Showing posts with label My Sermons. Show all posts
Showing posts with label My Sermons. Show all posts

Saturday, March 22, 2008

Bersyukur karena boleh melayani Tuhan, terutama karena sudah diselamatkan

Bersyukur karena boleh melayani Tuhan, terutama karena sudah diselamatkan
Jeffrey Lim

Nats : Lukas 10:17-24

Ayat kunci : “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”

Nats Lukas 10:17-24 ini adalah sebenarnya satu bagian dengan seluruh pasal 10. Ini masih cerita yang satu dan menyambung. Kalau kita lihat sekilas bahwa pengajaran di akhir pasal 9 adalah mengenai harga yang harus dibayar untuk mengikut Kristus. Harga yang harus dibayar untuk melayani di dalam kerajaan Allah Kemudian setelah Yesus Kristus menyatakan harga yang harus dibayar untuk mengikut Kristus dan melayani di dalam Kerajaan Allah maka di pasal 10, Yesus mulai mengutus ketujuh puluh murid. Yesus pernah mengutus 12 murid dan kali ini Dia mengutus 70 murid.
Setelah murid-murid siap untuk mengikut Yesus dan siap membayar harga maka Yesus memanggil mereka untuk memberitakan kerajaan Allah. Yesus mengutus mereka dua-dua pergi mengabarkan Injil Kerajaan Allah. Dua-dua ini berarti di dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan maka prinsipnya team work dan bersama-sama saling mendukung. Pekerjaan Allah bukan single fighter atau ada satu HERO yang super. Tetapi team work. Semua tubuh bekerja. Semua kelompok-kelompok kecil ini adalah satu bagian dari keseluruhan pasukan kerajaan Allah untuk menghancurkan pekerjaan si jahat. Senjata murid-murid adalah Firman Kebenaran di dalam Injil Yesus Kristus.

Yesus mengatakan bahwa Dia mengutus mereka seperti domba di tengah serigala. Ini berarti orang percaya yang melakukan pekerjaan Tuhan menghadapi banyak pergumulan karena itu harus bertindak cerdik. Di bagian yang lain Yesus mengajarkan supaya cerdik seperti ular namun tulus seperti merpati.
Sewaktu murid-murid memasuki sebuah rumah maka katakan pertama kali “Shalom buat rumah ini”. Shalom berarti bahwa ada damai bagi rumah ini. Shalom terjadi ketika orang berdosa percaya kepada berita Injil. Shalom terjadi ketika orang berdosa berdamai dengan Allah. Jikalau orang yang diinjili menerima Injil maka damai itu diberikan kepadanya.
Inilah konteks di dalam Lukas 17.

Lukas 10:17-24 dimulai ketika murid-murid sudah pulang dari pelayanan mereka. Dikatakan bahwa mereka kembali dengan bersukacita. Tentunya murid-murid bersukacita karena mereka boleh melayani Tuhan dan mengabarkan berita sukacita kepada orang berdosa.
Sambil bergembira para murid mengatakan kepada Yesus : “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.”. “Juga, setan-setan takluk kepada kami”. Juga berarti ada tambahan. Selain bersyukur buat pelayanan, mereka sungguh bersukacita karena setan juga takluk kepada mereka demi nama Yesus. Mereka boleh dikatakan bangga karena boleh diberikan kuasa menaklukan setan.
Kebanggaan murid-murid ini bukan main-main. Bukankah setan itu mahluk yang berkuasa. Setan itu adalah penguasa angkasa. Bahkan semenjak dunia jatuh ke dalam dosa maka dunia ini berada di dalam kerajaan setan. Setan juga ketika mencobai Yesus menawarkan dunia beserta dengan kemewahannya tetapi Yesus menolak. Setan itu penguasa dunia ini. Dia sudah mencobai orang selama beribu-ribu tahun dan sangat lihai. Setan sendiri adalah malaikat yang jatuh. Dan kalau kita lihat bahwa malaikat itu mahluk ciptaan Tuhan yang luar biasa. Tetapi sekarang murid-murid yang baru di dalam beberapa saat mengikut Yesus, penuh dengan kelemahan dan masih tidak berpengalaman. Namun di dalam keterbatasan mereka, mereka bisa menaklukan setan, mereka bisa mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Tentunya mereka bangga dan bersukacita akan hal ini.
Yesus menjawab “Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.”. Jawaban Yesus ini menjelaskan bahwa dengan pelayanan para murid maka setan menderita kekalahan. Dengan Injil maka setan dikalahkan. Dengan Injil maka tawanan dibebaskan. Ketika Injil diberitakan mungkin sebenarnya seperti pemberitaan kata-kata saja. Tetapi dibalik semua itu ada peperangan rohani. Dengan Injil maka pekerjaan si jahat dikalahkan.
Di dalam dunia sekarang ini, di film-film di Indonesia suka disiarkan film setan. Bahkan di budaya barat yang sudah terkena New Age movement menyiarkan film-film setan dan mistik. Di bioskop yang biasanya hanya terdaapat film-film yang modern tetapi sekarang sudah ada film-film mistik bahkan bioskop besar. Anak-anak di jaman sekarang ini diberikan konsep bahwa setan itu berkuasa. Tetapi kalau kita membaca Injil maka kita sadar bahwa setan dikalahkan Yesus dan murid-muridnya. Kalau orang membaca buku mengenai setan menyadari bahwa setan hebat dan konsep pikirannya makin dikuasai setan. Tetapi kalau orang membaca Firman Tuhan maka orang sadar bahwa setan itu begitu kecil kuasanya dan dikalahkan Yesus beserta dengan murid-muridnya. Baca buku setan dan mistik membuat takut, baca Firman membuat beriman. Kalau kita mengenal Firman maka Firman itu akan memerdekakan kita. Firman Tuhan itu berkuasa. Yesus Kristus itu berkuasa. Dengan kuasa Injil maka setan dikalahkan.
Yesus melanjutkan perkataannya di dalam meresponi murid-muridnya “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.”. Bahasa kiasan ini menunjukkan bahwa Yesuslah yang memberikan murid-murid kuasa sehingga mereka sanggup menaklukan setan. Kuasa ada di dalam Yesus Kristus.
Implikasinya murid-murid harus sadar bahwa mereka diberikan kuasa itu bukan karena mereka sendiri tetapi karena pemberian Tuhan. Mereka diberikan. Mereka dianugerahkan. Mereka diperlengkapi. Mereka disertai. Mereka dilindungi. Maka murid-murid harus sadar bahwa Allahlah yang berperang bagi mereka. Murid-murid harus sadar bahwa semua keberhasilan pelayanan adalah karena pekerjaan Tuhan semata-mata.
Kemudian perkataan Yesus yang berikutnya sungguh luar biasa !
“Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”. Ini kalimat yang luar biasa ! Di dalam Alkitab diberitahukan prinsip supaya bersukacitalah senantiasa. Bersukacita dan mengucap syukur adalah yang dikehendaki Tuhan. Ini adalah emosi yang kudus. Di dalam jaman yang banyak menekankan perasaan maka kita harus mengetahui bagaimana seharusnya kita beremosi. Kita harus tahu bagaimana kita harus sukacita. Apa yang harus kita syukuri dan apa yang harus kita sukacitakan. Sukacita yang benar adalah sukacita yang kudus.
Yesus memberitahukan bagaimana seharusnya murid-murid bersukacita. Yaitu jangan bersukacita karena roh-roh takluk kepada mereka. Jangan bersukacita kalau mereka seakan-akan hebat di dalam pelayanan. Ini hanya anugerah. Tetapi marilah bersukacita karena nama mereka ada disurga. Bersukacita karena murid-murid sudah diselamatkan Tuhan.
Sekali lagi Tuhan Yesus hendak membawa murid-murid kepada prinsip nilai yang benar. Yang mana yang harus mereka sukacitakan : Pelayanan berhasil atau keselamatan itu sendiri ? Yang mana yang harus difokuskan : Saya yang mengerjakan pelayanan atau Bapa di surga yang menyelamatkan ? Fokus kepada kehebatan saya atau melihat semua itu hanya anugerah Tuhan ? Intinya mana yang lebih prioritas dan lebih penting : Kuasa terhadap roh atau keselamatan ?
Jawabannya tentu keselamatan lebih penting daripada kuasa pelayanan mengalahkan roh.
Yesus bukan membuat murid-murid tidak bersukacita sebaliknya hendak membuat mereka bersukacita dan dengan sukacita yang benar. Kalau kita merenungkan dengan lebih dalam : Ketika murid-murid mengenal Injil maka itu adalah berkat yang sangat luar biasa. Ketika murid-murid kenal Yesus maka itu anugerah yang luar biasa.
Mengapa seharusnya murid-murid bersukacita ? Mengapa seharusnya mereka bergembira ? Karena melalui Injil mereka dibenarkan dan disucikan. Karena melalui Injil mereka mengenal keselamatan.
Mari kita bayangkan. Murid-murid adalah orang Yahudi dan pada saat itu pengajaran agama Yahudi menekankan melakukan hukum Taurat untuk menyelamatkan mereka. Mereka harus berusaha mendapatkan kebenaran diri mereka sendiri dengan perbuatan agamawi. Ini adalah motivasi dari agama. Mereka harus saleh dengan kesalehan mereka sendiri supaya diselamatkan. Supaya dibenarkan Allah mereka harus bertindak benar. Tetapi sejujurnya hati mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mencapai hukum Allah. Hati mereka sadar bahwa mereka lemah. Maka mereka dituduh dan dihukum oleh karena hukum Taurat. Mereka sadar mereka tidak benar. Mereka mau melakukan perbuatan keagamaan tetapi mereka sadar mereka berdosa. Mereka tidak bisa menyelamatkan diri mereka. Taurat menyadarkan mereka akan dosa dan kebutuhan akan Injil. Karena itu mereka butuh Injil.
Dan murid-murid bersyukur karena mereka menemukan keselamatan di dalam Injil. Mereka diselamatkan bukan oleh perbuatan mereka tetapi oleh kasih karunia. Mereka diselamatkan bukan oleh kebenaran mereka tetapi karena pemberian Allah. Mereka menerima pengampunan Tuhan. Mereka menerima anugerah yang besar yaitu keselamatan. Mereka menerima Injil. Mereka dibenarkan. Justify. Bukan hanya dibenarkan tetapi juga dikuduskan. Sanctify Mereka menerima keselamatan.
Saudara-saudari, seharusnya kita bersyukur karena Injil yang menyelamatkan kita. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Kita harusnya bersyukur karena kita diselamatkan karena Injil. Kita dibenarkan karena jasa Kristus dan kita menerima Injil ini melalui iman. Hidup kita dari kita lahir baru sampai kita mati, kita membutuhkan Injil. Injil bukan hanya ketika kita percaya Yesus dan kemudian kita tidak perlu Injil lagi. Kita memerlukan Injil setiap hari. Kita memerlukan anugerah Tuhan setiap hari. Kita membutuhkan pengampunan setiap hari.
Keselamatan memang sekali untuk selamanya tetapi di dalam proses keselamatan itu kita terus memerlukan Injil. Kenapa kita memerlukan Injil terus walaupun sudah diselamatkan ? Karena kita memerlukan pengampunan setiap hari. Kemudian juga walaupun kita sudah dibenarkan dihadapan Allah karena jasa Kristus, kita harus merealisasikan pembenaran itu di dalam hidup kita dengan iman terhadap Injil. Dengan memperhitunkan jasa Kristus.
Di dalam banyak bercakap-cakap dengan teman-teman dan juga dengan merefleksi terhadap diri sendiri, maka saya mendapatkan satu pengertian bahwa kita perlu Injil setiap hari. Mengapa ? Banyak orang dan juga termasuk saya yang saya jumpai bahwa mendasarkan hidup mereka dengan performance. Live by performance. Mereka mendapatkan kepuasan kalau mereka sudah melakukan ini dan itu. Ditambah pikiran modern yang merasuki banyak manusia sehingga mereka melihat nilai diri berdasarkan kehebatan, kepintaran, produktivitas, kesehatan, kecakapan, keindahan rupa. Dan mereka berusaha mendapatkan pembenaran diri dihadapan Tuhan dan manusia dengan semua itu. Ketika tidak mencapai semua itu maka mereka minder, mereka down, mereka iri hati kepada orang lain, kompetisi dengan orang lain, membandingkan diri dengan orang lain, benci orang lain dan mereka dapat mengalami depresi.
Kita diselamatkan oleh Injil tetapi juga hidup oleh Injil. We live not by performance but by grace. Kita bukan dibenarkan oleh performance kita tetapi oleh anugerah Tuhan. Kalau saudara-saudari menyadari berita ini maka di dalam hidup pasti akan ada sukacita yang luar biasa. Ada kebebasan yang luar biasa. Karena kita tidak mendasarkan pembenaran diri, nilai diri berdasarkan performance tetapi berdasarkan anugerah. Bukan berdasarkan kegiatan keagamaan tetapi berdasarkan anugerah. Yaitu berdasarkan jasa Kristus di kayu salib.
Namun setelah kita mendapatkan anugerah yang luar biasa maka kita juga ingin terus mengalami perubahan hidup dan pengudusan. Tetapi semangatnya lain. Bukan membenarkan diri berdasarkan performance tetapi berdasarkan anugerah dan dengan anugerah terus bergumul di dalam proses pengudusan. Inilah sanctification. Performance ada tempatnya di dalam hidup kita tetapi performance itu bukan untuk pembenaran hidup kita tetapi pergumulan kita untuk mengasihi Tuhan. Kita hidup bukan dengan law tetapi dengan grace tetapi setelah mendapatkan grace kita mau melaksanakan law karena mengasihi Tuhan. Pengertian ini bagi saya adalah satu terobosan besar yang bisa membuat kita bersukacita. Kita diselamatkan karena Injil. Kita dibenarkan. Disucikan. Maka seharusnya kita bersukacita atas hidup kita karena keselamatan yang Tuhan berikan.
Kembali kepada cerita murid-murid dan Yesus. Yesus mengatakan bahwa “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”
Kemudian Alkitab mencatat bahwa Yesus bergembira pada saat itu. Emosi Kristus adalah emosi yang kudus maka marilah kita renungkan apa kegembiraan Yesus saat itu.
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."
Yesus bergembira dalam Roh Kudus dan bersyukur kepada Bapa. Semua pribadi Allah Tritunggal ada di dalam ucapan syukur ini. Yesus bersyukur kepada Bapa karena Bapa menyatakan keselamatan kepada orang kecil yang dikasihiNya. Yesus bersyukur buat keselamatan murid-murid. Yesus juga bersukacita karena keselamatan dari orang-orang yang diinjili oleh murid-muridNya. Yesus bergembira karena keselamatan orang percaya. Di dalam semua itu Yesus mengakui bahwa semua keselamatan itu karena kasih dan hikmat Bapa. Semua keselamatan ini karena kehendak Bapa. Orang bisa percaya kepada Kristus karena diserahkan oleh Bapa kepada Kristus. Orang bisa mengenal Kristus karena Kristus berkenan menyatakan diriNya.
Sungguh indah sekali bahwa Tuhan Yesus ikut bersyukur atas keselamatan dari orang percaya. Alkitab mengatakan bahwa kalau ada orang yang percaya maka malaikat di surga pun turut bersukacita. Lebih daripada itu maka Allah pun bersukacita. Tuhan Yesus bersukacita.
Sesudah berdoa dan bersyukur kepada Bapa maka Tuhan Yesus berpaling kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Murid-murid Tuhan Yesus dikaruniakan anugerah Tuhan untuk melihat kerajaan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Kitapun sebagai murid-murid Tuhan bersyukur boleh mendengar berita ini dan melihat dengan mata iman. Dan kita adalah orang-orang yang berbahagia. Yang diberkati. Yang menerima anugerah. Yang dikasihi Allah.

Aplikasi bagi kita
Kita bersyukur bahwa kita boleh hidup oleh anugerah Tuhan. Kita boleh mengenal Yesus Kristus dan hidup melalui Injil. What a blessing life.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Jakarta, Institut Reformed
22 Maret 2008


Read More ....

Penglihatan dan Belas kasihan Yesus

Penglihatan dan Belas kasihan Yesus
Jeffrey Lim

Nats utama : Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. ( Matius 9:36 )

I. Introduksi

Pdt Dr. Stephen Tong berkata bahwa siapakah manusia adalah apa yang dia respon terhadap Allah. Namun kalau boleh saya menambahkan, saya percaya siapakah manusia juga adalah respon dia terhadap sesama dihadapan Allah. Respon kita kepada Allah tidak bisa lepas dari respon kita kepada sesama di hadapan Allah. Alkitab mengatakan : Kalau kita tidak mengasihi saudara yang kelihatan bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan ? Respon kepada Allah dinyatakan dengan respon terhadap sesama juga.
Bagaimana kita berespon kepada sesama kita dihadapan Allah itu menunjukkan bagaimana kerohanian kita. Orang egois adalah orang yang hidup bagi dirinya sendiri. Orang yang altruis adalah orang yang hidup bagi sesamanya. Orang yang mengasihi Tuhan adalah hidup mengasihi Tuhan, mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Pada kesempatan kali ini saya ingin kita merenungkan mengenai pribadi Yesus Kristus dan apa respon Dia terhadap sesama dan bagaimana dia menjadi contoh dan teladan kita.

Baca Matius 9:35-38 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. (36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. (38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Kalau kita lihat sekilas perikop sebelumnya adalah peristiwa Yesus menyembuhkan orang buta dan bisu. Peristiwa mujizat penyembuhan ini pasti sangat mengejutkan bagi orang Yahudi. Mujizat pasti akan membuat penglihatnya takjub. Di dalam Perjanjian Lama terdapat beberapa mujizat seperti mujizat penyembuhan kusta ( peristiwa Naaman ), membangkitkan orang mati ( Elia dan Elisa ), tetapi ada satu mujizat yang belum pernah terjadi di dalam Perjanjian Lama yaitu menyembuhkan orang buta. Ini tidak pernah terjadi di PL. Namun di dalam Perjanjian Lama dicatat satu nubuat mengenai penyembuhan orang buta yaitu :
Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai. Ini adalah tanda mengenai kedatangan Mesias yang akan datang. Mujizat penyembuhan orang buta melambangkan bahwa Kristus menyembuhkan manusia yang buta rohaninya.
Orang Yahudi pasti kaget luar biasa ketika mereka melihat mujizat penyembuhan yang dilakukan Yesus. Karena Yesus menyembuhkan mata orang buta di pasal 8. Kemudian barulah dipasal 9 ini dikatakan bahwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa, mengajar di rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan”
Dikatakan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Respon Yesus di dalam pelayanannya tidak memilih kota besar atau desa. Tetapi Yesus melayani semua kota dan desa. Pelayanan Yesus adalah pelayanan yang digerakkan oleh kepekaan akan kehendak Allah. Alkitab mencatat ketika banyak orang mencari Yesus, murid-murid berkata waktu menemukan Dia "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.". Yesus tahu kemana Dia harus pergi.
Yesus tahu bahwa Dia datang untuk memberitakan Injil.
Injil apakah yang Yesus bawakan ? Jenis berita baik apakah yang Yesus bawakan ? Biasa kita berpikir bahwa Yesus sedang memberitakan Injil keselamatan. Kalau soal Injil biasa kita kaitkan dengan Keselamatan. Tetapi di dalam bagian Alkitab ini dikatakan bahwa itu adalah Injil Kerajaan Sorga. Fokus utama dari Injil bukan hanya keselamatan tetapi terutama Kerajaan Allah dimana Allah meraja di dalam hati setiap orang percaya. Dimana hati manusia yang berdosa dilembutkan dan diubahkan dan Allah meraja di hati mereka. Fokus pelayanan Yesus yang terutama bukan menyembuhkan tetapi menghadirkan kerajaan Allah.
Lalu apa signifikansi dari mujizat ? Signifikansi dari mujizat adalah tanda yang menyertai Mesias, Raja yang diurapi Allah, Anak Allah.
Dikatakan di dalam ayat satu bahwa Yesus mengajar di rumah ibadat, memberitakan Injil dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Yesus melenyapkan segala penyakit dan kelemahan dan tindakan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan ini adalah tanda Mesias.
Matius 8:16-17 menceritakan bahwa Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita. Ini merujuk kepada Yesaya 53 mengenai Hamba Tuhan yang menderita.
Matius 11:1-5 menceritakan Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka. Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Yesus datang ke dunia ini untuk menggenapi panggilan sebagai Mesias.
Kemudian marilah kita lihat respon Yesus Kristus terhadap orang banyak. Marilah kita lihat respon Dia melihat orang banyak. Ini menunjukkan kerohanian Yesus dan siapakah Dia. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Pada saat ini dicatat mengenai emosi atau perasaan Yesus Kristus. Dikatakan hati Yesus tergerak oleh belas kasihan melihat banyak orang. Di dalam bahasa Inggris disebut compassion atau bersama-sama merasakan. Yesus berempati. Yesus bersimpati. Yesus berbelas kasihan atau mercy. Belas kasihan karena orang banyak adalah orang yang malang. Mereka seperti domba yang tidak bergembala.
Domba yang tidak bergembala ada yang kelaparan, ada yang kehausan, ada yang tersesat, ada yang diganggu binatang buas, ada yang tidak punya perteduhan, ada yang tidak tenang, ada yang sakit, ada yang luka. Terutama kalau kita ambil metafora ini maka banyak orang yang dikuasai dosa, banyak orang yang dikuasai konsep yang salah, banyak orang yang diikat oleh kuasa kegelapan, banyak orang yang dikuasai kebiasaan hidup, pikiran negatif, kelemahan, penyakit dan segala manifestasi dosa. Mereka kehausan dan letih dan lelah. Maka emosi afeksi Yesus adalah sedih, tergerak hatinya oleh belas kasihan. Dia ingin menolong mereka.
Seseorang adalah bagaimana dia berespon kepada Tuhan dan respon kepada Tuhan juga berkaitan dengan respon terhadap sesama. Yesus berespon dengan belas kasihan terhadap kemalangan orang banyak. Ini sebenarnya menyatakan bahwa Dia berjiwa gembala dan lebih dari itu Dia adalah Gembala yang baik. Gembala yang baik yang menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya.
Bila kita mengingat gembala maka kita mengingat Mazmur 23. Di dalam Mazmur 23 dikatakan bahwa Yehovah adalah gembalaku. Dia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau. Dia membimbing aku ke air yang tenang. Dia menyegarkan jiwaku. Dia menuntunku ke jalan yang benar. Didalam konteks perjanjian baru maka jelas bahwa Yesus mengakui bahwa dirinya adalah gembala yang baik. Yesus adalah Yahweh yang mengasihi umatNya. Yahweh yang bukan saja jauh disana tetapi yang dekat dan turun ke bumi dan memahami umatNya. Allah bukan saja Allah yang transenden tetapi Allah yang imanen dan bersama-sama dengan umatNya.
Bagaimana reaksi kita ketika melihat banyak orang diikat oleh dosa, dibelenggu oleh konsep yang salah, dikuasai oleh kebiasaan hidup yang berdosa, ada dibawah ikatan kuasa kegelapan. Apakah kita tergerak hatinya oleh belas kasihan ? Dalam hal ini Yesus mempunyai emosi yang kudus yaitu emosi yang menangis bagi domba-domba terhilang.
Yesus mempunyai perasaan yang kudus dan Yesus bahkan bisa menangisi jiwa-jiwa terhilang. Yesus pernah meratap melihat Yerusalem Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Ada peristiwa di dalam Alkitab di dalam Markus 6 dicatat bahwa murid-murid baru pulang dari pelayanan dari utusan Yesus. Mereka kembali kepada Yesus dan menceritakan kepada Yesus apa yang mereka kerjakan dan ajarkan. Kemudian mereka sudah letih lesu dan pergi ke tempat sepi untuk beristirahat. Orang banyak datang kepada mereka sehingga makanpun tidak sempat. Murid-murid dan Yesus bertolak ke seberang dengan perahu. Tetapi mereka di sana menjumpai banyak orang yang menanti. Ketika mendarat. Apakah respon murid-murid dan apakah respon Yesus melihat banyak orang itu ? Respon Yesus didalam keletihannya adalah tergerak oleh belas kasihan karena melihat mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Yesus mulai mengajarkan Firman kepada domba yang letih lesu. Sebab yang menyembuhkan adalah Firman. Yang mengobati adalah Firman. Yang memberikan arahan adalah Firman. Yang membebaskan jiwa adalah Firman. Yang menyucikan dosa adalah Firman. Dan Yesus mulai memberitakan Injil kepada mereka. Yesus membawa kasih karunia.
Kembali seperti diayat diatas bahwa Yesus mengabarkan Injil Kerajaan Sorga kepada banyak orang. Yesus menyembuhkan dan mengajar.
Saya teringat kepada lagu Handel Messiah di part 1 yang pertama-tama mengutip ayat :
Then shall the eyes of the blind be opened, and the ears of the deaf unstopped.
Then shall the lame man leap as a hart, and the tongue of the dumb shall sing:
Kemudian setelah itu masuk kepada ayat Tuhan datang seperti gembala
He shall feed his flock like a shepherd: he shall gather the lambs with his arm, and carry them in his bosom, and shall gently lead those that are with young.
Kemudian masuk ke dalam ayat
Come unto thee, all ye that labor and are heavy laden, and He will give you rest. Take His yoke upon you, and learn of Him; for He is meek and lowly in heart: and ye shall find rest unto your souls.

Dalam hal ini Handel menemukan satu pengertian yang luar biasa mengkaitkan nubuat kedatangan Mesias. Kemudian Mesias yang datang seperti gembala dan mengumpulkan domba-domba. Dan menyadari bahwa domba-domba itu letih lesu maka ditutupi dengan ayat Come unto thee, all ye that labor and heavy laden. Marilah yang letih lesu dan berbeban berat.
Yesus mengasihi domba-domba yang terhilang, yang letih lesu dan memanggil mereka kepadaNya. Yesus berkata : Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
(Matius 11:28-30)

Kemudian Yesus mengatakan kalimat kepada murid-muridNya : Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Kalau tadi Yesus menggunakan metafora domba yang tidak bergembala maka kali ini Yesus menggunakan metafora tuaian yang banyak. Ini merujuk kepada hal yang sama yaitu banyak orang di dalam dosa. Hal ini berarti banyak sekali domba yang tidak bergembala. Banyak orang yang diikat dosa, banyak orang yang berada di dalam kuasa kegelapan, banyak orang yang dibelenggu konsep, kebiasaan dan pola pikir yang salah. Mata rohani mereka buta dan perlu disembuhkan.
Realita di dalam dunia ini orang yang terluka dan menderita itu banyak sekali. Perempuan Samaria modern, Zakheus modern, perempuan berzinah modern, Orang kerasukan di Garasa yang modern, Orang lumpuh bisa buta rohani yang modern begitu banyak. Dan siapakah yang dapat membebaskan mereka ? Yaitu Yesus melalui perantaraan murid-muridNya.
Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Ini adalah sebuah doa. Dan orang yang mendoakan doa ini saya percaya juga adalah pekerja-pekerja juga. Yesus meminta murid-murid berdoa tentunya supaya lebih banyak orang mengabarkan Injil tetapi juga supaya murid-muridnya menyadari bahwa tuaian itu banyak.
Saudara-saudari di dalam Kristus. Dunia ini butuh kabar baik. Dunia butuh Injil. Dunia butuh anugerah. Dunia butuh pengampunan. Dunia butuh kasih karunia. Dunia butuh berita sukacita. Banyak orang menangis dan meratap. Mereka butuh pembebasan. Mereka butuh Kristus.
Di dalam hal ini anak-anak Tuhan dan gereja dipanggil untuk menjadi pelayan pendamaian. Yang mendamaikan orang dengan Allah, sesama dengan sesama dan diri dengan diri. Siapakah orang itu ? Orang itu adalah saudara dan saya.
Tugas gereja adalah untuk memberitakan berita pengampunan bagi orang berdosa. Tugas gereja adalah untuk memberitakan Injil yaitu berita sukacita bahwa Anak Allah mati bagi orang berdosa.
Gereja bukan dipanggil untuk diri sendiri. Gereja dipanggil buat dunia ini. Gereja dipanggil untuk menjadi saluran berkat. Di dalam buku What is so amazing about Grace oleh Philip Yancey. Disana diceritakan kisah nyata seorang wanita pelacur yang menjual anaknya yang masih kecil untuk objek seksual dan juga dia sudah kena obat-obatan dan kena penyakit AIDS. Seseorang mengatakan kepada dia di dalam keadaan yang parah supaya datang ke gereja. Tetapi perempuan ini mengatakan “Gereja ?. Itu akan membuat saya semakin buruk. Kalau di club, diskotik semua orang bisa bebas sharing tetapi di gereja, orang berdosa sharing akan dihakimi”. Mereka merasa tertuduh dan tidak aman.
Seharusnya gereja membuat orang berdosa sedih akan dosa dan bertobat kemudian menerima pengampunan dari Tuhan dan sesama. Kita dipanggil bukan untuk menghakimi tetapi untuk memberikan kasih karunia. Untuk menjadi saluran kasih karunia dari Allah. Untuk memberitakan berita sukacita pengampunan.
Yesus sendiri melakukan hal ini. Ketika bertemu dengan perempuan Samaria yang mempunyai 5 suami, Yesus dengan wibawa dan kelemahlembutan membawa dia mengenal Juruselamat. Ketika bertemu dengan pemungut cukai dan orang berdosa yang dijauhi masyarakat, Yesus makan bersama-sama dengan mereka dan membawa mereka bertobat. Ketika orang banyak hendak melempari perempuan berzinah, Yesus tidak menghukum perempuan itu dan membela perempuan yang remuk hati itu. Yesus datang bukan memberikan penghukuman tetapi memberikan kasih karunia. Bahkan Yesus sampai rela mati di kayu salib bagi orang berdosa. Inilah kasih. Kasih Allah dinyatakan di dalam Yesus.
Hati Yesus adalah hati Allah yaitu penuh belas kasihan. Mesias sudah datang dan buluh terkulai tidak dipatahkannya. Sumbu yang pudar nyalanya tidak dipadamkan.
Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit. Adakah hati kita tergerak melihat jiwa-jiwa ? Apakah saudara-saudari tergerak melihat teman-teman kita, keluarga dan orang banyak diselamatkan ? Maukah saudara dipakai menjadi saluran berkat mengabarkan Injil ?

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Jakarta, Institut Reformed
22 Maret 2008

Read More ....

Jangan kamu kuatir

Jangan kamu kuatir
Jeffrey Lim


Injil Tuhan Yesus menyentuh kehidupan manusia. Injil Tuhan Yesus menyentuh setiap pergumulan kita manusia. Injil Tuhan Yesus sangat relevan bagi hidup kita manusia. Pada kesempatan kali ini saya hendak membawakan Firman Tuhan mengenai kekuatiran akan hidup. Injil Tuhan Yesus menjawab bahwa kita tidak perlu kuatir akan hidup kita karena kita punya Bapa yang di surga yang memelihara.

Mari kita buka kitab Matius 6:25-34. Saya akan bacakan.

Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Di dalam dunia yang semakin keras. Dunia yang semakin bersaing. Kehidupan manusiapun semakin sulit. Orang bilang jaman sekarang sulit untuk hidup. Biaya begitu besar. Harga-harga di pasar pun semakin naik. Dari harga minyak bumi sampai harga kacang kedelai. Maka kita manusia berusaha keras dan terus bertahan hidup. Kekuatiran hidup pun muncul
Bagaimana kita manusia tidak kuatir bila kita memikirkan kenyataan hidup dan ekonomi yang sulit ini ?
Bagi yang sudah berkeluarga mungkin kita pun berpikir bila mempunyai anak bagaimana bisa membiayai mereka sekolah ? Sekolah begitu mahal. Biaya masuk sudah mahal. Apalagi biaya setiap bulan sekolah dan kebutuhannya.
Bila jaman dulu orang berpikir bahwa banyak anak itu banyak rejeki. Sekarang menghidupi satu anak pun susah. Maka orang-orang pun mulai kuatir.
Di Indonesia, krisis ekonomi semakin sulit. Ekonomi semakin terpuruk. Gaji tidak naik tetapi kebutuhan dan harga terus naik. Kekuatan beli pasar menurun. Dan kita semua harus bertahan hidup. Dan kekuatiran akan hidup pun muncul.

Di tengah-tengah keadaan seperti ini, Beberapa dari orang Indonesia keluar negeri. Mereka ada yang bekerja di luar negeri untuk mengadu nasib. Mungkin itu kita sendiri. Kita bekerja di luar negeri untuk membiayai hidup sendiri atau mungkin juga untuk keluarga di indonesia. Ada yang menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia ). Ada yang kerja menjadi pembantu. Ada yang kerja menjadi suster. Ada yang kerja di dapur, dan sebagainya. Intinya perjuangan untuk hidup harus dilakukan. Dan mungkin juga banyak orang yang kuatir akan hidup ini. Banyak orang yang secara tidak sadar stress.

Di Negeri yang asing ini, mungkin kita pun kuatir akan hidup kita. Keresahan itu mungkin terjadi. Pertanyaan-pertanyaan kehidupan bermunculan di benak kita: bagaimana saya bisa menghidupi hidup saya, keluarga saya, anak-anak saya di Indonesia ? Bagaimana supaya saya bisa betah kerja disini ?

Ataupun pertanyaan-pertanyaan kehidupan bisa muncul dalam bentuk lain : Bagaimana supaya hidup saya bisa bahagia ? Bagaimana supaya saya bisa bertahan dalam hidup ini dengan sukacita ? Bagaimana supaya hidup saya menjadi ringan ? Bagaimana supaya ada jaminan di dalam hidup saya ?

Di dalam setiap pergumulan manusia ini maka ajaran Tuhan Yesus menjadi jawaban bagi kita. Tuhan Yesus berkata jangan kamu kuatir akan hidup ini. Jangan kuatir kata Yesus. Jangan kuatir akan apa yang kamu makan atau minum. Koq Yesus bisa bilang jangan kuatir ? Bukankah keadaan sulit dsb ? Bukankah krisis ekonomi dsb ? Bukankah sulit mencari nafkah ? Bukankah harga naik dsb ?

Tetapi Yesus mengajak kita bukan melihat kepada dunia ini dan segala masalahnya. Tetapi memandang kepada langit. Memandang kepada Bapa di surga.

Bapa kita di surga adalah Bapa yang mengasihi kita. Bapa kita di surga adalah Bapa yang memelihara kehidupan kita. Bapa kita di surga adalah Bapa yang peduli kepada kita anak-anakNya. Bapa kita di surga bertanggung jawab atas hidup anak-anakNya. Dan kita adalah anak-anak Allah.

Yesus berkata supaya kita jangan kuatir akan hidup, apa yang dimakan diminum yaitu mengenai makanan dan apa yang dipakai yaitu pakaian. Yesus berkata jangan kuatir akan kebutuhan fisik kita. Kebutuhan pangan. Kebutuhan sehari-hari kita.

Dan Yesus memberikan 2 pertanyaan untuk dipikirkan : Pertama : Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan Kedua : tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Sekali lagi : Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pertama maksud Tuhan Yesus adalah hidup kita lebih penting daripada makanan. Jiwa kita penting dan mari kita janganlah kuatir. Kekuatiran kita itu membuat stress dan membuat jiwa menjadi resah. Itu tidak baik ! Jadi jangan kuatir. Bukankah jiwa kita lebih penting daripada sekedar makanan ?

Kedua, maksud Tuhan Yesus adalah Tubuh kita lebih penting daripada pakaian. Kesehatan lebih penting daripada pakaian kita. Jadi jangan kuatir akan pakaian. Yang penting adalah kesehatan kita. Hidup kita dan tubuh kita.

Kemudian Tuhan Yesus membawa kita untuk mengamati alam semesta ini. Yesus membawa kita untuk belajar dari bijaksana alam semesta ini. Tuhan Yesus mengajak kita untuk merenungkan mengenai pelajaran dari alam.
Seringkali orang-orang yang tinggal di Desa lebih peka terhadap alam. Kehidupan pohon-pohon, ladang, bunga-bunga, burung-burung, hewan, tumbuhan adalah apa yang disaksikan setiap hari. Tetapi orang di kota pun harus belajar mengenai hal ini.

Tuhan Yesus mengajak kita untuk melihat alam semesta dan belajar pelajaran rohani dari sana. Tuhan Yesus mengajak kita untuk memandang alam. Dia berkata :
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa hidup kita dengan burung tentu hidup manusia lebih berharga. Hidup burung yang kecil saja dipelihara Tuhan. Apalagi hidup kita yang lebih berharga pasti dipelihara Tuhan.
Burung-burung yang kecil yang harganya murah diberi makan oleh Bapa. Mereka tidak menabur dan tidak menuai. Mereka tidak bercocok tanam. Mereka tidak bekerja. Mereka tidak menjadi TKI. Mereka tidak mengumpulkan makanan di gudang. Mereka hanya hidup saja dan diberi makan oleh Bapa. Mereka hidup dan cukup. Mereka kenyang setiap hari. Mereka yang kecil dipelihara Tuhan maka hidup kita yang jauh lebih berharga pasti dipelihara Tuhan

Mengapa hidup kita lebih berharga dari burung ? Karena manusia diciptakan Tuhan menurut gambar dan rupa Allah. Kita adalah gambar dan rupa Allah. Kita adalah wakil Tuhan di dalam alam semesta dan kita adalah anak-anak Allah. Anak-anak Allah pasti dipelihara Tuhan.

Tuhan Yesus berkata supaya kita jangan kuatir. Kuatir yang tidak seharusnya itu tidak ada gunanya. Tuhan Yesus bertanya : Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Apakah kalau kita kuatir akan menambah umur kita lebih panjang ? Tidak bukan ? Malahan kuatir membuat hidup menjadi lebih sulit. Kuatir seperti ini tidak perlu.
Banyak kekuatiran di dalam hidup kita yang tidak terjadi. Kekuatiran itu membuat semangat hidup menjadi padam. Kekuatiran merusak kesehatan. Kekuatiran membuat hidup menjadi stress. Kekuatiran itu tidak perlu.

Tuhan Yesus kembali mengajak kita untuk melihat mengenai alam. Tuhan Yesus mengajak kita melihat mengenai bunga di ladang.
Tuhan Yesus berkata :
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Seringkali kita manusia memikirkan hal-hal fisik. Kalau pakaian kita jelek kita menjadi malu. Kalau pakaian kita kotor kita merasa diri kita kotor dan rendah. Kita melihat nilai hidup kita dari hal-hal fisik seperti pakaian. Kalau saya pakai pakaian yang ber merk maka hidup saya lebih bernilai. Saya lebih dipandang orang lain. Saya lebih percaya diri. Kalau pakaian saya wah maka saya jadi wah.
Ini pandangan yang bodoh ! Ini pandangan duniawi.
Nilai hidup kita bukan dari pakaian kita. Tuhan mendandani kita bukan dari hal-hal fisik tetapi dari hal-hal batiniah. Dari hal-hal rohani. Karena itu jangan kuatir akan pakaian. Kalau bunga di ladang dihiasi bahkan lebih megah dari kemegahan Raja Salomo yang kaya. Maka kita yang lebih tinggi nilainya dari bunga akan dihiasi Allah dengan yang lebih bernilai yaitu kekudusan, kemuliaan, kebenaran, keadilan. Batiniah kita dihiasi Allah.
Nilai diri kita bukan dari hal-hal fisik. Anda boleh miskin. Anda boleh buruk rupa. Anda boleh cacat fisik. Tetapi nilai hidup anda bukan dari sana. Nilai diri anda adalah anda adalah gambar dan rupa Allah. Anda dikasihi Allah. Dan Anda dipelihara Allah.

Tuhan Yesus kembali mengajarkan :
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Kita tidak perlu kuatir akan makanan, minuman, dan pakaian. Itu semua dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Itu semua dicari oleh orang yang tidak percaya Tuhan.
Tetapi kita adalah orang yang percaya Tuhan. Kita adalah orang yang beriman. Karena itu kita jangan kuatir. Kita adalah orang yang dikasihi Tuhan.
Tuhan Yesus berkata bahwa Bapa kita yang disorga tahu bahwa kita butuh makanan, minuman dan pakaian. Bapa mengerti semua itu. Bapa akan memelihara dan mencukupinya.
Jadi kita jangan kuatir. Kita jangan resah.
Tetapi bagaimana supaya saya tidak kuatir ? Saya harus beriman ! Saya harus percaya kepada Tuhan. Lawannya dari kuatir adalah percaya. Kuatir itu meresahkan sedangkan percaya itu ada keamanan dan jaminan.

Untuk supaya kita tidak kuatir mari kita merenungkan cerita bangsa Israel di padang gurun. Di padang gurun tentu bukan tempat yang ideal untuk hidup. Di sana makanan dan minuman sulit untuk didapatkan. Di padang gurun itu lebih daripada krisis ekonomi. Di padang gurun itu hidup yang dialami oleh orang Israel. Tetapi mereka tidak berkekurangan. Tuhan Allah setiap hari memberikan mereka roti dari surga yang dinamakan manna. Tuhan Allah juga memberikan burung puyuh untuk mereka makan. Mereka puas dan cukup. Hidup satu hari manna turun satu hari. Hidup satu hari makanan ada satu hari. Ini adalah pemeliharaan Tuhan bagi anak-anakNya. Kita anak-anak Allah pasti dicukupi oleh Tuhan Allah. Tuhan Allah itu besar. Tuhan Allah itu berkuasa. Dan Tuhan Allah itu beranugerah, berbelaskasihan dan penuh kasih karunia. Inilah jaminan bagi hidup kita bahwa Allah memelihara hidup kita.

Dan akhirnya Tuhan Yesus memberikan kita jawaban atas pergumulan kekuatiran hidup kita. Tuhan Yesus memberikan jalan keluarnya.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Tuhan Yesus meminta kita untuk mencari kerajaan Allah dan kebenarannya dan kalau kita mencari semua itu maka soal makanan dan minuman dan pakaian itu soal kecil dan Tuhan akan tambahkan. Soal kebutuhan hidup kita akan dipelihara Tuhan. Tetapi yang penting adalah mencari kerajaan Allah dan kebenarannya.

Apakah kerajaan Allah dan kebenarannya ?

Kerajaan Allah adalah Tuhan Yesus mau meraja di dalam hati kita dan hati anak-anak Allah. Tuhan Yesus mau hidup di dalam hidup kita. Tuhan Yesus mau menjadi Tuhan yaitu tuan atas hidup kita hambaNya. Tuhan Yesus hendak mengatur hidup kita.

Bagaimana supaya kita hidup mencari kerajaan Allah ?
Yesus berkata : “Bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat !”
Kita harus bertobat dan kembali kepada Tuhan Allah. Kita harus percaya kepada Tuhan dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan.
Dulu dosa meraja di dalam hati kita. Dulu kejahatan meraja di dalam hati kita. Dulu benci kepada Allah menguasai hidup kita.
Tetapi

Sekarang tinggalkanlah dosa. Dan kembali kepada Tuhan Allah. Maka kerajaan Allah akan datang di dalam hatimu.
Yesus datang ke dalam dunia ini menjadi manusia untuk mati menghapus dosa manusia. Dia datang dari surga ke dalam dunia menjadi manusia supaya kita boleh diselamatkan. Dia adalah Tuhan dan juru selamat kita. Dia mati di kayu salib untuk kita orang berdosa.
Dia adalah Raja kita.

Mari kita merenung sama-sama : Hidup kita adalah milik Tuhan. Hidup kita harus kembali kepada Tuhan. Hidup kita sudah jauh dari Tuhan. Maukah kita kembali kepada Tuhan ?
Maukah anda bertobat ? Maukah anda mencari kerajaan Allah dan kebenarannya ? Maukah anda percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi anda ?
Anda menjawab di dalam hati anda kepada Tuhan.
Mari kita berdoa

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Jakarta, Institut Reformed
22 Maret 2008


Read More ....

Iman dan Perjuangan dalam hidup

Iman dan Perjuangan di dalam hidup
Jeffrey Lim

Kalau kita membaca kitab Kejadian, ada pasal-pasal penting yaitu Kej 1,2,3, 4, 6, 9, 11, 12, 15, 17. Kali ini kita akan membaca pasal-pasal penting mengenai Abraham. Terutama mengenai perjanjian Tuhan dengan Abraham.

Perkenalan
Perkenalkan nama saya Jeffrey Lim. Saya mahasiswa dari Reformed Institute dan pernah praktek pelayanan di Taiwan dan China selama 1 tahun. Saya bersyukur boleh diberikan kesempatan boleh membagikan berkat di tempat ini.
Adapun seperti ayat yang barusan kita baca adalah mengenai Abraham sebagai Bapa orang beriman. Abraham menjadi tokoh yang sangat penting di dalam dunia ini. Karena ada 3 agama besar monoteisme yang mengakui Abraham yaitu Yahudi, Islam dan Kristen. Tetapi hal yang lebih signifikan bagi kita sebagai orang percaya adalah bahwa di dalam Alkitab di dalam Roma 4:16 mengatakan bahwa kita mengikuti iman Abraham. Abraham menjadi pola atau contoh atau model dimana kita orang beriman juga mengikuti imannya.
Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- (Rom 4:16)
Saudara-saudari di dalam Kristus, dari ayat yang kita baca mengenai Abraham ini mempunyai beberapa makna bagi hidup kita.


1. Hidup adalah panggilan
Abraham dipanggil Tuhan keluar dari negerinya dan pergi ke tanah yang akan Tuhan tunjukkan. Abraham dipanggil Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Kalau kita melihat konteks dari Kitab Kejadian, kita akan mengerti bahwa setelah Kej 3 maka manusia jatuh di dalam dosa. Pada saat itu kata kutuk muncul 6x dan berkat hanya 2x. Tetapi di dalam Kej 12:1-3 ada perubahan nuansa yaitu kata berkat muncul 5x hanya dalam 3 ayat. Ini menunjukkan Tuhan ingin memberkati umatNya.
Abraham dipanggil oleh Tuhan keluar dari negerinya untuk menjadi berkat. Dia dipanggil untuk menjalankan misi Tuhan. Ketika dipanggil ini maka Abraham meninggalkan segalanya. Dulu dia hidup sebagai orang yang berkecukupan, mapan, ada rumah, dekat dengan sanak saudara, ada sekuritas, ada jaminan hidup. Tetapi sekarang dia dipanggil Tuhan ke negeri yang akan dituju. Dia harus mengembara, hidup di tenda, meninggalkan kemapanan, dan mengikut Tuhan. Seakan-akan secara manusia dia orang yang bodoh. Meninggalkan kenikmatan dunia. Meninggalkan kemapaman. Meninggalkan sekuritas hidup. Tetapi dimata Allah, Abraham adalah seorang yang berhikmat. Dia mengikut Allah. Dia menemukan sumber kebahagian, sumber sekuritas, dan juga hidup yang berlimpah yang dipimpin Allah. Tetapi proses yang dialaminya tidak mudah.
Yesus berfirman bahwa barangsiapa mau mengikut Aku, dia harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Aku. Dalam hal ini Abraham sebagai contoh iman kita sudah menjalankannya dan mengikuti Allah Yahweh. Dia dipanggil untuk menjadi berkat. Oleh dia seluruh bangsa mendapatkan berkat. Berkat ini akan terealisasi di dalam keturunan Abraham yang bernama Yesus Kristus. Oleh Yesus Kristus maka seluruh bangsa di dunia mendapatkan berkat yaitu keselamatan. Abraham dipanggil untuk menjadi berkat.
Setiap orang percaya yang mengikuti iman Abraham ini mempunyai panggilan hidup. Panggilan hidup kita sebagai orang beriman adalah mengikuti Tuhan. Tuhan memilih kita dan memanggil kita menjadi anakNya. Dia memanggil kita menjalani misiNya.
Calling ini sesuatu yang powerful saudara-saudara. Karena calling dari Tuhan itu pasti efektif. Calling dari Tuhan ada anugerah yang menyertainya. Dengan Calling of Life ini maka ada beberapa konsekuensi :
a. Hidup kita ada tujuannya
Kita diciptakan Tuhan ini ada tujuannya. Alkitab mengatakan bahwa Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
(Eph 2:10)
b. Hidup kita ada artinya
Hidup kita ada artinya karena ada Tuhan Allah yang memberikan arti hidup di dalam panggilan kita.
c. Hidup kita ada arahnya
Hidup kita mempunyai arah yang Tuhan sudah tetapkan.

Kalau Abraham dipanggil untuk menjadi berkat maka apa misi kita ? Kita dipanggil menjadi menjadi berkat juga. Setiap kita keturunan Abraham mempunyai misi Tuhan yaitu di dalam amanat agung Yesus Kristus. Menjadikan semua bangsa murid Tuhan. Dengan begitu maka kita akan menjadi berkat bagi sesama kita. Kita menjadi terang untuk membawa orang kepada Tuhan.
Kesimpulan poin pertama adalah bahwa hidup ini adalah panggilan untuk menjalankan misi Tuhan. Baik anda seorang mahasiswa ataupun dosen ataupun anak di dalam keluarga, kita semua mempunyai calling of life. Kita dipanggil menjadi berkat. Yaitu untuk membawa orang kepada Tuhan.
Tetapi di dalam menjalani panggilan hidup ini apakah mudah ? Tidak ! Sebab Abraham hanya menjalaninya dengan iman. Maka kita akan masuk pada bagian kedua yaitu mengenai iman.
Di dalam bagian pertama kita sudah membahas bahwa hidup adalah panggilan untuk menjadi berkat untuk menjalankan misi Tuhan. Maka pada poin kedua ini kita akan membahas bahwa

2.Hidup adalah perjuangan iman
Di dalam menjalani panggilan Tuhan harus ada perjuangan iman. Tuhan berfirman dan Abraham beriman. Alkitab mengatakan bahwa “Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman”. Ketika Tuhan berfirman kepada Abraham maka Abraham beriman. Abraham percaya akan perkataan Tuhan dan Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran. Ketika Tuhan berfirman. Abraham hanya percaya saja kepada Tuhan. Mengapa ? Sebab Tuhan itu layak dipercaya. Dia mempunyai kredibilitas untuk dipercaya. Dia bisa diandalkan. Dia bisa dipercaya. Dia benar dan perkataanNya benar adanya. Janji Tuhan benar adanya. Firman Tuhan benar adanya.
Tuhan berjanji kepada Abraham yaitu :
a. Menjadikannya berkat
b. Membuat dia menjadi bangsa yang besar
c. Memberikan tanah perjanjian
Ketika mengikut Tuhan ini maka Abraham diuji imannya. Mengikut Tuhan ada ujian iman. Pertama… Sarah sudah mati haid dan tidak bisa melahirkan anak lagi. Dia sudah tua. Bagaimana mungkin dia bisa mempunyai anak lagi ? Abraham sempat di dalam dirinya goncang. Dan dia di dalam Kej 15 mengatakan bahwa mungkin yang menjadi ahli waris dirinya adalah Eliezer hambanya. Tetapi Tuhan mengatakan bahwa anak kandungnya yang menjadi ahli waris. Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abraham kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Kalau kita perhatikan di dalam hidup Abraham. Abraham ini mengalami naik turun iman. Kehidupan iman orang percaya itu bukan statis… bukan juga selalu naik… Tetapi ada naik dan turun namun terus naik secara garis besar. Abraham pernah 2x menutupi bahwa Sarah adalah istrinya. Kemudian Abraham pernah mengikuti saran Sarah untuk mengambil Hagar untuk melanjutkan keturunannya. Seringkali kita heran mengapa bapa orang beriman ada sisi lemahnya. Tetapi justru ini adalah kehidupan beriman yang realistic. Kehidupan iman yang sesungguhnya. Yang manusiawi. Contoh-contoh orang beriman di dalam Alkitab ini memberikan kita satu pengertian bahwa mereka bukan orang sempurna sebab yang sempurna hanya Yesus Kristus. Bahkan Musa sendiripun ada salahnya. Di dalam Ibrani 11:34 dikatakan
, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan
(Heb 11:34)
Orang beriman seperti Abraham memperoleh kekuatan dalam kelemahan.
Dan pergumulan iman Abraham terus memuncak sampai pada tingkat tertinggi ketika Tuhan menguji Abraham untuk mempersembahkan anaknya Ishak. Alkitab mencatat bahwa Abraham percaya Tuhan sanggup membangkitkan Ishak kembali.
Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. (Heb 11:17-19)
Melihat Abraham di dalam menjalani panggilan hidup maka di dalam menjalani panggilan hidup maka ada perjuangan iman. Ada pergumulan. Ada perjuangan. Harus menjalaninya dengan iman.
Bahkan ketika Tuhan menjanjikan tanah maka Abraham sampai matinya tidak melihat tanah itu. Abraham hanya melihatnya dari jauh dengan mata iman. Bahkan dia melihat dengan iman bahwa itu adalah kota surgawi yang dibangun oleh Allah.
Ketika keturunan Abraham sampai pada jaman Musa, mereka juga harus memperjuangkan iman mereka untuk mendapatkan tanah kanaan yang dijanjikan. Beriman itu bukan saja diam dan berserah kepada Tuhan tetapi aktif. Tanah yang dijanjikan itu bukan diberikan begitu saja. Tetapi tanah itu harus diperjuangkan. Mereka harus melawan bangsa-bangsa Filistin, bangsa-bangsa Kanaan. Umat Israel harus berjuang. Harus melewati sungai Yordan, mengalahkan kota Yerikho. Mereka harus berperang. Mereka harus berjuang.
Iman keturunan Abraham bukan iman yang mati tetapi iman yang aktif dan iman yang berjuang.
Sekali lagi bahwa di dalam menjalani panggilan hidup ini maka kita harus berjuang. Hidup ini ada iman yang harus diperjuangkan. Kalau saya boleh sharingkan sedikit dari hidup panggilan saya.
Tahun 97 saya dipanggil menjadi hamba Tuhan di dalam SPIK Pak Tong di Bandung dan saya meresponi panggilan itu. Pada saat itu hidup saya berada di dalam kekosongan hidup yang sangat dalam. Bahkan sebenarnya sejak kecil saya sudah banyak hidup di dalam stress kehidupan. Keluarga saya dulu banyak konflik dan sering bertengkar. Sejak kecil saya sering dimarahi dan saya tumbuh menjadi seorang anak yang merasa tidak aman. Tahun 98 ketika saya hendak masuk sekolah teologi maka saya setiap hari dimarahi papah yang tidak setuju masuk sekolah teologi. Pada saat itu adalah krisis ekonomi dan papah juga tidak setuju saya sekolah Alkitab. Dia sendiri sudah beberapa tahun tidak ada pekerjaan. Dan disaat krisis ekonomi dan banyak pergumulan keluarga maka saya stress berat. Ketika saya masuk sekolah teologi maka sebetulnya sanak family dari papah beberapa agak menghina dan bilang saya tidak bisa cari uang. Kemudian saya masuk sekolah teologia dengan keadaan stress berat. Dan satu tahun setelah itu orang tua saya ingin supaya saya sekolah sekuler saja. Maka saya keluar dari sekolah teologi dan sekolah di Sydney ambil Computer Science. Tetapi saya tidak damai sejahtera dan selalu teringat untuk melayani Tuhan. Sebenarnya saya masih mengkonsumsi obat depresi sejak di sekolah teologi sampai di Sydney. Kemudian karena stop obat mendadak kondisi psikis saya kacau balau. Akhirnya setelah istirahat 4 bulan kembali pulih. Kemudian setelah lulus dari Sydney saya kerja di gereja dan mendaftar ke SAAT. Pada saat itu saya stopkan obat depresi saya lagi secara mendadak. Ketika saya ke SAAT kemudian saya mulai kacau lagi. Dan Pak Paul Gunadi bilang orang seperti saya tidak bisa melayani jadi hamba Tuhan sebagai figur publik. Akhirnya saya diistirahatkan dari SAAT karena kondisi psikis. Dan saya beristirahat di rumah selama 6 bulan. Ini hari gelap di dalam hidup saya. Tetapi Pdt. Stephen Tong memanggil di Jakarta dan bilang saya diminta Bantu di sekolah teologi disana dan kalau makin sehat boleh sekolah. Dia mendukung saya. Akhirnya saya makin sehat dan boleh melayani praktek 1 tahun di Taiwan dan China di dalam seluruh keterbatasan saya dan berhasil lulus.
Ketika saya menjalani panggilan hidup ini, mata saya terus memandang ke depan dan ingin terus melayani Tuhan. Memang sepertinya kalah dan gagal. Bahkan dikacamata pandangan keluarga sepertinya anak yang gagal. Tetapi saya menjalaninya dengan iman yang kecil yang Tuhan tidak lupakan. Saya beroleh kekuatan di dalam kelemahan.

3. Janji menuntut ketaatan
Selain iman harus adanya ketaatan. Trust and Obey. Janji Tuhan sudah diberikan kepada Abraham. Tuhan memberikan janji untuk menjadikan Abraham berkat. Tuhan memberikan janji untuk memberikan tanah

Ada janji
Tetapi menuntut Respon -> Iman dan ketaatan
Sampai tanah kanaan -> Perjuangan

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Jakarta, Institut Reformed
22 Maret 2008


Read More ....

Friday, April 27, 2007

Firman Tuhan dan Ketaatan

Firman Tuhan dan Ketaatan
Eksposisi Kejadian 2:7-17
Jeffrey Lim

“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia : “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”

Kalau kita sudah membahas di kotbah sebelum-sebelumnya bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia gambar Allah adalah mahluk yang bekerja dan sosio kultural. Manusia juga adalah mahluk yang materi dan mahluk yang rohani. Maka kali ini kita akan membahas bahwa manusia adalah mahluk moral yang bertanggung jawab kepada PenciptaNya dan hukum MoralNya. Man as image of God, as working being, as socio cultural being, as material being, as spiritual being, as moral being.
Tuhan Allah menciptakan manusia sebagai gambar dan rupaNya. Manusia adalah mahluk yang dipanggil untuk menjalankan mandat penciptaan yaitu menguasai alam semesta. Manusia dipanggil untuk mengusahakan dan memelihara taman itu ( Ay 15 ). Dalam hal ini manusia adalah wakil Allah untuk menguasai bumi.

Manusia mempunyai 3 fungsi. Manusia adalah berfungsi sebagai raja, imam dan nabi Pertama sebagai raja manusia dipanggil untuk menguasai alam semesta ini, menjadi wakil Tuhan. Sebagai tuan-tuan kecil diatas bumi mewakili Tuhan. Manusia dipanggil untuk menggarap dunia ini.
Bagi orang Kristen, dunia ini adalah ciptaan Tuhan yang harus ditaklukan dan dikuasai. Ini adalah fungsi orang Kristen sebagai raja. Selain itu hasil dari dunia ini adalah digunakan dan dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan sebagai ibadah. Inilah fungsi orang Kristen sebagai imam. Akibat dari pandangan bahwa dunia ini adalah sesuatu yang perlu ditaklukan membuat orang percaya meneliti alam dan mau mengerti alam dan juga menaklukan alam. Ini membuat kebudayaan menjadi maju.
Berbeda dengan pandangan Timur kuno yang memandang alam sebagai yang sakral yang ilahi. Membuat tidak maju.
Sebagai raja harus menaklukan alam semesta ini dan sebagai imam mempersembahkan semuanya kepada Tuhan. Ini adalah ibadah. Semuanya dipersembahkan kepada Tuhan. Ini berkaitan dengan natur manusia dan tujuan manusia diciptakan. Apakah tujuan manusia diciptakan ? Apakah tujuan manusia hidup ? Yesaya menceritakan bahwa manusia diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Dan tujuan hidup manusia menurut Westminster Catechism adalah untuk memuliakan nama Tuhan dan menikmati Dia selama-lamanya.
Bagaimana manusia memuliakan nama Tuhan ? Yaitu dengan hidup sesuai dengan perintah-perintahNya. Hidup sesuai dengan peraturan-peraturanNya. Hidup sesuai kehendakNya. Hidup sesuai dengan jalan yang ditetapkannya. Dan manusia yang hidup sesuai dengan perintahNya adalah manusia yang berbahagia dan diberkati.
Bagaimana mungkin seseorang dapat memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan tetapi tidak menuruti perintahNya. Ini tidak mungkin. Misalnya seorang anak mau menyenangkan orang tuanya tapi tidak menuruti perintah orang tuanya. Bagaimana mungkin ?
Seseorang untuk memuliakan Tuhan harus menaati Firman Tuhan dan
“Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati” ( Mazmur 119:1-2 )
Pada bagian ini Allah mempunyai perintah, FirmanNya supaya manusia memegang perintahnya dengan tidak memakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Di dalam ayat 9 dikatakan bahwa Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Bila kita renungkan maka akan timbul pertanyaan :
Mengapa Allah menciptakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat sehingga manusia jadi makan dan berdosa ? Buat apa diciptakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat ? Bukankah kita melihat di dalam Kejadian 3 bahwa akibat dari pohon ini maka umat manusia berdosa dan maka terjadilah tragedy dan banyak masalah dan penderitaan di dalam dunia ini ? Kenapa Allah membiarkan kesempatan manusia jadi berdosa ?
Sebenarnya ketika menanyakan mengapa Allah menciptakan pohon pengetahuan baik dan jahat maka sebenarnya kita sedang mempertanyakan motivasi Allah. Apakah Allah itu baik ? Apakah Allah itu maha baik ? Kalau Dia maha baik kenapa dia membuat pohon yang menjadi sumber kejahatan ? Bagaimana kita menjawab pertanyaan ini ? Atau bisa timbul satu pikiran apakah Allah maha kuasa ? Kalau Allah maha kuasa kenapa ular bisa masuk dan Allah tidak mencegahnya ? Apakah Ia tidak dapat mencegahnya ? Maka timbul pertanyaan apakah Allah maha baik tetapi tidak maha kuasa atau Allah tidak maha kuasa tetapi maha baik. Atau Allah tidak maha kuasa dan tidak maha baik.
Tetapi bagaimana Allah tidak maha baik. Kalau Allah tidak baik mana mungkin Dia rela menyelamatkan manusia yang berdosa sampai merelakan nyawa anakNya ?
Sebenarnya ketika kita mempertanyakan mengapa kepada Allah ? Ada beberapa kesalahan yang kita buat yaitu : Kita sedang mencoba meneliti dan mempertanyakan Allah ? Kita sedang merasa diri kita lebih tahu dan lebih pandai dari pada Allah ? Kita sedang ingin berfungsi sebagai Allah yang bisa mengetahui misteri hidup ini. Di dalam Pengkotbah 3 dikatakan bahwa Allah memberikan kekekalan di dalam hati manusia tetapi manusia tidak dapat memahami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Banyak hal yang tidak kita mengerti seharusnya bukan sikap kita mempertanyakan Allah tetapi menjadi takut kepadaNya.
Tetapi walaupun ada misteri hidup masih ada jawaban yang bisa diberikan.
Pdt Dr. Stephen Tong mengajarkan pandangannya bahwa Allah memberikan pohon pengetahuan baik dan jahat adalah sebagai ujian terhadap manusia. Manusia sedang diuji. Manusia perlu diuji oleh Tuhan. Tuhan menguji. Iblis mencobai. Ujian supaya melewati ujian dan sempurna. Cobaan adalah untuk menjatuhkan.
Mengapa manusia perlu diuji oleh Tuhan ?
Sebab manusia adalah mahluk yang diberikan kebebasan moral. Manusia adalah mahluk yang bermoral dan bertanggung jawab kepada Allah. Manusia diberi kebebasan untuk memilih. Ini adalah esensinya menjadi manusia. Manusia itu bebas boleh mengikut Tuhan atau melawan Tuhan. Manusia bertanggung jawab secara moral kepada Allah.
Ini adalah satu kebesaran hati Tuhan menciptakan manusia sehingga manusia boleh mengikut Dia atau melawan Dia. Mengapa manusia tidak diciptakan seperti robot saja yang boleh mengikut Tuhan dengan taat tanpa melawan ? Bukankah kalau manusia itu robot maka dia tidak akan melawan dan selalu menurut dan tidak akan jatuh dalam dosa. Lebih baik anda jadi manusia yang bebas atau jadi robot yang taat ? Kalau anda robot anda tidak punya kebebasan dan dikontrol oleh remote. Tetapi justru manusia adalah manusia dan manusia bukan robot. Bila manusia robot maka ada satu hal yaitu manusia tidak bisa menikmati kebebasannya dan hidup ini terprogram. Mana ada satu kenikmatan hidup ? Mana ada satu arti hidup yang betul-betul bebas ? Justru arti hidup ada ketika manusia yang bebas ini memilih untuk mengikut Allah dan FirmanNya.
Kembali kepada persoalan tadi. Manusia sedang diuji oleh Tuhan Allah maka Tuhan memberikan pohon pengetahuan baik dan jahat sebagai alat ujian. Manusia diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk memilih untuk taat kepada Tuhan dan tidak taat kepadaNya. Inilah artinya manusia sebagai mahluk moral yaitu manusia bertanggung jawab atas pilihan di hadapan Tuhan Allah.
Firman Tuhan diberikan :”Tetapi pohon tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” ( ay 17 ).
Bolehkah manusia tahu yang baik dan yang jahat ? Bukankah Tahu yang baik dan jahat itu hal yang baik ? Mengapa ketika manusia mau mengetahui yang baik dan jahat maka dia jatuh dalam dosa ? Bukankah tahu mana yang baik dan jahat adalah baik karena bisa membedakan yang baik dan jahat dan bisa mengikuti yang baik dan menjauhi yang jahat ? Tetapi. Tahu yang baik dan jahat di dalam konteks ini adalah ingin menjadi seperti Allah. Ini tidak boleh sebab hal ini merupakan gap antara pencipta dan ciptaan. Sebenarnya sebelum makan pengetahuan baik dan jahat, Adam sudah tahu mana yang baik dan jahat.
Kata “Tahu” = Yada di dalam Ibrani ada beberapa arti yaitu bisa berarti “memilih” bisa berarti “menentukan”. Abraham dipilih Tuhan di dalam bahasa Ibrani, Abraham diketahui Tuhan. Dalam hal ini ingin mengetahui baik dan jahat ini adalah ingin memilih baik dan jahat atau ingin menentukan baik dan jahat. Ini ingin menjadi seperti Allah yang dapat memilih atau menentukan yang baik dan jahat. Hanya Allah yang berhak menentukan baik dan jahat, manusia tidak berhak bagi dirinya sendiri menentukan baik dan jahat. Ini masalah ketidaktaatan dan kesombongan.
Firman Allah sudah diberitakan jangan makan. Firman Tuhan sudah diproklamasikan. Firman Tuhan ini berotoritas. Firman Tuhan ini berkuasa. Seperti Perkataan Raja yang berotoritas dan berdaulat maka Perkataan Raja segala raja adalah berotoritas dan berdaulat. Dan ketika Firman Tuhan diberikan maka responnya hanya dua yaitu taat atau melawan. Ketika Firman Tuhan diberikan dia menuntut ketaatan ciptaan Tuhan. Firman Tuhan ketika diberitakan jadilah terang maka terang itu jadi. Alam taat kepada Firman. Tetapi kepada manusia Firman Tuhan bisa ditaati atau dilanggar. Hanya malaikat dan manusia satu-satunya mahluk yang bisa menaati atau melanggar Firman Tuhan. Bagi ciptaan yang lain yang tidak memiliki kebebasan, mereka semua mengikuti ketetapan Tuhan. Jadilah terang maka terang itu jadi. Tetapi perintah Tuhan yang diberikan kepada manusia ini bisa dilanggar.
Tuhan sudah memberikan perintah dan ada konsekuensi bila melanggarnya. Tuhan Allah mengatakannya bahkan melanggar Firman Tuhan adalah mati adanya. Firman Tuhan bila ditaati akan memberikan berkat tetapi bila dilanggar akan mendatangkan kutukan. Ini adalah natur dari Firman Tuhan. Terkutuklah orang yang tidak melakukan Taurat Tuhan. Tetapi diberkatilah orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan. Adam dan Hawa diberikan kebebasan untuk memilih dan diberi kesempatan untuk diuji dan taat.


Apa yang bisa kita pelajari dari bagian Kej 2:7-17 ?
Yang dikehendaki Tuhan adalah ketaatan
Hal yang terutama di dalam mengikut Tuhan adalah ketaatan. Kedengarannya sungguh sederhana tetapi justru hal yang sederhana inilah yang banyak tidak dituruti manusia. Inti mengikut Tuhan adalah ketaatan. Ketika Tuhan sudah memberikan FirmanNya, maukah kita taat kepadanya ? Alkitab sudah diberikan kepada kita. Firman Tuhan sudah diberikan kepada kita. Perintah Tuhan sudah diberikan kepada kita. Kita sudah mendengar Firman Tuhan begitu banyak di dalam gereja. Dari kotbah pertama disini kita sudah mendengar Firman bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah maka kita harus menilai manusia sebagai gambar dan rupa Allah dengan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Kemudian kita belajr bahwa manusia mahluk yang bekerja, manusia harus bersabat, manusia harus menjaga fisik dan rohani. Tetapi apakah kita menaatinya. Apakah kita sudah mempraktekkannya ?
Saya sendiri mencoba mempraktekkan kotbah minggu lalu mengenai menjaga kesehatan fisik yaitu olahraga. Kondisi fisik saya dan stamina saya kurang baik dan saya harus memeliharanya. Minggu ini sudah 3x seminggu olah raga. Jogging 2x dan main volley.
Tetapi masih banyak yang harus kita taati. Kotbah setiap minggu harus kita taati. Jangan hanya menjadi pendengar Firman tetapi jadi pelaku Firman. Tuhan menginginkan kita melakukan Firman Tuhan. Tuhan ingin kita percaya dan taat. Trust and Obey. Inilah yang Tuhan kehendaki. Dan masalah ketaatan ini tidak mudah.
Seorang anak katekisasi di dalam Bible Study mengatakan mengenai perpuluhan bahwa ini sulit. Tetapi dia menyadari bahwa Tuhan memerintahkan perpuluhan terutama supaya kita menaatinya. Sudahkah kita menjalankan perpuluhan kita ? Ini masalah ketaatan. Ini kehendak Tuhan. Tuhan juga memerintahkan kita untuk menginjili. Ini adalah masalah ketaatan. Tuhan menghendaki kita mencari pasangan yang seiman. Ini masalah ketaatan.

Menaati Dia adalah mengasihi Dia
Kita menyanyi “Saya cinta Yesus 3x karna Dia cinta saya” Tetapi sebenarnya apa sih mengasihi Tuhan ? Ketika kita sedang menaati Firman Tuhan sebenarnya kita sedang mengasihi Tuhan. Inti dari hukum Taurat adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi dan segenap kekuatan dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Mengasihi Tuhan adalah hal yang terutama di dalam hidup ini. Yang terutama di dalam hidup ini, meninggikan nama Yesus. Yang terutama di dalam hidup ini memuliakan namaNya. Haleluya2x. Saya mau cinta Yesus. Dan bagaimana kita mengasihi Tuhan yaitu dengan menaati perintah-perintahNya.
Kita tidak dipanggil untuk melakukan Firman Tuhan di dalam konteks legalisme dan paksaan tetapi di dalam konteks mengasihi Tuhan. Yesus mengatakan bahwa “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” ( Yoh 14:15 ). Maukah saudara mengasihi Tuhan yang sudah mengasihi saudara ?

Dengan hidup di dalam Firman Tuhan maka kita diberkati
Hidup menaati Firman Tuhan akan membawa berkat rohani. Amsal mengatakan bahwa “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu” ( Amsal 3:2 ).
Yang saya maksudkan adalah berkat rohani. Bukan prosperity gospel.

Tetapi sebaliknya dengan tidak taat kepada Firman maka kita berdosa
Dengan tidak menaati Firman Tuhan, kita berdosa dan rugi sendiri. Tetapi sebaliknya menaati Firman Tuhan membawa kepada berkat rohani.

Sebenarnya Firman Tuhan bukan mengikat dan membuat tidak bebas tetapi sebaliknya memberikan kebebasan
Bukan berarti kita mematuhi Firman Tuhan itu kita tidak bebas dan hidup terikat. Sebab Firman Tuhan justru diberikan supaya manusia hidup bebas dan berbuah. Sebenarnya masalah kebebasan adalah bukan berarti bebas untuk melakukan apa saja. Misalnya kita bilang Firman Tuhan itu mengikat tetapi saya ingin bebas dan berbuat sesuka hati. Saya ingin merokok, minum-minum dll. Ternyata ketika saya sedang ingin bebas sebenarnya saya sedang terikat oleh dosa. Tetapi ketika saya menjauhi hidup saya dari kejahatan dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Kelihatannya seperti dibatasi. Tetapi itulah kebebasan sesungguhnya. Karena di dalam mengikuti Firman kita bebas dan Firman Tuhan membebaskan. Kita bebas untuk berbuat baik. Tetapi ketika kita ingin bebas dan tidak mengikuti Firman maka kita terikat oleh dosa.
Yesus berkata “Jika kau tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah mruidKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” ( Yoh 8:31 ). Firman Tuhan itu sungguh-sungguh membebaskan.
Tetapi lawannya Firman Tuhan adalah kebohongan iblis. Kebohongan iblis adalah memperdaya dan membuat tidak bebas. Dosa membuat terikat. Dosa membuat membelenggu. Tetapi Firman membebaskan.

Masalah klasik manusia adalah masalah ketidaktaatan
Masalah ketaatan adalah masalah klasik bagi umat manusia. Adam tidak taat dan akibatnya dia berdosa dan seluruh manusia berada di dalam dosa. Mengapa ketika Adam berdosa maka seluruh manusia jadi berdosa. Ini seperti satu pemain tim di dalam sepak bola. Ada satu yang bersalah maka seluruh tim menjadi bersalah. Apalagi Adam adalah wakil dari umat manusia. Di dalam Adam semua orang berdosa.
Masalah ketaatan juga adalah masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel. Mereka tidak taat kepada Allah dan sering menyembah berhala. Israel juga gagal di dalam peristiwa di padang gurun karena masalah ketaatan. Seringkali masalah fisik menjadi hambatan di dalam ketidaktaatan. Adam tidak taat karena makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat. Esau jatuh karena makanan. Ishak lemah karena makanan. Israel juga diuji di dalam hal makanan. Tetapi inti semuanya bukan masalah fisik makanan tetapi adalah ketaatan. Intinya adalah obey. KETAATAN.
Masalah makanan adalah penting tapi bisa membuat jatuh ke dalam dosa. Ada yang dikatakan perut mereka adalah Tuhan mereka.

Aplikasi ketaatan dan Firman Tuhan
Melakukan Firman…. Iman tanpa perbuatan adalah mati
Kalau kita mengatakan bahwa kita beriman kepada Tuhan dan kita adalah orang percaya tetapi tidak melakukan Firman Tuhan maka kita adalah pembohong dan tidak melakukan kebenaran. Iman tanpa perbuatan adalah mati adanya.

Jangan jadi pendengar Firman saja tetapi jadi pelaku
Yang mendengar Firman Tuhan tidak melakukannya adalah seperti orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir dan ketika badai datang maka rumah itu roboh. Bukan seberapa banyak yang kau ketahui mengenai Firman Tuhan tetapi sebanyak apa yang kau hidupi. Karena itu lakukanlah Firman Tuhan

Marilah kita bergantung pada anugerah Tuhan
Hati kita demikian keras. Hati kita sulit untuk taat. Karena itu kita membutuhkan anugerah Tuhan. Puji Tuhan bahwa Tuhan memberikan orang percaya hati yang baru yang memungkinkan kita bisa taat.
Karena pekerjaan Yesus Kristus dikayu salib maka Dia melahir barukan kita. Dia membuat kita dapat menaati Firman Tuhan. Roh Kudus juga membantu kita di dalam menaati Firman. Kita harus bergantung kepada Tuhan dan anugerahNya untuk supaya dapat menaatiNya.

Meneladani Kristus
Mari kita lihat figur Kristus yang taat dan menaati Firman Allah. Ingat Matius 4 mengenai pencobaan Kristus di padang gurun. Kalau Adam pertama jatuh di dalam dosa dan tidak taat karena makanan. Israel jatuh dicobai juga salah satunya adalah karena makanan selain penyembahan berhala dan ketidak percayaan. Maka pencobaan Yesus yang pertama adalah mengenai masalah fisik juga yaitu makanan. Adam kedua dan Israel sejati. 40 hari di padang gurun dan 40 tahun dipadang gurun. Taat dan tidak taat.
Yesus dicobai oleh iblis 3x di padang gurun dan menjawab semuanya dengan Firman Tuhan PL dari kitab ulangan. Ketika itu Yesus sedang lapar. Dia adalah manusia yang sesungguhnya yang bisa lapar. Dan iblis mencobai dengan meminta Dia mengubah batu menjadi roti. Dalam hal ini Yesus mengutip perkataan dari Firman Tuhan dari kitab Ulangan bahwa manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Yesus memberikan jawaban yang begitu dalam manusia kita hidup rohani dari Firman Allah.
Firman Tuhan adalah makanan rohani dan manusia bukan hidup dari makanan jasmani saja tetapi yang terutama adalah makanan rohani

Marilah kita hidup menurut Firman Tuhan. Firman Tuhan itu bukan mengikat tetapi membebaskan. Firman Tuhan itu indah. FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 15 April 2007

Read More ....

Tuesday, April 17, 2007

Natur Manusia

Natur manusia
Ekposisi Kej 2:4-7

“Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah, dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup” ( Kej 2:7 )

Di dalam Kej 1, kita sudah melihat bahwa manusia adalah puncak penciptaan. Manusia diciptakan paling terakhir. Manusia diciptakan sesudah Tuhan menciptakan alam semesta. Jadi alam semesta ini diciptakan untuk manusia dan manusia untuk Tuhan. Kalau kita membandingkan Kej 1 dan Kej 2, sepertinya ada dua peristiwa yang fokusnya berbeda. Kalau di dalam Kej 1 fokusnya adalah penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Kej 1 menceritakan asal mula kosmos dan urutan penciptaan. Tetapi di dalam Kej 2 adalah penciptaan manusia menjadi fokus. Manusia menjadi sentral di dalam Kej 2.

Ada satu hal yang menarik di dalam memperbandingkan Kej 1 dan Kej 2. Di dalam Kej 1, oknum yang menciptakan langit dan bumi digunakan kata Allah. Tetapi di dalam Kej 2, oknum yang menciptakan manusia dengan detail dan dengan nafas hidup adalah Tuhan Allah. Yang satu Allah. Yang satu Tuhan Allah. Yang satu Elohim, Yang lain adalah Elohim Yahweh. Mengapa ada perbedaan ?
Kalau kita mengerti bahwa Yahweh adalah nama Allah yang paling sakral dan selalu dikaitkan dengan Allah perjanjian yaitu Allah yang mengadakan perjanjian dengan umatNya. Ketika Allah menciptakan manusia secara khusus menggunakan kata Yahweh maka ini menunjukkan komitmennya yang unik kepada umatNya. Dia Allah yang berkomitmen dan Allah yang berelasi dengan umatNya. Dia adalah Allah umatNya.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan manusia diciptakan oleh Allah Yahweh yang berelasi dengan umatNya. Ini sungguh sangat indah sekali. Ada hubungan yang intim antara Allah dan umatNya. Bahkan penciptaan umatNya juga melalui nafasNya.
Kita sudah membahas bahwa aspek dari gambar dan rupa Allah adalah bahwa manusia itu diciptakan sebagai mahluk yang bekerja dan sosio cultural. Sekarang kita akan membahas aspek lain dari manusia yaitu manusia sebagai mahluk materi dan manusia sebagai mahluk rohani

Manusia diciptakan sebagai mahluk materi
Alkitab mengajarkan Adam dibuat dari debu tanah ( Kej 2:7 ), ini menegaskan natur materi dari manusia. ( Kej 2:7 ). Nama Adam yang berarti tanah liat ( merah ) menekankan fakta ini. Manusia hanyalah dari debu tanah. Berarti kita tidak ada apa-apanya. Kita hanyalah mahluk yang tidak ada apa-apanya. Tetapi manusia adalah gambar dan rupa Allah. Manusia adalah mahluk yang mulia.
Debu tanah bukan berarti materi itu jahat. Bukan berarti materi itu rendah. Kaum Gnostik menganggap materi jahat dan inferior. Sedangkan rohani adalah baik. Ini harus ditolak. Tetapi Allah bukan saja mendeklarasikan ciptaan materi “Sangat baik” tetapi membuat manusia darinya.
Manusia tidak dapat berfungsi baik terlepas daripada badan karena manusia diciptakan/didesign untuk berfungsi sebagai mahluk yang bermateri. Materi dari manusia bukan lebih rendah dari natur manusia dan aspek rohani lebih tinggi. Baik ciptaan rohani dan materi adalah sama-sama baik dan penting karena dari Allah dan untuk Allah.
Dan kedua-duanya sudah rusak oleh dosa.
Seringkali di dalam pikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa, rohani diidentifikasikan dengan Allah dan materi dengan setan. Ini salah !. Sebab materi itu baik adanya.
Karena itu tindakan asketisme dimana badan ( karena itu materi ) dihukum dan menjadi subjek untuk direndahkan atau dilukai tidak benar secara Alkitabiah. Badan harus dihormati karena bait Roh Kudus. Kalau tubuh adalah bait Roh Kudus berarti tubuh itu suci adanya. Yesus sendiri menjadi manusia dan memiliki tubuh dan mati untuk kita. .
Kerohanian yang sejati itu bukan menyiksa diri, berpuasa terus menerus, menyendiri dan menganggap bahwa materi dan tubuh itu jahat. Tetapi kerohanian yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.

Manusia diciptakan sebagai mahluk rohani
Ada 2 elemen yang ada didalam cerita kejadian. Adam dibentuk dari tanah. Tetapi hanya ketika nafas hidup dinafaskan kepada dia maka Adam menjadi mahluk yang hidup.
Manusia diciptakan sebagai mahluk hidup itu unik. Keunikannya adalah penciptaan manusia adalah dengan cara Allah dimana Dia menafaskan Adam nafas hidup. Cara ini bersifat pribadi, langsung, dan unik yang membedakan ciptaan manusia dengan mahluk lain. Ada sisi bagian dunia pada manusia, tetapi ada sisi rohani pada manusia juga. Manusia memiliki dua elemen.
Ketika Yesus menyembuhkan orang buta menggunakan debu tanah ini menunjukkan manusia punya aspek materi. Dan ketika Yesus menghembuskan Roh Kudus maka menunjukkan bahwa manusia punya aspek rohani yaitu nafas hidup.
Nafas hidup mendemonstrasikan bahwa manusia lebih dari sekedar tubuh. Nafas hidup ini adalah sumber dari kehidupan. Tubuh tanpa roh adalah mati. Tubuh harus disertai dengan roh. Ada tubuh dan ada roh. Jadi manusia terdiri dari 2 elemen yaitu dari tanah dan dari nafas hidup Allah. Manusia mempunyai elemen tubuh dan mempunyai elemen jiwa roh.
Pengkotbah 12:7 menjelaskan 2 elemen dari natur manusia : dan debu kembali kepada tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Sewaktu mati, kedua elemen ini akan menjadi elemen yang berbeda dan kembali kepada sumber yang berbeda. Tubuh kembali menjadi debu. Roh kembali kepada Allah.
Di dalam Pengkotbah 3:21 dikatakan bahwa Roh manusia ke atas, roh binatang ke bawah. Roh manusia terpisah dari tubuh manusia ketika mati karena bentuk unik yang diterimanya sewaktu penciptaan. Namun roh binatang terikat kepada tubuh mereka dan dikuburkan ketika kematian. Ini yang membedakan manusia dengan binatang.
Kita masuk ke dalam pergumulan teologis apakah manusia terdiri dari 2 elemen atau 3 elemen. Apakah manusia terdiri dari tubuh dan jiwa dan roh atau tubuh dan jiwa atau roh ? Ini perdebatan apakah dikotomi ( ada 2 elemen ) atau trikotomi ( 3 elemen ). Watchmen Nee mengajarkan manusia mempunyai 3 elemen tetapi Alkitab tidak menginjikan pandangan trikonomi.
Sesungguhya sejak Kej 2:7, Alkitab mengajarkan 2 elemen yang menjadi bersama di dalam manusia. “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah, dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup” ( Kej 2:7 ). Di dalam ayat ini ada elemen tanah dan elemen nafas hidup. Ini mengajarkan 2 elemen dan bukan 3 elemen.
Mari kita pertimbangkan ayat di dalam Matius 10:28 : Jangan takut kepada yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa. Tetapi takut kepada Dia yang dapat menghancurkan baik tubuh dan jiwa di dalam neraka”. Ini mengajarkan 2 elemen yaitu jiwa dan tubuh. Bukan 3 elemen
Kemudian ada ayat yang mengajarkan mengenai pengudusan yaitu 1 Kor 7:34 “Supaya tubuh dan jiwa mereka kudus”. Ini juga mengajarkan bahwa 2 elemen yang perlu dikuduskan yaitu tubuh dan roh dan bukan 3 elemen.


Lalu bagaimana dengan ayat yang mengatakan di dalam 1 Tes 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi seluruh keberadaan kita – tubuh, jiwa dan roh – dijaga tidak bercacat. Apakah ini mengajarkan manusia terdiri dari 3 elemen : tubuh jiwa roh ?

Di dalam bahasa Ibrani dan Yunani, penggunaan jiwa dan roh itu digunakan secara bergantian. Jadi jiwa dan roh adalah hal yang sinonim. Jiwa dan roh adalah 1 mata uang yang sama yang mempunyai 2 sisi. Jiwa dihubungkan dengan tubuh dan roh dihubungkan dengan Allah. Tetapi keduanya adalah entitas yang sama.
Dalam hal ini Paulus tidak membagi menjadi 3 elemen tetapi menambahkan.

Kesimpulan dari Firman Tuhan adalah manusia adalah mahluk yang materi dan mahluk yang rohani. Manusia terdiri dari 2 elemen yaitu tubuh dan jiwa. Kedua-duanya menjadi satu di dalam manusia. Kedua-duanya menjadi satu kesatuan di dalam manusia.

Apa aplikasi natur manusia sebagai mahluk yang bermateri dan
Apa aplikasi natur manusia sebagai mahluk yang rohani bagi kita ?

Kita harus memuliakan Tuhan dengan tubuh kita
Tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita adalah bait Allah. Karena itu kita harus menjaganya kudus. Tubuh kita harus dijauhkan dari rupa-rupa kecemaran dan kenajisan. Tubuh kita harus dijauhkan dari perzinahan. Tubuh kita harus kudus karena Allah tinggal di dalam diri kita. Alkitab tidak menganggap tubuh tidak penting sebaliknya tubuh ini penting.
Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah. Ini adalah ibadah yang sejati.
Ada lagu : pakai hidupku Tuhan. Pakai tanganku, pakai mulutku. Ini penggunaan tubuh secara positif. Tubuh harus dipersembahkan kepada Allah. Tetapi ada lagu yang mengajarkan supaya hati-hati gunakan tanganmu. Ini adalah larangan secara negatif. Tubuh kita harus dijauhkan dari dosa. Tubuh kita harus disucikan.
Kita juga mempunyai pandangan yang seimbang mengenai kerohanian. Kerohanian itu bukan saja hal-hal berdoa, membaca Alkitab dan beribadah. Tetapi kerohanian juga berkaitan dengan hal-hal jasmaniah. Kalau kita merawat tubuh kita, makan yang bergizi dan juga berolah raga. Ini juga adalah kerohanian. Merawat bait Allah supaya boleh sehat dan digunakan untuk pelayanan Tuhan.
Olah raga itu satu hal yang rohani. Banyak pelajaran dari olah raga. Ada aspek fisik, sosial, dan rohani. Main volley.

Kita harus memuliakan Tuhan dengan jiwa roh dan hati kita
Kalau tubuh kita harus dijaga kudus, Hati kitapun harus dijaga bersih. Hati adalah diri manusia yang dalam ( inner ). “Hidden person of the heart”. Secara jelas, hati di dalam Alkitab adalah kehidupan dalam yang dimana seseorang hidup di hadapan Allah dan dirinya. Hati adalah sebuah hidup yang tidak diketahui oleh orang lain karena itu tersembunyi bagi mereka.
Amsal mengatakan “Awasilah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari sanalah terpancar kehidupan” Dari hati, perkataan keluar. Dari hati, tindakan keluar. Dari hati, dosa datang. Orang dicobai oleh keinginan hatinya sendiri. Hati adalah sumber atau rumah harta karun yang dimana perkataan keluar dan tindakan mengalir. Seseorang dapat berdosa di dalam hatinya bahkan ketika tidak berdosa secara luar
Karena itu seseorang harus disucikan hatinya. Hanya mereka yang suci hatinya yang diberkati ( Mat 5:8 ). Jadi hati adalah keseluruhan hidup yang dalam. Semua yang dikatakan mengenai jiwa dan roh juga dikatakan mengenai hati. Apa yang dikatakan mengenai roh juga dikatakan mengenai jiwa dan juga hati. Kedua-duanya tempat bersukacita, bermasalah, sedih, dll.

Mengasihi Tuhan dengan segenap keberadaan kita
Kita harus mengasihi Tuhan dengan seluruh baik tubuh maupun roh jiwa kita. Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan. Keseluruhan hidup kita adalah untuk Tuhan. Tidak ada bagian dari hidup kita yang bukan milik Tuhan. Tidak ada satu inci di dalam hidup kita yang bukan milik Kristus. Semua milik Tuhan
Karena itu jaga tubuh kita. Apakah sudah dipersembahkan kepada Allah ? Apakah sudah dijauhkan dari dosa ?
Karena itu jaga hati kita. Adakah hati kita mendua ? Adakah ruang bagi dosa di dalam hati kita ? Selidikilah hati kita.
Kita harus mengasihi Tuhan dan menyembahnya dengan seluruh keberadaan kita. Alkitab mengatakan barangsiapa menyembah Allah harus menyembah di dalam Roh dan Kebenaran. Selain dengan roh kita menyembah, kita juga harus menyembah dengan kebenaran dan sesuai dengan prinsip yang benar.

Ada aplikasi doktrin dikotomi di dalam memahami psikologi
Doktrin dikotomi mengenai 2 elemen manusia ini membantu kita memahami permasalahan yang ada di dalam dunia psikologi dan konseling. Di jaman sekarang psikologi mencoba menjadi juruselamat umat manusia yang berada di dalam kesengsaraan jiwa. Ilmu psikologi berusaha memahami jiwa manusia dan mencari solusi untuk menyembuhkan jiwa manusia.
Di jaman sekarang yang semakin tegang dan semakin sulit, masalah psikologi seperti depresi semakin banyak.
Doktrin dikotomi mengenai 2 elemen manusia ini membantu kita sebagai orang percaya untuk memilah masalah menghadapi penyakit psikologi seperti depresi.
Setelah Tuhan Allah menghembuskan nafasNya kepada manusia maka manusia menjadi mahluk yang hidup. Manusia menjadi mahluk yang hidup secara fisik maupun secara rohani. Fisik dan Rohani dapat dibedakan di dalam manusia tetapi tidak dapat dipisahkan. Manusia hidup secara fisik. Secara fisik Otak manusia itu mirip seperti komputer dan pikiran manusia itu seperti program komputer. Sebuah komputer tidak bisa berpikir tanpa sebuah program dan sebuah program tidak bisa jalan tanpa komputer. Manusia memerlukan otak fisik untuk mengontrol gerakan dan respon dan manusia juga memerlukan pikiran untuk membuat analisa dan menilai.
Dengan pembagian manusia menjadi bagian yang fisik yaitu tubuh dan yang rohani yaitu jiwa maka membantu melihat masalah penderitaan psikologi seperti depresi.
Problema penyakit psikologi dapat berasal dari bagian tubuh yaitu secara organik. Ini dapat diakibatkan oleh karena kerusakan di dalam otak, atau karena ketidak seimbangan cairan kimiawi di otak. Bila kita memakai analogi komputer maka ada kerusakan secara fisik pada komponen komputer yang perlu diperbaiki supaya komputer bisa berjalan dengan baik.
Problema lain dapat berasal dari bagian rohani yaitu di dalam hati dan pikiran ( non organik ). Problem ini bisa berasal dari persepsi yang salah secara serius mengenai realita, bisa juga karena pola hidup, bisa juga merupakan kamuflase atau bisa juga karena hati nurani yang takut dan kuatir.
Bila kita memakai analogi komputer maka ada kerusakan di bagian program sehingga komputer dan programnya tidak berjalan dengan baik. Ini bisa karena kerusakan programnya atau juga karena virus yang harus dibasmi. Kalau kita lihat di dalam jiwa adalah karena dosa.
Selain problema secara organik dan nonorganis, problemanya dapat juga terjadi kedua-duanya yaitu secara organik dan nonorganik secara bersamaan. Maka perlu dilihat dari mana problema ini berasal. Perlu pergi ke dokter untuk menyelesaikan masalah secara jasmaniah dan perlu datang ke Tuhan Allah untuk menyelesaikan masalah secara rohaniah baik secara pribadi atau melalui rohaniawan. Ini tentunya memerlukan proses yang tidak bisa secara cepat terselesaikan.

Kesimpulan
Karena baik jasmani dan rohani dua-duanya penting maka harus dipupuk dan dipelihara. Kedua aspek jasmani dan rohani ini saling berkaitan. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Di dalam jiwa yang sehat juga mempengaruhi tubuh yang sehat. Banyak orang di dalam dunia ini yang menderita penyakit yang sebenarnya diakibatkan dari jiwanya.
Bagaimana memupuk kesehatan jasmani ? Dengan olahraga dan juga makan yang bergizi. Dan ingat juga pelajaran mengenai sabat bahwa manusia juga perlu sabat dan istirahat.
Bagaimana memupuk kesehatan rohani bagi orang percaya ? Jiwa kerohanian harus diberi makan. Chicken soul for the soul.
Kita memerlukan apa yang dinamakan saluran anugerah. Jiwa kita memerlukan saluran anugerah atau sarana anugerah untuk bertumbuh. Saluran anugerah ini adalah di dalam doa, sakramen, Firman, persekutuan orang kudus. Ini adalah sarana-sarana anugerah dan pengudusan dari Tuhan Allah.
Saluran anugerah pertama adalah doa.
Dengan melakukan doa maka orang percaya bersekutu dengan Tuhan. Dimana ada persekutuan dengan Tuhan maka akan ada pengudusan. Dengan doa dalam nama Kristus maka orang percaya masuk ruang yang maha kudus dan boleh mendapatkan anugerah disana. Dengan doa maka orang percaya berkomunikasi dengan Tuhan. Bukankah hak istimewa bahwa kita boleh menghampiri Tuhan dan menerima anugerahNya. Tuhan juga menjawab doa-doa orang percaya yang sesuai dengan kehendakNya. Doa adalah nafas hidup orang percaya. Doa adalah bersekutu dengan pencipta. Doa adalah saluran anugerah. Di dalam doa ada kekuatan, ada penyertaan, ada kedamaian, ada kuasa Tuhan, ada perlindungan Tuhan, ada persekutuan dengan Tuhan, ada kuasa untuk mengalahkan pencobaan. Doa orang benar besar kuasanya.
Saluran anugerah berikutnya adalah baptisan.
Dengan melakukan sakramen baptisan, orang percaya masuk ke dalam gereja yang kelihatan yang melambangkan baptisan roh kudus dimana orang percaya masuk ke dalam gereja yang tidak kelihatan.
Saluran anugerah berikutnya adalah perjamuan kudus.
Dengan melakukan sakramen perjamuan kudus, orang percaya mengingat anugerah keselamatan dalam Kristus. Saat Perjamuan Kudus, orang percaya ada di dalam persekutuan mistik dengan Kristus. Seperti janji Kristus bahwa barangsiapa tetap tinggal diam di dalamNya maka pasti kita akan berbuah.
Saluran anugerah berikutnya adalah Firman. Ini penting.
Firman Tuhan juga merupakan saluran anugerah dimana melalui Firman Tuhan orang percaya mengenal Tuhan. Dengan menyimpan Firman Tuhan dalam hati maka orang percaya dicegah dari dosa. Dengan menjaga kelakuan sesuai dengan Firman maka kelakuan orang percaya menjadi bersih. Firman Tuhan itu mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang percaya di dalam kebenaran. Firman Tuhan juga mendisiplin, menyegarkan jiwa, memberi kekuatan, memberikan arah, memberikan petunjuk, memberi nasihat, mempersiapkan orang di dalam pelayanan.
Berbahagialah orang yang kesukaannya adalah merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. ( Maz 1 )
FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku ( Maz 119:105 )
Dengan apa seorang muda mempertahankan jalannya yang bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan FirmanMu ( Maz 119: )
Firman Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa ( Maz 19 )
Firman Tuhan memberikan hikmat kepada yang tidak berpengalaman ( Maz 19 )

Saluran anugerah yang lain adalah juga persekutuan orang kudus. Gereja. Di dalam persekutuan dalam Kristus ada kasih dan di dalam kasih inilah orang percaya boleh bertumbuh. Hanya melalui kasih saja orang percaya boleh bertumbuh untuk melaksanakan kebenaran Firman Tuhan. Di dalam persekutuan orang kudus terjadi saling mengasihi, saling mendoakan, saling mendukung, saling menegur, saling menasihati, saling berbagi beban, saling melayani. Persekutuan di dalam Tuhan di dalam kasih membuat hidup menjadi indah dan berarti. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Penutup
Karena kita adalah mahluk yang jasmani dan rohani. Marilah kita menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Marilah kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Marilah kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Untuk memupuk kerohanian kita, kita memerlukan saluran anugerah yaitu doa, Firman, sakramen dan Persekutuan orang Kudus.
Marilah kita sering berdoa dan membaca Firman
Dan marilah kita bersekutu di dalam gereja.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 15 April 2007


Read More ....

Refleksi detik-detik Perjamuan Kudus

Refleksi Detik-detik Yesus ketika Perjamuan Kudus
Jeffrey Lim

Kotbah dari Matius 26:17-30.

Kita akan merenungkan Firman Tuhan yaitu detik-detik ketika perjamuan kudus dilaksanakan. Firman di ambil Matius 26:17-30.
Pertama kita lihat dulu bahwa peristiwa di dalam Yoh 13:1-20 ketika Yesus membasuh kaki murid-murinya adalah peristiwa yang sama dengan Perjamuan Kudus yang ada di dalam Mat 26:17-30 yang akan kita baca. Karena di dalam kedua peristiwa ini, Yesus mengatakan bahwa ada yang akan menghianati dia dan juga setelah peristiwa ini Yesus memprediksikan akan penyangkalan Petrus. Jadi kita mengerti bahwa peristiwa kedua ini adalah peristiwa yang sama.

Kita akan refleksikan kedua bagian ini. Kita akan berefleksi mengenai hidup Yesus detik-detik Dia mau ke Getsemani. Mari kit abaca Matius 26:17-30.

Dikatakan bahwa pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak beragi datanglah murid-murid Yesus kepadaNya. Mereka menanyakan dimana mereka akan mengadakan paskah.
Perayaan roti tidak beragi dan perayaan paskah ada pada saat yang bersamaan. Yesus serta murid-muridnya hendak merayakan perayaan ini. Perayaan ini adalah perayaan orang Israel dan memperingati satu peristiwa sebelum keluaran dari Mesir. Ini adalah perayaan paskah Perjanjian Lama.
Dengan merayakan perayaan perjanjian Lama, Yesus sebenarnya sedang taat pada Firman Tuhan Perjanjian Lama dan setia melakukannya. Yesus datang bukan untuk meniadakan Taurat tetapi untuk menggenapi Taurat. Perayaan Paskah apakah yang Yesus rayakan ?
Di dalam cerita Alkitab mengenai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Musa yang memimpin bangsa Israel. Bangsa Israel pada saat itu sedang diperbudak bangsa Mesir. Bangsa Israel berteriak kepada Tuhan dan Tuhan Allah mendengar keluhan mereka. Tuhan Allah setia dan mengingat perjanjianNya.
Maka Tuhan menyertai Musa. Musa meminta kepada Firaun supaya membebaskan bangsa Israel. Tetapi Firaun tidak mau dan keras hatinya. Tuhan memberikan tulah-tulah untuk menghukum Firaun serta bangsa Mesir supaya mereka mengetahui siapa Tuhan Allah. Tulah demi tulah diberikan tetapi Firaun tetap mengeraskan hatinya. Maka ada tulah kesepuluh. Tulah kesepuluh adalah kematian anak sulung dari bangsa Mesir. Tuhan akan membunuh anak sulung dari bangsa Mesir.
Sebelum tulah kesepuluh diberikan, umat Israel diperintahkan Tuhan Allah merayakan perayaan paskah. Tuhan memerintahkan untuk mengolesi darah domba pada kedua tiang pintu rumah mereka. Ini supaya ketika Tuhan berjalan ditengah-tengah mereka Tuhan melewati rumah-rumah mereka dan tidak ada kematian pada bangsa Israel. Di atas rumah diolesi darah domba. Pernahkah berpikir mengapa darah domba diolesi pada kedua tiang pintu rumah ? Apakah lambang dari darah itu ?
Darah domba itu berarti ada korban yang menggantikan sehingga umat Israel diselamatkan. Domba menjadi korban merupakan lambang penebusan bangsa Israel dari kematian. Domba menjadi korban dan mati supaya umat Tuhan hidup. Ini sebuah lambang.
Tulah kesepuluh membinasakan semua anak sulung dari orang Mesir tetapi bangsa Israel tidak kena sebab ada korban yang mengantikannya.
Di dalam Perjanjian Baru maka kita menjadi mengerti arti dari korban domba ini. Yohanes Pembaptis mengatakan “Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia” ( Yohanes 1:29 ) ketika ia melihat Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus adalah korban sesungguhnya yang dilambangkan Perjanjian Lama dengan domba. Tuhan Yesus Kristus mati sebagai korban supaya umat Allah boleh diselamatkan dari kematian. Domba hanya melambangkan korban sesungguhnya yaitu Tuhan Yesus sendiri
Kembali kepada Tuhan Yesus dan murid-muridnya merayakan paskah.
Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk pergi ke kota kepada seseorang. Kemudian dikatakan bahwa Yesus berpesan hendak melakukan perjamuan paskah di dalam rumahnya bersama-sama dengan murid-muridnya. Lalu murid-muridnya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan paskah.
Setelah malam hari, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas muridnya. Pesta makan dimulai sebelum perjamuan kudus dan merupakan makan malam. Perjamuan Kudus dimulai setelah peristiwa makan malam ini dan setelah Yudas pergi untuk mengkhinatinya. Jadi Yudas tidak berbagian di dalam perjamuan kudus.
Ketika mereka sedang makan, Yesus berkata bahwa diantara mereka ada seseorang yang akan menyerahkan Dia. Ini semua dicatat membuat hari mereka sedih dan mereka menanyakan bukan aku, ya Tuhan ?
Mereka sedih bahwa Yesus mengatakan bahwa ada yang menyerahkan dirinya. Tetapi kalau kita renungkan seharusnya siapa yang lebih sedih. Seharusnya yang lebih sedih adalah Yesus. Mengapa ? Dia mengetahui segala sesuatu karena Dia adalah Allah. Tetapi Dia juga manusia yang bisa menderita dan ini dilemma dan kesulitan. Tuhan Yesus mengetahui segala sesuatu itu seharusnya membuat Dia sedih, mengapa ?
Pertama adalah satu muridnya akan menghianatinya. Kedua adalah Yesus lebih sedih lagi karena murid-muridNya tidak mengerti pergumulannya. Mereka semua banyak yang tidur di taman Getsemani. Mereka kemudian semua meninggalkan Yesus Kristus dan Yesus tahu semua ini.
Ketiga adalah Allah Bapa sendiri yang paling dekat dengan Dia, Yesus tahu bahwa Bapa akan meninggalkan Dia. Dan Dia akan mengalami kesengsaraan yang paling tinggi yaitu ditinggalkan Bapa, ketika Dia berkata “Eli, Eli, Lama Sabaktani”.
Dia mengetahui semua ini sebab Dia adalah Allah. Namun Dia juga adalah manusia yang bisa menderita.
Kristus akan bergumul dengan masalah ditinggalkan oleh Allah Bapa. Dia mengetahui bahwa nanti tidak ada yang menemaninya, termasuk Allah Bapa. Bapa pun sampai meninggalkan-Nya sendirian di kayu salib. Singkatnya, dia akan sangat-sangat kesepian. Akan timbul satu perasaan kesendirian yang tiada taranya.
Yesus menjalankan tugas yang mulia dan Dia mengajarkan kebenaran dan keadilan. Dia mempraktekkan kebenaran dan keadilan. Tak sekalipun dalam hidup-Nya Dia berbuat yg tak benar dan tak adil. Dia berbuat baik. Menyembuhkan. Menolong orang. Memberikan pengharapan. Tapi Yesus tahu dia harus mati begitu tragis, yakni dengan penyaliban. Dia tahu bahwa kematiannya tidak wajar dan tidak manusiawi. Dia tahu Dia harus mati dengan terhitung sebagai seorang penjahat besar padahal tak satu kesalahan kecil pun yang pernah diperbuat-Nya. Dia tahu kemudian bahwa Allah Bapa sendiri tidak peduli pada-Nya.
Mari kita refleksi hidup Yesus dan alasan mengapa Dia seharusnya bersedih saat perjamuan malam ini ?
Setelah memulai pelayananNya Yesus mengajar berkeliling dan banyak orang mulai mengikuti-Nya. Kelemahlembutan-Nya menyegarkan jiwa banyak orang yang sedang merana. Penyembuhan penyakit, pengusiran setan, mujizat demi mujizat membuat banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Namun, perlahan-lahan satu per satu mulai meninggalkan-Nya.
Ketika Dia mengingatkan banyak orang akan segala resiko mengikuti-Nya maka orang-orang mulai mengundurkan diri. Dia tahu bahwa Di taman Getsemani, Dia bergumul seorang diri. Pada saat keringat-Nya mengalir seperti darah, Petrus, Yakobus dan Yohanes, tiga orang yang menemani di Getsemani, tidur terlelap. Justru di saat-saat hati-Nya amat sedih, seperti mau mati rasanya, ketiga murid-Nya tidak mampu berjaga-jaga. Yesus dibiarkan bergumul sendirian.
Sepanjang pelayanan sekitar tiga setengah tahun, Dia disertai dua belas orang murid. Akan tetapi, salah seorang di antara murid-Nya itu akhirnya mengkhianati-Nya. Yudas begitu tega menjual Yesus dengan harga dua ratus keping uang perak. Seorang guru dikhianati oleh muridnya sendiri. Betapa pedih hati-Nya!
Salah seorang murid-Nya pernah bersumpah setia untuk membelaNya sampai mati. Sumpah itu dibuktikan oleh sang murid, yakni Petrus, dengan memotong telinga seorang perwira yang menangkap-Nya. Namun, tidak lama berselang, sang murid menyangkal dan mengutuk bahwa dia tidak pernah mengenal Yesus. Tidak tanggung-tanggung, penyangkalan itu sampai dilontarkan tiga kali. Baru tatkala ayam berkokok, Petrus menyadari dan menyesal atas kepengecutannya. Pil pahit berupa penyangkalan dari Simon Petrus harus ditelan-Nya. Bagaimana mungkin hati-Nya tidak hancur?
Sewaktu memasuki Yerusalem dengan menunggangi keledai, Dia disambut meriah. Banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan dan melambai-lambaikan daun. Salam kebesaran dipersembahkan pada-Nya: Hosana bagi anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Sambutan hangat itu begitu membesarkan hati-Nya. Akan tetapi, hampir dapat dipastikan, sebagian orang itu kemudian berbalik menentang-Nya. Kali ini mereka berteriak : Salibkan Dia! Salibkan Dia! Salibkan Dia!
Awalnya Dia diterima tapi akhirnya ditolak. Kembali Yesus ditinggalkan seorang diri. Satu demi satu meninggalkan Yesus. Kesendirian-Nya mencapai titik puncak pada saat Dia berseru: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Allah Bapa di Surga pun meninggalkan-Nya. Dan jangan lupa, seruan itu diucapkan dengan suara nyaring. Betapa sepi kesendirian-Nya kala itu! Kesendirian yang tiada tara. Kesendirian itu sudah tak tertahankan. Di kayu salib, menjelang kematian-Nya, Yesus merasakan sunyi…, sepi…, sendiri. Dan Yesus tahu Dia akan mengalami semua itu.
Kembali kepada peristiwa makan malam.
Yesus mengetahui peristiwa hidupnya. Dia tahu Dia akan mengalami tragis di masa depan. Dan jadi seharusnya Yesus sedih sekali, tetapi sebelum peristiwa makan malam ini, Yesus yang seharusnya sedih karena Dia tahu segala sesuatu tetapi Dia luar biasa. Dia melakukan sesuatu yang luar biasa. Dia menunjukkan kasihNya kepada murid-muridNya. Di dalam Yoh 13 dikatakan bahwa Yesus membasuh kaki murid-muridnya. Peristiwa pembasuhan kaki murid-murid ini terjadi sebelum makan malam ini. Ini terjadi pada waktu mereka ada di rumah itu waktu merayakan paskah.
Kalau kita tahu bahwa kita akan mengalami sesuatu yang tragis dan malang, biasanya kita cenderung menutup diri dan mementingkan diri sendiri. Kita cenderung self-centered dan mengasihani diri. Tetapi Yesus Kristus terus di dalam hidupnya masih melayani murid-muridNya. Dia menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin rohani, Dia adalah seorang yang melayani. Bahkan merendahkan diri membasuh kaki murid-muridNya. Kerendahan hati ini melukiskan Dia yang akan merendahkan diri mati di kayu salib.
Yesus Kristus terus melayani bahkan ketika dia tahu hidupnya sedang dalam keadaan malang. Dia menunjukkan kepenuhan kasihNya kepada murid-muridNya.
Kalau kita telurusi sikap Yesus ke depan, Dia tidak mementingkan diriNya sendiri. Bahkan ketika nanti Dia menjalani jalan salib ke Golgota dan dipaku di atas kayu salib. Dia masih mengatakan kepada Ibunya dan Yohanes. Ini anakmu dan Ini ibumu. Yesus masih memperhatikan Maria. Yesus di dalam sengsara fisik masih memperhatikan kebutuhan fisik ibunya. Yesus yang ada di dalam sengsara rohani karena di tinggalkan Allah tetapi masih memperhatikan kebutuhan rohani orang-orang. Dua perkataan salib yang ada adalah “Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Yang berikutnya Yesus masih menginjili satu orang disebelahnya yaitu “Hari ini engkau bersama-sama dengan Aku di firdaus.”. Ini sikap Yesus dan karakter Yesus yang agung. Dia memperhatikan kebutuhan jasmani dan rohani dari manusia berdosa.
Kembali kepada peristiwa makan malam itu.
Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Dia melayani mereka. Dan Dia menunjukkan kasihnya kepada mereka.
Kemudian dia makan malam bersama dan murid-murid sedang bertanya bukan aku ya Tuhan ? Murid-murid sedih dan mereka mengintropeksi diri. Mereka bertanya bukan aku ya Tuhan ?
Tetapi ada satu murid yang munafik yang berbeda dengan semua murid yang lainnya. Murid itu berbeda bertanya bukan aku ya Tuhan tetapi bukan aku ya Rabbi ? Murid itu adalah Yudas yang akan menghianati Yesus.
Kemudian setelah Yesus membongkar isi hati Yudas di bagian yang lain dicatat bahwa Yudas dimasuki setan. Dan Yesus mengatakan apa yang kamu akan lakukan, lakukan secepatnya.
Setelah Yudas pergi barulah Yesus mengadakan Perjamuan Kudus dengan murid-muridNya. Yudas tidak ikut sebab dia pergi dan menghianati Yesus. Orang yang berbagian di dalam Perjamuan Kudus adalah orang yang sudah dipilih oleh Tuhan. Yudas tidak berbagian di dalam Perjamuan Kudus. Sungguh menyedihkan dan mengenaskan.
Yesus dan murid-muridNya merayakan paskah. Tetapi ada perbedaan dengan perayaan paskah PL pada umumnya. Mereka tidak menyediakan domba dan tanaman pahit seperti di dalam perayaan Perjanjian Lama. Tetapi ada satu pengertian teologis yang lebih dalam yaitu Yesus mengubah paskah perjanjian Lama menjadi perjamuan kudus.
Walaupun yang Yesus katakan dan lakukan selama perjamuan terakhir ini menyuarakan Paskah Perjanjian Lama tetapi Yesus memberikan makna baru. Yesus mengubah Paskah Perjanjian Lama menjadi Perjamuan Kudus. Ini luar biasa dan ini menunjukkan satu kesatuan penebusan dan wahyu Allah dari PL sampai PB. Ini menjelaskan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Baru. Ini menunjukkan arti sesungguhnya dari Paskah yaitu menunjuk kepada Yesus Kristus.
Karena Yesus mengubah Paskah menjadi perjamuan kudus maka kita sebagai muridnya tidak merayakan paskah perjanjian lama dan memotong korban dsb. Sebab Yesus memberikan makna baru kepada Paskah PL di dalam Perjamuan Kudus. Di dalam Perjamuan kudus, domba dan tanaman pahit tidak ada lagi. Tetapi sebagai gantinya adalah roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Yesus.
Di dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai anak domba Allah yang menghapus dosa dunia. Paulus merujuk Yesus sebagai domba paskah kita.

Tubuh Yesus Kristus
Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur dan memecah-mecahnya lalu memberikannya kepada murid-muridNya.
Ambillah, makanlah, inilah tubuhku. Tuhan Yesus melambangkan roti dengan tubuhnya sendiri. Memakan tubuh Kristus dan darahNya adalah berbagian secara rohani di dalam Kristus.
Yesus mengatakan bahwa “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga : Barang siapa yang makan daripadanya, ia tidak akan mati.”
Peristiwa manna bangsa Israel adalah mengajarkan mereka bahwa hidup jasmani mereka bergantung kepada Allah Yahweh. Tetapi Yesus mengajarkan bahwa kehidupan rohani bergantung pada diriNya. Dia mengatakan “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” Pelajaran makan tubuh dan darah Kristus disini adalah persatuan rohani dengan Kristus. Kita makan dari tubuhnya dan darahnya secara rohani untuk hidup. Hidup rohani kita bergantung kepada Kristus.
Tubuh Yesus yang dipecahkan. Ini berarti Yesus mengalami penganiyaan oleh orang-orang Romawi sampai mati di kayu salib. Tubuh dia diremukkan oleh manusia dan juga oleh Allah.

Darah Perjanjian
Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”
Kematian Kristus yang dilambangkan dengan darahnya sungguh-sungguh membangun relasi Allah dengan umatNya dengan menghapuskan dosa mereka. Dikatakan bahwa darah dari perjanjian, di dalam Luk 22 adalah darah dari perjanjian baru. Untuk mengerti makna dari darah perjanjian, kita harus mengerti apa makna dari perjanjian. ( covenant )
Perjanjian adalah kesepakatan antara dua pihak atau sebuah kontrak. Di dalam PL, Allah mengadakan perjanjian dengan umatNya. Dan yang menaati perjanjian ini akan diberkati dan yang melanggarnya akan dikutuk. Yang melanggar perjanjian akan mati. Di dalam Perjanjian Baru, Kristus mati karena kutuk perjanjian. Kristus mati bagi kita. Darahnya tercurah bagi kita untuk pengampunan dosa.

Kemudian Yesus mengadakan Perjamuan Kudus. Dan kitapun akan merayakan perjamuan kudus pada hari ini. Apa arti perjamuan kudus bagi kita ?

Marilah kita refleksi apa arti perjamuan Kudus bagi kita murid-muridNya ?
a. Peringatan kematian Kristus
Ketika kita berpartisipasi di dalam Perjamuan Kudus, kita menyimbolkan kematian Kristus, karena tindakan kita memberikan sebuah gambaran kematianNya bagi kita. Ketika roti dipecahkan itu menyimbolkan tubuh Kristus yang dipecahkan dan ketika cawan tercurah itu melambangkan pencurahan darah Kristus untuk kita. Ini kenapa ketika berpartisipasi di dalam perjamuan Kudus ada berita “ Sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” ( 1 Kor 11:26 )

b. Partisipasi kita di dalam hasil perolehan dari kematian Kristus
Yesus memerintahkan murid-muridNya “Ambillah!, makanlah, inilah tubuhKu”( Mat 26:26 ). Ketika kita secara individu mengambil cawan untuk diri kita maka dengan tindakan ini kita memproklamasikan “saya mengambil hasil perolehan dari kematian Kristus untuk diriku”. Ketika kita melakukan ini, kita sedang memberikan sebuah simbol kenyataan bahwa kita berpartisipasi atau berbagian di dalam hasil perolehan bagi kita yaitu keselamatan dengan kematian Kristus

c. Memberikan makanan rohani
Seperti makanan biasa memberi makan tubuh fisik kita maka roti dan anggur dari Perjamuan kudus memberikan makan rohani kepada kita. Tetapi mereka juga menggambarkan kenyataan bahwa ada pemberian makan rohani dan penyegaran yang Kristus berikan kepada jiwa kita.
Pemberian makanan rohani sangat diperlukan untuk jiwa kita, disimbolkan dan dialami dengan partisipasi kita di dalam Perjamuan Kudus.



d. Persatuan orang percaya
Ketika orang percaya berbagian di dalam Perjamuan Kudus bersama-sama, ini memberikan tanda jelas persatuan satu dengan yang lain. Paulus mengatakan “Karena roti adalah satu, maka kita sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapatkan bagian dalam roti yang satu itu” ( 1 Kor 10:17 )

e. Kristus menyatakan kasihNya kepada kita
Fakta bahwa saya boleh berbagian di dalam perjamuan Kudus, sesungguhnya Yesus mengundang saya untuk datang kepadanya. Ini sebuah peringatan dan jaminan ulang secara visual bahwa Kristus mengasihi saya secara pribadi. Ketika saya berbagian di dalam perjamuan kudus saya menemukan jaminan kembali kasih Kristus buat saya.

f. Kristus menyatakan bahwa semua berkat keselamatan disediakan untuk saya.
Ketika saya dapat datang kepada undangan perjamuan kudus, fakta bahwa Dia mengundang saya ke hadiratNya meyakinkan saya bahwa Dia mempunyai berkat berlimpah bagi saya. Di dalam perjamuan ini saya makan dan minum di dalam mencicipi undangan meja Raja. Saya datang ke meja sebagai anggota dari keluarga kekal. Ketika Tuhan mengundang saya ke pesta ini, Dia meyakinkan saya bahwa Dia akan menyambut saya kepada semua berkat dari langit bumi dan terutama kepada perjamuan nikah dari domba yang sudah dipersiapkan untuk saya.
Ada perjamuan masa depan ketika umat Allah merayakan dengan juru selamat mereka sebuah kemenangan domba yang dikorbankan supaya dosa dihapuskan.

g. Saya menyatakan iman saya kepada Kristus.
Di dalam mengambil roti dan cawan untuk diri kita dan dengan tindakan kita, kita memproklamasikan bahwa saya memerlukan dan percaya kepata Tuhan Yesus, untuk mengampuni dosa dan memberikan hidup dan kesehatan kepada jiwa. Hanya dengan tubuhmu yang pecah dan darahmu yang tercurah maka saya diselamatkan. Di dalam kenyataan, ketika saya berbagian di dalam memecahkan roti ketika saya memakan itu dan menuangkan cawan ketika saya meminumnya, saya menyatakan lagi-lagi bahwa dosaku lah yang mengakibatkan penderitaan Kristus dan kematianNya. Dengan cara ini, kesedihan, sukacita, ucapan syukur dan cinta yang dalam untuk Kristus adalah secara limpah bergabung di dalam keindahan Perjamuan Kudus.

Renungan penutup

Yesus menyanyi lagu hymne menuju Getsemani. Pernahkah mendengar ayat Yesus menyanyi ?
Dalam perayaan itu, Yesus dan murid-muridnya menyanyi satu atau beberapa Mazmur Pujian (Mazmur 111-118). Dia mengakhiri perjamuan itu dengan menyanyikan nyanyian rohani dan kemudian mereka keluar menuju ke Bukit Zaitun. Di sanalah Yesus dikhianati oleh Yudas. Pada keesokan harinya Yesus disalibkan.
Lagu “hari ini hari ini harinya Tuhan, mari kita bersukaria” sering dinyanyikan oleh kita di gereja apalagi di sekolah minggu. Tetapi sadarkah maknanya sudah jauh menyeleweng dari konteks Alkitab ? Bukankah kita seringkali melihat dan mencomot ayat mazmur 118 ini dan mengartikan bahwa “Hari minggu adalah harinya Tuhan” bahkan juga lagunya diperluas “Hari senin, hari selasa, harinya Tuhan”, dsb. Tetapi apakah begitu maknanya dari ayat Mazmur 118 itu ?
Kalau kita lihat Mazmur 113-118 adalah lagu yang dinyanyikan pada waktu paskah orang Israel. Lagu ini kemungkinan yang berada di dalam benak Tuhan kita ketika Ia merayakan paskah bersama murid-muridNya dan mengubahnya menjadi perjamuan kudus. Mazmur ini adalah mengenai penderitaan dan kemuliaan dari Mesias. Yesus mengutip ayat 22-23 mengenai dirinya sendiri yaitu :”Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita”. Setelah ayat 22-23 masuklah kepada ayat 24 dimana ayat di dalam lagu yang sering kita nyanyikan :
“Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya” ( Maz 118:24 )
Mazmur 118 adalah sebuah Mazmur yang favorit bagi penulis perjanjian baru. Banyak injil mengutip mazmur ini yang dimana Yesus sedang disambut oleh banyak orang ketika ia masuk ke Yerusalem naik keledai. “Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan” ( Maz 118:26 ). Mazmur 118 sendiri adalah mazmur yang mengekspresikan ucapan syukur terhadap hidup dan kemenangan.
Tetapi marilah kita refleksikan mazmur ini ketika mazmur ini sedang dinyanyikan oleh Tuhan Yesus sewaktu menuju Getsemani. Dan tiba pada ayat 24 “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya”. Melalui kemenanganNya Allah membuat hari ini menjadi hari yang hidup. Tetapi ingatlah bahwa kemenangan yang Mesias laksanakan adalah melalui kematianNya di kayu salib. Maka ketika Yesus menyanyikan lagu ini dengan murid-muridNya. Inilah hari keselamatan itu. The day of salvation. Yesus tahu ketika dia menyanyikan lagu ini bahwa Dia akan menderita dan mati di kayu salib. Hari keselamatan ini adalah hari ketika domba paskah akan disembelih. Hari keselamatan ini adalah ketika domba paskah mati menggantikan demi keselamatan umat Israel.
Maka seharusnya lagu ini adalah lagu yang penuh sukacita karena melukiskan kemenangan Allah tetapi juga lagu yang dimengerti dalam konteks menuju Getsemani adalah lagu yang mengharukan. Mengapa ? Karena Tuhan Yesus merayakan kemenangan Allah dan bersukacita tetapi sementara dirinya sedang menuju getsemani dan golgota. Dia seperti domba yang dibawa ke pembantaian. Yang tidak bersuara.

Jeffrey Lim
Guang Zhou, Jumat Agung 6 April 2007


Read More ....
Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG