Saya bukan orang yang sempurna. Di dalam banyak hal saya banyak kekurangan. Di dalam banyak segi kehidupan saya tidak sempurna. Untuk menyimpulkan semua ini cukup dengan satu kata. Saya seorang yang berdosa. Saya tidak menaati hukum Taurat dan tuntutan kehidupan. Saya bersalah. Dan saya tidak membela diri saya. Tetapi bersyukur bahwa saya punya suara dan diberikan suara untuk bicara. Otoritas suara ini bukan dari saya. Otoritas bersuara ini adalah saya sebagai manusia yang adalah gambar dan rupa Allah yang mempunyai dignitas. Dan saya hendak menyuarakan suara hati dan iman saya.
Saya sadar bahwa saya bukan orang akademis. Saya tidak mempelajari dunia psikologi dari keluasan sampai kedalamannya. Banyak hal saya tidak mengerti. Saya bukan juga pelajar yang komprehensif. Tetapi saya diberikan anugerah besar mengenal Firman Tuhan melalui mata iman. Iman saya ini mengenai apa yang disaksikan Wahyu Allah di dalam Alkitab. Saya punya iman bahwa solusi terhadap dosa di dalam jiwa manusia adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan ini adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Firman Tuhan ini bersaksi mengenai satu pribadi yaitu Yesus Kristus yang adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Kristus Yesus, Anak Allah adalah Allah sejati dan manusia sejati. Bagaimana menjelaskan hal ini saya tidak mengerti. Saya tahu ini misteri dan satu keindahan yang membuat saya makin kagum dan terus terdorong untuk menyembah Allah Tritunggal. Kristus Yesus ini adalah satu-satunya jawaban terhadap problema jiwa manusia. Saya hendak bersaksi bahwa ini adalah sungguh-sungguh jawaban. Mengapa ? Saya sendiri sudah menyalami hal itu. Tetapi apakah ini valid ? Satu data minor diri saya tidak cukup untuk dijadikan data empiris. Secara standar riset dunia : Mana mungkin satu data empiris bisa menjadi prinsip universal ? Tetapi kita punya metode yang berbeda dengan orang dunia. Metode orang dunia di dalam mengenal apa kitu kebenaran selalu berubah. Baik rasionalisme ataupun empirisime bukanlah metode mengenal kebenaran yang saya pegang. Sesungguhnya saya percaya bahwa wahyu Allah yang menjadi standar mutlak. Saya hendak menyuarakan hal itu. Mungkin hal itu kedengarannya satu hal yang bias agama Kristen. Tetapi saya percaya bahwa perspektif Alkitab ini adalah satu-satunya cara kita memandang yang benar. Dan saya hendak menyuarakan suara hati saya sesuai dengan ini. Ada baiknya anda menyimak penguraian saya.
Psikologi sekular mempunyai otoritasnya di dalam menyelidiki manusia dan masalahnya. Dunia psikiatri mempunyai laboratorium dan belajar secara empiris. Mereka dapat menyimpulkan problema masalah jiwa manusia di dalam DSM ( Diagnostic Statistic of Mental Health ). Versi yang sekarang adalah versi yang ke IV. Versi ini mungkin nanti bisa meningkat di dalam tahun-tahun dimana manusia terus bergumul di dalam mengenal masalah kejiwaan. Semua ini adalah hasil budaya manusia di dalam mengenal manusia. Tentunya semua ini bukan hal yang sepenuhnya salah dan kita buang. Manusia yang adalah gambar dan rupa Allah dapat berespon terhadap wahyu umum Allah. Manusia yang walaupun sudah jatuh dalam dosa tidak mungkin konsisten di dalam dosa sehingga seluruh pemikirannya salah. Manusia tetap hidup di dunia Allah. Manusia tetap berelasi dengan wahyu umum Allah setiap hari. Hanya manusia yang di neraka yang bisa konsisten di dalam dosa. Karena itu saya tidak menolak pembelajaran ilmu pengetahuan dan juga dunia psikologis.
Dunia psikologi klinis mempunyai berbagai pandangan mengenai manusia dan masalahnya. Pandangan itu bisa dilihat dari perspektif biologis. Hal itu memang kita dapat terima sebab manusia mempunyai tubuh. Manusia mempunyai unsur biologis. Di dalam tubuh manusia ada unsur kimiawi dan juga tubuh manusia mempunyai organ-organnya. Dalam hal biologis maka struktur tubuh manusia ada miripnya dengan binatang. Tetapi apakah kita sederajat dengan binatang ? Tetapi penjelasan manusia secara biologis tentunya tidak cukup. Sebab manusia lebih daripada biologis. Kita bukan cuma mempunyai tubuh tapi juga mempunyai jiwa. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Penyelesaian masalah manusia dengan hanya cara pandang medis tidak memuaskan. Manusia lebih daripada sedekar kimia dan biologi. Mungkin mudah untuk menyalahkan otak untuk tingkah laku yang salah. Tetapi masalah manusia tidak bisa direduksi hanya ke aspek biologis. Sisi biologis manusia memang ada namun ada perspektif lain yang perlu kita lihat.
Pandangan lain dari psikologi melihat manusia dari segi psikodinamika. Hal ini juga tidak sepenuhnya salah. Manusia mempunyai dorongan dan hasrat di dalam jiwanya. Manusia ada dorongan naluri yang hendak disalurkan namun ada kontrol sosial dan hati nurani. Dorongan di dalam naluri jiwa manusia ini bila ditekan akan menghasilkan masalah. Represi hanya akan menghasilkan neurosis ataupun juga bisa menghasilkan bom atom di satu saat. Namun alternatif dari menekan dorongan itu adalah menyalurkan. Dan bila dorongan disalurkan ke hal yang negatifpun akan mengalami masalah juga. Dan psikodinamika tidak bisa menjawab apa standar yang benar di dalam menyalurkan dorongan hasrat. Pertanyaan Mengapa hati nurani manusia menegur dia juga sulit dijawab. Pertanyaan mengapa manusia menjadi musuh dengan dirinya sendiri adalah susah untuk dimengerti.
Psikologi sekular juga dapat melihat manusia dari sisi cognitive ataupun emotive. Tentu kitapun tidak menolak hal ini. Manusia memang mempunyai sisi kognitif. Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah adalah satu pribadi yang berbeda dengan mahluk ciptaan lainnya. Manusia dibekali akal budi untuk berpikir. Manusia dapat menganalisa alam semesta. Manusia adalah mahluk yang rasional. Dan ternyata pembelajaran dari unsur kognitif manusia membukakan satu dimensi dimana unsur rasional manusia menentukan unsur emosi dan tingkah lakunya. Para ahli belajar mengembangkan satu metoda untuk menyelesaikan permasalahan jiwa manusia dengan merubah pola berpikirnya. Dengan demikian maka diharapkan akan mengubah emosi dan tingkah lakunya. Tetapi para ahli tentunya tidak sepakat mengenai pola berpikir apa yang baik, pandangan dunia apa yang menyehatkan, dan juga mengapa saya harus memilih berpikir seperti ini dan bukan itu. Pandangan mengenai apa yang baik, yang benar itu relatif dan juga setiap orang mempunyai definisinya masing-masing. Maka menyelesaikan masalah manusia dengan otonomi rasio manusia tidak menemui jalan keluarnya.
Psikologi behaviourism dapat melihat manusia dari sisi tingkah laku. Manusia dalam tingkat tertentu mempunyai tingkah laku yang seperti mekanis. Tingkah laku ini adalah respon manusia terhadap lingkungan. Dan ini respon ini akan membentuk pola dan akan menjadi kebiasaan dan karakter. Hal ini juga bukan tidak ada benarnya walaupun apa yang mendorong manusia berespon terhadap lingkungan yang adalah hati tidak bisa dimengerti oleh manusia itu sendiri. Mengapa manusia yang diajari baik bisa belajar sendiri hal yang jahat ?
Psikologi humanis pun bisa melihat manusia dari unsur nilai dan makna. Pandangan ini ingin melihat manusia seutuhnya sebagai manusia. Manusia adalah mahluk yang bukan saya perlu makanan dan minuman. Manusia membutuhkan satu nilai. Manusia butuh aktualisasi diri dan berada. Hal ini juga bukan tidak ada benarnya. Manusia memang mahluk yang membutuhkan satu arti hidup. Manusia tidak puas hanya dengan makan dan minum dan Yesus Kristus mengatakan bahwa manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.
Ketika saya coba merenungkan aspek-aspek pembelajaran mengenai manusia maka kita tidak menolak semua hal itu. Masih ada hal yang benar yang bisa dipelajari. Semua itu fakta yang perlu dilihat dari satu presuposisi yang benar. Tetapi saya harus mengatakan sesuatu bahwa semua fakta itu tidak cukup untuk mengenal masalah manusia esensial mendasar dan menyembuhkannya. Semua pandangan mengenai psikologi sekular sangat terbatas dan kurang. Kita membutuhkan yang lebih dari itu. Kita membutuhkan satu pandangan yang melihat manusia dari kacamata Penciptanya. Kita harus melihat manusia dari kacamata Firman Tuhan.
Ketika saya hendak masuk ke titik ini mungkin ada orang yang menolak. Ini tidak adil. Anda merubah permainan. Karena hal ini adalah pembelajaran agama dan bukan ilmu pengetahuan. Ini adalah pembelajaran agama kristen dan bukan pembelajaran manusia secara ilmu pengetahuan. Maka saya tidak membantah tuduhan anda. Ini memang dari perspektif Kekristenan dan Alkitab. Dan malahan lebih dari itu saya mengatakan bahwa ini adalah satu perspektif yang benar. Saya tidak akan membuat argumen-argumen filosofis yang panjang baik secara rasionalis ataupun empiris. Ataupun bahkan pengalaman hidup saya yang pernah di diagnosis schizo affective disorder dan bipolar diorder dan kemudian dalam anugerah Tuhan menjadi baikan maka hal inipun tidak saya jadikan satu fakta empiris minor yang menjadi dasar universal. Yang hendak saya suarakan adalah pemahaman iman yang saya dapatkan dari Firman Tuhan. Sebelum anda tidak setuju maka ada baiknya anda menyimak pemaparan saya. Siapa tahu walaupun anda tidak setuju paling sedikit anda belajar sesuatu.
Mengapa adalah satu fakta manusia mempunyai masalah di dalam jiwanya ? Mengapa manusia mengalami depresi ? Mengapa manusia takut ? Mengapa manusia lari dari realitas ? Mengapa manusia mempunyai mekanisme pertahanan ?
Dari pemahaman Firman Tuhan di dalam Roma 1 maka dikatakan :
“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” ( Roma 1:18 )
Inti masalah manusia yang esensial mendasar menurut FirmanTuhan adalah dosa. Dosa itu adalah manusia tidak taat dan melawan Tuhan. Dosa adalah manusia tidak hidup sesuai dengan keinginan Tuhan Allah. Manusia ingin bebas dan hidup otonomi sesuai dengan keinginannya. Manusia ingin menjadi seperti Allah. Manusia ingin menentukan masa depannya. Ini adalah dosa.
Alkitab menyatakan bahwa ketika manusia pertama Adam jatuh dalam dosa maka dia takut dan malu. Lalu Adam bersembunyi dan mengenakan daun-daun untuk menutupi kemaluannya. Ini adalah akibat manusia dalam dosa.
Mengapa manusia takut ? Mengapa manusia malu ? Karena manusia jatuh dalam dosa !
Mengapa manusia lari dari realita ? Mengapa manusia mempunyai mekanisme pertahanan ? Karena manusia sudah jatuh dalam dosa !
Mengapa manusia mencoba menutupi kesalahannya dengan melakukan kebaikan tertentu ? Mengapa manusia beramal ? Mengapa manusia melakukan kegiatan agamawi ? Karena manusia sudah berdosa dan berusaha mencari jalan keluarnya sendiri.
Mengapa manusia merasa bersalah ? Mengapa hati nurani manusia menuduh dia ? Karena manusia sudah berdosa dan hati nurani yang adalah wakil Allah menegur dia !
Mengapa manusia saling menyalahkan satu sama lain ? Mengapa ada konflik di dalam kehidupan manusia ? Mengapa ada perang ? Mengapa filsuf eksistensial dengan jujur mengatakan bahwa keberadaan orang lain dan tuntutan dari lingkungan adalah satu hal yang neraka ? Karena manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah !
Ini adalah satu pernyataan dari Firman Tuhan. Bahwa manusia berdosa. Semua orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah ( Rom 3:23 ). Mungkin anda merasa bahwa pemaparan ini terlalu keras dan kejam. Pandangan ini mungkin terasa menusuk di dalam batin anda. Tetapi justru realitas ini adalah realitas yang harus kita terima. Pahit tapi nyata.
Tetapi puji syukur kepada Tuhan ! Bahwa kalau masalahnya manusia adalah dosa maka sesungguhnya puji Tuhan ada jalan keluarnya. Mengapa ? Karena Alkitab justru ingin memaparkan jalan keluar bagi masalah umat manusia. Alkitab Firman Tuhan adalah buku yang dari Allah hendak menyatakan anugerah Allah. Ada berita sukacita dari Alkitab. Berita sukacita itu adalah Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini untuk menjadi Juruselamat umat manusia. Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia dan taat kehendak Bapa untuk mati di kayu salib. Dia tidak berdosa. Dia adalah Allah yang sempurna. Dia juga adalah manusia sempurna yang menjalankan semua tuntutan Taurat Allah dengan sempurna. Dia adalah jalan keluar untuk permasalahan dosa manusia.
Bagaimana cara Dia menyelesaikan dosa manusia ?
Dia datang untuk melaksanakan tuntutan Taurat yang sempurna bagi kita
Dia mati untuk menggantikan hukuman dosa yang seharusnya kita terima
Dia memberikan kebenaranNya kepada kita
Dia adalah penebusan kita
Dia adalah kebenaran kita
Dan Dia bangkit dari kematian supaya kita dapat bangkit dari hidup lama kita.
Kristus adalah kebenaran kita dan juga pengudusan kita. Dia merubah natur orang yang percaya kepadaNya untuk menjadi manusia baru. Barangsiapa yang di dalam Kristus Yesus adalah manusia baru. Dia datang untuk kita yang miskin, yang cacat, yang hina, yang papa, dan yang buta rohani. Dan dialah jalan keluar untuk dosa kita.
Sekarang, saya ingin menantang anda ! Bila anda mempunyai masalah di dalam jiwa anda. Anda mungkin dapat datang ke psikolog atau psikiater. Tetapi saya harus katakan. Anda pasti tidak akan puas ! Karena saya percaya bahwa kepuasan itu hanya di dapatkan bila anda berdamai dengan Tuhan Allah. Manusia mempunyai satu kutub magnet yang bila tidak menuju arah berdamai dengan Tuhan Allah maka akan selalu dalam keadaan gelisah. Saya sendiri sudah mengalami hal itu. Saya pernah didiagnosa Schizo Affective Disorder dan Bipolar Depression. Jiwa saya banyak mengalami masalah dan juga pikiran dan emosi ini kacau balau. Hidup ada di dalam bayang-bayang maut. Ketakutan, teror dan kegelisahan menguasai hidup saya. Dan karena Firman Tuhan maka saya menemukan jalan keluarnya. Dan saya percaya bahwa orang yang mengalami masalah kejiwaanpun dapat mengalami apa yang saya alami bila mengenal Tuhan Yesus Kristus melalui FirmanNya.
Proses yang saya alami untuk bertumbuh bukan instan dan seketika. Proses ini adalah berangsur-angsur dan panjang. Proses itu ada di dalam gereja Tuhan. Proses itu ada melalui kasih saudara-saudari seiman. Melalui doa dari saudara-saudari seiman saya di dalam Kristus. Mungkin ada sebagian yang menyerah melihat saya sulit bertumbuh. Mungkin ada yang kecewa. Tetapi Tuhan Allah tidak pernah menyerah di dalam anugerahNya dan Tuhan Allah tidak pernah menyesal akan pilihanNya. Karena itu Tuhan Allah tetap menggerakkan gerejaNya untuk terus melayani saya dalam kebenaran dan kasih. Satu hal saya bersyukur kepada Tuhan yang mengasihi saya dan juga saya berterima kasih untuk orang-orang yang mendoakan dan mendukung saya. Untuk mamah saya, untuk ibu rohani saya Ibu Pdt. Hanna Tjahja, untuk istri saya Laura Lie, untuk cici rohani Ev. Yun Siang, untuk Pdt. Nico Ong dan Ibu Susana Cahyadi di Taiwan China, untuk Pdt. Dr. Stephen Tong, untuk Pdt. Ivan Kristiono sebagai pembimbing tesis saya dan juga untuk teman-teman saya yang mendukung saya yang tidak saya sebutkan satu persatu. Dalam anugerah Tuhan saya boleh terus semakin baikan dan maju.
Saya percaya bahwa jalan keluar dari masalah kejiwaan hanya di dalam pertobatan menerima Yesus Kristus dan hidup di dalam FirmanNya. Bila kita memandang kemuliaan dan keindahan dari Kristus Yesus saya punya iman bahwa manusia berdosa dapat sembuh dari sakit jiwanya. Dan walaupun kita tidak diijinkan pulih sepenuhnya dalam jiwa kita maka marilah kita terus menerus melihat kemuliaan dan keindahan dari Tuhan Yesus Kristus. Karena dengan melihat kemuliaan Tuhan Yesus maka jiwa kita mendapatkan sukacita dan kedamaian dari persekutuan dengan Tuhan. Bila anda menyelidiki alam semesta ini dan menyelidiki manusia maka bila presuposisi anda benar anda akan menemukan kemuliaan Allah. Tetapi bila anda mengenal Yesus Kristus secara pribadi maka anda mengenal kepenuhan kemuliaan Allah yang memuaskan jiwa anda. Yesus Kristus mengetuk dipintu hati anda yang sadar akan dosa dan menanti anda membuka hati untuk Dia. Maukah anda ?
Ini adalah suara yang hendak saya paparkan dan yang kiranya boleh menjadi satu masukan bagi saudara-saudara.
Semoga suara hati saya boleh menjadi berkat bagi saudara-saudari sekalian
Jeffrey Lim
www.iccccty.com
27-1-2012
Saya sadar bahwa saya bukan orang akademis. Saya tidak mempelajari dunia psikologi dari keluasan sampai kedalamannya. Banyak hal saya tidak mengerti. Saya bukan juga pelajar yang komprehensif. Tetapi saya diberikan anugerah besar mengenal Firman Tuhan melalui mata iman. Iman saya ini mengenai apa yang disaksikan Wahyu Allah di dalam Alkitab. Saya punya iman bahwa solusi terhadap dosa di dalam jiwa manusia adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan ini adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Firman Tuhan ini bersaksi mengenai satu pribadi yaitu Yesus Kristus yang adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Kristus Yesus, Anak Allah adalah Allah sejati dan manusia sejati. Bagaimana menjelaskan hal ini saya tidak mengerti. Saya tahu ini misteri dan satu keindahan yang membuat saya makin kagum dan terus terdorong untuk menyembah Allah Tritunggal. Kristus Yesus ini adalah satu-satunya jawaban terhadap problema jiwa manusia. Saya hendak bersaksi bahwa ini adalah sungguh-sungguh jawaban. Mengapa ? Saya sendiri sudah menyalami hal itu. Tetapi apakah ini valid ? Satu data minor diri saya tidak cukup untuk dijadikan data empiris. Secara standar riset dunia : Mana mungkin satu data empiris bisa menjadi prinsip universal ? Tetapi kita punya metode yang berbeda dengan orang dunia. Metode orang dunia di dalam mengenal apa kitu kebenaran selalu berubah. Baik rasionalisme ataupun empirisime bukanlah metode mengenal kebenaran yang saya pegang. Sesungguhnya saya percaya bahwa wahyu Allah yang menjadi standar mutlak. Saya hendak menyuarakan hal itu. Mungkin hal itu kedengarannya satu hal yang bias agama Kristen. Tetapi saya percaya bahwa perspektif Alkitab ini adalah satu-satunya cara kita memandang yang benar. Dan saya hendak menyuarakan suara hati saya sesuai dengan ini. Ada baiknya anda menyimak penguraian saya.
Psikologi sekular mempunyai otoritasnya di dalam menyelidiki manusia dan masalahnya. Dunia psikiatri mempunyai laboratorium dan belajar secara empiris. Mereka dapat menyimpulkan problema masalah jiwa manusia di dalam DSM ( Diagnostic Statistic of Mental Health ). Versi yang sekarang adalah versi yang ke IV. Versi ini mungkin nanti bisa meningkat di dalam tahun-tahun dimana manusia terus bergumul di dalam mengenal masalah kejiwaan. Semua ini adalah hasil budaya manusia di dalam mengenal manusia. Tentunya semua ini bukan hal yang sepenuhnya salah dan kita buang. Manusia yang adalah gambar dan rupa Allah dapat berespon terhadap wahyu umum Allah. Manusia yang walaupun sudah jatuh dalam dosa tidak mungkin konsisten di dalam dosa sehingga seluruh pemikirannya salah. Manusia tetap hidup di dunia Allah. Manusia tetap berelasi dengan wahyu umum Allah setiap hari. Hanya manusia yang di neraka yang bisa konsisten di dalam dosa. Karena itu saya tidak menolak pembelajaran ilmu pengetahuan dan juga dunia psikologis.
Dunia psikologi klinis mempunyai berbagai pandangan mengenai manusia dan masalahnya. Pandangan itu bisa dilihat dari perspektif biologis. Hal itu memang kita dapat terima sebab manusia mempunyai tubuh. Manusia mempunyai unsur biologis. Di dalam tubuh manusia ada unsur kimiawi dan juga tubuh manusia mempunyai organ-organnya. Dalam hal biologis maka struktur tubuh manusia ada miripnya dengan binatang. Tetapi apakah kita sederajat dengan binatang ? Tetapi penjelasan manusia secara biologis tentunya tidak cukup. Sebab manusia lebih daripada biologis. Kita bukan cuma mempunyai tubuh tapi juga mempunyai jiwa. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Penyelesaian masalah manusia dengan hanya cara pandang medis tidak memuaskan. Manusia lebih daripada sedekar kimia dan biologi. Mungkin mudah untuk menyalahkan otak untuk tingkah laku yang salah. Tetapi masalah manusia tidak bisa direduksi hanya ke aspek biologis. Sisi biologis manusia memang ada namun ada perspektif lain yang perlu kita lihat.
Pandangan lain dari psikologi melihat manusia dari segi psikodinamika. Hal ini juga tidak sepenuhnya salah. Manusia mempunyai dorongan dan hasrat di dalam jiwanya. Manusia ada dorongan naluri yang hendak disalurkan namun ada kontrol sosial dan hati nurani. Dorongan di dalam naluri jiwa manusia ini bila ditekan akan menghasilkan masalah. Represi hanya akan menghasilkan neurosis ataupun juga bisa menghasilkan bom atom di satu saat. Namun alternatif dari menekan dorongan itu adalah menyalurkan. Dan bila dorongan disalurkan ke hal yang negatifpun akan mengalami masalah juga. Dan psikodinamika tidak bisa menjawab apa standar yang benar di dalam menyalurkan dorongan hasrat. Pertanyaan Mengapa hati nurani manusia menegur dia juga sulit dijawab. Pertanyaan mengapa manusia menjadi musuh dengan dirinya sendiri adalah susah untuk dimengerti.
Psikologi sekular juga dapat melihat manusia dari sisi cognitive ataupun emotive. Tentu kitapun tidak menolak hal ini. Manusia memang mempunyai sisi kognitif. Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah adalah satu pribadi yang berbeda dengan mahluk ciptaan lainnya. Manusia dibekali akal budi untuk berpikir. Manusia dapat menganalisa alam semesta. Manusia adalah mahluk yang rasional. Dan ternyata pembelajaran dari unsur kognitif manusia membukakan satu dimensi dimana unsur rasional manusia menentukan unsur emosi dan tingkah lakunya. Para ahli belajar mengembangkan satu metoda untuk menyelesaikan permasalahan jiwa manusia dengan merubah pola berpikirnya. Dengan demikian maka diharapkan akan mengubah emosi dan tingkah lakunya. Tetapi para ahli tentunya tidak sepakat mengenai pola berpikir apa yang baik, pandangan dunia apa yang menyehatkan, dan juga mengapa saya harus memilih berpikir seperti ini dan bukan itu. Pandangan mengenai apa yang baik, yang benar itu relatif dan juga setiap orang mempunyai definisinya masing-masing. Maka menyelesaikan masalah manusia dengan otonomi rasio manusia tidak menemui jalan keluarnya.
Psikologi behaviourism dapat melihat manusia dari sisi tingkah laku. Manusia dalam tingkat tertentu mempunyai tingkah laku yang seperti mekanis. Tingkah laku ini adalah respon manusia terhadap lingkungan. Dan ini respon ini akan membentuk pola dan akan menjadi kebiasaan dan karakter. Hal ini juga bukan tidak ada benarnya walaupun apa yang mendorong manusia berespon terhadap lingkungan yang adalah hati tidak bisa dimengerti oleh manusia itu sendiri. Mengapa manusia yang diajari baik bisa belajar sendiri hal yang jahat ?
Psikologi humanis pun bisa melihat manusia dari unsur nilai dan makna. Pandangan ini ingin melihat manusia seutuhnya sebagai manusia. Manusia adalah mahluk yang bukan saya perlu makanan dan minuman. Manusia membutuhkan satu nilai. Manusia butuh aktualisasi diri dan berada. Hal ini juga bukan tidak ada benarnya. Manusia memang mahluk yang membutuhkan satu arti hidup. Manusia tidak puas hanya dengan makan dan minum dan Yesus Kristus mengatakan bahwa manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.
Ketika saya coba merenungkan aspek-aspek pembelajaran mengenai manusia maka kita tidak menolak semua hal itu. Masih ada hal yang benar yang bisa dipelajari. Semua itu fakta yang perlu dilihat dari satu presuposisi yang benar. Tetapi saya harus mengatakan sesuatu bahwa semua fakta itu tidak cukup untuk mengenal masalah manusia esensial mendasar dan menyembuhkannya. Semua pandangan mengenai psikologi sekular sangat terbatas dan kurang. Kita membutuhkan yang lebih dari itu. Kita membutuhkan satu pandangan yang melihat manusia dari kacamata Penciptanya. Kita harus melihat manusia dari kacamata Firman Tuhan.
Ketika saya hendak masuk ke titik ini mungkin ada orang yang menolak. Ini tidak adil. Anda merubah permainan. Karena hal ini adalah pembelajaran agama dan bukan ilmu pengetahuan. Ini adalah pembelajaran agama kristen dan bukan pembelajaran manusia secara ilmu pengetahuan. Maka saya tidak membantah tuduhan anda. Ini memang dari perspektif Kekristenan dan Alkitab. Dan malahan lebih dari itu saya mengatakan bahwa ini adalah satu perspektif yang benar. Saya tidak akan membuat argumen-argumen filosofis yang panjang baik secara rasionalis ataupun empiris. Ataupun bahkan pengalaman hidup saya yang pernah di diagnosis schizo affective disorder dan bipolar diorder dan kemudian dalam anugerah Tuhan menjadi baikan maka hal inipun tidak saya jadikan satu fakta empiris minor yang menjadi dasar universal. Yang hendak saya suarakan adalah pemahaman iman yang saya dapatkan dari Firman Tuhan. Sebelum anda tidak setuju maka ada baiknya anda menyimak pemaparan saya. Siapa tahu walaupun anda tidak setuju paling sedikit anda belajar sesuatu.
Mengapa adalah satu fakta manusia mempunyai masalah di dalam jiwanya ? Mengapa manusia mengalami depresi ? Mengapa manusia takut ? Mengapa manusia lari dari realitas ? Mengapa manusia mempunyai mekanisme pertahanan ?
Dari pemahaman Firman Tuhan di dalam Roma 1 maka dikatakan :
“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” ( Roma 1:18 )
Inti masalah manusia yang esensial mendasar menurut FirmanTuhan adalah dosa. Dosa itu adalah manusia tidak taat dan melawan Tuhan. Dosa adalah manusia tidak hidup sesuai dengan keinginan Tuhan Allah. Manusia ingin bebas dan hidup otonomi sesuai dengan keinginannya. Manusia ingin menjadi seperti Allah. Manusia ingin menentukan masa depannya. Ini adalah dosa.
Alkitab menyatakan bahwa ketika manusia pertama Adam jatuh dalam dosa maka dia takut dan malu. Lalu Adam bersembunyi dan mengenakan daun-daun untuk menutupi kemaluannya. Ini adalah akibat manusia dalam dosa.
Mengapa manusia takut ? Mengapa manusia malu ? Karena manusia jatuh dalam dosa !
Mengapa manusia lari dari realita ? Mengapa manusia mempunyai mekanisme pertahanan ? Karena manusia sudah jatuh dalam dosa !
Mengapa manusia mencoba menutupi kesalahannya dengan melakukan kebaikan tertentu ? Mengapa manusia beramal ? Mengapa manusia melakukan kegiatan agamawi ? Karena manusia sudah berdosa dan berusaha mencari jalan keluarnya sendiri.
Mengapa manusia merasa bersalah ? Mengapa hati nurani manusia menuduh dia ? Karena manusia sudah berdosa dan hati nurani yang adalah wakil Allah menegur dia !
Mengapa manusia saling menyalahkan satu sama lain ? Mengapa ada konflik di dalam kehidupan manusia ? Mengapa ada perang ? Mengapa filsuf eksistensial dengan jujur mengatakan bahwa keberadaan orang lain dan tuntutan dari lingkungan adalah satu hal yang neraka ? Karena manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah !
Ini adalah satu pernyataan dari Firman Tuhan. Bahwa manusia berdosa. Semua orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah ( Rom 3:23 ). Mungkin anda merasa bahwa pemaparan ini terlalu keras dan kejam. Pandangan ini mungkin terasa menusuk di dalam batin anda. Tetapi justru realitas ini adalah realitas yang harus kita terima. Pahit tapi nyata.
Tetapi puji syukur kepada Tuhan ! Bahwa kalau masalahnya manusia adalah dosa maka sesungguhnya puji Tuhan ada jalan keluarnya. Mengapa ? Karena Alkitab justru ingin memaparkan jalan keluar bagi masalah umat manusia. Alkitab Firman Tuhan adalah buku yang dari Allah hendak menyatakan anugerah Allah. Ada berita sukacita dari Alkitab. Berita sukacita itu adalah Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini untuk menjadi Juruselamat umat manusia. Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia dan taat kehendak Bapa untuk mati di kayu salib. Dia tidak berdosa. Dia adalah Allah yang sempurna. Dia juga adalah manusia sempurna yang menjalankan semua tuntutan Taurat Allah dengan sempurna. Dia adalah jalan keluar untuk permasalahan dosa manusia.
Bagaimana cara Dia menyelesaikan dosa manusia ?
Dia datang untuk melaksanakan tuntutan Taurat yang sempurna bagi kita
Dia mati untuk menggantikan hukuman dosa yang seharusnya kita terima
Dia memberikan kebenaranNya kepada kita
Dia adalah penebusan kita
Dia adalah kebenaran kita
Dan Dia bangkit dari kematian supaya kita dapat bangkit dari hidup lama kita.
Kristus adalah kebenaran kita dan juga pengudusan kita. Dia merubah natur orang yang percaya kepadaNya untuk menjadi manusia baru. Barangsiapa yang di dalam Kristus Yesus adalah manusia baru. Dia datang untuk kita yang miskin, yang cacat, yang hina, yang papa, dan yang buta rohani. Dan dialah jalan keluar untuk dosa kita.
Sekarang, saya ingin menantang anda ! Bila anda mempunyai masalah di dalam jiwa anda. Anda mungkin dapat datang ke psikolog atau psikiater. Tetapi saya harus katakan. Anda pasti tidak akan puas ! Karena saya percaya bahwa kepuasan itu hanya di dapatkan bila anda berdamai dengan Tuhan Allah. Manusia mempunyai satu kutub magnet yang bila tidak menuju arah berdamai dengan Tuhan Allah maka akan selalu dalam keadaan gelisah. Saya sendiri sudah mengalami hal itu. Saya pernah didiagnosa Schizo Affective Disorder dan Bipolar Depression. Jiwa saya banyak mengalami masalah dan juga pikiran dan emosi ini kacau balau. Hidup ada di dalam bayang-bayang maut. Ketakutan, teror dan kegelisahan menguasai hidup saya. Dan karena Firman Tuhan maka saya menemukan jalan keluarnya. Dan saya percaya bahwa orang yang mengalami masalah kejiwaanpun dapat mengalami apa yang saya alami bila mengenal Tuhan Yesus Kristus melalui FirmanNya.
Proses yang saya alami untuk bertumbuh bukan instan dan seketika. Proses ini adalah berangsur-angsur dan panjang. Proses itu ada di dalam gereja Tuhan. Proses itu ada melalui kasih saudara-saudari seiman. Melalui doa dari saudara-saudari seiman saya di dalam Kristus. Mungkin ada sebagian yang menyerah melihat saya sulit bertumbuh. Mungkin ada yang kecewa. Tetapi Tuhan Allah tidak pernah menyerah di dalam anugerahNya dan Tuhan Allah tidak pernah menyesal akan pilihanNya. Karena itu Tuhan Allah tetap menggerakkan gerejaNya untuk terus melayani saya dalam kebenaran dan kasih. Satu hal saya bersyukur kepada Tuhan yang mengasihi saya dan juga saya berterima kasih untuk orang-orang yang mendoakan dan mendukung saya. Untuk mamah saya, untuk ibu rohani saya Ibu Pdt. Hanna Tjahja, untuk istri saya Laura Lie, untuk cici rohani Ev. Yun Siang, untuk Pdt. Nico Ong dan Ibu Susana Cahyadi di Taiwan China, untuk Pdt. Dr. Stephen Tong, untuk Pdt. Ivan Kristiono sebagai pembimbing tesis saya dan juga untuk teman-teman saya yang mendukung saya yang tidak saya sebutkan satu persatu. Dalam anugerah Tuhan saya boleh terus semakin baikan dan maju.
Saya percaya bahwa jalan keluar dari masalah kejiwaan hanya di dalam pertobatan menerima Yesus Kristus dan hidup di dalam FirmanNya. Bila kita memandang kemuliaan dan keindahan dari Kristus Yesus saya punya iman bahwa manusia berdosa dapat sembuh dari sakit jiwanya. Dan walaupun kita tidak diijinkan pulih sepenuhnya dalam jiwa kita maka marilah kita terus menerus melihat kemuliaan dan keindahan dari Tuhan Yesus Kristus. Karena dengan melihat kemuliaan Tuhan Yesus maka jiwa kita mendapatkan sukacita dan kedamaian dari persekutuan dengan Tuhan. Bila anda menyelidiki alam semesta ini dan menyelidiki manusia maka bila presuposisi anda benar anda akan menemukan kemuliaan Allah. Tetapi bila anda mengenal Yesus Kristus secara pribadi maka anda mengenal kepenuhan kemuliaan Allah yang memuaskan jiwa anda. Yesus Kristus mengetuk dipintu hati anda yang sadar akan dosa dan menanti anda membuka hati untuk Dia. Maukah anda ?
Ini adalah suara yang hendak saya paparkan dan yang kiranya boleh menjadi satu masukan bagi saudara-saudara.
Semoga suara hati saya boleh menjadi berkat bagi saudara-saudari sekalian
Jeffrey Lim
www.iccccty.com
27-1-2012
No comments:
Post a Comment