Wednesday, July 25, 2007

Ketidaktaatan dan ketidaktahuan akan Allah membuat menyeleweng

Ketidaktaatan dan ketidaktahuan akan Allah membuat menyeleweng
Jeffrey Lim

Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
(Jdg 2:10)

Di dalam peristiwa di Hakim-hakim, bangsa Israel membuat kesalahan dengan tidak mendengarkan nasihat Tuhan untuk memusnahkan bangsa Kanaan. Benyamin tidak memusnahkan bangsa Yebus. Suku Manashe tidak menghalau penduduk Bet-Sean, Penduduk Taanakh, penduduk Dor, dll. Suku Efraim juga tidak menghalau orang Kanaan yang diam di Gezer. Suku Zebulon tidak menghalau penduduk Kitron dan Nahalol. Suku Asyer tidak menghalau penduduk Ako. Begitu juga dengan suku Naftali tidak menghalau suku Bet-Semes dan Bet-Anat. Singkat kata, orang Israel tidak mendengarkan suara Tuhan untuk membiarkan orang Kanaan hidup.

Akibat dari ketidaktaatan ini sebenarnya posisi mereka sudah mulai bergeser dihadapan Allah. Posisi kalau sudah bergeser dari poros akan berbahaya sekali. Kalau kita memiliki sebuah roda dan poros roda itu bergeser dari titik pusat yang seharusnya maka bila roda dijalankan makin lama makin berbahaya. Dan orang Israel sudah bergeser sedikit-demi sedikit poros mereka. Mereka mulai tidak taat kepada Tuhan.
Kemudian bila generasi yang bersama-sama dengan Yosua mulai tidak taat, dapat kita paham dan mengerti bahwa mengapa generasi di bawahnya menjadi tidak mengenal Tuhan. Firman Tuhan mengatakan supaya orang Israel mengajarkan Taurat Musa kepada anak-anak mereka. Taurat Musa harus terus diulang-ulang dan diajarkan kepada mereka. Dalam hal ini mereka lalai mengajarkan generasi berikutnya untuk takut akan Tuhan. Mereka lalai untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi bawah. Akibatnya adalah fatal. Generasi Israel sesudah Yosua tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan yang dilakukanNya. Karena itu tibalah jaman hakim-hakim dimana orang berbuat sesukanya sendiri menurut pandangannya sendiri. Tuhan juga menjadikan orang Kanaan menjadi jerat bagi mereka dan menguji mereka apakah mereka hidup sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak ?.
Dari renungan singkat ini kia bisa belajar beberapa hal :
Ketidak taatan kecil menjadi ketidak taatan besar. Poros bergeser lama-lama akan menghancurkan.
Kelalaian mengajar generasi berikutnya mengakibatkan pengetahuan akan Allah tidak dikenal. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan dan tanpa Firman Tuhan diajarkan orang tidak akan mengenal Tuhan dan mengasihiNya.
Masalah diijinkan Tuhan untuk menguji apakah kita taat atau tidak ?
Karena itu marilah kita belajar untuk terus taat dan terus mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi dibawah kita. Jangan sampai kita jatuh ke dalam pencobaan.

Jeffrey Lim
Bandung, 25 Juli 2007
Renungan harian hasil refleksi Saat Teduh

Read More ....

Thursday, July 19, 2007

Kecukupan Alkitab dan buntunya psikologi

Kecukupan Alkitab dan buntu-nya psikologi oleh Jeffrey Lim



“Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.” (Yer 2:13)

Di dalam dunia sekarang, psikologi mencoba menjadi jawaban atas permasalahan manusia. Psikologi mencoba untuk menyelesaikan masalah manusia mengenai problema gangguan emosi pikiran dan kehidupan. Bila seseorang mengalami kehidupan yang terganggu maka orang itu dibawa ke psikolog atau psikiater. Penderita akan dikonseling dan diterapi dan kalau perlu makan obat. Para konselor akan memberikan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien. Inilah paradigma yang terjadi di dalam kehidupan jaman sekarang. Psikologi menjadi juru selamat akan masalah manusia. Dan dalam hal ini sebenarnya terjadi beberapa hal yaitu :

1.Psikologi sudah menggantikan agama dan menjadi agama baru,
2.Psikolog dan psikiater menggantikan para imam dan menjadi imam modern
3.Psikologi menjadi dasar untuk menyembuhkan menggantikan Alkitab.
4.Obat sudah menggantikan iman dan perjuangan

Manusia sudah meninggalkan sumber air yang hidup dan untuk menggali kolam bagi mereka sendiri yaitu kolam yang bocor. Dalam hal ini psikologi itu bagaikan kolam yang bocor yang tidak dapat menahan air. Manusia tidak lagi percaya bahwa Alkitab adalah sumber kebenaran yang dapat menyelesaikan masalah manusia. Mereka berpaling kepada sumber air yang bocor.
Kalau kita menyelidiki psikologi sebenarnya mereka sudah menggantikan pengertian dosa dengan kelemahan, pertobatan dan perubahan pikiran dengan terapi, dan semua istilah-istilah seperti obsesif, kompulsif mau mencoba menghilangkan nuansa dosa dan kebersalahan manusia dihadapan Allah. Psikologi menggantikan bersalah ( guilt ) dihadapan Allah dengan perasaan bersalah ( guilty feeling ). Manusia sebagai mahluk moral yang bertanggung jawab dihadapan Allah tidak ditekankan. Tetapi filsafat dibalik psikologi adalah sekular dan juga otonomi.
Karena psikologi tidak menyentuh masalah manusia yang paling dasar di dalam hidupnya maka psikologi tidak bisa menyembuhkan problema manusia secara mendasar. Psikologi hanyalah hasil pikiran manusia yang berdosa yang hendak menyembuhkan manusia berdosa dan hanya membawa manusia kepada penipuan diri yang berdosa.
Maka saya sebagai penderita gangguan emosi pikiran yang sembuh hendak bersaksi bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber kebenaran. Alkitab Perjanjian Lama dan Baru adalah cukup adanya untuk menyembuhkan masalah kejiwaan manusia. Tidak dibutuhkan sumber lain di luar Alkitab untuk menyembuhkan masalah jiwa manusia.
Apakah yang dapat memulihkan dan menyegarkan jiwa manusia ?
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. “ ( Mazmur 19:8-11 )
Taurat Tuhan sempurna. Sempurna artinya sempurna dan tidak perlu tambahan lain. Perjanjian Lama dan Baru sudah sempurna tanpa cacat dan tidak perlu tambahan lain. Menyegarkan jiwa artinya memulihkan jiwa dan mentransformasi jiwa.
Taurat Tuhan memberikan hikmat kepada orang yang bodoh. Taurat Tuhan mencerahkan pikiran kita dengan iluminasi dari Roh Kudus. Karena itu Daud berdoa “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu. “ (Maz 119:18)
Taurat Tuhan itu tepat, benar, tidak bersalah dan murni adanya. Ini lebih berharga daripada setiap harta di dunia.
Mengapa Alkitab adalah satu-satunya kebenaran yang dapat menyembuhkan jiwa manusia ? Karena :
Alkitab adalah Wahyu Allah. Sebagai wahyu dari Allah maka Alkitab adalah satu-satunya standard kebenaran bagi umat manusia. Alkitab adalah mutlak dibutuhkan manusia untuk hidup berkenan di hadapan Allah. Alkitab adalah kebutuhan manusia. “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Mat 4:4)
Alkitab berkuasa
Alkitab itu menghidupkan. Dapat membuat yang tidak ada menjadi ada. Dapat membangkitkan. Allah berkata jadilah terang maka terang itu jadi. Firman Allah juga berkuasa untuk mengubah hidup manusia.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2Tim 3:16-17)
Alkitab adalah penasihat
Kita tidak membutuhkan nasihat lain diluar Alkitab. Daud mengatakan
“Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.” (Maz 119:24)

Alkitab dapat mengubah hidup manusia. Alkitab dapat menyembuhkan hidup manusia. Namun untuk mengerti natur dari perubahan ini, kita harus mengerti mengenai natur dari kata-kata ( word ). Mari kita menyelidiki natur dari kata-kata.
Di dalam hidup manusia, kata-kata ini penting. Kata-kata membentuk hati pikiran manusia. Kata-kata ini membentuk konsep manusia. Kata-kata ini menjadi struktur di dalam hidup manusia. Kata-kata membentuk kebiasaan di dalam diri kita. Kata-kata menjadi makanan bagi jiwa manusia. Di dalam hal ini, konseling juga menggunakan kata-kata. Dengan kata-kata ini diharapkan adanya perubahan
Kekacauan di dalam diri manusia adalah karena ada kata-kata yang tidak benar di dalam hati dan pikiran. Kata-kata jahat ini membentuk struktur hati dan pikiran dan juga kebiasaan dan tingkah laku. Orang yang mengalami paranoid dan juga curiga dan juga pikiran yang tidak realita adalah karena adanya delusion yaitu kata-kata yang tidak benar Karena itu perlu adanya Firman Tuhan yang menggantikan
Di dalam dunia ini kita menghadapi peperangan rohani yaitu adanya peperangan kata-kata. Di dalam dunia ini adanya peperangan antara Tuhan dan iblis, Firman Tuhan dan penipuan iblis
Kata-kata yang tersusun itu menjadi satu benteng di dalam hati pikiran. Sesuatu yang dilakukan membentuk kebiasaan dan kebiasaan ini adalah satu benteng. Kalau sudah benteng ini sudah kokoh akan menjadi otomatis Misalnya benteng-benteng seksual, benteng-benteng ketakutan, benteng-benteng kekuatiran, benteng-benteng kebencian. Karena itu diperlukan Firman Allah untuk menghancurkan benteng-benteng
“Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.” ( 2 Kor 10:4 )

Kesimpulan dari bagian ini adalah untuk menyembuhkan jiwa manusia, jangan mencari kepada psikologi atau filsafat atau mistis atau apapun di dalam luar Alkitab. Tetapi kembali kepada Firman Tuhan sebagai sumber air hidup dari Tuhan Allah.

Jeffrey Lim
19 Juli 2007
Bandung

Read More ....
Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG