereka tapi keadaan mereka sudah putus asa ( Yes 40-:6-7 ). Seringkali orang yang mengalami sakit psikis juga merasa tidak ada harapan dan putus asa.
Tetapi puji Tuhan ! Bila orang yang dibuang di Babilonia mendapatkan pertolongan dari Tuhan dan diselamatkan Tuhan maka penderita sakit psikis pun dapat diselamatkan dan ditolong oleh Tuhan. Pembuangan secara fisik melambangkan pembuangan secara rohani. Penyelamatan secara fisik juga melambangkan penyelamatan secara rohani.
Bila kita membandingkan dengan ketiga point kemiripan kedua hal di atas, kita menemukan penyelesaiannya yaitu :
Pertama, di dalam Yesaya 40 dikatakan : “Hiburkanlah ! Hiburkanlah !”. Mengapa adanya penghiburan ? Karena Tuhan sudah mengampuni dosa mereka. Demikian juga di dalam Yesaya 1:18 dikatakan “Marilah kita berperkara. Sekalipun dosamu merah seperti kermizi kain kesumba akan menjadi putih seperti salju”. Ini adalah janji pengampunan. Masalah nomor satu beres. Tuhan juga tidak menghukum mereka lagi tetapi menghibur mereka.
Kedua, adanya pemulihan kembali dari keadaan yang dibuang. Tuhan sendiri akan datang dan menggembalakan umatNya ( Yes 10-11 ). Dia memperhatikan dan memelihara mereka. Ingat bahwa gembala ini dikaitkan dengan Mazmur 23. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan. Tuhan juga membawa umatNya ke padang rumput yang hijau dan air yang tenang.
Ketiga, adanya harapan. Mungkin orang-orang yang dibuang sudah depresi dan sudah tidak ada harapan. Mereka sudah tidak ada kekuatan. Tetapi Tuhan memberikan jaminan bahwa orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereja berjalan dan tidak menjadi lelah ( Yes 40:31 )
Orang-orang yang dibuang menemukan pengharapan di dalam Tuhan karena Tuhan sendiri yang berinisiatif hendak menolong mereka. Demikian juga orang-orang yang menderita secara psikis dapat menemukan pengharapannya di dalam Tuhan. Orang-orang menderita secara psikis itu mengalami pembuangan secara rohani. Tetapi Tuhan akan menolong umatNya. Amin !

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Seri renungan singkat
Jumat 16 Februari 2007
Guang Zhou

Read More ....
Powered By Blogger

Blog Archive

LIMPINGEN BLOG