Eksposisi dari Yesaya 40:1-11
Gembala Agung Sang Juruselamat
“He shall feed His flock like a shepherd; And He shall gather the lambs with His arms. And carries them in His bossoms. And gently leads those that are with young” ( Isaiah 40: 11 )
Bangsa Israel pada zaman Musa sudah pernah merasakan penderitaan dengan mengalami perbudakan oleh bangsa Mesir. Mereka merasakan perbudakan sebagai suatu siksaan, baik secara fisik maupun mental. Hak mereka di rampas dan mereka dipaksa bekerja keras. Mereka merasa terikat, terjajah, terbelenggu, terhina, tersiksa oleh bangsa Mesir. Mereka letih lesu, lelah secara fisik dan terutama secara rohani. Namun karena Tuhan Allah setia, Tuhan mendengar keluhan bangsa pilihan-Nya dan melalui Musa, Dia memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dengan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Tuhan menyatakan diri-Nya bahwa Dialah Tuhan segala tuhan, Tuhan bangsa Israel, yang tidak melupakan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Perbuatan-Nya yang ajaib dengan menebus bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dicatat dalam kitab Keluaran dan puji-pujian diberikan kepadaNya di kitab Mazmur. Perbuatan-Nya ini terus diberitakan kepada anak cucu bangsa Israel, bahwa Tuhan adalah Sang Penebus. Sang pemazmur berseru : Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, perkenalkan perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa (Mazmur 105:1).
Kembali ke Nabi Yesaya, Yesaya menubuatkan bahwa bangsa Israel akan kembali mengalami pembuangan dan diperbudak karena dosa mereka. Nabi Yesaya melayani di kaum Yehuda di kerajaan selatan. Bangsa Israel sudah terpecah menjadi dua kerajaan yaitu kerajaan utara (Israel) dan kerajaan selatan (Yehuda) karena Tuhan menghukum dosa Raja Salomo yang hatinya menyimpang dari Tuhan dengan menyembah berhala. Nabi Yesaya mulai dipanggil Tuhan ketika matinya raja Uzia. Tuhan memanggil Yesaya untuk menyampaikan berita penghukuman bagi orang Israel dan Yehuda. Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan akan menghukum umat-Nya yang menyimpang dan berzinah kepada ilah lain, yang beribadah kepada Tuhan tetapi hatinya jauh daripada-Nya.
Karena itu nabi Yesaya mulai memberitakan bahwa Tuhan akan menghukum orang Yehuda. Yesaya mengatakan bahwa negerinya akan menjadi sunyi sepi, kota-kota akan habis terbakar, orang-orang asing akan memakan hasil tanah dan suasana negeri itu akan menjadi sunyi seolah-olah ditunggangbalikkan oleh orang asing. Suasana negeri ini akan sama seperti Sodom dan Gomora bila Tuhan tidak meninggalkan sedikit orang yang terlepas. Yesaya menubuatkan bangsa Asyur yang akan menyerang orang Yehuda dan kemudian bangsa Babel akan mengangkut mereka ke Babel. Karena dosa maka orang Yehuda mengalami pembuangan. Karena dosa mereka mengalami penjajahan kembali. Mereka mengalami perbudakan kembali. Bahkan di dalam Babel orang Yehuda dipaksa untuk menyembah dewa-dewi Babel. Orang Yehuda tidak bisa beribadah kepada Allah Israel yang hidup. Tuhan seakan-akan jauh dari mereka. Karena dosa, Tuhan yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, menghukum mereka kembali sehingga mereka kembali diperbudak dan menjadi hamba bangsa Babel.
Keadaan diperbudak oleh bangsa lain secara fisik dapat menggambarkan juga keadaan bagaimana dosa berkuasa memperbudak manusia secara rohani. Alkitab mengajarkan bahwa manusia di dalam dosa adalah hamba dosa. Dosa seperti seorang tuan yang memaksa hambanya untuk patuh. Dalam dosa, kita semua merasa terikat, terbelenggu, tersiksa, tidak ada harapan, kosong dan sia-sia. Dosa itu mengakibatkan kita menjadi letih dan lesu. Di dalam dosa kita tidak bebas melainkan terikat oleh kuasanya yang akan membawa manusia terus kepada maut.
Puji syukur kepada Tuhan. Tuhan Allah adalah Tuhan yang setia. Dia setia akan janji kepada umat-Nya. Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa dari keturunannya maka seluruh bangsa akan diberkati. Tuhan sudah berjanji kepada Daud bahwa Tuhan akan mengokohkan kerajaan keturunannya untuk selama-lamanya. Tuhan adalah Tuhan yang berpegang pada janji-Nya. Janji-Nya adalah murni dan benar. Sehingga Tuhan melalui nabi Yesaya, memberikan berita pengharapan bagi bangsa Israel yang berada di pembuangan. Berita pengharapan ini dimulai dengan kalimat :”Hiburkanlah, hiburkanlah umatKu, demikian firman Allahmu; Tenanglah hati Yerusalem dan serukan bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni!”(ay 1). Tuhan menjanjikan keselamatan umat-Nya yang ada didalam pembuangan. Tuhan mendeklarasikan bahwa penghambaan umat-Nya akan berakhir. Tuhan menjanjikan adanya pemulihan. Tuhan menjanjikan adanya restorasi bagi bangsa yang dibuang.
Berita pengharapan mengenai penghiburan ini mengandung arti yang lebih dalam dari sekedar perhambaan oleh bangsa Babel. Tuhan menjanjikan umat-Nya untuk bebas dari perhambaan dosa. Tuhan menjanjikan umat-Nya mengenai pengampunan dosa(ay 2). Keselamatan bagi umat-Nya terutama adalah keselamatan dari dosa.
Bagaimana kebebasan dari perhambaan dosa ini bisa terjadi? Dikatakan bahwa, ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” (ay 3). Pada ayat ini dan ayat 9-10 mengatakan bahwa Tuhan akan datang melawat umat-Nya. Namun sebelumnya ada seseorang yang mempersiapkan kedatangan Tuhan, yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Alkitab Perjanjian Baru menjelaskan bahwa nubuat ini digenapi oleh kedatangan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan yaitu Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis adalah orang yang berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan hati orang-orang untuk menerima kedatangan Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis berseru-seru :”Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Matius 3:2)
Dikatakan pada ayat 9-10 : “Hai Sion, pembawa kabar baik naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkan suaramu, jangan takut! Katakan kepada kota-kota Yehuda:“Lihat, itu Allahmu! Lihat itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa.”” Injil merupakan berita kabar baik dan sukacita yang mengatakan bahwa Tuhan datang untuk menyelamatkan dan menebus umat-Nya dari dosa.
Bagaimana Tuhan Sang Penyelamat datang? Apa yang akan Dia lakukan?“Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (Yesaya 40:11) Tuhan datang seperti seorang gembala yang menggembalakan ternak-Nya. Pengertian mengenai gembala mengesankan bangsa Israel karena di Israel banyak terdapat peternakan domba sejak dahulu kala. Abraham, Ishak dan Yakub pernah menjadi seorang gembala. Musa pernah menjadi seorang gembala selama 40 tahun dan Daud pernah menjadi seorang gembala sebelum pergi ke istana melayani Saul. Apa maksud dari pengertian Tuhan datang seperti gembala?
Dalam Yehezkiel 34, Tuhan berfirman melalui Yehezkiel bahwa celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri. Maksud gembala dalam ayat ini adalah penguasa bangsa Israel. Gembala-gembala ini menikmati hasil dari domba-dombanya. Mereka menikmati hasil susunya, mengambil bulunya untuk pakaian, menyembelih daging dombanya namun mereka tidak menggembalakan domba-dombanya. Domba-domba yang lemah tidak mereka kuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak dibalut, yang tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak mereka cari, melainkan mereka menginjak-injak dombanya. Karena itu para domba yaitu umat Tuhan menjadi terserak, menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Tuhan berkata bahwa domba-domba-Nya (umat-Nya) tersesat tanpa ada seorangpun yang memperhatikan atau mencarinya. (Yeh 34:6) sebab gembala-gembala Israel tidak menggembalakan dombanya.
Namun kemudian Tuhan menjanjikan bahwa Ia akan memperhatikan domba-domba-Nya. Tuhan akan memperhatikan mereka dan mencari mereka. Ketika domba-domba-Nya tercerai-berai, Tuhan akan mencari dan menyelamatkan mereka. Tuhan akan menggembalakan domba-domba-Nya menuju padang rumput yang baik dan membuat domba-domba-Nya berbaring. Rumput yang segar menjadi makanan domba-domba-Nya. Yang hilang akan Tuhan cari, yang tersesat akan Tuhan bawa pulang, yang luka akan Tuhan balut, yang sakit akan Tuhan kuatkan, yang gemuk dan yang kuat akan Tuhan lindungi.
Pengertian Tuhan datang seperti gembala adalah Tuhan sendiri yang datang untuk memelihara umat-Nya, kawanan ternak-Nya. Dalam Mazmur 23, Daud mengatakan bahwa “Tuhan (Jehovah) adalah gembalaku.” Jadi penghiburan bagi umat berada di dalam pembuangan adalah bahwa Tuhan akan datang seperti seorang gembala yang akan menggembalakan kembali umat-Nya dan mengasihi umat-Nya. Ini adalah penghiburan yang sangat besar bagi bangsa yang berada di dalam pembuangan bahwa Tuhan akan mengumpulkan kembali umatNya. (...dan menghimpunkan dengan tanganNya ...Yesaya 40:11).
Tuhan sebagai gembala, juga akan menuntun induk-induk domba dengan hati-hati. (ay 11) Menuntun itu berarti Tuhan akan bersama-sama umat-Nya, mengarahkan setiap langkah mereka. Mazmur 23 ayat 3b mengatakan : Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Karena Tuhan menuntun maka Daud mengatakan :”Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” ( Mazmur 23:4 )
Siapakah Tuhan yang datang seperti gembala untuk menggembalakan umat-Nya ini? Nubuat Nabi Yesaya ini digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa :”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik yang memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya” (Yoh 10:11). Tuhan Yesus berkata :”Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku; sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu. Ada lagi domba-domba lain yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. (Yoh 10:14-16). Tuhan Yesus menghimpunkan domba-Nya menjadi satu kawanan dan Dia menuntun domba-Nya. (dan menghimpunkannya dengan tanganNya...induk-induk domba dituntunNya dengan hati-hati...Yesaya 40:11) Tuhan Yesus adalah Dia yang akan datang seperti seorang gembala.
Ketika Tuhan Yesus melihat orang banyak, Alkitab mencatat, “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah orang banyak maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” ( Markus 6:34 ). Tuhan Yesus ingin mengumpulkan, menghimpun umat-Nya dan Dia menangisi kota Yerusalem :”Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi...Berkali-kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya...”( Matius 23:37 )
Tuhan Yesus mencari umat-Nya, domba-domba yang tersesat. Yesaya 53:6 mengatakan bahwa “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalannya sendiri.” Tuhan Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan domba yang hilang. Dalam perumpamaan mengenai domba yang hilang, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa seorang yang kehilangan dombanya akan mencarinya dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkan di atas bahunya dengan gembira dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta mengajak mereka bersukacita karena domba yang hilang telah ditemukan. Meletakkan di atas bahunya berarti “memangkunya” (...anak-anak domba dipangkuNya....Yes 40:11)
Tuhan Yesus datang untuk membebaskan umat-Nya dari dosa. Dia adalah Allah Penebus yang membebaskan orang Israel dari perbudakan Mesir, yang membawa orang Israel kembali dari pembuangan. Yang terutama Tuhan Yesus membawa umat-Nya yang berdosa keluar dari perbudakan dosa. Yohanes berseru ketika melihat Tuhan Yesus “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” ( Yohanes 1:29 )
Di dalam Markus 5 :1-18 dicatat ada orang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan yang menemui Yesus Kristus. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun yang sanggup mengikatnya. Siang malam dia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit. Ia memukuli dirinya sendiri dengan batu. Orang ini terikat oleh Iblis dan hidupnya menderita. Tetapi Yesus Kristus menghardik roh jahat itu dan roh itu keluar dan masuk kepada babi-babi. Akhirnya orang itu disembuhkan dari kuasa jahat dan menjadi waras. Orang itu meminta supaya diperkenankan untuk menyertai Tuhan Yesus tetapi Tuhan Yesus berkata supaya orang itu pulang ke rumah dan memberitahukan kepada orang-orang sekampungnya tentang apa yang telah diperbuat Tuhan dan bagaimana Tuhan mengasihi orang itu.
Di dalam Yohanes 8 :1-11 dicatat ada seorang perempuan berzinah yang dibawa oleh orang-orang Farisi ketika Yesus sedang mengajar di tengah banyak orang. Sesuai dengan hukum Musa, ia harus dilempari batu. Orang Farisi mencobai Tuhan dengan menanyakan pendapat-Nya tentang hal itu. Di hadapan orang banyak, perempuan itu dihakimi dan dipermalukan karena dosanya. Namun Yesus mengatakan bahwa siapa yang tidak berdosa boleh melempari perempuan itu. Karena semua orang merasa berdosa maka seorang demi seorang, mereka semua pergi. Yesus tidak menghukum perempuan yang berdosa ini. Ia mengampuni dan memberikan perempuan ini kesempatan hidup baru.
Orang berdosa mempunyai pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia hendak menerima orang berdosa yang letih lesu dan berbeban berat. Tuhan Yesus berkata : “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan” ( Matius 11:28-30 )
“Seperti seorang gembala Ia ( Tuhan Yesus ) menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (Yesaya 40:11)
Jakarta, 25 Agustus 2005
Jeffrey Lim
email : limpingen@gmail.com
Gembala Agung Sang Juruselamat
“He shall feed His flock like a shepherd; And He shall gather the lambs with His arms. And carries them in His bossoms. And gently leads those that are with young” ( Isaiah 40: 11 )
Bangsa Israel pada zaman Musa sudah pernah merasakan penderitaan dengan mengalami perbudakan oleh bangsa Mesir. Mereka merasakan perbudakan sebagai suatu siksaan, baik secara fisik maupun mental. Hak mereka di rampas dan mereka dipaksa bekerja keras. Mereka merasa terikat, terjajah, terbelenggu, terhina, tersiksa oleh bangsa Mesir. Mereka letih lesu, lelah secara fisik dan terutama secara rohani. Namun karena Tuhan Allah setia, Tuhan mendengar keluhan bangsa pilihan-Nya dan melalui Musa, Dia memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dengan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Tuhan menyatakan diri-Nya bahwa Dialah Tuhan segala tuhan, Tuhan bangsa Israel, yang tidak melupakan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Perbuatan-Nya yang ajaib dengan menebus bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dicatat dalam kitab Keluaran dan puji-pujian diberikan kepadaNya di kitab Mazmur. Perbuatan-Nya ini terus diberitakan kepada anak cucu bangsa Israel, bahwa Tuhan adalah Sang Penebus. Sang pemazmur berseru : Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, perkenalkan perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa (Mazmur 105:1).
Kembali ke Nabi Yesaya, Yesaya menubuatkan bahwa bangsa Israel akan kembali mengalami pembuangan dan diperbudak karena dosa mereka. Nabi Yesaya melayani di kaum Yehuda di kerajaan selatan. Bangsa Israel sudah terpecah menjadi dua kerajaan yaitu kerajaan utara (Israel) dan kerajaan selatan (Yehuda) karena Tuhan menghukum dosa Raja Salomo yang hatinya menyimpang dari Tuhan dengan menyembah berhala. Nabi Yesaya mulai dipanggil Tuhan ketika matinya raja Uzia. Tuhan memanggil Yesaya untuk menyampaikan berita penghukuman bagi orang Israel dan Yehuda. Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan akan menghukum umat-Nya yang menyimpang dan berzinah kepada ilah lain, yang beribadah kepada Tuhan tetapi hatinya jauh daripada-Nya.
Karena itu nabi Yesaya mulai memberitakan bahwa Tuhan akan menghukum orang Yehuda. Yesaya mengatakan bahwa negerinya akan menjadi sunyi sepi, kota-kota akan habis terbakar, orang-orang asing akan memakan hasil tanah dan suasana negeri itu akan menjadi sunyi seolah-olah ditunggangbalikkan oleh orang asing. Suasana negeri ini akan sama seperti Sodom dan Gomora bila Tuhan tidak meninggalkan sedikit orang yang terlepas. Yesaya menubuatkan bangsa Asyur yang akan menyerang orang Yehuda dan kemudian bangsa Babel akan mengangkut mereka ke Babel. Karena dosa maka orang Yehuda mengalami pembuangan. Karena dosa mereka mengalami penjajahan kembali. Mereka mengalami perbudakan kembali. Bahkan di dalam Babel orang Yehuda dipaksa untuk menyembah dewa-dewi Babel. Orang Yehuda tidak bisa beribadah kepada Allah Israel yang hidup. Tuhan seakan-akan jauh dari mereka. Karena dosa, Tuhan yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, menghukum mereka kembali sehingga mereka kembali diperbudak dan menjadi hamba bangsa Babel.
Keadaan diperbudak oleh bangsa lain secara fisik dapat menggambarkan juga keadaan bagaimana dosa berkuasa memperbudak manusia secara rohani. Alkitab mengajarkan bahwa manusia di dalam dosa adalah hamba dosa. Dosa seperti seorang tuan yang memaksa hambanya untuk patuh. Dalam dosa, kita semua merasa terikat, terbelenggu, tersiksa, tidak ada harapan, kosong dan sia-sia. Dosa itu mengakibatkan kita menjadi letih dan lesu. Di dalam dosa kita tidak bebas melainkan terikat oleh kuasanya yang akan membawa manusia terus kepada maut.
Puji syukur kepada Tuhan. Tuhan Allah adalah Tuhan yang setia. Dia setia akan janji kepada umat-Nya. Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa dari keturunannya maka seluruh bangsa akan diberkati. Tuhan sudah berjanji kepada Daud bahwa Tuhan akan mengokohkan kerajaan keturunannya untuk selama-lamanya. Tuhan adalah Tuhan yang berpegang pada janji-Nya. Janji-Nya adalah murni dan benar. Sehingga Tuhan melalui nabi Yesaya, memberikan berita pengharapan bagi bangsa Israel yang berada di pembuangan. Berita pengharapan ini dimulai dengan kalimat :”Hiburkanlah, hiburkanlah umatKu, demikian firman Allahmu; Tenanglah hati Yerusalem dan serukan bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni!”(ay 1). Tuhan menjanjikan keselamatan umat-Nya yang ada didalam pembuangan. Tuhan mendeklarasikan bahwa penghambaan umat-Nya akan berakhir. Tuhan menjanjikan adanya pemulihan. Tuhan menjanjikan adanya restorasi bagi bangsa yang dibuang.
Berita pengharapan mengenai penghiburan ini mengandung arti yang lebih dalam dari sekedar perhambaan oleh bangsa Babel. Tuhan menjanjikan umat-Nya untuk bebas dari perhambaan dosa. Tuhan menjanjikan umat-Nya mengenai pengampunan dosa(ay 2). Keselamatan bagi umat-Nya terutama adalah keselamatan dari dosa.
Bagaimana kebebasan dari perhambaan dosa ini bisa terjadi? Dikatakan bahwa, ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” (ay 3). Pada ayat ini dan ayat 9-10 mengatakan bahwa Tuhan akan datang melawat umat-Nya. Namun sebelumnya ada seseorang yang mempersiapkan kedatangan Tuhan, yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Alkitab Perjanjian Baru menjelaskan bahwa nubuat ini digenapi oleh kedatangan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan yaitu Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis adalah orang yang berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan hati orang-orang untuk menerima kedatangan Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis berseru-seru :”Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Matius 3:2)
Dikatakan pada ayat 9-10 : “Hai Sion, pembawa kabar baik naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkan suaramu, jangan takut! Katakan kepada kota-kota Yehuda:“Lihat, itu Allahmu! Lihat itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa.”” Injil merupakan berita kabar baik dan sukacita yang mengatakan bahwa Tuhan datang untuk menyelamatkan dan menebus umat-Nya dari dosa.
Bagaimana Tuhan Sang Penyelamat datang? Apa yang akan Dia lakukan?“Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (Yesaya 40:11) Tuhan datang seperti seorang gembala yang menggembalakan ternak-Nya. Pengertian mengenai gembala mengesankan bangsa Israel karena di Israel banyak terdapat peternakan domba sejak dahulu kala. Abraham, Ishak dan Yakub pernah menjadi seorang gembala. Musa pernah menjadi seorang gembala selama 40 tahun dan Daud pernah menjadi seorang gembala sebelum pergi ke istana melayani Saul. Apa maksud dari pengertian Tuhan datang seperti gembala?
Dalam Yehezkiel 34, Tuhan berfirman melalui Yehezkiel bahwa celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri. Maksud gembala dalam ayat ini adalah penguasa bangsa Israel. Gembala-gembala ini menikmati hasil dari domba-dombanya. Mereka menikmati hasil susunya, mengambil bulunya untuk pakaian, menyembelih daging dombanya namun mereka tidak menggembalakan domba-dombanya. Domba-domba yang lemah tidak mereka kuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak dibalut, yang tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak mereka cari, melainkan mereka menginjak-injak dombanya. Karena itu para domba yaitu umat Tuhan menjadi terserak, menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Tuhan berkata bahwa domba-domba-Nya (umat-Nya) tersesat tanpa ada seorangpun yang memperhatikan atau mencarinya. (Yeh 34:6) sebab gembala-gembala Israel tidak menggembalakan dombanya.
Namun kemudian Tuhan menjanjikan bahwa Ia akan memperhatikan domba-domba-Nya. Tuhan akan memperhatikan mereka dan mencari mereka. Ketika domba-domba-Nya tercerai-berai, Tuhan akan mencari dan menyelamatkan mereka. Tuhan akan menggembalakan domba-domba-Nya menuju padang rumput yang baik dan membuat domba-domba-Nya berbaring. Rumput yang segar menjadi makanan domba-domba-Nya. Yang hilang akan Tuhan cari, yang tersesat akan Tuhan bawa pulang, yang luka akan Tuhan balut, yang sakit akan Tuhan kuatkan, yang gemuk dan yang kuat akan Tuhan lindungi.
Pengertian Tuhan datang seperti gembala adalah Tuhan sendiri yang datang untuk memelihara umat-Nya, kawanan ternak-Nya. Dalam Mazmur 23, Daud mengatakan bahwa “Tuhan (Jehovah) adalah gembalaku.” Jadi penghiburan bagi umat berada di dalam pembuangan adalah bahwa Tuhan akan datang seperti seorang gembala yang akan menggembalakan kembali umat-Nya dan mengasihi umat-Nya. Ini adalah penghiburan yang sangat besar bagi bangsa yang berada di dalam pembuangan bahwa Tuhan akan mengumpulkan kembali umatNya. (...dan menghimpunkan dengan tanganNya ...Yesaya 40:11).
Tuhan sebagai gembala, juga akan menuntun induk-induk domba dengan hati-hati. (ay 11) Menuntun itu berarti Tuhan akan bersama-sama umat-Nya, mengarahkan setiap langkah mereka. Mazmur 23 ayat 3b mengatakan : Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Karena Tuhan menuntun maka Daud mengatakan :”Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” ( Mazmur 23:4 )
Siapakah Tuhan yang datang seperti gembala untuk menggembalakan umat-Nya ini? Nubuat Nabi Yesaya ini digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa :”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik yang memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya” (Yoh 10:11). Tuhan Yesus berkata :”Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku; sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu. Ada lagi domba-domba lain yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. (Yoh 10:14-16). Tuhan Yesus menghimpunkan domba-Nya menjadi satu kawanan dan Dia menuntun domba-Nya. (dan menghimpunkannya dengan tanganNya...induk-induk domba dituntunNya dengan hati-hati...Yesaya 40:11) Tuhan Yesus adalah Dia yang akan datang seperti seorang gembala.
Ketika Tuhan Yesus melihat orang banyak, Alkitab mencatat, “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah orang banyak maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” ( Markus 6:34 ). Tuhan Yesus ingin mengumpulkan, menghimpun umat-Nya dan Dia menangisi kota Yerusalem :”Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi...Berkali-kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya...”( Matius 23:37 )
Tuhan Yesus mencari umat-Nya, domba-domba yang tersesat. Yesaya 53:6 mengatakan bahwa “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalannya sendiri.” Tuhan Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan domba yang hilang. Dalam perumpamaan mengenai domba yang hilang, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa seorang yang kehilangan dombanya akan mencarinya dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkan di atas bahunya dengan gembira dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta mengajak mereka bersukacita karena domba yang hilang telah ditemukan. Meletakkan di atas bahunya berarti “memangkunya” (...anak-anak domba dipangkuNya....Yes 40:11)
Tuhan Yesus datang untuk membebaskan umat-Nya dari dosa. Dia adalah Allah Penebus yang membebaskan orang Israel dari perbudakan Mesir, yang membawa orang Israel kembali dari pembuangan. Yang terutama Tuhan Yesus membawa umat-Nya yang berdosa keluar dari perbudakan dosa. Yohanes berseru ketika melihat Tuhan Yesus “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” ( Yohanes 1:29 )
Di dalam Markus 5 :1-18 dicatat ada orang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan yang menemui Yesus Kristus. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun yang sanggup mengikatnya. Siang malam dia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit. Ia memukuli dirinya sendiri dengan batu. Orang ini terikat oleh Iblis dan hidupnya menderita. Tetapi Yesus Kristus menghardik roh jahat itu dan roh itu keluar dan masuk kepada babi-babi. Akhirnya orang itu disembuhkan dari kuasa jahat dan menjadi waras. Orang itu meminta supaya diperkenankan untuk menyertai Tuhan Yesus tetapi Tuhan Yesus berkata supaya orang itu pulang ke rumah dan memberitahukan kepada orang-orang sekampungnya tentang apa yang telah diperbuat Tuhan dan bagaimana Tuhan mengasihi orang itu.
Di dalam Yohanes 8 :1-11 dicatat ada seorang perempuan berzinah yang dibawa oleh orang-orang Farisi ketika Yesus sedang mengajar di tengah banyak orang. Sesuai dengan hukum Musa, ia harus dilempari batu. Orang Farisi mencobai Tuhan dengan menanyakan pendapat-Nya tentang hal itu. Di hadapan orang banyak, perempuan itu dihakimi dan dipermalukan karena dosanya. Namun Yesus mengatakan bahwa siapa yang tidak berdosa boleh melempari perempuan itu. Karena semua orang merasa berdosa maka seorang demi seorang, mereka semua pergi. Yesus tidak menghukum perempuan yang berdosa ini. Ia mengampuni dan memberikan perempuan ini kesempatan hidup baru.
Orang berdosa mempunyai pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia hendak menerima orang berdosa yang letih lesu dan berbeban berat. Tuhan Yesus berkata : “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan” ( Matius 11:28-30 )
“Seperti seorang gembala Ia ( Tuhan Yesus ) menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (Yesaya 40:11)
Jakarta, 25 Agustus 2005
Jeffrey Lim
email : limpingen@gmail.com
No comments:
Post a Comment