Menikmati alam ciptaan Tuhan untuk kemuliaan Tuhan
Seri teologi kenikmatan
Renungan dari Maz 19:1-7 dan Trinitas
Oleh Jeffrey Lim
Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya ( Maz 19 ).
Baca Maz 19:1-7
Ayat ini mungkin sudah sering kita dengar. Bahkan sudah kita pelajari bahwa ini adalah pernyataan Allah yang bersifat umum kepada manusia sehingga manusia mengenal Allah dari alam semesta. Pernyataan umum ini berbeda dengan pernyataan khusus yang ditulis di dalam Alkitab yang dibahas di dalam ayat berikutnya. Dalam renungan singkat ini, saya hendak mengkaitkan bagaimana alam semesta yang diciptakan untuk kemuliaan Tuhan ini dapat dinikmati oleh kita manusia dan membuat kita makin mengasihi dan makin mencintai Tuhan. Juga akan dikaitkan dengan doktrin Allah Tritunggal yaitu doktrin yang sebenarnya mempunyai aplikasi praktis terhadap kehidupan manusia.
Bagaimana kita menikmati alam semesta ini ?
Apakah boleh kita menikmati alam semesta ini ?
Apa dasar kenikmatan alam semesta ?
Pertama, Dasar menikmati alam semesta adalah Allah Tritunggal. Kita tahu bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Allah yang menjadikan alam semesta ini dan Allah mempunyai tujuan menciptakan bumi untuk kemuliaan namaNya. Apakah ini egois dan cinta diri ? Apakah Allah mencintai diriNya sendiri dan egois. Ternyata tidak ! Sebab Allah kita adalah Allah Tritunggal. Allah Tritunggal adalah Allah yang satu tetapi 3 pribadi. Allah Tritunggal adalah kasih. Tetapi Allah Tritunggal tidak egois dan mengasihi diriNya sendiri tetapi Allah Tritunggal mengasihi anggota pribadi Allah yang lain. Allah Tritunggal saling mengasihi satu sama lain. Allah Bapa mengasihi Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Anak mengasihi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus mengasihi Allah Bapa dan Allah Anak. Ketiga pribadi Allah saling mengasihi satu sama lain. Di dalam tiga pribadi ada kesatuan. Dan di dalam tiga pribadi ada satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Hubungan Allah Tritunggal merupakan hubungan yang harmonis. Benar-benar harmonis. Hubungan Allah Tritunggal yang harmonis ini dimana ada keragaman namun ada kesatuan yang harmonis merupakan dasar hidup kita sebagai orang Kristen.
Karena Allah Tritunggal adalah saling mengasihi maka ketika Dia hendak memuliakan diriNya, Allah memuliakan anggota pribadi Allah yang lainnya. Alkitab juga mengajarkan bahwa ada saling menghargai, saling melayani, saling mengasihi, saling memuliakan dan saling menganggap yang lain lebih utama di dalam ketiga pribadi Allah Tritunggal. Allah Tritunggal tidak mementingkan pribadiNya sendiri terlepas dari pribadi yang lain namun saling memperhatikan.
Mengapa Allah Tritunggal menjadi dasar menikmati alam semesta ?
Mengapa Allah Tritunggal menjadi landasarn kita menikmati alam semesta ?
Dari mana aplikasi doktrin Allah Tritunggal sebagai teologi kenikmatan ?
Karena Allah Tritunggal adalah Allah yang menikmati diriNya sendiri di dalam pribadi Allah Tritunggal yang lain. Bahkan ketika Allah Tritunggal menciptakan alam semesta ini, Dia menciptakan supaya pribadi lain di dalam Allah Tritunggal dimuliakan.
Betapa ketika kita melihat matahari bersinar dengan hangat itu menandakan ciptaan Allah dimana Allah Tritunggal memuliakan pribadi lain di dalam Allah Tritunggal. Betapa ketika kita melihat bunga di padang yang dihiasi embun disertai dengan harumnya dan juga air di sungai yang mengalir jernih. Itu adalah cinta Allah Tritunggal kepada pribadi lain di dalam Allah Tritunggal. Jadi setiap keindahan di alam semesta ini adalah hendak dipersembahkan kepada Allah Tritunggal oleh Allah Tritunggal. Oh betapa indah betapa Allah Tritunggal menikmati kemuliaanNya di dalam alam semesta ini. Allah Tritunggal menjadi dasar untuk menikmati alam semesta ini karena Dia sendiri menikmati alam semesta. Allah Tritunggal bersukacita terhadap ciptaan.
Kedua, alam semesta ini baik adanya. Allah sendiri mengatakan bahwa alam semesta ini baik ketika saat penciptaan. Alam semesta ini baik juga karena menyatakan kemuliaan Allah. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa materi yang Allah ciptakan adalah baik. Jadi bukan hanya sesuatu yang spiritual yang baik tetapi yang material juga baik. Materi tidak jahat. Sebab bila materi jahat maka Yesus Kristus datang ke dunia menjadi tubuh materi dan kalau materi itu jahat maka tubuh Yesus itu jahat. Tetapi tidak demikian. Materi itu baik adanya. Karena itu maka materi adalah anugerah Tuhan yang perlu kita nikmati. Saluran anugerah Tuhan di dalam dunia ini bukan saja Firman, Doa, persekutuan orang kudus, sakramen tetapi juga materi. Ambil contoh adalah makanan. Makanan adalah sesuatu yang perlu kita nikmati untuk kemuliaan nama Tuhan. Makanan diciptakan bukan saja untuk menyambung hidup tetapi untuk dinikmati oleh manusia dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Kor 10:31). Tuhan memberikan makanan kepada manusia bukan hanya untuk kebutuhan manusia, tapi juga untuk kenikmatan manusia. Kalau betul Tuhan hanya memberikan utk kebutuhan manusia, maka seharusnya buah-buahan tidak perlu terdiri dari berbagai macam rasa. Cukup satu rasa. Duren rasa timun, Mangga rasa timun, Pepaya rasa Timun, dll. Ternyata yang Tuhan beri melampaui dari apa yang kita pikirkan sebagai kebutuhan. Tuhan juga menciptakan alam semesta begitu beragam warna dan harum untuk dinikmati indera kita. Menikmati alam semesta itu begitu limpah. Kita dapat mengembangkan untuk menikmati materi bukan saja di dalam makanan tetapi juga di dalam olah raga, musik, alam semesta, naik gunung, ke pantai, rekreasi, menyelidiki ilmu pengetahuan.
Kesimpulannya adalah materi adalah baik dan untuk dinikmati. Bahkan Allah Tritunggal sendiri menikmati materi. Ketika Allah menciptakan alam semesta ini untuk memuliakan diriNya, Allah Tritunggal menikmati kemuliaan diriNya melalui materi ini. Materi alam semesta ini dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus menikmati alam semesta. Dan kenikmatan Allah ini adalah dasar kenikmatan kita.
Ketiga. Westminster Conffesion of faith mengatakan bahwa tujuan utama hidup manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmatiNya selama-lamaNya. John Piper menginterpretasikan dengan mengatakan tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dengan bersama-sama menikmatiNya. Jadi panggilan hidup kita bukan hanya memuliakan Tuhan saja tetapi memuliakan Tuhan dengan bersama-sama menikmatiNya. Sebab memuliakan Tuhan itu menikmatiNya dan menikmati Tuhan adalah memuliakan nama Tuhan.
Bila kita hendak membahas mengenai menikmati Tuhan. Kita dapat menikmati Tuhan di dalam doa, persekutuan denganNya dan di dalam FirmanNya. Tetapi kita juga dapat menikmati Tuhan di dalam alam semesta. Alam semesta ini diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan dan juga untuk dinikmati manusia. Ini hal yang sejalan dan bukan bertentangan. Kita dapat menikmati Tuhan di dalam alam semesta dan menikmati Tuhan di dalam memuliakanNya adalah panggilan hidup kita.
Penutup
Maka ketika kita merenungkan alam semesta yang indah ini, marilah kita bersyukur bahwa semua ini diciptakan untuk kemuliaan Allah Tritunggal yang saling mengasihi satu sama lain dan diciptakan untuk manusia menikmatinya di dalam rangka memuliakan nama Tuhan. Nikmatilah alam semesti dalam anugerahNya yang tidak terhingga.
MRII Taipei
Jumat, 8 September 2006
Seri teologi kenikmatan
Renungan dari Maz 19:1-7 dan Trinitas
Oleh Jeffrey Lim
Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya ( Maz 19 ).
Baca Maz 19:1-7
Ayat ini mungkin sudah sering kita dengar. Bahkan sudah kita pelajari bahwa ini adalah pernyataan Allah yang bersifat umum kepada manusia sehingga manusia mengenal Allah dari alam semesta. Pernyataan umum ini berbeda dengan pernyataan khusus yang ditulis di dalam Alkitab yang dibahas di dalam ayat berikutnya. Dalam renungan singkat ini, saya hendak mengkaitkan bagaimana alam semesta yang diciptakan untuk kemuliaan Tuhan ini dapat dinikmati oleh kita manusia dan membuat kita makin mengasihi dan makin mencintai Tuhan. Juga akan dikaitkan dengan doktrin Allah Tritunggal yaitu doktrin yang sebenarnya mempunyai aplikasi praktis terhadap kehidupan manusia.
Bagaimana kita menikmati alam semesta ini ?
Apakah boleh kita menikmati alam semesta ini ?
Apa dasar kenikmatan alam semesta ?
Pertama, Dasar menikmati alam semesta adalah Allah Tritunggal. Kita tahu bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Allah yang menjadikan alam semesta ini dan Allah mempunyai tujuan menciptakan bumi untuk kemuliaan namaNya. Apakah ini egois dan cinta diri ? Apakah Allah mencintai diriNya sendiri dan egois. Ternyata tidak ! Sebab Allah kita adalah Allah Tritunggal. Allah Tritunggal adalah Allah yang satu tetapi 3 pribadi. Allah Tritunggal adalah kasih. Tetapi Allah Tritunggal tidak egois dan mengasihi diriNya sendiri tetapi Allah Tritunggal mengasihi anggota pribadi Allah yang lain. Allah Tritunggal saling mengasihi satu sama lain. Allah Bapa mengasihi Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Anak mengasihi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus mengasihi Allah Bapa dan Allah Anak. Ketiga pribadi Allah saling mengasihi satu sama lain. Di dalam tiga pribadi ada kesatuan. Dan di dalam tiga pribadi ada satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Hubungan Allah Tritunggal merupakan hubungan yang harmonis. Benar-benar harmonis. Hubungan Allah Tritunggal yang harmonis ini dimana ada keragaman namun ada kesatuan yang harmonis merupakan dasar hidup kita sebagai orang Kristen.
Karena Allah Tritunggal adalah saling mengasihi maka ketika Dia hendak memuliakan diriNya, Allah memuliakan anggota pribadi Allah yang lainnya. Alkitab juga mengajarkan bahwa ada saling menghargai, saling melayani, saling mengasihi, saling memuliakan dan saling menganggap yang lain lebih utama di dalam ketiga pribadi Allah Tritunggal. Allah Tritunggal tidak mementingkan pribadiNya sendiri terlepas dari pribadi yang lain namun saling memperhatikan.
Mengapa Allah Tritunggal menjadi dasar menikmati alam semesta ?
Mengapa Allah Tritunggal menjadi landasarn kita menikmati alam semesta ?
Dari mana aplikasi doktrin Allah Tritunggal sebagai teologi kenikmatan ?
Karena Allah Tritunggal adalah Allah yang menikmati diriNya sendiri di dalam pribadi Allah Tritunggal yang lain. Bahkan ketika Allah Tritunggal menciptakan alam semesta ini, Dia menciptakan supaya pribadi lain di dalam Allah Tritunggal dimuliakan.
Betapa ketika kita melihat matahari bersinar dengan hangat itu menandakan ciptaan Allah dimana Allah Tritunggal memuliakan pribadi lain di dalam Allah Tritunggal. Betapa ketika kita melihat bunga di padang yang dihiasi embun disertai dengan harumnya dan juga air di sungai yang mengalir jernih. Itu adalah cinta Allah Tritunggal kepada pribadi lain di dalam Allah Tritunggal. Jadi setiap keindahan di alam semesta ini adalah hendak dipersembahkan kepada Allah Tritunggal oleh Allah Tritunggal. Oh betapa indah betapa Allah Tritunggal menikmati kemuliaanNya di dalam alam semesta ini. Allah Tritunggal menjadi dasar untuk menikmati alam semesta ini karena Dia sendiri menikmati alam semesta. Allah Tritunggal bersukacita terhadap ciptaan.
Kedua, alam semesta ini baik adanya. Allah sendiri mengatakan bahwa alam semesta ini baik ketika saat penciptaan. Alam semesta ini baik juga karena menyatakan kemuliaan Allah. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa materi yang Allah ciptakan adalah baik. Jadi bukan hanya sesuatu yang spiritual yang baik tetapi yang material juga baik. Materi tidak jahat. Sebab bila materi jahat maka Yesus Kristus datang ke dunia menjadi tubuh materi dan kalau materi itu jahat maka tubuh Yesus itu jahat. Tetapi tidak demikian. Materi itu baik adanya. Karena itu maka materi adalah anugerah Tuhan yang perlu kita nikmati. Saluran anugerah Tuhan di dalam dunia ini bukan saja Firman, Doa, persekutuan orang kudus, sakramen tetapi juga materi. Ambil contoh adalah makanan. Makanan adalah sesuatu yang perlu kita nikmati untuk kemuliaan nama Tuhan. Makanan diciptakan bukan saja untuk menyambung hidup tetapi untuk dinikmati oleh manusia dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Kor 10:31). Tuhan memberikan makanan kepada manusia bukan hanya untuk kebutuhan manusia, tapi juga untuk kenikmatan manusia. Kalau betul Tuhan hanya memberikan utk kebutuhan manusia, maka seharusnya buah-buahan tidak perlu terdiri dari berbagai macam rasa. Cukup satu rasa. Duren rasa timun, Mangga rasa timun, Pepaya rasa Timun, dll. Ternyata yang Tuhan beri melampaui dari apa yang kita pikirkan sebagai kebutuhan. Tuhan juga menciptakan alam semesta begitu beragam warna dan harum untuk dinikmati indera kita. Menikmati alam semesta itu begitu limpah. Kita dapat mengembangkan untuk menikmati materi bukan saja di dalam makanan tetapi juga di dalam olah raga, musik, alam semesta, naik gunung, ke pantai, rekreasi, menyelidiki ilmu pengetahuan.
Kesimpulannya adalah materi adalah baik dan untuk dinikmati. Bahkan Allah Tritunggal sendiri menikmati materi. Ketika Allah menciptakan alam semesta ini untuk memuliakan diriNya, Allah Tritunggal menikmati kemuliaan diriNya melalui materi ini. Materi alam semesta ini dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus menikmati alam semesta. Dan kenikmatan Allah ini adalah dasar kenikmatan kita.
Ketiga. Westminster Conffesion of faith mengatakan bahwa tujuan utama hidup manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmatiNya selama-lamaNya. John Piper menginterpretasikan dengan mengatakan tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dengan bersama-sama menikmatiNya. Jadi panggilan hidup kita bukan hanya memuliakan Tuhan saja tetapi memuliakan Tuhan dengan bersama-sama menikmatiNya. Sebab memuliakan Tuhan itu menikmatiNya dan menikmati Tuhan adalah memuliakan nama Tuhan.
Bila kita hendak membahas mengenai menikmati Tuhan. Kita dapat menikmati Tuhan di dalam doa, persekutuan denganNya dan di dalam FirmanNya. Tetapi kita juga dapat menikmati Tuhan di dalam alam semesta. Alam semesta ini diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan dan juga untuk dinikmati manusia. Ini hal yang sejalan dan bukan bertentangan. Kita dapat menikmati Tuhan di dalam alam semesta dan menikmati Tuhan di dalam memuliakanNya adalah panggilan hidup kita.
Penutup
Maka ketika kita merenungkan alam semesta yang indah ini, marilah kita bersyukur bahwa semua ini diciptakan untuk kemuliaan Allah Tritunggal yang saling mengasihi satu sama lain dan diciptakan untuk manusia menikmatinya di dalam rangka memuliakan nama Tuhan. Nikmatilah alam semesti dalam anugerahNya yang tidak terhingga.
MRII Taipei
Jumat, 8 September 2006
No comments:
Post a Comment