Friday, April 27, 2007

Gift of Stress

Gift of Stress
Jeffrey Lim

Mungkin judul yang saya berikan untuk artikel ini agak aneh. Koq stress di bilang gift. Tetapi saya menemukan pengertian ini setelah merenung merefleksi dan meditasi Saya pernah mendengar bahwa rasa sakit adalah kasih karunia menurut Philip Yancey dan menurut Kiegeeggard, rasa putus asa adalah pemberian ( Gift ), menurut C.S Lewis ada Gift of Pain. Hasil merenung dan merefleksi akhirnya saya mendapatkan pengertian bahwa stress yang dialami manusia juga dapat merupakan satu gift yang membawa kepada iman dan perjuangan.

Pertama, saya ingin meletakkan dasar teologis di dalam Roma 8:28 bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Ini berarti bahwa segala sesuatu pada akhirnya mendatangkan kebaikan bagi orang yang cinta Tuhan. Baik itu merupakan sakit penyakit, stress, ataupun pergumulan-pergumulan hidup yang sulit. Bagaimana dengan dosa ? Walaupun pergumulan manusia dengan dosa dapat Tuhan dengan cara yang ajaib digunakan mendatangkan kebaikan, ini bukan berarti kita memandang dosa sebagai gift ( ini jelas salah ) ataupun memandang dan membuat alasan bagi dosa-dosa pribadi bahwa Tuhan akan mendatangkan kebaikan.
Jadi pertama kita jelaskan bahwa segala sesuatu yang negatif dapat mendatangkan kebaikan bagi kita. Ini adalah cara Tuhan yang ajaib. Dan dalam kasus ini stress adalah salah satu pergumulan manusia di dalam pikiran dan emosi yang negatif. Dan saya percaya stress ini dapat membawa kebaikan.
Kedua, saya kembali ingin kita merenungkan bahwa kitab Yakobus mengajarkan bahwa berbahagia bila kita jatuh ke dalam berbagai macam pencobaan supaya membuktikan kemurnian iman. Di dalam hal ini bukan berarti pencobaan itu baik. Pencobaan itu berusaha untuk merusakkan. Pencobaan adalah negatif. Pencobaan membawa kepada dosa. Tetapi anehnya Yakobus mengajarkan bahwa berbahagialah orang yang bergumul dengan pencobaan. Berbahagialah adalah diberkatilah. Dari perpektif ini kita bisa melihat bahwa hal yang negatif dapat menjadi positif. Karena bagi orang percaya yang bergumul dengan pencobaan maka ada kesempatan untuk mengalahkan pencobaan.
Ketiga, saya mengambil dari banyak contoh pergumulan orang-orang beriman bahwa mereka mendapatkan kekuatan di dalam kelemahan. Banyak orang-orang yang beriman yang banyak bergumul dengan stress, dengan depresi, dengan pergumulan hidup yang berat, dengan penyakit, dengan dosa tetapi mereka menghasilkan banyak mutiara iman yang dituliskan baik di dalam mazmur maupun kitab-kitab yang lain. Daud hidupnya banyak mengalami pergumulan tetapi dia banyak menghasilkan Mazmur yang tidak usah kita sangkal lagi sangat memberikan berkat.
Keempat, saya mengingat perkataan Pdt. Dr. Stephen Tong bahwa yang banyak meneteskan air mata akhirnya akan menjadi mata air. Saya merenungkan hal ini mengapa ? Akhirnya saya menemukan jawabannya yaitu orang yang bergumul banyak dengan pergumulan hidup bila dia mencari Tuhan maka dia akan merenungkan Firman Tuhan. Dan bila kita merenungkan Firman Tuhan maka kita akan berbuah. Dari hati akan mengalir aliran-aliran hidup. Kunci hidup berlimpahan saya percaya adalah melalui penderitaan.
Kelima, saya merenungkan bahwa orang yang pernah melewati bayang-bayang maut akan mengalami kelimpahan hidup yang lebih. Pemazmur mengatakan bahwa Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan. Disini pemazmur mengalami kelimpahan hidup dan kecukupan dan Tuhan Allah Yehovah memelihara hidup pemazmur. Tetapi setelah ayat walaupun aku berjalan di lembah bayang-bayang maut aku tidak takut bahaya sebab Tuhan besertaku maka ayat selanjutnya adalah Engkau mengurapi kepalaku. Pialaku melimpah. Kebajikan dan kemurahan akan mengikuti aku seumur hidupku dan aku akan tinggal di dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Dari kelimpahan awal sampai kelimpahan setelah melewati lembah bayang-bayang maut maka pemazmur mengalami pengalaman yang lebih limpah. Ini adalah pelajaran hidup bahwa orang yang pernah mengalami kegelapan mungkin paling melihat terang dengan jelas.
Keenam, orang yang mengalami penderitaan yang banyak adalah orang yang menerima penghiburan yang banyak. Ini sesuai dengan ajaran Alkitab. Orang yang banyak mengalami pergumulan hidup dia sendiri mengalami penghiburan yang banyak. Dan dia akan menjadi penghiburan bagi banyak orang.
Ketujuh, kebanggaan di dalam hidup adalah penderitaan menurut Mazmur 90. Orang yang pernah mengalami penderitaan akan lebih matang secara umumnya.
Tetapi kiranya renungan harian singkat ini boleh menyegarkan pandangan kita terhadap satu realita hidup yaitu stress. Sebelumnya saya simpulkan bahwa stress adalah gift karena :
Membawa kita bergumul dengan Firman
Membawa kita dekat dengan Tuhan
Membawa kita berserah kepada Tuhan
Membawa kita menerima penghiburan dari Tuhan
Membawa kita berjuang
Membuat kita mengerti kesusahan orang lain
Dsb
Dari stress kita datang kepada Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus mengatakan Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Ev. Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 25 April 2007



Read More ....

Obat kesehatan jiwa adalah kasih dan kebenaran

Obat kesehatan jiwa adalah kasih dan kebenaran
Jeffrey Lim

Apakah sih yang dibutuhkan manusia ? Kebutuhan apakah yang paling dibutuhkan manusia ? Memang kalau soal fisik adalah makanan paling dibutuhkan. Tetapi manusia lebih dari sekedar mahluk fisik. Manusia adalah mahluk relasional. Manusia adalah mahluk psikologikal. Manusia adalah mahluk sosial. Manusia adalah mahluk moral. Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah. Jadi kebutuhan apakah yang dibutuhkan manusia untuk hidup ? Kalau sekedar hidup adalah mudah. Manusia tinggal diberi makanan. Tetapi pertanyaannya adalah bagaimana manusia bisa mempunyai jiwa yang sehat ? Apa yang dibutuhkan untuk hal ini ?

Saya berpendapat bahwa yang dibutuhkan manusia adalah kasih dan kebenaran. Ini adalah kebutuhan dasar manusia secara jiwa. Manusia butuh kasih. Butuh persekutuan. Butuh relasi. Tetapi manusia juga butuh kebenaran. Manusia butuh diisi oleh kasih dan kebenaran. Kasih ini saling berkaitan dengan kebenaran. Kasih sejati tidak bisa dilepaskan dari kebenaran.
Mengapa manusia perlu kebenaran ?
Alkitab mengajarkan bahwa manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Firman Tuhan adalah kebutuhan manusia dan Firman Tuhan adalah makanan rohani seperti halnya roti adalah makanan jasmani. Manusia membutuhkan makanan jasmani dan rohani untuk hidup. Dengan hidup mengetahui kebenaran maka seseorang akan memasuki hidup yang bebas. Yesus mengatakan bahwa jika kamu tetap dalam firmanKu, kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Hidup manusia untuk sehat perlu kebenaran.
Mengapa manusia perlu kasih ?
Karena manusia diciptakan untuk mengasihi dan dikasihi. Allah memerintahkan manusia untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap akal budi, segenap jiwa dan segenap kekuatan. Allah juga memerintahkan manusia untuk mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri. Kasih adalah kebutuhan dasar manusia. Hidup manusia untuk sehat perlu kasih. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Di dalam kasih ada rela berkorban dan ada pengampunan Kebutuhan manusia yang lain adalah pengampunan. Kita membutuhkan pengampunan di dalam hidup. Dan ini ada di dalam kasih.
Jawaban Kasih dan kebenaran ini terdapat di dalam Yesus Kristus. Dia adalah Allah sumber kebenaran dan Dia adalah kasih Allah yang dinyatakan.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Seri renungan singkat
Guang Zhou, 19 Maret 2007

Read More ....

Firman Tuhan dan Ketaatan

Firman Tuhan dan Ketaatan
Eksposisi Kejadian 2:7-17
Jeffrey Lim

“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia : “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”

Kalau kita sudah membahas di kotbah sebelum-sebelumnya bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia gambar Allah adalah mahluk yang bekerja dan sosio kultural. Manusia juga adalah mahluk yang materi dan mahluk yang rohani. Maka kali ini kita akan membahas bahwa manusia adalah mahluk moral yang bertanggung jawab kepada PenciptaNya dan hukum MoralNya. Man as image of God, as working being, as socio cultural being, as material being, as spiritual being, as moral being.
Tuhan Allah menciptakan manusia sebagai gambar dan rupaNya. Manusia adalah mahluk yang dipanggil untuk menjalankan mandat penciptaan yaitu menguasai alam semesta. Manusia dipanggil untuk mengusahakan dan memelihara taman itu ( Ay 15 ). Dalam hal ini manusia adalah wakil Allah untuk menguasai bumi.

Manusia mempunyai 3 fungsi. Manusia adalah berfungsi sebagai raja, imam dan nabi Pertama sebagai raja manusia dipanggil untuk menguasai alam semesta ini, menjadi wakil Tuhan. Sebagai tuan-tuan kecil diatas bumi mewakili Tuhan. Manusia dipanggil untuk menggarap dunia ini.
Bagi orang Kristen, dunia ini adalah ciptaan Tuhan yang harus ditaklukan dan dikuasai. Ini adalah fungsi orang Kristen sebagai raja. Selain itu hasil dari dunia ini adalah digunakan dan dipersembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan sebagai ibadah. Inilah fungsi orang Kristen sebagai imam. Akibat dari pandangan bahwa dunia ini adalah sesuatu yang perlu ditaklukan membuat orang percaya meneliti alam dan mau mengerti alam dan juga menaklukan alam. Ini membuat kebudayaan menjadi maju.
Berbeda dengan pandangan Timur kuno yang memandang alam sebagai yang sakral yang ilahi. Membuat tidak maju.
Sebagai raja harus menaklukan alam semesta ini dan sebagai imam mempersembahkan semuanya kepada Tuhan. Ini adalah ibadah. Semuanya dipersembahkan kepada Tuhan. Ini berkaitan dengan natur manusia dan tujuan manusia diciptakan. Apakah tujuan manusia diciptakan ? Apakah tujuan manusia hidup ? Yesaya menceritakan bahwa manusia diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Dan tujuan hidup manusia menurut Westminster Catechism adalah untuk memuliakan nama Tuhan dan menikmati Dia selama-lamanya.
Bagaimana manusia memuliakan nama Tuhan ? Yaitu dengan hidup sesuai dengan perintah-perintahNya. Hidup sesuai dengan peraturan-peraturanNya. Hidup sesuai kehendakNya. Hidup sesuai dengan jalan yang ditetapkannya. Dan manusia yang hidup sesuai dengan perintahNya adalah manusia yang berbahagia dan diberkati.
Bagaimana mungkin seseorang dapat memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan tetapi tidak menuruti perintahNya. Ini tidak mungkin. Misalnya seorang anak mau menyenangkan orang tuanya tapi tidak menuruti perintah orang tuanya. Bagaimana mungkin ?
Seseorang untuk memuliakan Tuhan harus menaati Firman Tuhan dan
“Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati” ( Mazmur 119:1-2 )
Pada bagian ini Allah mempunyai perintah, FirmanNya supaya manusia memegang perintahnya dengan tidak memakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Di dalam ayat 9 dikatakan bahwa Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Bila kita renungkan maka akan timbul pertanyaan :
Mengapa Allah menciptakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat sehingga manusia jadi makan dan berdosa ? Buat apa diciptakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat ? Bukankah kita melihat di dalam Kejadian 3 bahwa akibat dari pohon ini maka umat manusia berdosa dan maka terjadilah tragedy dan banyak masalah dan penderitaan di dalam dunia ini ? Kenapa Allah membiarkan kesempatan manusia jadi berdosa ?
Sebenarnya ketika menanyakan mengapa Allah menciptakan pohon pengetahuan baik dan jahat maka sebenarnya kita sedang mempertanyakan motivasi Allah. Apakah Allah itu baik ? Apakah Allah itu maha baik ? Kalau Dia maha baik kenapa dia membuat pohon yang menjadi sumber kejahatan ? Bagaimana kita menjawab pertanyaan ini ? Atau bisa timbul satu pikiran apakah Allah maha kuasa ? Kalau Allah maha kuasa kenapa ular bisa masuk dan Allah tidak mencegahnya ? Apakah Ia tidak dapat mencegahnya ? Maka timbul pertanyaan apakah Allah maha baik tetapi tidak maha kuasa atau Allah tidak maha kuasa tetapi maha baik. Atau Allah tidak maha kuasa dan tidak maha baik.
Tetapi bagaimana Allah tidak maha baik. Kalau Allah tidak baik mana mungkin Dia rela menyelamatkan manusia yang berdosa sampai merelakan nyawa anakNya ?
Sebenarnya ketika kita mempertanyakan mengapa kepada Allah ? Ada beberapa kesalahan yang kita buat yaitu : Kita sedang mencoba meneliti dan mempertanyakan Allah ? Kita sedang merasa diri kita lebih tahu dan lebih pandai dari pada Allah ? Kita sedang ingin berfungsi sebagai Allah yang bisa mengetahui misteri hidup ini. Di dalam Pengkotbah 3 dikatakan bahwa Allah memberikan kekekalan di dalam hati manusia tetapi manusia tidak dapat memahami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Banyak hal yang tidak kita mengerti seharusnya bukan sikap kita mempertanyakan Allah tetapi menjadi takut kepadaNya.
Tetapi walaupun ada misteri hidup masih ada jawaban yang bisa diberikan.
Pdt Dr. Stephen Tong mengajarkan pandangannya bahwa Allah memberikan pohon pengetahuan baik dan jahat adalah sebagai ujian terhadap manusia. Manusia sedang diuji. Manusia perlu diuji oleh Tuhan. Tuhan menguji. Iblis mencobai. Ujian supaya melewati ujian dan sempurna. Cobaan adalah untuk menjatuhkan.
Mengapa manusia perlu diuji oleh Tuhan ?
Sebab manusia adalah mahluk yang diberikan kebebasan moral. Manusia adalah mahluk yang bermoral dan bertanggung jawab kepada Allah. Manusia diberi kebebasan untuk memilih. Ini adalah esensinya menjadi manusia. Manusia itu bebas boleh mengikut Tuhan atau melawan Tuhan. Manusia bertanggung jawab secara moral kepada Allah.
Ini adalah satu kebesaran hati Tuhan menciptakan manusia sehingga manusia boleh mengikut Dia atau melawan Dia. Mengapa manusia tidak diciptakan seperti robot saja yang boleh mengikut Tuhan dengan taat tanpa melawan ? Bukankah kalau manusia itu robot maka dia tidak akan melawan dan selalu menurut dan tidak akan jatuh dalam dosa. Lebih baik anda jadi manusia yang bebas atau jadi robot yang taat ? Kalau anda robot anda tidak punya kebebasan dan dikontrol oleh remote. Tetapi justru manusia adalah manusia dan manusia bukan robot. Bila manusia robot maka ada satu hal yaitu manusia tidak bisa menikmati kebebasannya dan hidup ini terprogram. Mana ada satu kenikmatan hidup ? Mana ada satu arti hidup yang betul-betul bebas ? Justru arti hidup ada ketika manusia yang bebas ini memilih untuk mengikut Allah dan FirmanNya.
Kembali kepada persoalan tadi. Manusia sedang diuji oleh Tuhan Allah maka Tuhan memberikan pohon pengetahuan baik dan jahat sebagai alat ujian. Manusia diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk memilih untuk taat kepada Tuhan dan tidak taat kepadaNya. Inilah artinya manusia sebagai mahluk moral yaitu manusia bertanggung jawab atas pilihan di hadapan Tuhan Allah.
Firman Tuhan diberikan :”Tetapi pohon tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” ( ay 17 ).
Bolehkah manusia tahu yang baik dan yang jahat ? Bukankah Tahu yang baik dan jahat itu hal yang baik ? Mengapa ketika manusia mau mengetahui yang baik dan jahat maka dia jatuh dalam dosa ? Bukankah tahu mana yang baik dan jahat adalah baik karena bisa membedakan yang baik dan jahat dan bisa mengikuti yang baik dan menjauhi yang jahat ? Tetapi. Tahu yang baik dan jahat di dalam konteks ini adalah ingin menjadi seperti Allah. Ini tidak boleh sebab hal ini merupakan gap antara pencipta dan ciptaan. Sebenarnya sebelum makan pengetahuan baik dan jahat, Adam sudah tahu mana yang baik dan jahat.
Kata “Tahu” = Yada di dalam Ibrani ada beberapa arti yaitu bisa berarti “memilih” bisa berarti “menentukan”. Abraham dipilih Tuhan di dalam bahasa Ibrani, Abraham diketahui Tuhan. Dalam hal ini ingin mengetahui baik dan jahat ini adalah ingin memilih baik dan jahat atau ingin menentukan baik dan jahat. Ini ingin menjadi seperti Allah yang dapat memilih atau menentukan yang baik dan jahat. Hanya Allah yang berhak menentukan baik dan jahat, manusia tidak berhak bagi dirinya sendiri menentukan baik dan jahat. Ini masalah ketidaktaatan dan kesombongan.
Firman Allah sudah diberitakan jangan makan. Firman Tuhan sudah diproklamasikan. Firman Tuhan ini berotoritas. Firman Tuhan ini berkuasa. Seperti Perkataan Raja yang berotoritas dan berdaulat maka Perkataan Raja segala raja adalah berotoritas dan berdaulat. Dan ketika Firman Tuhan diberikan maka responnya hanya dua yaitu taat atau melawan. Ketika Firman Tuhan diberikan dia menuntut ketaatan ciptaan Tuhan. Firman Tuhan ketika diberitakan jadilah terang maka terang itu jadi. Alam taat kepada Firman. Tetapi kepada manusia Firman Tuhan bisa ditaati atau dilanggar. Hanya malaikat dan manusia satu-satunya mahluk yang bisa menaati atau melanggar Firman Tuhan. Bagi ciptaan yang lain yang tidak memiliki kebebasan, mereka semua mengikuti ketetapan Tuhan. Jadilah terang maka terang itu jadi. Tetapi perintah Tuhan yang diberikan kepada manusia ini bisa dilanggar.
Tuhan sudah memberikan perintah dan ada konsekuensi bila melanggarnya. Tuhan Allah mengatakannya bahkan melanggar Firman Tuhan adalah mati adanya. Firman Tuhan bila ditaati akan memberikan berkat tetapi bila dilanggar akan mendatangkan kutukan. Ini adalah natur dari Firman Tuhan. Terkutuklah orang yang tidak melakukan Taurat Tuhan. Tetapi diberkatilah orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan. Adam dan Hawa diberikan kebebasan untuk memilih dan diberi kesempatan untuk diuji dan taat.


Apa yang bisa kita pelajari dari bagian Kej 2:7-17 ?
Yang dikehendaki Tuhan adalah ketaatan
Hal yang terutama di dalam mengikut Tuhan adalah ketaatan. Kedengarannya sungguh sederhana tetapi justru hal yang sederhana inilah yang banyak tidak dituruti manusia. Inti mengikut Tuhan adalah ketaatan. Ketika Tuhan sudah memberikan FirmanNya, maukah kita taat kepadanya ? Alkitab sudah diberikan kepada kita. Firman Tuhan sudah diberikan kepada kita. Perintah Tuhan sudah diberikan kepada kita. Kita sudah mendengar Firman Tuhan begitu banyak di dalam gereja. Dari kotbah pertama disini kita sudah mendengar Firman bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah maka kita harus menilai manusia sebagai gambar dan rupa Allah dengan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Kemudian kita belajr bahwa manusia mahluk yang bekerja, manusia harus bersabat, manusia harus menjaga fisik dan rohani. Tetapi apakah kita menaatinya. Apakah kita sudah mempraktekkannya ?
Saya sendiri mencoba mempraktekkan kotbah minggu lalu mengenai menjaga kesehatan fisik yaitu olahraga. Kondisi fisik saya dan stamina saya kurang baik dan saya harus memeliharanya. Minggu ini sudah 3x seminggu olah raga. Jogging 2x dan main volley.
Tetapi masih banyak yang harus kita taati. Kotbah setiap minggu harus kita taati. Jangan hanya menjadi pendengar Firman tetapi jadi pelaku Firman. Tuhan menginginkan kita melakukan Firman Tuhan. Tuhan ingin kita percaya dan taat. Trust and Obey. Inilah yang Tuhan kehendaki. Dan masalah ketaatan ini tidak mudah.
Seorang anak katekisasi di dalam Bible Study mengatakan mengenai perpuluhan bahwa ini sulit. Tetapi dia menyadari bahwa Tuhan memerintahkan perpuluhan terutama supaya kita menaatinya. Sudahkah kita menjalankan perpuluhan kita ? Ini masalah ketaatan. Ini kehendak Tuhan. Tuhan juga memerintahkan kita untuk menginjili. Ini adalah masalah ketaatan. Tuhan menghendaki kita mencari pasangan yang seiman. Ini masalah ketaatan.

Menaati Dia adalah mengasihi Dia
Kita menyanyi “Saya cinta Yesus 3x karna Dia cinta saya” Tetapi sebenarnya apa sih mengasihi Tuhan ? Ketika kita sedang menaati Firman Tuhan sebenarnya kita sedang mengasihi Tuhan. Inti dari hukum Taurat adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi dan segenap kekuatan dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Mengasihi Tuhan adalah hal yang terutama di dalam hidup ini. Yang terutama di dalam hidup ini, meninggikan nama Yesus. Yang terutama di dalam hidup ini memuliakan namaNya. Haleluya2x. Saya mau cinta Yesus. Dan bagaimana kita mengasihi Tuhan yaitu dengan menaati perintah-perintahNya.
Kita tidak dipanggil untuk melakukan Firman Tuhan di dalam konteks legalisme dan paksaan tetapi di dalam konteks mengasihi Tuhan. Yesus mengatakan bahwa “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” ( Yoh 14:15 ). Maukah saudara mengasihi Tuhan yang sudah mengasihi saudara ?

Dengan hidup di dalam Firman Tuhan maka kita diberkati
Hidup menaati Firman Tuhan akan membawa berkat rohani. Amsal mengatakan bahwa “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu” ( Amsal 3:2 ).
Yang saya maksudkan adalah berkat rohani. Bukan prosperity gospel.

Tetapi sebaliknya dengan tidak taat kepada Firman maka kita berdosa
Dengan tidak menaati Firman Tuhan, kita berdosa dan rugi sendiri. Tetapi sebaliknya menaati Firman Tuhan membawa kepada berkat rohani.

Sebenarnya Firman Tuhan bukan mengikat dan membuat tidak bebas tetapi sebaliknya memberikan kebebasan
Bukan berarti kita mematuhi Firman Tuhan itu kita tidak bebas dan hidup terikat. Sebab Firman Tuhan justru diberikan supaya manusia hidup bebas dan berbuah. Sebenarnya masalah kebebasan adalah bukan berarti bebas untuk melakukan apa saja. Misalnya kita bilang Firman Tuhan itu mengikat tetapi saya ingin bebas dan berbuat sesuka hati. Saya ingin merokok, minum-minum dll. Ternyata ketika saya sedang ingin bebas sebenarnya saya sedang terikat oleh dosa. Tetapi ketika saya menjauhi hidup saya dari kejahatan dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Kelihatannya seperti dibatasi. Tetapi itulah kebebasan sesungguhnya. Karena di dalam mengikuti Firman kita bebas dan Firman Tuhan membebaskan. Kita bebas untuk berbuat baik. Tetapi ketika kita ingin bebas dan tidak mengikuti Firman maka kita terikat oleh dosa.
Yesus berkata “Jika kau tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah mruidKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” ( Yoh 8:31 ). Firman Tuhan itu sungguh-sungguh membebaskan.
Tetapi lawannya Firman Tuhan adalah kebohongan iblis. Kebohongan iblis adalah memperdaya dan membuat tidak bebas. Dosa membuat terikat. Dosa membuat membelenggu. Tetapi Firman membebaskan.

Masalah klasik manusia adalah masalah ketidaktaatan
Masalah ketaatan adalah masalah klasik bagi umat manusia. Adam tidak taat dan akibatnya dia berdosa dan seluruh manusia berada di dalam dosa. Mengapa ketika Adam berdosa maka seluruh manusia jadi berdosa. Ini seperti satu pemain tim di dalam sepak bola. Ada satu yang bersalah maka seluruh tim menjadi bersalah. Apalagi Adam adalah wakil dari umat manusia. Di dalam Adam semua orang berdosa.
Masalah ketaatan juga adalah masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel. Mereka tidak taat kepada Allah dan sering menyembah berhala. Israel juga gagal di dalam peristiwa di padang gurun karena masalah ketaatan. Seringkali masalah fisik menjadi hambatan di dalam ketidaktaatan. Adam tidak taat karena makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat. Esau jatuh karena makanan. Ishak lemah karena makanan. Israel juga diuji di dalam hal makanan. Tetapi inti semuanya bukan masalah fisik makanan tetapi adalah ketaatan. Intinya adalah obey. KETAATAN.
Masalah makanan adalah penting tapi bisa membuat jatuh ke dalam dosa. Ada yang dikatakan perut mereka adalah Tuhan mereka.

Aplikasi ketaatan dan Firman Tuhan
Melakukan Firman…. Iman tanpa perbuatan adalah mati
Kalau kita mengatakan bahwa kita beriman kepada Tuhan dan kita adalah orang percaya tetapi tidak melakukan Firman Tuhan maka kita adalah pembohong dan tidak melakukan kebenaran. Iman tanpa perbuatan adalah mati adanya.

Jangan jadi pendengar Firman saja tetapi jadi pelaku
Yang mendengar Firman Tuhan tidak melakukannya adalah seperti orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir dan ketika badai datang maka rumah itu roboh. Bukan seberapa banyak yang kau ketahui mengenai Firman Tuhan tetapi sebanyak apa yang kau hidupi. Karena itu lakukanlah Firman Tuhan

Marilah kita bergantung pada anugerah Tuhan
Hati kita demikian keras. Hati kita sulit untuk taat. Karena itu kita membutuhkan anugerah Tuhan. Puji Tuhan bahwa Tuhan memberikan orang percaya hati yang baru yang memungkinkan kita bisa taat.
Karena pekerjaan Yesus Kristus dikayu salib maka Dia melahir barukan kita. Dia membuat kita dapat menaati Firman Tuhan. Roh Kudus juga membantu kita di dalam menaati Firman. Kita harus bergantung kepada Tuhan dan anugerahNya untuk supaya dapat menaatiNya.

Meneladani Kristus
Mari kita lihat figur Kristus yang taat dan menaati Firman Allah. Ingat Matius 4 mengenai pencobaan Kristus di padang gurun. Kalau Adam pertama jatuh di dalam dosa dan tidak taat karena makanan. Israel jatuh dicobai juga salah satunya adalah karena makanan selain penyembahan berhala dan ketidak percayaan. Maka pencobaan Yesus yang pertama adalah mengenai masalah fisik juga yaitu makanan. Adam kedua dan Israel sejati. 40 hari di padang gurun dan 40 tahun dipadang gurun. Taat dan tidak taat.
Yesus dicobai oleh iblis 3x di padang gurun dan menjawab semuanya dengan Firman Tuhan PL dari kitab ulangan. Ketika itu Yesus sedang lapar. Dia adalah manusia yang sesungguhnya yang bisa lapar. Dan iblis mencobai dengan meminta Dia mengubah batu menjadi roti. Dalam hal ini Yesus mengutip perkataan dari Firman Tuhan dari kitab Ulangan bahwa manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Yesus memberikan jawaban yang begitu dalam manusia kita hidup rohani dari Firman Allah.
Firman Tuhan adalah makanan rohani dan manusia bukan hidup dari makanan jasmani saja tetapi yang terutama adalah makanan rohani

Marilah kita hidup menurut Firman Tuhan. Firman Tuhan itu bukan mengikat tetapi membebaskan. Firman Tuhan itu indah. FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 15 April 2007

Read More ....

Monday, April 23, 2007

Refleksi ke depan

Refleksi ke depan

Sekarang ini saya sedang memikirkan untuk pelayanan ke depan setelah berefleksi. Saya sedang bergumul dengan diri. Satu hal saya bersyukur bahwa karena anugerah Tuhan maka sekarang saya boleh lebih sehat dan lebih maju di dalam proses pembaharuan diri. Ini semata-mata karena anugerah Tuhan baik melalui teman seiman atau melalui para hamba Tuhan yang mendukung dan mendoakan.

Saya punya iman bahwa saya akan sembuh. Saya percaya bahwa proses penyembuhan ini berjalan secara perlahan-lahan. Saya percaya bahwa ini seperti orang buta yang melihat sesuatu dengan samar-samar. Saya sudah melihat tapi melihat dengan samar-samar dan membutuhkan kuasa Tuhan untuk lebih bisa melihat.
Kemudian ke depan, saya sedang melawan limitasi diri
Pertama, hidup saya ada ketakutan menghadapi orang asing. Takut dilukai dan takut dijahati. Tetapi kasih Tuhan mengalahkan ketakutan. Saya sedang melawan trauma ini.
Kedua, saya punya iman yang kecil. Saya berniat untuk belajar terus dan disiplinkan diri menuntut diri untuk maju di dalam pendidikan dan pelayanan. Saya juga terbeban untuk belajar mandarin dan kalau boleh memperluas pelayanan ke orang China.
Tetapi saya gentar karena saya harus menghadapi orang asing dan juga harus komunikasi dan juga harus bergaul dengan mereka. Dan terutama saya harus disiplinkan diri kalau Tuhan kehendaki saya mau belajar bahasa Mandarin. Ini tantangan besar.
Ketiga, saya harus mendisiplinkan diri melawan segala kemalasan dan kelemahan diri. Perlu iman dan tindakan iman yang terus konsisten.
Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa Dia sudah memberkati sampai sekarang ini. Dan saya mau serahkan diri saya terus untuk melayani Dia.Saya punya iman bahwa saya akan lepas dari obat dan saya akan sehat. Saya beriman bahwa saya akan berperang bersama dengan Tuhan Allah. Inilah doa saya.
Saya ingin membuat perenungan dan buku mengenai peperangan rohani dan bagaimana hidup sehat secara jasmani dan rohani. Kemudian mengenai pikiran, emosi dan psikologi dan juga kitab mazmur. Ini cita-cita ke depan. Terutama untuk menghidupi seluruh kebenaran Firman Tuhan. Kalau di dalam kesaksian ini banyak kata saya dan saya, maka saya ingin supaya pusatnya adalah nama Tuhan dimuliakan dan boleh jadi berkat. Ini hanya kerinduan hatiku.
Doakan saya boleh dibentuk Tuhan dan untuk beban pelayanan saya. Doakan supaya pekerjaan Allah boleh dinyatakan.
Terima kasih buat dukungan saudara-saudari di dalam Kristus

Ev. Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 23 April 2007

Read More ....

Tuesday, April 17, 2007

Natur Manusia

Natur manusia
Ekposisi Kej 2:4-7

“Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah, dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup” ( Kej 2:7 )

Di dalam Kej 1, kita sudah melihat bahwa manusia adalah puncak penciptaan. Manusia diciptakan paling terakhir. Manusia diciptakan sesudah Tuhan menciptakan alam semesta. Jadi alam semesta ini diciptakan untuk manusia dan manusia untuk Tuhan. Kalau kita membandingkan Kej 1 dan Kej 2, sepertinya ada dua peristiwa yang fokusnya berbeda. Kalau di dalam Kej 1 fokusnya adalah penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Kej 1 menceritakan asal mula kosmos dan urutan penciptaan. Tetapi di dalam Kej 2 adalah penciptaan manusia menjadi fokus. Manusia menjadi sentral di dalam Kej 2.

Ada satu hal yang menarik di dalam memperbandingkan Kej 1 dan Kej 2. Di dalam Kej 1, oknum yang menciptakan langit dan bumi digunakan kata Allah. Tetapi di dalam Kej 2, oknum yang menciptakan manusia dengan detail dan dengan nafas hidup adalah Tuhan Allah. Yang satu Allah. Yang satu Tuhan Allah. Yang satu Elohim, Yang lain adalah Elohim Yahweh. Mengapa ada perbedaan ?
Kalau kita mengerti bahwa Yahweh adalah nama Allah yang paling sakral dan selalu dikaitkan dengan Allah perjanjian yaitu Allah yang mengadakan perjanjian dengan umatNya. Ketika Allah menciptakan manusia secara khusus menggunakan kata Yahweh maka ini menunjukkan komitmennya yang unik kepada umatNya. Dia Allah yang berkomitmen dan Allah yang berelasi dengan umatNya. Dia adalah Allah umatNya.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan manusia diciptakan oleh Allah Yahweh yang berelasi dengan umatNya. Ini sungguh sangat indah sekali. Ada hubungan yang intim antara Allah dan umatNya. Bahkan penciptaan umatNya juga melalui nafasNya.
Kita sudah membahas bahwa aspek dari gambar dan rupa Allah adalah bahwa manusia itu diciptakan sebagai mahluk yang bekerja dan sosio cultural. Sekarang kita akan membahas aspek lain dari manusia yaitu manusia sebagai mahluk materi dan manusia sebagai mahluk rohani

Manusia diciptakan sebagai mahluk materi
Alkitab mengajarkan Adam dibuat dari debu tanah ( Kej 2:7 ), ini menegaskan natur materi dari manusia. ( Kej 2:7 ). Nama Adam yang berarti tanah liat ( merah ) menekankan fakta ini. Manusia hanyalah dari debu tanah. Berarti kita tidak ada apa-apanya. Kita hanyalah mahluk yang tidak ada apa-apanya. Tetapi manusia adalah gambar dan rupa Allah. Manusia adalah mahluk yang mulia.
Debu tanah bukan berarti materi itu jahat. Bukan berarti materi itu rendah. Kaum Gnostik menganggap materi jahat dan inferior. Sedangkan rohani adalah baik. Ini harus ditolak. Tetapi Allah bukan saja mendeklarasikan ciptaan materi “Sangat baik” tetapi membuat manusia darinya.
Manusia tidak dapat berfungsi baik terlepas daripada badan karena manusia diciptakan/didesign untuk berfungsi sebagai mahluk yang bermateri. Materi dari manusia bukan lebih rendah dari natur manusia dan aspek rohani lebih tinggi. Baik ciptaan rohani dan materi adalah sama-sama baik dan penting karena dari Allah dan untuk Allah.
Dan kedua-duanya sudah rusak oleh dosa.
Seringkali di dalam pikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa, rohani diidentifikasikan dengan Allah dan materi dengan setan. Ini salah !. Sebab materi itu baik adanya.
Karena itu tindakan asketisme dimana badan ( karena itu materi ) dihukum dan menjadi subjek untuk direndahkan atau dilukai tidak benar secara Alkitabiah. Badan harus dihormati karena bait Roh Kudus. Kalau tubuh adalah bait Roh Kudus berarti tubuh itu suci adanya. Yesus sendiri menjadi manusia dan memiliki tubuh dan mati untuk kita. .
Kerohanian yang sejati itu bukan menyiksa diri, berpuasa terus menerus, menyendiri dan menganggap bahwa materi dan tubuh itu jahat. Tetapi kerohanian yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.

Manusia diciptakan sebagai mahluk rohani
Ada 2 elemen yang ada didalam cerita kejadian. Adam dibentuk dari tanah. Tetapi hanya ketika nafas hidup dinafaskan kepada dia maka Adam menjadi mahluk yang hidup.
Manusia diciptakan sebagai mahluk hidup itu unik. Keunikannya adalah penciptaan manusia adalah dengan cara Allah dimana Dia menafaskan Adam nafas hidup. Cara ini bersifat pribadi, langsung, dan unik yang membedakan ciptaan manusia dengan mahluk lain. Ada sisi bagian dunia pada manusia, tetapi ada sisi rohani pada manusia juga. Manusia memiliki dua elemen.
Ketika Yesus menyembuhkan orang buta menggunakan debu tanah ini menunjukkan manusia punya aspek materi. Dan ketika Yesus menghembuskan Roh Kudus maka menunjukkan bahwa manusia punya aspek rohani yaitu nafas hidup.
Nafas hidup mendemonstrasikan bahwa manusia lebih dari sekedar tubuh. Nafas hidup ini adalah sumber dari kehidupan. Tubuh tanpa roh adalah mati. Tubuh harus disertai dengan roh. Ada tubuh dan ada roh. Jadi manusia terdiri dari 2 elemen yaitu dari tanah dan dari nafas hidup Allah. Manusia mempunyai elemen tubuh dan mempunyai elemen jiwa roh.
Pengkotbah 12:7 menjelaskan 2 elemen dari natur manusia : dan debu kembali kepada tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Sewaktu mati, kedua elemen ini akan menjadi elemen yang berbeda dan kembali kepada sumber yang berbeda. Tubuh kembali menjadi debu. Roh kembali kepada Allah.
Di dalam Pengkotbah 3:21 dikatakan bahwa Roh manusia ke atas, roh binatang ke bawah. Roh manusia terpisah dari tubuh manusia ketika mati karena bentuk unik yang diterimanya sewaktu penciptaan. Namun roh binatang terikat kepada tubuh mereka dan dikuburkan ketika kematian. Ini yang membedakan manusia dengan binatang.
Kita masuk ke dalam pergumulan teologis apakah manusia terdiri dari 2 elemen atau 3 elemen. Apakah manusia terdiri dari tubuh dan jiwa dan roh atau tubuh dan jiwa atau roh ? Ini perdebatan apakah dikotomi ( ada 2 elemen ) atau trikotomi ( 3 elemen ). Watchmen Nee mengajarkan manusia mempunyai 3 elemen tetapi Alkitab tidak menginjikan pandangan trikonomi.
Sesungguhya sejak Kej 2:7, Alkitab mengajarkan 2 elemen yang menjadi bersama di dalam manusia. “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah, dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup” ( Kej 2:7 ). Di dalam ayat ini ada elemen tanah dan elemen nafas hidup. Ini mengajarkan 2 elemen dan bukan 3 elemen.
Mari kita pertimbangkan ayat di dalam Matius 10:28 : Jangan takut kepada yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa. Tetapi takut kepada Dia yang dapat menghancurkan baik tubuh dan jiwa di dalam neraka”. Ini mengajarkan 2 elemen yaitu jiwa dan tubuh. Bukan 3 elemen
Kemudian ada ayat yang mengajarkan mengenai pengudusan yaitu 1 Kor 7:34 “Supaya tubuh dan jiwa mereka kudus”. Ini juga mengajarkan bahwa 2 elemen yang perlu dikuduskan yaitu tubuh dan roh dan bukan 3 elemen.


Lalu bagaimana dengan ayat yang mengatakan di dalam 1 Tes 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi seluruh keberadaan kita – tubuh, jiwa dan roh – dijaga tidak bercacat. Apakah ini mengajarkan manusia terdiri dari 3 elemen : tubuh jiwa roh ?

Di dalam bahasa Ibrani dan Yunani, penggunaan jiwa dan roh itu digunakan secara bergantian. Jadi jiwa dan roh adalah hal yang sinonim. Jiwa dan roh adalah 1 mata uang yang sama yang mempunyai 2 sisi. Jiwa dihubungkan dengan tubuh dan roh dihubungkan dengan Allah. Tetapi keduanya adalah entitas yang sama.
Dalam hal ini Paulus tidak membagi menjadi 3 elemen tetapi menambahkan.

Kesimpulan dari Firman Tuhan adalah manusia adalah mahluk yang materi dan mahluk yang rohani. Manusia terdiri dari 2 elemen yaitu tubuh dan jiwa. Kedua-duanya menjadi satu di dalam manusia. Kedua-duanya menjadi satu kesatuan di dalam manusia.

Apa aplikasi natur manusia sebagai mahluk yang bermateri dan
Apa aplikasi natur manusia sebagai mahluk yang rohani bagi kita ?

Kita harus memuliakan Tuhan dengan tubuh kita
Tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita adalah bait Allah. Karena itu kita harus menjaganya kudus. Tubuh kita harus dijauhkan dari rupa-rupa kecemaran dan kenajisan. Tubuh kita harus dijauhkan dari perzinahan. Tubuh kita harus kudus karena Allah tinggal di dalam diri kita. Alkitab tidak menganggap tubuh tidak penting sebaliknya tubuh ini penting.
Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah. Ini adalah ibadah yang sejati.
Ada lagu : pakai hidupku Tuhan. Pakai tanganku, pakai mulutku. Ini penggunaan tubuh secara positif. Tubuh harus dipersembahkan kepada Allah. Tetapi ada lagu yang mengajarkan supaya hati-hati gunakan tanganmu. Ini adalah larangan secara negatif. Tubuh kita harus dijauhkan dari dosa. Tubuh kita harus disucikan.
Kita juga mempunyai pandangan yang seimbang mengenai kerohanian. Kerohanian itu bukan saja hal-hal berdoa, membaca Alkitab dan beribadah. Tetapi kerohanian juga berkaitan dengan hal-hal jasmaniah. Kalau kita merawat tubuh kita, makan yang bergizi dan juga berolah raga. Ini juga adalah kerohanian. Merawat bait Allah supaya boleh sehat dan digunakan untuk pelayanan Tuhan.
Olah raga itu satu hal yang rohani. Banyak pelajaran dari olah raga. Ada aspek fisik, sosial, dan rohani. Main volley.

Kita harus memuliakan Tuhan dengan jiwa roh dan hati kita
Kalau tubuh kita harus dijaga kudus, Hati kitapun harus dijaga bersih. Hati adalah diri manusia yang dalam ( inner ). “Hidden person of the heart”. Secara jelas, hati di dalam Alkitab adalah kehidupan dalam yang dimana seseorang hidup di hadapan Allah dan dirinya. Hati adalah sebuah hidup yang tidak diketahui oleh orang lain karena itu tersembunyi bagi mereka.
Amsal mengatakan “Awasilah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari sanalah terpancar kehidupan” Dari hati, perkataan keluar. Dari hati, tindakan keluar. Dari hati, dosa datang. Orang dicobai oleh keinginan hatinya sendiri. Hati adalah sumber atau rumah harta karun yang dimana perkataan keluar dan tindakan mengalir. Seseorang dapat berdosa di dalam hatinya bahkan ketika tidak berdosa secara luar
Karena itu seseorang harus disucikan hatinya. Hanya mereka yang suci hatinya yang diberkati ( Mat 5:8 ). Jadi hati adalah keseluruhan hidup yang dalam. Semua yang dikatakan mengenai jiwa dan roh juga dikatakan mengenai hati. Apa yang dikatakan mengenai roh juga dikatakan mengenai jiwa dan juga hati. Kedua-duanya tempat bersukacita, bermasalah, sedih, dll.

Mengasihi Tuhan dengan segenap keberadaan kita
Kita harus mengasihi Tuhan dengan seluruh baik tubuh maupun roh jiwa kita. Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan. Keseluruhan hidup kita adalah untuk Tuhan. Tidak ada bagian dari hidup kita yang bukan milik Tuhan. Tidak ada satu inci di dalam hidup kita yang bukan milik Kristus. Semua milik Tuhan
Karena itu jaga tubuh kita. Apakah sudah dipersembahkan kepada Allah ? Apakah sudah dijauhkan dari dosa ?
Karena itu jaga hati kita. Adakah hati kita mendua ? Adakah ruang bagi dosa di dalam hati kita ? Selidikilah hati kita.
Kita harus mengasihi Tuhan dan menyembahnya dengan seluruh keberadaan kita. Alkitab mengatakan barangsiapa menyembah Allah harus menyembah di dalam Roh dan Kebenaran. Selain dengan roh kita menyembah, kita juga harus menyembah dengan kebenaran dan sesuai dengan prinsip yang benar.

Ada aplikasi doktrin dikotomi di dalam memahami psikologi
Doktrin dikotomi mengenai 2 elemen manusia ini membantu kita memahami permasalahan yang ada di dalam dunia psikologi dan konseling. Di jaman sekarang psikologi mencoba menjadi juruselamat umat manusia yang berada di dalam kesengsaraan jiwa. Ilmu psikologi berusaha memahami jiwa manusia dan mencari solusi untuk menyembuhkan jiwa manusia.
Di jaman sekarang yang semakin tegang dan semakin sulit, masalah psikologi seperti depresi semakin banyak.
Doktrin dikotomi mengenai 2 elemen manusia ini membantu kita sebagai orang percaya untuk memilah masalah menghadapi penyakit psikologi seperti depresi.
Setelah Tuhan Allah menghembuskan nafasNya kepada manusia maka manusia menjadi mahluk yang hidup. Manusia menjadi mahluk yang hidup secara fisik maupun secara rohani. Fisik dan Rohani dapat dibedakan di dalam manusia tetapi tidak dapat dipisahkan. Manusia hidup secara fisik. Secara fisik Otak manusia itu mirip seperti komputer dan pikiran manusia itu seperti program komputer. Sebuah komputer tidak bisa berpikir tanpa sebuah program dan sebuah program tidak bisa jalan tanpa komputer. Manusia memerlukan otak fisik untuk mengontrol gerakan dan respon dan manusia juga memerlukan pikiran untuk membuat analisa dan menilai.
Dengan pembagian manusia menjadi bagian yang fisik yaitu tubuh dan yang rohani yaitu jiwa maka membantu melihat masalah penderitaan psikologi seperti depresi.
Problema penyakit psikologi dapat berasal dari bagian tubuh yaitu secara organik. Ini dapat diakibatkan oleh karena kerusakan di dalam otak, atau karena ketidak seimbangan cairan kimiawi di otak. Bila kita memakai analogi komputer maka ada kerusakan secara fisik pada komponen komputer yang perlu diperbaiki supaya komputer bisa berjalan dengan baik.
Problema lain dapat berasal dari bagian rohani yaitu di dalam hati dan pikiran ( non organik ). Problem ini bisa berasal dari persepsi yang salah secara serius mengenai realita, bisa juga karena pola hidup, bisa juga merupakan kamuflase atau bisa juga karena hati nurani yang takut dan kuatir.
Bila kita memakai analogi komputer maka ada kerusakan di bagian program sehingga komputer dan programnya tidak berjalan dengan baik. Ini bisa karena kerusakan programnya atau juga karena virus yang harus dibasmi. Kalau kita lihat di dalam jiwa adalah karena dosa.
Selain problema secara organik dan nonorganis, problemanya dapat juga terjadi kedua-duanya yaitu secara organik dan nonorganik secara bersamaan. Maka perlu dilihat dari mana problema ini berasal. Perlu pergi ke dokter untuk menyelesaikan masalah secara jasmaniah dan perlu datang ke Tuhan Allah untuk menyelesaikan masalah secara rohaniah baik secara pribadi atau melalui rohaniawan. Ini tentunya memerlukan proses yang tidak bisa secara cepat terselesaikan.

Kesimpulan
Karena baik jasmani dan rohani dua-duanya penting maka harus dipupuk dan dipelihara. Kedua aspek jasmani dan rohani ini saling berkaitan. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Di dalam jiwa yang sehat juga mempengaruhi tubuh yang sehat. Banyak orang di dalam dunia ini yang menderita penyakit yang sebenarnya diakibatkan dari jiwanya.
Bagaimana memupuk kesehatan jasmani ? Dengan olahraga dan juga makan yang bergizi. Dan ingat juga pelajaran mengenai sabat bahwa manusia juga perlu sabat dan istirahat.
Bagaimana memupuk kesehatan rohani bagi orang percaya ? Jiwa kerohanian harus diberi makan. Chicken soul for the soul.
Kita memerlukan apa yang dinamakan saluran anugerah. Jiwa kita memerlukan saluran anugerah atau sarana anugerah untuk bertumbuh. Saluran anugerah ini adalah di dalam doa, sakramen, Firman, persekutuan orang kudus. Ini adalah sarana-sarana anugerah dan pengudusan dari Tuhan Allah.
Saluran anugerah pertama adalah doa.
Dengan melakukan doa maka orang percaya bersekutu dengan Tuhan. Dimana ada persekutuan dengan Tuhan maka akan ada pengudusan. Dengan doa dalam nama Kristus maka orang percaya masuk ruang yang maha kudus dan boleh mendapatkan anugerah disana. Dengan doa maka orang percaya berkomunikasi dengan Tuhan. Bukankah hak istimewa bahwa kita boleh menghampiri Tuhan dan menerima anugerahNya. Tuhan juga menjawab doa-doa orang percaya yang sesuai dengan kehendakNya. Doa adalah nafas hidup orang percaya. Doa adalah bersekutu dengan pencipta. Doa adalah saluran anugerah. Di dalam doa ada kekuatan, ada penyertaan, ada kedamaian, ada kuasa Tuhan, ada perlindungan Tuhan, ada persekutuan dengan Tuhan, ada kuasa untuk mengalahkan pencobaan. Doa orang benar besar kuasanya.
Saluran anugerah berikutnya adalah baptisan.
Dengan melakukan sakramen baptisan, orang percaya masuk ke dalam gereja yang kelihatan yang melambangkan baptisan roh kudus dimana orang percaya masuk ke dalam gereja yang tidak kelihatan.
Saluran anugerah berikutnya adalah perjamuan kudus.
Dengan melakukan sakramen perjamuan kudus, orang percaya mengingat anugerah keselamatan dalam Kristus. Saat Perjamuan Kudus, orang percaya ada di dalam persekutuan mistik dengan Kristus. Seperti janji Kristus bahwa barangsiapa tetap tinggal diam di dalamNya maka pasti kita akan berbuah.
Saluran anugerah berikutnya adalah Firman. Ini penting.
Firman Tuhan juga merupakan saluran anugerah dimana melalui Firman Tuhan orang percaya mengenal Tuhan. Dengan menyimpan Firman Tuhan dalam hati maka orang percaya dicegah dari dosa. Dengan menjaga kelakuan sesuai dengan Firman maka kelakuan orang percaya menjadi bersih. Firman Tuhan itu mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang percaya di dalam kebenaran. Firman Tuhan juga mendisiplin, menyegarkan jiwa, memberi kekuatan, memberikan arah, memberikan petunjuk, memberi nasihat, mempersiapkan orang di dalam pelayanan.
Berbahagialah orang yang kesukaannya adalah merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. ( Maz 1 )
FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku ( Maz 119:105 )
Dengan apa seorang muda mempertahankan jalannya yang bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan FirmanMu ( Maz 119: )
Firman Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa ( Maz 19 )
Firman Tuhan memberikan hikmat kepada yang tidak berpengalaman ( Maz 19 )

Saluran anugerah yang lain adalah juga persekutuan orang kudus. Gereja. Di dalam persekutuan dalam Kristus ada kasih dan di dalam kasih inilah orang percaya boleh bertumbuh. Hanya melalui kasih saja orang percaya boleh bertumbuh untuk melaksanakan kebenaran Firman Tuhan. Di dalam persekutuan orang kudus terjadi saling mengasihi, saling mendoakan, saling mendukung, saling menegur, saling menasihati, saling berbagi beban, saling melayani. Persekutuan di dalam Tuhan di dalam kasih membuat hidup menjadi indah dan berarti. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Penutup
Karena kita adalah mahluk yang jasmani dan rohani. Marilah kita menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Marilah kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Marilah kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Untuk memupuk kerohanian kita, kita memerlukan saluran anugerah yaitu doa, Firman, sakramen dan Persekutuan orang Kudus.
Marilah kita sering berdoa dan membaca Firman
Dan marilah kita bersekutu di dalam gereja.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 15 April 2007


Read More ....

Refleksi detik-detik Perjamuan Kudus

Refleksi Detik-detik Yesus ketika Perjamuan Kudus
Jeffrey Lim

Kotbah dari Matius 26:17-30.

Kita akan merenungkan Firman Tuhan yaitu detik-detik ketika perjamuan kudus dilaksanakan. Firman di ambil Matius 26:17-30.
Pertama kita lihat dulu bahwa peristiwa di dalam Yoh 13:1-20 ketika Yesus membasuh kaki murid-murinya adalah peristiwa yang sama dengan Perjamuan Kudus yang ada di dalam Mat 26:17-30 yang akan kita baca. Karena di dalam kedua peristiwa ini, Yesus mengatakan bahwa ada yang akan menghianati dia dan juga setelah peristiwa ini Yesus memprediksikan akan penyangkalan Petrus. Jadi kita mengerti bahwa peristiwa kedua ini adalah peristiwa yang sama.

Kita akan refleksikan kedua bagian ini. Kita akan berefleksi mengenai hidup Yesus detik-detik Dia mau ke Getsemani. Mari kit abaca Matius 26:17-30.

Dikatakan bahwa pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak beragi datanglah murid-murid Yesus kepadaNya. Mereka menanyakan dimana mereka akan mengadakan paskah.
Perayaan roti tidak beragi dan perayaan paskah ada pada saat yang bersamaan. Yesus serta murid-muridnya hendak merayakan perayaan ini. Perayaan ini adalah perayaan orang Israel dan memperingati satu peristiwa sebelum keluaran dari Mesir. Ini adalah perayaan paskah Perjanjian Lama.
Dengan merayakan perayaan perjanjian Lama, Yesus sebenarnya sedang taat pada Firman Tuhan Perjanjian Lama dan setia melakukannya. Yesus datang bukan untuk meniadakan Taurat tetapi untuk menggenapi Taurat. Perayaan Paskah apakah yang Yesus rayakan ?
Di dalam cerita Alkitab mengenai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Musa yang memimpin bangsa Israel. Bangsa Israel pada saat itu sedang diperbudak bangsa Mesir. Bangsa Israel berteriak kepada Tuhan dan Tuhan Allah mendengar keluhan mereka. Tuhan Allah setia dan mengingat perjanjianNya.
Maka Tuhan menyertai Musa. Musa meminta kepada Firaun supaya membebaskan bangsa Israel. Tetapi Firaun tidak mau dan keras hatinya. Tuhan memberikan tulah-tulah untuk menghukum Firaun serta bangsa Mesir supaya mereka mengetahui siapa Tuhan Allah. Tulah demi tulah diberikan tetapi Firaun tetap mengeraskan hatinya. Maka ada tulah kesepuluh. Tulah kesepuluh adalah kematian anak sulung dari bangsa Mesir. Tuhan akan membunuh anak sulung dari bangsa Mesir.
Sebelum tulah kesepuluh diberikan, umat Israel diperintahkan Tuhan Allah merayakan perayaan paskah. Tuhan memerintahkan untuk mengolesi darah domba pada kedua tiang pintu rumah mereka. Ini supaya ketika Tuhan berjalan ditengah-tengah mereka Tuhan melewati rumah-rumah mereka dan tidak ada kematian pada bangsa Israel. Di atas rumah diolesi darah domba. Pernahkah berpikir mengapa darah domba diolesi pada kedua tiang pintu rumah ? Apakah lambang dari darah itu ?
Darah domba itu berarti ada korban yang menggantikan sehingga umat Israel diselamatkan. Domba menjadi korban merupakan lambang penebusan bangsa Israel dari kematian. Domba menjadi korban dan mati supaya umat Tuhan hidup. Ini sebuah lambang.
Tulah kesepuluh membinasakan semua anak sulung dari orang Mesir tetapi bangsa Israel tidak kena sebab ada korban yang mengantikannya.
Di dalam Perjanjian Baru maka kita menjadi mengerti arti dari korban domba ini. Yohanes Pembaptis mengatakan “Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia” ( Yohanes 1:29 ) ketika ia melihat Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus adalah korban sesungguhnya yang dilambangkan Perjanjian Lama dengan domba. Tuhan Yesus Kristus mati sebagai korban supaya umat Allah boleh diselamatkan dari kematian. Domba hanya melambangkan korban sesungguhnya yaitu Tuhan Yesus sendiri
Kembali kepada Tuhan Yesus dan murid-muridnya merayakan paskah.
Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk pergi ke kota kepada seseorang. Kemudian dikatakan bahwa Yesus berpesan hendak melakukan perjamuan paskah di dalam rumahnya bersama-sama dengan murid-muridnya. Lalu murid-muridnya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan paskah.
Setelah malam hari, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas muridnya. Pesta makan dimulai sebelum perjamuan kudus dan merupakan makan malam. Perjamuan Kudus dimulai setelah peristiwa makan malam ini dan setelah Yudas pergi untuk mengkhinatinya. Jadi Yudas tidak berbagian di dalam perjamuan kudus.
Ketika mereka sedang makan, Yesus berkata bahwa diantara mereka ada seseorang yang akan menyerahkan Dia. Ini semua dicatat membuat hari mereka sedih dan mereka menanyakan bukan aku, ya Tuhan ?
Mereka sedih bahwa Yesus mengatakan bahwa ada yang menyerahkan dirinya. Tetapi kalau kita renungkan seharusnya siapa yang lebih sedih. Seharusnya yang lebih sedih adalah Yesus. Mengapa ? Dia mengetahui segala sesuatu karena Dia adalah Allah. Tetapi Dia juga manusia yang bisa menderita dan ini dilemma dan kesulitan. Tuhan Yesus mengetahui segala sesuatu itu seharusnya membuat Dia sedih, mengapa ?
Pertama adalah satu muridnya akan menghianatinya. Kedua adalah Yesus lebih sedih lagi karena murid-muridNya tidak mengerti pergumulannya. Mereka semua banyak yang tidur di taman Getsemani. Mereka kemudian semua meninggalkan Yesus Kristus dan Yesus tahu semua ini.
Ketiga adalah Allah Bapa sendiri yang paling dekat dengan Dia, Yesus tahu bahwa Bapa akan meninggalkan Dia. Dan Dia akan mengalami kesengsaraan yang paling tinggi yaitu ditinggalkan Bapa, ketika Dia berkata “Eli, Eli, Lama Sabaktani”.
Dia mengetahui semua ini sebab Dia adalah Allah. Namun Dia juga adalah manusia yang bisa menderita.
Kristus akan bergumul dengan masalah ditinggalkan oleh Allah Bapa. Dia mengetahui bahwa nanti tidak ada yang menemaninya, termasuk Allah Bapa. Bapa pun sampai meninggalkan-Nya sendirian di kayu salib. Singkatnya, dia akan sangat-sangat kesepian. Akan timbul satu perasaan kesendirian yang tiada taranya.
Yesus menjalankan tugas yang mulia dan Dia mengajarkan kebenaran dan keadilan. Dia mempraktekkan kebenaran dan keadilan. Tak sekalipun dalam hidup-Nya Dia berbuat yg tak benar dan tak adil. Dia berbuat baik. Menyembuhkan. Menolong orang. Memberikan pengharapan. Tapi Yesus tahu dia harus mati begitu tragis, yakni dengan penyaliban. Dia tahu bahwa kematiannya tidak wajar dan tidak manusiawi. Dia tahu Dia harus mati dengan terhitung sebagai seorang penjahat besar padahal tak satu kesalahan kecil pun yang pernah diperbuat-Nya. Dia tahu kemudian bahwa Allah Bapa sendiri tidak peduli pada-Nya.
Mari kita refleksi hidup Yesus dan alasan mengapa Dia seharusnya bersedih saat perjamuan malam ini ?
Setelah memulai pelayananNya Yesus mengajar berkeliling dan banyak orang mulai mengikuti-Nya. Kelemahlembutan-Nya menyegarkan jiwa banyak orang yang sedang merana. Penyembuhan penyakit, pengusiran setan, mujizat demi mujizat membuat banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Namun, perlahan-lahan satu per satu mulai meninggalkan-Nya.
Ketika Dia mengingatkan banyak orang akan segala resiko mengikuti-Nya maka orang-orang mulai mengundurkan diri. Dia tahu bahwa Di taman Getsemani, Dia bergumul seorang diri. Pada saat keringat-Nya mengalir seperti darah, Petrus, Yakobus dan Yohanes, tiga orang yang menemani di Getsemani, tidur terlelap. Justru di saat-saat hati-Nya amat sedih, seperti mau mati rasanya, ketiga murid-Nya tidak mampu berjaga-jaga. Yesus dibiarkan bergumul sendirian.
Sepanjang pelayanan sekitar tiga setengah tahun, Dia disertai dua belas orang murid. Akan tetapi, salah seorang di antara murid-Nya itu akhirnya mengkhianati-Nya. Yudas begitu tega menjual Yesus dengan harga dua ratus keping uang perak. Seorang guru dikhianati oleh muridnya sendiri. Betapa pedih hati-Nya!
Salah seorang murid-Nya pernah bersumpah setia untuk membelaNya sampai mati. Sumpah itu dibuktikan oleh sang murid, yakni Petrus, dengan memotong telinga seorang perwira yang menangkap-Nya. Namun, tidak lama berselang, sang murid menyangkal dan mengutuk bahwa dia tidak pernah mengenal Yesus. Tidak tanggung-tanggung, penyangkalan itu sampai dilontarkan tiga kali. Baru tatkala ayam berkokok, Petrus menyadari dan menyesal atas kepengecutannya. Pil pahit berupa penyangkalan dari Simon Petrus harus ditelan-Nya. Bagaimana mungkin hati-Nya tidak hancur?
Sewaktu memasuki Yerusalem dengan menunggangi keledai, Dia disambut meriah. Banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan dan melambai-lambaikan daun. Salam kebesaran dipersembahkan pada-Nya: Hosana bagi anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Sambutan hangat itu begitu membesarkan hati-Nya. Akan tetapi, hampir dapat dipastikan, sebagian orang itu kemudian berbalik menentang-Nya. Kali ini mereka berteriak : Salibkan Dia! Salibkan Dia! Salibkan Dia!
Awalnya Dia diterima tapi akhirnya ditolak. Kembali Yesus ditinggalkan seorang diri. Satu demi satu meninggalkan Yesus. Kesendirian-Nya mencapai titik puncak pada saat Dia berseru: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Allah Bapa di Surga pun meninggalkan-Nya. Dan jangan lupa, seruan itu diucapkan dengan suara nyaring. Betapa sepi kesendirian-Nya kala itu! Kesendirian yang tiada tara. Kesendirian itu sudah tak tertahankan. Di kayu salib, menjelang kematian-Nya, Yesus merasakan sunyi…, sepi…, sendiri. Dan Yesus tahu Dia akan mengalami semua itu.
Kembali kepada peristiwa makan malam.
Yesus mengetahui peristiwa hidupnya. Dia tahu Dia akan mengalami tragis di masa depan. Dan jadi seharusnya Yesus sedih sekali, tetapi sebelum peristiwa makan malam ini, Yesus yang seharusnya sedih karena Dia tahu segala sesuatu tetapi Dia luar biasa. Dia melakukan sesuatu yang luar biasa. Dia menunjukkan kasihNya kepada murid-muridNya. Di dalam Yoh 13 dikatakan bahwa Yesus membasuh kaki murid-muridnya. Peristiwa pembasuhan kaki murid-murid ini terjadi sebelum makan malam ini. Ini terjadi pada waktu mereka ada di rumah itu waktu merayakan paskah.
Kalau kita tahu bahwa kita akan mengalami sesuatu yang tragis dan malang, biasanya kita cenderung menutup diri dan mementingkan diri sendiri. Kita cenderung self-centered dan mengasihani diri. Tetapi Yesus Kristus terus di dalam hidupnya masih melayani murid-muridNya. Dia menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin rohani, Dia adalah seorang yang melayani. Bahkan merendahkan diri membasuh kaki murid-muridNya. Kerendahan hati ini melukiskan Dia yang akan merendahkan diri mati di kayu salib.
Yesus Kristus terus melayani bahkan ketika dia tahu hidupnya sedang dalam keadaan malang. Dia menunjukkan kepenuhan kasihNya kepada murid-muridNya.
Kalau kita telurusi sikap Yesus ke depan, Dia tidak mementingkan diriNya sendiri. Bahkan ketika nanti Dia menjalani jalan salib ke Golgota dan dipaku di atas kayu salib. Dia masih mengatakan kepada Ibunya dan Yohanes. Ini anakmu dan Ini ibumu. Yesus masih memperhatikan Maria. Yesus di dalam sengsara fisik masih memperhatikan kebutuhan fisik ibunya. Yesus yang ada di dalam sengsara rohani karena di tinggalkan Allah tetapi masih memperhatikan kebutuhan rohani orang-orang. Dua perkataan salib yang ada adalah “Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Yang berikutnya Yesus masih menginjili satu orang disebelahnya yaitu “Hari ini engkau bersama-sama dengan Aku di firdaus.”. Ini sikap Yesus dan karakter Yesus yang agung. Dia memperhatikan kebutuhan jasmani dan rohani dari manusia berdosa.
Kembali kepada peristiwa makan malam itu.
Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Dia melayani mereka. Dan Dia menunjukkan kasihnya kepada mereka.
Kemudian dia makan malam bersama dan murid-murid sedang bertanya bukan aku ya Tuhan ? Murid-murid sedih dan mereka mengintropeksi diri. Mereka bertanya bukan aku ya Tuhan ?
Tetapi ada satu murid yang munafik yang berbeda dengan semua murid yang lainnya. Murid itu berbeda bertanya bukan aku ya Tuhan tetapi bukan aku ya Rabbi ? Murid itu adalah Yudas yang akan menghianati Yesus.
Kemudian setelah Yesus membongkar isi hati Yudas di bagian yang lain dicatat bahwa Yudas dimasuki setan. Dan Yesus mengatakan apa yang kamu akan lakukan, lakukan secepatnya.
Setelah Yudas pergi barulah Yesus mengadakan Perjamuan Kudus dengan murid-muridNya. Yudas tidak ikut sebab dia pergi dan menghianati Yesus. Orang yang berbagian di dalam Perjamuan Kudus adalah orang yang sudah dipilih oleh Tuhan. Yudas tidak berbagian di dalam Perjamuan Kudus. Sungguh menyedihkan dan mengenaskan.
Yesus dan murid-muridNya merayakan paskah. Tetapi ada perbedaan dengan perayaan paskah PL pada umumnya. Mereka tidak menyediakan domba dan tanaman pahit seperti di dalam perayaan Perjanjian Lama. Tetapi ada satu pengertian teologis yang lebih dalam yaitu Yesus mengubah paskah perjanjian Lama menjadi perjamuan kudus.
Walaupun yang Yesus katakan dan lakukan selama perjamuan terakhir ini menyuarakan Paskah Perjanjian Lama tetapi Yesus memberikan makna baru. Yesus mengubah Paskah Perjanjian Lama menjadi Perjamuan Kudus. Ini luar biasa dan ini menunjukkan satu kesatuan penebusan dan wahyu Allah dari PL sampai PB. Ini menjelaskan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Baru. Ini menunjukkan arti sesungguhnya dari Paskah yaitu menunjuk kepada Yesus Kristus.
Karena Yesus mengubah Paskah menjadi perjamuan kudus maka kita sebagai muridnya tidak merayakan paskah perjanjian lama dan memotong korban dsb. Sebab Yesus memberikan makna baru kepada Paskah PL di dalam Perjamuan Kudus. Di dalam Perjamuan kudus, domba dan tanaman pahit tidak ada lagi. Tetapi sebagai gantinya adalah roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Yesus.
Di dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai anak domba Allah yang menghapus dosa dunia. Paulus merujuk Yesus sebagai domba paskah kita.

Tubuh Yesus Kristus
Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur dan memecah-mecahnya lalu memberikannya kepada murid-muridNya.
Ambillah, makanlah, inilah tubuhku. Tuhan Yesus melambangkan roti dengan tubuhnya sendiri. Memakan tubuh Kristus dan darahNya adalah berbagian secara rohani di dalam Kristus.
Yesus mengatakan bahwa “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga : Barang siapa yang makan daripadanya, ia tidak akan mati.”
Peristiwa manna bangsa Israel adalah mengajarkan mereka bahwa hidup jasmani mereka bergantung kepada Allah Yahweh. Tetapi Yesus mengajarkan bahwa kehidupan rohani bergantung pada diriNya. Dia mengatakan “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” Pelajaran makan tubuh dan darah Kristus disini adalah persatuan rohani dengan Kristus. Kita makan dari tubuhnya dan darahnya secara rohani untuk hidup. Hidup rohani kita bergantung kepada Kristus.
Tubuh Yesus yang dipecahkan. Ini berarti Yesus mengalami penganiyaan oleh orang-orang Romawi sampai mati di kayu salib. Tubuh dia diremukkan oleh manusia dan juga oleh Allah.

Darah Perjanjian
Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”
Kematian Kristus yang dilambangkan dengan darahnya sungguh-sungguh membangun relasi Allah dengan umatNya dengan menghapuskan dosa mereka. Dikatakan bahwa darah dari perjanjian, di dalam Luk 22 adalah darah dari perjanjian baru. Untuk mengerti makna dari darah perjanjian, kita harus mengerti apa makna dari perjanjian. ( covenant )
Perjanjian adalah kesepakatan antara dua pihak atau sebuah kontrak. Di dalam PL, Allah mengadakan perjanjian dengan umatNya. Dan yang menaati perjanjian ini akan diberkati dan yang melanggarnya akan dikutuk. Yang melanggar perjanjian akan mati. Di dalam Perjanjian Baru, Kristus mati karena kutuk perjanjian. Kristus mati bagi kita. Darahnya tercurah bagi kita untuk pengampunan dosa.

Kemudian Yesus mengadakan Perjamuan Kudus. Dan kitapun akan merayakan perjamuan kudus pada hari ini. Apa arti perjamuan kudus bagi kita ?

Marilah kita refleksi apa arti perjamuan Kudus bagi kita murid-muridNya ?
a. Peringatan kematian Kristus
Ketika kita berpartisipasi di dalam Perjamuan Kudus, kita menyimbolkan kematian Kristus, karena tindakan kita memberikan sebuah gambaran kematianNya bagi kita. Ketika roti dipecahkan itu menyimbolkan tubuh Kristus yang dipecahkan dan ketika cawan tercurah itu melambangkan pencurahan darah Kristus untuk kita. Ini kenapa ketika berpartisipasi di dalam perjamuan Kudus ada berita “ Sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” ( 1 Kor 11:26 )

b. Partisipasi kita di dalam hasil perolehan dari kematian Kristus
Yesus memerintahkan murid-muridNya “Ambillah!, makanlah, inilah tubuhKu”( Mat 26:26 ). Ketika kita secara individu mengambil cawan untuk diri kita maka dengan tindakan ini kita memproklamasikan “saya mengambil hasil perolehan dari kematian Kristus untuk diriku”. Ketika kita melakukan ini, kita sedang memberikan sebuah simbol kenyataan bahwa kita berpartisipasi atau berbagian di dalam hasil perolehan bagi kita yaitu keselamatan dengan kematian Kristus

c. Memberikan makanan rohani
Seperti makanan biasa memberi makan tubuh fisik kita maka roti dan anggur dari Perjamuan kudus memberikan makan rohani kepada kita. Tetapi mereka juga menggambarkan kenyataan bahwa ada pemberian makan rohani dan penyegaran yang Kristus berikan kepada jiwa kita.
Pemberian makanan rohani sangat diperlukan untuk jiwa kita, disimbolkan dan dialami dengan partisipasi kita di dalam Perjamuan Kudus.



d. Persatuan orang percaya
Ketika orang percaya berbagian di dalam Perjamuan Kudus bersama-sama, ini memberikan tanda jelas persatuan satu dengan yang lain. Paulus mengatakan “Karena roti adalah satu, maka kita sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapatkan bagian dalam roti yang satu itu” ( 1 Kor 10:17 )

e. Kristus menyatakan kasihNya kepada kita
Fakta bahwa saya boleh berbagian di dalam perjamuan Kudus, sesungguhnya Yesus mengundang saya untuk datang kepadanya. Ini sebuah peringatan dan jaminan ulang secara visual bahwa Kristus mengasihi saya secara pribadi. Ketika saya berbagian di dalam perjamuan kudus saya menemukan jaminan kembali kasih Kristus buat saya.

f. Kristus menyatakan bahwa semua berkat keselamatan disediakan untuk saya.
Ketika saya dapat datang kepada undangan perjamuan kudus, fakta bahwa Dia mengundang saya ke hadiratNya meyakinkan saya bahwa Dia mempunyai berkat berlimpah bagi saya. Di dalam perjamuan ini saya makan dan minum di dalam mencicipi undangan meja Raja. Saya datang ke meja sebagai anggota dari keluarga kekal. Ketika Tuhan mengundang saya ke pesta ini, Dia meyakinkan saya bahwa Dia akan menyambut saya kepada semua berkat dari langit bumi dan terutama kepada perjamuan nikah dari domba yang sudah dipersiapkan untuk saya.
Ada perjamuan masa depan ketika umat Allah merayakan dengan juru selamat mereka sebuah kemenangan domba yang dikorbankan supaya dosa dihapuskan.

g. Saya menyatakan iman saya kepada Kristus.
Di dalam mengambil roti dan cawan untuk diri kita dan dengan tindakan kita, kita memproklamasikan bahwa saya memerlukan dan percaya kepata Tuhan Yesus, untuk mengampuni dosa dan memberikan hidup dan kesehatan kepada jiwa. Hanya dengan tubuhmu yang pecah dan darahmu yang tercurah maka saya diselamatkan. Di dalam kenyataan, ketika saya berbagian di dalam memecahkan roti ketika saya memakan itu dan menuangkan cawan ketika saya meminumnya, saya menyatakan lagi-lagi bahwa dosaku lah yang mengakibatkan penderitaan Kristus dan kematianNya. Dengan cara ini, kesedihan, sukacita, ucapan syukur dan cinta yang dalam untuk Kristus adalah secara limpah bergabung di dalam keindahan Perjamuan Kudus.

Renungan penutup

Yesus menyanyi lagu hymne menuju Getsemani. Pernahkah mendengar ayat Yesus menyanyi ?
Dalam perayaan itu, Yesus dan murid-muridnya menyanyi satu atau beberapa Mazmur Pujian (Mazmur 111-118). Dia mengakhiri perjamuan itu dengan menyanyikan nyanyian rohani dan kemudian mereka keluar menuju ke Bukit Zaitun. Di sanalah Yesus dikhianati oleh Yudas. Pada keesokan harinya Yesus disalibkan.
Lagu “hari ini hari ini harinya Tuhan, mari kita bersukaria” sering dinyanyikan oleh kita di gereja apalagi di sekolah minggu. Tetapi sadarkah maknanya sudah jauh menyeleweng dari konteks Alkitab ? Bukankah kita seringkali melihat dan mencomot ayat mazmur 118 ini dan mengartikan bahwa “Hari minggu adalah harinya Tuhan” bahkan juga lagunya diperluas “Hari senin, hari selasa, harinya Tuhan”, dsb. Tetapi apakah begitu maknanya dari ayat Mazmur 118 itu ?
Kalau kita lihat Mazmur 113-118 adalah lagu yang dinyanyikan pada waktu paskah orang Israel. Lagu ini kemungkinan yang berada di dalam benak Tuhan kita ketika Ia merayakan paskah bersama murid-muridNya dan mengubahnya menjadi perjamuan kudus. Mazmur ini adalah mengenai penderitaan dan kemuliaan dari Mesias. Yesus mengutip ayat 22-23 mengenai dirinya sendiri yaitu :”Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita”. Setelah ayat 22-23 masuklah kepada ayat 24 dimana ayat di dalam lagu yang sering kita nyanyikan :
“Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya” ( Maz 118:24 )
Mazmur 118 adalah sebuah Mazmur yang favorit bagi penulis perjanjian baru. Banyak injil mengutip mazmur ini yang dimana Yesus sedang disambut oleh banyak orang ketika ia masuk ke Yerusalem naik keledai. “Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan” ( Maz 118:26 ). Mazmur 118 sendiri adalah mazmur yang mengekspresikan ucapan syukur terhadap hidup dan kemenangan.
Tetapi marilah kita refleksikan mazmur ini ketika mazmur ini sedang dinyanyikan oleh Tuhan Yesus sewaktu menuju Getsemani. Dan tiba pada ayat 24 “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya”. Melalui kemenanganNya Allah membuat hari ini menjadi hari yang hidup. Tetapi ingatlah bahwa kemenangan yang Mesias laksanakan adalah melalui kematianNya di kayu salib. Maka ketika Yesus menyanyikan lagu ini dengan murid-muridNya. Inilah hari keselamatan itu. The day of salvation. Yesus tahu ketika dia menyanyikan lagu ini bahwa Dia akan menderita dan mati di kayu salib. Hari keselamatan ini adalah hari ketika domba paskah akan disembelih. Hari keselamatan ini adalah ketika domba paskah mati menggantikan demi keselamatan umat Israel.
Maka seharusnya lagu ini adalah lagu yang penuh sukacita karena melukiskan kemenangan Allah tetapi juga lagu yang dimengerti dalam konteks menuju Getsemani adalah lagu yang mengharukan. Mengapa ? Karena Tuhan Yesus merayakan kemenangan Allah dan bersukacita tetapi sementara dirinya sedang menuju getsemani dan golgota. Dia seperti domba yang dibawa ke pembantaian. Yang tidak bersuara.

Jeffrey Lim
Guang Zhou, Jumat Agung 6 April 2007


Read More ....

Wednesday, April 11, 2007

Aku hanya seorang burung bebas

Aku hanya seekor burung bebas
Jeffrey Lim

Aku bersyukur buat hidupku
Yang bisa terbang bebas
Buat sayap kecil anugerah Tuhanku
Yang membuat aku lepas

Aku berpikir bahwa satu karunia besar
Terbang bebas di alam ciptaan yang luas
Ku tak terkurung dalam sangkar
Dan jiwa tak terhimpit tapi bebas

Rumahku adalah alam semesta ini
Pintu rumahku adalah empat penjuru angin
Atap rumahku adalah langit ini
Lantai rumahku adalah tanah dan ubin

Betapa indah kuhidup udara segar
Pemberian sang pencipta
Betapa hangatnya sinar
Surya pemberian sang pemelihara

Sinar pagi menghiasi bumi kunikmati
Sinar rembulan malam kunikmati
Semua anugerah kunikmati
Semua pemberianNya ku alami

Aku tidak takut bahaya
Walaupun kukecil lemah
Tetapi sang pemelihara
Mengamati dengan tak lelah

Oh, andaiku bersayap rajawali
Ku akan terbang tinggi disana
Membuat kediaman di atas bukit tinggi
Dan tinggal selamanya disana

Bersyukur aku boleh menjadi burung kecil
Yang tidak suka mencakar
Tetapi hanya suka tempat terpencil
Untuk menikmati hutan belukar

Sekarang aku hendak terbang tinggi
Dengan hati lapang dada
Sambil bersiul menikmati
Menikmati kasih karuniaNya

Guang Zhou
11 April 2007
Di kala merenungkan hidup yang bebas karunia Tuhan


Read More ....

Tuesday, April 10, 2007

Belajar beriman dari tokoh Iman

Belajar beriman dari tokoh Iman
Diambil dari Ibrani 11
Jeffrey Lim

Dari iman Habel.
Habel berbeda dengan Kain. Kain memberikan persembahan tetapi tidak diterima Tuhan. Namun Kain diterima Tuhan karena dia memberikan persembahan dengan hati yang tulus dan iman. Dalam hal ini kita harus belajar ketika melakukan tindakan ibadah dihadapan Allah harus dengan iman baru akan diterima oleh Allah

Dari iman Henokh
Henokh mempunyai iman bahwa dia tidak akan mati dan dia diambil oleh Tuhan. Henokh menjadi figur contoh yang dilepaskan dari kematian dimana nanti Yesus pimpin untuk orang percaya.
Dari Henokh kita belajar untuk bergaul karib dengan Allah dan beriman bahwa kita akan dilepaskan dari kematian oleh pekerjaan Yesus Kristus.

Dari iman Nuh
Nuh percaya kepada Firman Tuhan dan dengan ketakutan dan gentar akan penghukuman Tuhan maka membuat bahtera sesuai dengan perintah Tuhan. Dia taat pada perintah Tuhan. Dan dengan iman dia menghakimi dunia dan menjadi pewaris kebenaran yang datang dari iman.
Dari Nuh, kita belajar untuk gentar terhadap penghakiman Tuhan dan mengikuti jalan keselamatan yang Tuhan sediakan.

Dari iman Abraham
Abraham tidak tahu kemana dia akan pergi. Dia meninggalkan kemapanannya dan menjadi pengembara. Dia taat dan pergi. Dia seperti seorang asing di negari dan hidup di tenda. Padahal dia orang kaya yang sudah mapan. Tetapi Dia memilih ikut Tuhan dan dipimpin Tuhan. Di catat Abraham merindukan kota yang dasarnya dibangun oleh Allah. Ketika Tuhan menjanjikan tanah perjanjian, dia melihat dengan mata iman kepada surga. Dia percaya bahwa Tuhan sanggup memberikan dia keturunan walaupun dia sudah tua dan Sarah sudah mandul. Ketika anaknya diperintahkan untuk dipersembahkan, dia percaya Tuhan sanggup membangkitkan anaknya Ishak.
Dari Abraham kita belajar untuk percaya janji Allah dan berani melangkah dengan iman untuk menerima janji Allah. Abraham percaya Tuhan sanggup melaksanakan janjiNya.

Dari iman Ishak
Ishak memberkati Yakub dan Esau mengenai masa depan mereka dengan iman.

Dari iman Yakub
Yakub memberkati anak Yusuf dan melihat bahwa yang muda akan melebihi yang tua

Dari iman Yusuf
Yusuf beriman bahwa dia akan masuk tanah Kanaan. Dia memerintahkan untuk tulangnya supaya dibawa. Dia percaya kepada janji Tuhan kepada Abraham.

Dari iman orang tua Musa
Mereka menyembunyikan Musa 3 bulan karena menyadari bahwa Musa bukan anak sembarangan tetapi adalah seorang figure yang akan memegang peranan penting di dalam rencana penebusan Allah
Dari orang tua Musa kita belajar bahwa mereka tidak takut kepada manusia tetapi beriman kepada Tuhan.

Dari iman Musa
Musa menolak untuk disebut anak putri Firaun. Dia lebih baik memilih menderita bersama umat Allah daripada kenikmatan dosa. Dia melihat nilai rohani lebih daripada kenikmatan dunia. Dengan iman dia meninggalkan Mesir dan tidak takut kemarahan raja. Dia bertahan karena dia melihat Tuhan yang tidak kelihatan. Dengan iman dia memelihara paskah dan memercikkan darah sehingga tidak menyentuh anak sulung Israel. Dengan iman umat Allah menyebrangi laut merah.
Dari Musa kita belajar untuk memilih mengikut Tuhan daripada dunia walaupun harus menderita. Dari Musa kita belajar untuk memikul salib dan mengikut Kristus. Musa tidak takut pada lingkungan dan berani mengikut Tuhan. Dia juga melihat Tuhan yang tidak kelihatan dengan imannya. Dan dia dengan iman mengikuti perintah dan pimpinan Tuhan. Kita harus belajar dengan iman mengikuti Firman Tuhan di dalam Alkitab

Dari iman Israel
Tembok Yerikho jatuh karena iman Israel. Kita harus beriman bahwa di dalam peperangan mengikuti petunjuk Firman Allah dan melakukannya dengan iman maka pasti menang.

Dari Iman Rahab
Rahab menerima pengintai karena dia takut kepada Allah Yahweh yang lebih besar daripada rajanya. Rahab percaya bahwa dia akan diselamatkan karena itu dia membuktikan imannya kepada Allah dengan menyelamatkan pengintai.
Rahab adalah bangsa kafir yang taat kepada Allah. Dia lebih takut kepada Allah daripada kepada sukunya.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Seri renungan singkat
Guang Zhou, 10 April 2007


Read More ....

Fondasi Kerohanian : Percaya diri vs Percaya kepada Kristus

Fondasi kerohanian : Percaya diri vs Percaya kepada Kristus
Jeffrey Lim

“Karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi : disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tetang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiayaan jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat”
“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang malah kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu berdasarkan yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan” ( Filipi 3:3-9 )

Di dalam dunia sekarang banyak diajarkan yang penting adalah percaya diri. Yang penting adalah percaya kepada kemampuan diri dan percaya kepada sumber yang berada dalam diri. Yang penting adalah merasa nyaman dengan diri dan juga yang penting adalah merasa bangga terhadap diri.

Kalau seseorang mau melamar kerja maka yang ditonjolkan pasti hal-hal yang baik seperti talenta, kemampuan, pengalaman kerja, pencapaian, umur dan pendidikan. Kalau seseorang mau masuk sekolah Alkitab maka yang dituliskan adalah kesaksian, pelayanan, talenta, baptisan. Kita semua cenderung menonjolkan dan menggantungkan diri kita pada hal-hal yang lahiriah. Bagaimana dengan kehidupan rohani kita ? Apakah bergantung kepada hal-hal lahiriah ? Hal apakah yang Tuhan inginkan kita bergantung ? Tentunya bukan hal-hal lahiriah.
Kalau kita melihat Paulus sebelum mengenal Kristus, dia membanggakan hal-hal lahiriahnya. Dia percaya pada dirinya. Dia mendasarkan keagamaannya pada hal-hal yang bersifat perbuatan moral. Tetapi sebenarnya Kekristenan itu bukan masalah agama tetapi masalah relasi dengan Allah. Kekristenan bukan masalah perbuatan moral yang sempurna untuk dibenarkan dihadapan Allah tetapi masalah pengampunan oleh Allah.
Puji Tuhan, setelah Paulus mengenal Kristus, dia sadar bahwa kebanggaan keagamaannya semua hilang dan dia menganggap semuanya sampah. Dia menganggap bahwa mengenal Kristus adalah yang mulia adanya. Ini lebih dari segala sesuatu. Paulus juga menyadari bahwa sekarang kebenaran dia yang sesungguhnya bukan karena perbuatan moral yang sempurna tetapi karena iman di dalam Yesus Kristus.
Ada pelajaran bagi kita yaitu bahwa di dalam kehidupan rohani kita, yang menjadi dasar adalah bukan hal-hal lahiriah. Yang menjadi dasar fondasi kerohanian kita bukan sebagaimana kita pelayanan, sebagaimana kita giat melakukan Firman, sebagaimana kita giat melaksanakan pekerjaan Tuhan. Yang menjadi fondasi kerohanian kita adalah Kristus dan karyaNya. Yang menjadi fondasi kerohanian kita adalah kematiannya di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Yang menjadi fondasi kerohanian kita adalah kebenaran Kristus yang sempurna yang diberikan kepada kita. Karena itu maka bagi kita yang terpenting adalah bergantung dan percaya kepada Kristus di dalam kerohanian kita.
Tidak peduli sebaik apapun kita, dihadapan Allah kita adalah tidak ada apa-apa. Dan tidak peduli sebobrok apapun kita, dihadapan Allah bila kita mengenal dan beriman kepada Kristus kita adalah benar dihadapanNya. Dasar kerohanian kita adalah percaya kepada Kristus. Dasar kepercayaan kita adalah Kristus dan FirmanNya.
Amin !

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Seri renungan singkat
Guang Zhou 10 April 2007


Read More ....

Kehidupan Petrus

Kehidupan Petrus
Jeffrey Lim

Kehidupan mengikuti Yesus itu ada banyak dinamikanya. Kehidupan mengikuti Yesus itu ada harga salib yang harus dibayar. Kehidupan mengikuti Yesus ada suka dukanya. Tetapi mengikut Yesus itu sangat berharga. Ini merupakan panggilan yang sangat mulia untuk mengikut Tuhan dan menjadi muridNya.

Renungan hari ini hendak membawa kita merenungkan satu tokoh yang mengikut Yesus. Harapan dari renungan ini kita bisa belajar dari karakter tokoh ini, cerita hidupnya dan juga bagaimana tokoh ini bergumul hidup sebagai murid Kristus. Harapan dari renungan ini adalah supaya kita bisa mempelajari hidupnya dan mengikuti teladannya yang baik dan menjauhi teladannya yang salah. Tokoh ini adalah salah satu murid Yesus terdekat. Tokoh ini adalah Simon Petrus.
Pertemuan Simon dengan Yesus adalah sangat mengesankan. Ketika Yesus sedang menyusuri danau Galilea, dilihatnya Simon Petrus dan adiknya Andreas sedang menjala ikan. Hidup Simon Petrus mungkin biasa-biasa saja. Dia hanya seorang nelayan. Kehidupannya mungkin hanya seorang biasa saja yang tidak bisa berbuat banyak bagi kehidupan manusia. Tetapi Simon Petrus bertemu dengan Yesus Kristus yang merubah hidupnya. Di dalam Matius 4:18 dikatakan bahwa Yesus memanggil Simon Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Ini panggilan ilahi. Panggilan yang mulia. Yang merubah hidup seseorang dari seorang yang biasa dan berdosa menjadi murid Tuhan dan dipakai untuk kerajaanNya. Tugasnya yang hanya menangkap ikan untuk sekedar mengisi perutnya sekarang tugasnya adalah membawa manusia kepada Kristus dan memberi mereka makan rohani. Sebab manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Simon Petrus akhirnya hidupnya ada satu perubahan arah setelah mengikuti panggilan Yesus yag berotoritas.
Di dalam kitab Lukas, pertemuan Yesus dengan Simon Petrus lebih dramatis lagi. Yesus menaik perahu dan memintanya untuk pergi sedikit lebih jauh daripada pantai. Kemudian Yesus memerintahkan Simon Petrus untuk menjala ikan. Tetapi Simon Petrus berkata bahwa “Tuan, kita sudah bekerja sepanjang malam dan belum menangkap apapun tetapi karena Engkau mengatakannya maka saya akan melakukannya.”. Tiba-tiba ikan yang ditangkapnya adalah sangat banyak sekali. Bahkan sampai memenuhi perahu. Ini adalah mujizat bahwa Yesus sanggup berkuasa atas alam. Ketika itu kesadaran rohani Simon Petrus terbangun. Dia sadar bahwa dirinya orang berdosa. Dia sadar dirinya tidak layak ketika bertemu dengan TUhan yang kudus. Ini adalah pertemuan Simon Petrus dengan Yesus. Tetapi pertemuan ini mengubah hidup Simon Petrus dan dia dijadikan penjala manusia. Bahkan Di dalam kitab Yohanes dikatakan bahwa Simon akan disebut Cephas yang berarti batu karang.
Sampai disini marilah kita merenung. Pertemuan kita dengan Yesus berbeda dengan Simon Petrus. Tetapi ada kesamaannya. Kita bertemu dengan Yesus setelah kita menyadari bahwa kita orang berdosa. Kita orang yang tidak layak. Kita orang yang najis. Tetapi Tuhan dengan anugerahNya memanggil kita untuk menjadi muridNya. Tuhan memanggil kita untuk melaksanakan misi kerajaan Allah. Yaitu untuk membawa orang kepada Tuhan. Ini adalah panggilan yang mulia. Tetapi marilah kita melihat perjalanan hidup kita sebagai orang yang bertemu dengan Yesus ke depan. Marilah kita merefleksikan dari hidup Petrus yang mengikut Kristus dan belajar dari pengalamannya.
Kalau kita mempelajari hidup Petrus. Dia adalah seorang yang berkarakter Sanguine. Dia adalah orang yang cepat bertindak, gesit, berjiwa mau didepan, dan juga cepat berbicara tanpa berpikir. Memang pembagian karakter Sanguine, Kolerik, Melankolik dan Plegmatik itu tidak mutlak. Tetapi kita bisa belajar sesuatu dari pembagian ini untuk mengenal diri orang lain dan diri kita pribadi tanpa harus terkotakkan dan terfragmen dengan polanya.
Petrus adalah seorang yang cepat bertindak dan bersemangat. Dia juga adalah murid Yesus yang unik karena salah satu murid lingkaran terdekat. Murid-murid lingkaran terdekat adalah Petrus kemudian Yohanes dan Yakobus. Ini adalah murid-murid yang spesial karena lebih dekat dengan Yesus daripada murid-murid lainnya. Kemudian Petrus juga seorang yang paling cepat berbicara ketika Yesus menanyakan siapakah Dia ? Maka Petrus diantara murid-murid yang menjawab dengan cepat dan juga tepat “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Ini adalah jawaban yang benar dan tepat. Yesus sendiri memujinya dan mengatakan bahwa Bapa yang menyatakannya. Kemudian setelah itu Yesus mulai menjelaskan bahwa dirinya akan menderita sengsara bahkan mati di kayu salib. Pada saat itu Petrus langsung dengan cepat menegur Yesus, Kiranya hal itu dijauhkan daripada Yesus. Tetapi Yesus berkata “Enyahlah engkau iblis, karena engkau memikirkan apa yang dipikirkan manusia bukan apa yang dipikirkan Allah”.
Koq Petrus yang barusan menjawab dengan benar mengenai Yesus, sekarang mempunyai pengertian yang salah bahkan satanic. Karena Petrus ingin menghalangi Yesus ke kayu salib. Petrus berpikirkan bahwa Mesias adalah raja yang akan meraja di bumi. Dan dia mungkin berpikir kalau dia sekarang dekat dengan Yesus maka kalau Yesus jadi raja maka dia akan jadi orang penting. Dia memikirkan pikiran duniawi. Karena itu Yesus menegurnya.
Seringkali kita mengikut Yesus, kita memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia dan bukan yang dipikirkan Allah. Kalau kita mengikuti pikiran kita dan tidak sesuai dengan kehendak Allah maka sebenarnya kita sedang bukan mengikut Kristus. Kita harus berpusat pada kerajaan Allah di dalam mengikut Yesus.
Petrus terus mengikuti Yesus selama 3 ½ tahun. Di perjamuan malam ketika Yesus mengatakan bahwa semua orang akan meninggalkan Dia. Tetapi Petrus mengatakan bahwa dia tidak akan meninggalkan Yesus. Dia bersemangat dan ingin tetap terus setia pada Yesus. Tekadnya membara-bara tetapi tidak stabil ketika masalah datang. Yesus sudah memperingatinya bahwa dia akan menyangkalnya bahkan sampai 3x. Tetapi Petrus tetap bersikeras pada pendiriannya bahwa dia akan tetap setia. Namun dia tidak mau hati-hati terhadap peringatan Yesus. Petrus memang seorang yang ceroboh.
Akhirnya ketika Yesus ditangkap di Getsemani, Petrus mau menunjukkan kesetiaannya dengan memotong telinga Malkus. Namun Petrus ternyata mulai ketakutan dan melarikan diri ketika Yesus ditangkap. Dia pengecut. Kemudian ketika dia mengikuti Yesus yang sedang diadili. Dia ditanyakan identitasnya sebagai murid Yesus dan dia menyangkal 3x. Kemudian ayam berkokok dan Alkitab mengatakan Yesus melihatnya dengan kasih. Seakan-akan Yesus memaklumi pelanggaran Petrus. Aku sudah bilang Petrus ! Kamu harus berjaga-jaga ! Tetapi pandangan Yesus penuh dengan kasih dan pengampunan. Maka Petrus pergi keluar dengan menangis sejadi-jadinya.
Dari sini kita belajar bahwa kesetiaan mengikut Yesus itu tidak mudah. Bukan hanya dikatakan di mulut tetapi ketika bencana datang, kita harus tetap berpegang teguh setia mengikut Yesus. Jangan membara-bara tetapi tidak stabil. Lebih baik stabil dan tidak terlalu berapi-api. Yang penting adalah kestabilan. Bukan hanya memulai tetapi panas-panas tahi ayam. Pelajaran lain adalah kita harus mendengar perkataan Tuhan mengenai diri kita dan merendahkan diri dikoreksi oleh Tuhan. Jangan sombong dan mengandalkan kekuatan sendiri. Sebab bila mengandalkan kekuatan sendiri pasti jatuh.
Akhirnya Yesus mati di kayu salib. Dan Petrus bersama-sama murid-murid yang lain bersembunyi karena takut. Mereka sedih akan kematian Kristus. Mereka kecewa akan pengharapan di dalam diri Yesus menjadi sirna.
Yesus akhirnya bangkit dan kuburnya kosong. Petrus adalah orang yang cepat datang mengunjungi kubur Yesus yang kosong namun masih tidak mengerti hal ini. Tetapi Yesus menyatakan dirinya kepada murid-muridNya. Dia menampakkan diri kepada mereka. Dan mereka sudah sadar bahwa Tuhan sungguh bangkit. Bahkan Tomas pun mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah setelah melihat bekas luka Yesus. Kemudian semua yang sukacita dicampur haru akan guru mereka. Mereka semua sukacita tetapi juga merasa sedih bahwa dulu mereka pernah meninggalkan Yesus.
Di dalam kehidupan kita pun ada saatnya kita pernah meninggalkan Tuhan dan kita tidak setia mengikutinya. Kita mungkin pernah seperti Petrus yang meninggalkan Tuhan kita dan tidak setia kepadaNya. Tetapi Tuhan Yesus adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan dan rahmat. Tuhan Yesus adalah penuh anugerah dan kasih karunia. Dia mau memaafkan pelanggaran kita.

Renungan penutup

Di dalam Yoh bagian terakhir dicatat kisah yang mengharukan mengenai Petrus. Petrus sudah kembali kepada profesinya menjadi penjala ikan. Dia sudah sedih mengenai hidupnya dan kembali ke masa lalunya. Lalu Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-muridnya. Tetapi mereka tidak menyadarinya. Yesus bertanya apakah mereka ada ikan ? Mereka menjawab tidak ada. Yesus menyuruh mereka menebarkan jala. Ingat peristiwa masa lalu ketika Yesus memerintahkan hal ini kepada Petrus. Maka jala pun berisi ikan penuh. Akhirnya mereka sadar itu adalah Tuhan . Kemudian mereka makan bersama dan Tuhan kembali memulihkan Petrus saat ini. Dia mengajarkan pelajaran berharga untuk mengikuti dia dan mengasihinya. Yesus bertanya kepada Petrus : Kali ini Yesus menanyakan menggunakan nama Simon bukan Petrus. Ini untuk menunjukkan bahwa dia adalah simon sebelum Yesus memberi nama Petrus. Ini adalah masa lalunya. Yesus mau mengingatkan dia akan masa lalunya. Kemudian Yesus bertanya : “Simon apakah engkau mengasihi aku lebih daripada semua ini ?
Lebih dari semua ini bisa berarti lebih daripada murid-muridNya yang lain atau juga bisa lebih daripada jala dan ikan yang berarti kekayaan dunia. Petrus menjawab bahwa Engkau tahu bahwa aku mengasihimu. Maka Yesus berkata “Beri makan domba-domab ku”. Kemudian Yesus menanya lagi “Simon apakah engkau sungguh-sungguh mengasihi aku ?”. Kali ini adalah ada kata sungguh-sungguh. Petrus mengatakan “Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi engkau”. Yesus berkata :”Peliharalah kawanan ternakku”. Ketiga kali Yesus menanyakan “Simon anak Yohanes apakah engkau mengasihi aku ?”. Kali ini Petrus sedih karena Yesus menanyakan dia ketika kali. Ini mengingatkan dia bahwa dia sudah menyangkal Yesus tiga kali. Kali ini Yesus menanyakannya tiga kali. Dia sadar bahwa dulu dia tidak mengasihi Yesus. Tetapi dengan suara hati dan kesedihan dia berkata “Tuhan engkau mengetahui segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihimu”. Dalam hal ini Petrus jujur mengakui semuanya dan rendah hati di hadapan Yesus. Dia mengakui bahwa Yesus lebih tahu semuanya. Dia sadar dan bergantung kepada Tuhan. Dia tidak lagi mengandalkan diri sendiri. Kemudian Yesus berkata “Beri makan domba-dombaku”.
Yesus memberi tahu kehidupan Petrus bahwa sewaktu muda dia berpakaian dan pergi ke tempat yang dia mau tetapi waktu tuanya dia akan diseret ke tempat yang dia tidak ingin.
Yesus kembali memulihkan Petrus. Benarkah dia sungguh-sungguh mengasihi Tuhan ? Yesus juga kembali ingin memulihkan kita kalau pernah jauh dari Tuhan. Yesus juga ingin mengajarkan kepada kita benarkah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan ? Jangan sombong dan berkata ya terlebih dahulu. Nanti kita seperti Petrus. Tetapi baiklah kita berkata “Tuhan engkau mengetahui segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihimu”. Maka Yesus memberi kita perintah. Kalau kamu benar-benar mengasihi aku maka beri makan domba-dombaku, pelihara mereka, gembalakan mereka.
Benarkah saudara-saudara mengasihi Tuhan? Bagaimana saudara ketika melihat orang yang jauh dari Tuhan. Mereka letih lesu seperti domba yang tidak bergembala. Bagaimana saudara melihat orang yang berdosa. Mereka sesat seperti domba yang mengambil jalannya sendiri. Maukah saudara mengasihi Tuhan dengan melayani sesama kita ?
Sebelum kita menutup renungan ini. Marilah kita saksikan hidup Petrus selanjutnya. Setelah dipulihkan oleh Yesus. Petrus kembali melayani Tuhan. Ketika pada hari Pentakosta maka Petrus berkotbah dan 3000 orang bertobat. Petrus kembali dengan temperamennya yang Sanguine tetapi yang diubahkan oleh Roh Kudus. Dia tetap dengan karakter dia tetapi yang diubahkan. Dia terus menginjili. Dan sejarah mencatat dia mati disalib terbalik. Perkataan Tuhan Yesus kembali terjadi kepada dirinya. Tetapi dia sudah melakukan perbuatan baik yang Tuhan sudah tetapkan di dalam dirinya. Simon Petrus akhirnya menjadi seorang pengikut Kristus sampai mati.
Kalau kita mengingat Simon Petrus. Maukah kita dipakai oleh Tuhan dan melayaninya dengan setia sampai mati. Marilah kita berespon dan berdoa kepada Tuhan.

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 9 April 2007
Renungan di Zhong Da setelah Paskah




Read More ....
Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG