Tuesday, November 07, 2006

Pelajaran dari hidup Yakub

Pelajaran dari hidup Yakub
by Jeffrey Lim

“Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub” ( Kej 25:26 )

Cerita Alkitab itu memberikan kekayaan di dalam kita melihat hidup manusia. Yakub adalah seorang tokoh dalam Alkitab yang unik. Semenjak lahir dia sudah tidak mau kalah oleh kakaknya. Dan dia memegang tumit Esau sehingga dinamai Yakub. Yakub dikatakan di dalam kitab Ibrani sebagai orang beriman. Tetapi bila kita melihat hidup Yakub mungkin kita heran. Mengapa Yakub disebut orang beriman ? Di dalam renungan singkat ini marilah kita merenungkan hidup Yakub baik secara positif maupun negatif.
Yakub mempunyai karakter yang kurang baik. Dibandingkan dengan Esau, Yakub lebih licin dan lebih bersifat penipu. Esau lebih polos dan baik-baik. Yakub lebih banyak akal. Dan Yakub juga seorang yang bisa mengambil kesempatan dan memikirkan untung rugi. Ketika Esau sedang di dalam keadaan lelah dan lapar, Yakub dengan licin menawarkan untuk menukarkan semangkuk kacang merah dengan hak kesulungan. Kelihatannya Yakub seorang yang cerdik dan bisa mengambil kesempatan serta melihat nilai yang tinggi di dalam hak kesulungan bahkan dengan tega ingin merebut dari kakaknya. Yakub seorang yang suka menghalalkan segala cara.
Ketika Ishak sudah tua, Yakub yang didorong oleh Ribka menipu ayahnya sendiri sehingga dia menjadi diberkati. Yakub ingin dapat berkat tetapi menggunakan cara penipuan. Dia menyamar sebagai Esau dan memberikan makanan kepada Ishak yang sudah rabun yang ingin memberikan berkatnya kepada Esau. Tetapi Yakub dengan licin menipu ayahnya sendiri. Dia sudah melanggar hukum Musa di dalam 10 perintah Allah untuk menghormati ayahnya. Akibat dari kelicikannya maka Yakub menjadi diberkati oleh Ishak dan Esau menjadi marah dan hendak membunuhnya. Maka Yakub lari. Perbuatan dosa Yakub ada ganjarannya sehingga dia terpaksa melarikan diri dan mengembara.
Di padang gurun ketika Yakub sedang tidur, dia bermimpi dan bertemu dengan Tuhan. Di dalam responnya kepada Tuhan, kita dapat menilai kerohaniannya. Berbeda dengan Nuh, Abraham dimana Tuhan mengadakan perjanjian dengan mereka, Yakub mengadakan perjanjian dengan Allah tetapi Yakub mengajukan syarat yaitu jika Allah menyertai dan melindunginya serta memberikan kecukupan hidup dan membawanya pulang ke rumah maka Tuhan menjadi Allahnya Yakub. Di dalam mengadakan perjanjian dengan Allah, Yakub dengan cerdik dan licin mengajukan syaratnya. Memang Yakub ini seorang yang memikirkan untung rugi.
Di dalam hidupnya, Yakub juga terjerat di dalam penipuan oleh Laban. Yakub terpaksa bekerja 7 tahun untuk mendapatkan Rahel tetapi ternyata ditipu oleh Laban yang memberikan Lea kepadanya. Akibatnya Yakub tetap mendapatkan Rahel di dalam seminggu berikutnya tetapi harus bekerja 7 tahun lagi. Laban terus ingin memeras Yakub tetapi Tuham memberkati Yakub dan Yakub dengan cerdik dapat mendapatkan ternak yang banyak dari Laban. Akhirnya Yakub melarikan diri dari Laban.
Ketika berhasil lolos dari Laban, Yakub akan bertemu dengan Esau kakaknya. Yakub bermain strategi lagi dengan menaruh anak dan istrinya di depan dan memberikan ternak-ternaknya untuk menarik belas kasihan Esau dan juga supaya dia bisa lari kalau ada bahaya di depan. Dalam hal ini Yakub kembali mengorbankan keluarga dan anak istrinya. Karakter Yakub sungguh tidak gentleman sebagai seorang kepala keluarga. Dia hanya memikirkan keselamatan dirinya. Dan Alkitab mencatat akhirnya Esau dan Yakub berbaikan.
Kemudian bila kita menyelidiki kehidupan keluarga Yakub. Keluarga Yakub sendiri kurang begitu harmonis. Yakub berpoligami dan mempunyai 2 istri yaitu Rahel dan Lea dan 2 gundik yang pembantu Rahel dan Lea. Poligami sendiri bukanlah apa yang Tuhan tetapkan di dalam penciptaan. Di dalam poligami ini Yakub pilih kasih kepada Rahel dan akhirnya mengakibatkan pergumulan keluarga di dalam rumah tangga mereka. Adanya persaingan antara Rahel dan Lea untuk mendapatkan cinta Yakub. Jadi kehidupan suami istri ini ada cinta segitiga yang rumit.
Yakub juga gagal menjadi seorang kepada keluarga yang baik bagi anak-anaknya. Anak-anak Yakub mempunyai kelemahan dan dosa. Ruben tidur dengan ibu tirinya. Yakub tidak mendidik anak-anaknya di dalam moral yang tinggi. Simeon dan Lewi juga membunuh orang Sikhem. Membunuh melanggar hukum yang Allah tetapkan di dalam perjanjian dengan Nuh. Kemudian Yehuda juga mencari pelacur dan meniduri menantunya sendiri, Tamar. Dosa ini membuktikan Yakub tidak mengajari anak-anaknya standard kesucian hidup. Ada lagi Yakub pilih kasih kepada Yusuf sehingga menimbulkan iri terhadap saudara-saudara mereka. Yusuf juga sejak kecilnya agak sedikit sombong dan tidak menghormati kakak-kakaknya dan ia lebih dimanja oleh Yakub. Dan lebih dari itu saudara-saudara Yusuf berniat membunuhnya. Dari semua ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keluarga Yakub sendiri bukan keluarga yang ideal dan harmonis. Tetapi lebih merupakan keluarga yang banyak masalah.
Di dalam semua yang sudah kita analisa. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Yakub tidak berkarakter baik seperti tokoh-tokoh iman yang lain. Adakah nilai positif dalam diri Yakub ?
Masih ada nilai positif dari Yakub. Yakub adalah seorang yang memandang tinggi berkat Allah. Sejak kecil dia melihat nilai di dalam hak kesulungan. Mungkin Yakub mendengar hal ini dari berkat Tuhan kepada Abraham melalui keturunannya. Abraham diberkati Tuhan dan dari keturunannya semua bangsa akan mendapatkan berkat. Berkat Allah adalah hal yang sangat bernilai sehingga Yakub mengindahkan berkat Allah. Tetapi sebaliknya Esau meremehkannya. Esau mengganggap semangkuk kacang merah lebih berharga. Esau lebih memilih kedagingan, Yakub memperhatikan perkara rohani.
Yakub juga sampai rela menipu Ishak demi berkat. Cara ini jelas salah. Cara ini berdosa. Tetapi hati Yakub ada kepada berkat Allah. Dia memandang hal-hal rohani dengan tinggi. Tetapi sayang caranya salah. Yakub sangat merindukan berkat Allah.
Alkitab mencatat ketika Yakub bertemu dengan Allah yang menampakkan diri. Yakub terus bergulat dengan Allah. Yakub tidak mau melepaskan Allah sampai Dia memberkatinya. Akhirnya Alkitab mencatat bahwa Yakub bergumul dengan Allah dan manusia dan dia menang. Akhirnya namanya diubah menjadi Israel.
Yakub atau Israel sebenarnya manusia yang sangat penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Hidupnya ada banyak kelemahan dan dosa. Karakternya tidak baik. Kehidupan suami istri tidak baik. Kehidupan rumah tangga dan anak-anak juga tidak baik. Masih ada sedikit nilai positif yaitu Yakub meninggikan berkat Allah. Tetapi siapakah yang menjadikan Yakub pahlawan iman sebenarnya ? Siapa yang menjadikan Yakub boleh menjadi berkat bahkan menjadi Israel ?
Alkitab mengatakan inti siapa yang menjadikan Yakub menjadi berkat adalah Allah sendiri. Yakub mengalami kasih karunia Allah. Allah di dalam kedaulatanNya yang mutlak mengatakan “Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau”. Ini adalah ketetapan Allah yang berdasarkan kasih karuniaNya. Jadi kesimpulannya adalah bahwa mengapa Yakub bisa menjadi tokoh iman adalah karena kasih karunia Allah semata-mata. Yakub yang tidak baik ini dikasihi Allah. Allah betul-betul mengasihi Yakub dan walaupun dia ada kelemahan tetapi Allah bersedia memakainya dan menjadikan keluarganya sebagai bangsa Israel. Yakub yang penuh dengan kelemahan ini boleh menjadi saluran berkat bagi keselamatan bangsa-bangsa sebab keselamatan ada melalui bangsa Israel dan kemudian ke bangsa Kafir. Yakub yang tidak layak tetapi dilayakkan Allah menjadi saluran berkat. Kehidupan keluarganya yang banyak masalah tetapi mereka dipakai menjadi 12 suku Israel.
Yakub boleh menjadi berkat karena kasih karunia Tuhan semata-mata. Dia boleh meneruskan berkat dari Abraham karena kedaulatan dan kehendak Tuhan. Di masa tuanya Yakub memberkati anak Yusuf yaitu Manasye dan Efraim. Dia meletakkan tangan kanannya kepada yang bungsu yaitu Efraim dan tangan kirinya ke kepala Manasye. Ini sepertinya tidak tepat karena yang sulung seharusnya menerima berkat yang utama. Ada yang menafsirkan bahwa Yakub bertobat dan mengingat kesalahannya dulu menipu Esau dan Ishak ayahnya. Yakub menyadari bahwa kalau dia tidak menipu Ishak, berkat itu masih mungkin didapatkannya seperti dia memberkati Efraim dan Manasye dengan terbalik. Sebab semua hidup ini ada di dalam kedaulatan dan kasih karunia Allah.
Sebelum menutup renungan ini, marilah kita merenungkan bahwa seperti Yakub boleh menjadi berkat bagi banyak orang karena kasih karunia semata-mata maka kita juga kalau boleh menjadi berkat bagi orang lain adalah karena kasih karunia Allah semata-mata. Seperti Yakub yang dipilih oleh Allah dan dikasihiNya maka kita sebagai orang percaya dipilih dan dikasihiNya. Allah demikian mengasihi umat pilihanNya seperti Dia mengasihi Yakub. Allah mengasihi kita umatNya. Maukah kita bersyukur kepadaNya untuk anugerahNya ? Maukah kita hidup untuk memuliakan namaNya ?

Amin !

Taipei , 5 Juli 2006

No comments:

Powered By Blogger

Blog Archive

LIMPINGEN BLOG