Monday, January 15, 2007

Mengkritisi Buku Purpose Driven Life

Mengkritisi Buku Purpose Driven Life 

Pendahuluan
Dunia rohani kadang suka mengikuti dunia sekuler, bukan mempengaruhinya. Sekarang ini, dalam dunia sekuler sering terdapat metode-metode belajar yang kelihatannya menarik dan instant yang membuat orang ingin cepat-cepat belajar. Misalnya 30 hari belajar Programming C++, Belajar Java Programming dalam 24 jam, Belajar ____ dalam waktu 40 hari, dan lain-lain. Semua ini menawarkan metode belajar yang instan dan berkala yang sebenarnya kalau kita selidiki, setiap orang belajar itu tidak bisa dimetodekan seperti ini. Ada orang yang cepat belajar dan ada yang lambat belajar. Kadang belajar itu perlu refleksi dan perenungan dan kadang perlu mengulang materi yang lama. Proses belajar tidak bisa digeneralisasikan secara metode yang pasti dalam periode tertentu.

Kalau di dunia sekuler ada buku-buku yang metodenya bodoh seperti ini, di dunia rohani ada buku yang menggunakan metode yang sama dan buku ini sangat terkenal. Buku ini adalah buku Purpose Driven Life (PDL) ditulis oleh Rick Warren, sudah mencapai 20 juta copy banyaknya, mengalahkan gurunya yaitu Robert Schuller dan hendak menyaingi kakek gurunya yaitu Norman Vincent Peale dengan bukunya, The Power of Positive Thinking. Kalau saja anda tahu siapa itu Robert Schuller dan Norman Vincent Peale, anda pasti lebih hati-hati dengan muridnya ini.

Program 40 hari dalam buku PDL yang hendak menjadi metode transformasi rohani bagi orang percaya ini yang katanya berkhasiat mujarab ini mesti kita teliti baik-baik baik secara isi dan pemahaman teologianya. Apakah Alkitabiah? Apakah bisa dipertanggungjawabkan secara doktrin?

Buku yang lebih cocok kita kategorikan dalam buku pengembangan diri (self-help) dari pada buku rohani ini, didasarkan pada pemikiran pragmatis dan praktis yang mementingkan metode dan aplikasi praktis tanpa mau pusing-pusing belajar sesuatu yang dalam dan mendasar. Yang penting adalah aplikasinya. Memang buku ini menawarkan sesuatu minuman orange juice segar ditengah-tengah zaman yang telah jenuh oleh banyaknya ajaran dan teori yang tidak dapat bekerja.

Buku PDL sudah banyak tersebar di seluruh dunia dan banyak digunakan di gereja-gereja, termasuk gereja di Indonesia. Tetapi sesungguhnya dalam buku ini ada banyak hal yang tidak Alkitabiah yang perlu kita kritisi. Sayangnya, di Indonesia tidak banyak yang mengkritisi buku ini secara tulisan. Tujuan tulisan ini supaya menjadi berkat dalam mengkritisi ajaran Warren yang berbahaya bagi kesehatan gereja.
Analisa kritis mengenai buku PDL dimulai dari doktrin Alkitab.

Doktrin Alkitab
Segala doktrin dan pengajaran harus dibangun dari Alkitab. Prinsip atau doktrin yang dibangun dari penafsiran yang salah akan mengakibatkan doktrin yang buruk atau menyimpang. Prinsip penafsiran Alkitab yang benar adalah Alkitab menafsirkan Alkitab. Dan prinsip ini harus dilihat dari konteks penulisannya dan juga maksud dari pengarang. Tidak bisa asal main comot ayat dan mengarang suatu pengertian doktrin.
Tetapi di dalam buku PDL, penafsirannya tidak melihat konteksnya dan bisa dibilang asal comot di luar konteks. Dan yang lebih parah adalah Rick Warren menggunakan 15 terjemahan Alkitab yang berbeda-beda dan banyak sekali penggunaan teks Alkitab yang tidak tepat secara terjemahan maupun secara penggunaan. Bahkan Bob DeWaay mengatakan bahwa dia menebak 50% dari kutipan Alkitab di dalam PDL adalah menyeleweng secara total[1].

Di dalam buku PDL banyak dikatakan “The Bible says”. Bolehkah kita berkata bahwa Alkitab mengatakan sesuatu padahal itu bukan apa yang Alkitab katakan? Ini adalah salah dan lebih tepat berdosa! Seseorang tidak dapat mengatakan “Alkitab mengatakan” ketika Alkitab tidak mengatakan. Alkitab yang diparafrasekan yang digunakan Rick Warren bahkan banyak yang bukan parafrase yang sah. Parafrase adalah mencoba mengatakan hal yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Namun mengatakan sesuatu yang berbeda total dengan maksud mula-mula si pengarang, apalagi dalam konteks Alkitab, adalah dilarang[2] ( Ul 4:2, Wahyu 22:18, 19 ).

Mari kita ambil contoh di mana kutipan Alkitab disalahdigunakan :
Di halaman 19, Warren mengutip Matius 16:25 dari The Message yang memparafrasekan “Self-help is no help at all. Self sacrifice is the way, my way, to finding yourself, your true self”. Warren berargumentasi bahwa untuk sukses di dalam hidup, kita memerlukan lebih dari sekedar nasihat self-help[3]. Tetapi terjemahan literal dari Alkitab ini bukan berbicara mengenai nasihat self-help melainkan lebih mengenai natur esensi dari Injil yaitu mengenai kehidupan dan kematian. Menemukan your “true-self”adalah istilah psikologi dan tidak ditemukan di dalam Alkitab. Ayat ini tidak berbicara mengenai mengorbankan diri tetapi berbicara mengenai mati terhadap diri. Versi Warren mengenai ayat ini adalah menyarankan dengan mengorbankan diri kita menemukan diri kita yang sesungguhnya. Semua ajaran agama yang salah mengajarkan mengorbankan diri dan menemukan diri yang sesungguhnya adalah ajaran kebohongan dari New Age. Kebenaran Injil yang sesungguhnya adalah kita harus mati terhadap diri melalui salib dan meletakkan pengharapan kita di dalam Kristus dengan iman, di dalam karya-Nya yang sempurna.

Di dalam Bab 7, Rick Warren mengutip ayat “The LORD has made everything for his own purpose” (Prov 16:4). Ini bukan ayat yang lengkap[4]. Tetapi di dalam terjemahan yang lengkap adalah "The LORD has made everything for its own purpose, even the wicked for punishment." (NLT) Proverbs 16:4 (NASB) "The LORD has made everything for its own purpose, even the wicked for the day of evil.". Mengapa mengutip ayat tidak lengkap ? Bukankah Amsal itu harus dikutip dengan lengkap satu ayatnya supaya pengertian pembaca lebih utuh?

Di dalam tempat lain, Warren mengaplikasikan bagian Perjanjian Lama secara langsung kepada orang percaya di Perjanjian Baru tanpa penjelasan dari konteks mula-mula dan arti yang dimaksudkan. Sebagai contoh : Warren mengutip Yeremia 29:11 ketika dia berkata : “If you have felt hopeless, hold on ! Wonderful changes are going to happen in your life as you begin to live on purpose. God says ‘I know what I am planning for you.... I have good plans for you, not plans to hurt you. I will give you a hope and a good future”. Di dalam kenyataan nubuat ini sesungguhnya diberikan kepada orang Israel di Perjanjian Lama pada masa pembuangan di Babilonia[5].

Ada beberapa ayat lainnya yang diambil diluar konteks dan pengertian yang sesungguhnya[6] :
a. (Matius 6:24 NLT) "No one can serve two masters"
Ayat ini sesungguhnya berbicara mengenai materialisme (melayani Allah vs melayani uang) tetapi Warren mengatakan ayat ini mengenai kita tidak dapat menyenangkan setiap orang (Bab 3)
b. (Roma 12:21) "overcome evil with good"
Ayat ini berbicara mengenai baik kepada musuh. Konteksnya dalam Roma 12:14-21. Tetapi Warren mengatakan bahwa ayat ini mengenai mengalahkan pencobaan dengan berpikir mengenai sesuatu yang baik (Bab 27)
c. (Ex 31:3-5 NIV) "skill, ability, and knowledge in all kinds of crafts to make artistic designs ... and to engage in all kinds of craftsmanship."
Warren menghilangkan bagian pertama dari kutipan ini dan dia dapat menggunakannya di bagian mengenai kemampuan alamiah. Warren mengatakan bahwa ini adalah ayat untuk menggunakan kemampuan kita yang alamiah (Bab 31). Tetapi sesungguhnya ayat 3 adalah "I have filled him with the Spirit of God, with skill, ability and knowledge in all kinds of crafts." Ini sesungguhnya adalah kemampuan supranatural (dengan memenuhi seseorang dengan Roh Kudus) untuk menghasilkan karya untuk kemah suci.

Yang harus lebih kita kritisi adalah premis dasar dari buku PDL dimana “diperlukan waktu 40 hari untuk menemukan arti hidup” adalah interpretasi yang salah dari Alkitab. Warren menekankan bahwa strategi 40 hari adalah yang terbaik dan cara Alkitabiah untuk menanamkan perubahan kerohanian yang signifikan. Dia mengatakan “Alkitab jelas bahwa Allah menggunakan 40 hari sebagai waktu yang signifikan untuk kerohanian dan untuk mempersiapkan seseorang untuk tujuan-Nya. Contohnya adalah Nuh (dan air bah), Musa (dan gunung Sinai), kedua belas pengintai (yang mengintai Kanaan), Daud (dan Goliat), Elia (di padang gurun), Kota Niniwe (setelah Yunus berkotbah kepada mereka), mruid-murid (setelah kebangkitan Kristus). Konklusi Warren adalah : yang Allah inginkan di dalam metode perubahan hidup umat-Nya adalah program 40 hari. Dan Warren menambahkan bahwa dalam 40 hari kemudian akan mengubah hidupmu[7].

Dengan mengklaim ini bahwa 40 hari adalah apa yang Allah inginkan dalam transformasi rohani, Warren dibingungkan antara deksripsi dengan perintah. Tidak pernah ada orang percaya yang diperintahkan untuk mengikuti program 40 hari. Dan juga penafsiran seperti ini adalah alegoris yang merupakan metode penafsiran yang tidak sah. Kemudian lebih jelas bahwa angka 40 hari kelihatan mempunyai beberapa signifikansi di dalam Alkitab tetapi tidak pernah dipresentasikan sebagai model yang harus kita ikuti.

Pertimbangkan beberapa contoh dari list Warren. Air bah adalah bukan waktu Nuh menemukan tujuan hidupnya tetapi merupakan penghakiman di bumi. Nuh sudah mengerti tujuan ini 120 tahun sebelumnya ketika Allah memerintahkan dia membangun bahtera. Musa menghabiskan 40 hari di gunung Sinai, bukan waktu Musa menemukan tujuannya tetapi Musa sudah diberikan tujuannya ketika diperintahkan Allah di semak belukar. Kedua belas pengintai juga adalah contoh yang buruk terutama 10 di antara mereka tidak percaya dan tidak berubah. Daud bahkan tidak mendengar mengenai Goliat setelah 40 hari sudah berakhir. Pertempurannya dengan Goliat tidak terjadi 40 hari[8].

Kita dapat membandingkan dengan beberapa contoh lain. Abraham belajar sabar menunggu keturunannya selama bertahun-tahun, bukan 40 hari. Yakub mengenal kerendahan hati dan terdorong untuk percaya Allah di dalam satu malam ketika bergumul dengan malaikat dan ini diawali dengan 14 tahun bekerja bagi Laban. Yusuf dipenjarakan 2 tahun sebelum diangkat ke posisi yang tinggi di Mesir. Rasul Paulus mengalami transformasi hidup di dalam waktu beberapa menit dalam perjalanan menuju Damaskus.

Jadi lebih tepatnya,  kadang Allah menggunakan 40 hari tetapi tidak setiap kali. Dan ini jangan diabsolutkan menjadi metode. Bukankah setiap orang berbeda? Dan bukankah Allah bekerja secara berbeda kepada setiap orang? Bukankah dengan mempatok 40 hari, sebenarnya sedang membuat generalisasi karya Allah dan juga generalisasi manusia?

Kesimpulan mengenai analisa dari doktrin Alkitab
Mencomot ayat dengan sembarangan diluar konteks adalah salah satu keahlian Rick Warren. Tetapi dengan demikian maka teologi yang dibangunnya adalah teologi yang buruk. Bila fondasi dan dasar Alkitabiahnya sudah tidak beres maka bangunan di atasnya akan tidak beres. Dan teologi yang salah menghasilkan aplikasi yang salah. Ajaran Warren sendiri berbahaya karena hendak menggantikan Alkitab dengan metode dari bukunya.

Pada bagian yang selanjutnya, mari kita lihat teologi yang dibangun di atas dasar dan premis yang salah. Setelah doktrin Alkitab, kita akan melihat doktrin Allah, doktrin manusia dan dosa, doktrin Kristus dan doktrin keselamatan dari buku PDL.

Doktrin Allah
Berpusat pada Allah atau pada diri ?
Di dalam judul bab pertama dikatakan bahwa “It all starts with God.[9]”“ It’s not about you.” Kelihatannya judul dan pesan yang dimaksud adalah berpusat kepada Allah dan mempunyai teologi yang reformed yaitu God-centered. Tetapi sesungguhnya pesan yang dikandung di dalam buku Rick Warren adalah Christian-Humanism atau Humanisme yang menggunakan kedok Kekristenan.

Apakah benar buku ini bukan mengenai “you” tetapi mengenai Allah? Tetapi buku ini secara keseluruhan, menyiratkan bahwa itu semua mengenai “kamu” dan kalau kita membaca buku ini serasa membaca buku literatur pengembangan atau menolong diri (self-help)[10].

Warren banyak mengatakan mengenai “you” sepanjang buku ini. Perhatikan hal ini dari hari kedelapan :“You were planned for God’s pleasure. The moment you were born into the world, God was there as an unseen witness, smiling at your birth. He wanted you alive, and your arrival gate gave him great pleasure. God did not need to create you, but He chose to create you for his own enjoyment... Bringing enjoyment to God, living for His pleasure is the purpose of your life. When you fully understand this truth, you will never again have a problem with feeling insignificant. It proves your worth. If you are that important to God, and He considers you valuable enough to keep with him for eternity, what greater significance could you have”[11]

Statement bahwa ini bukan mengenai “you” adalah tidak tulus. Gayanya, penggunaan kata, fokus kepada manusia, terjemahan Alkitab yang terdistorsi dan banyak statement menunjukkan bahwa buku ini mengenai kamu.

Mendegradasikan natur Allah[12]
Natur Allah di dalam Alkitab adalah kudus. Alkitab menyatakan : “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya !” Rick Warren gagal untuk menghormati natur Allah yang kudus. Di dalam babnya yang berjudul “Becoming Best Friends with God”, Allah dilukiskan seperti Dia ada di dalam kebutuhan. “Tuhan Maha Kuasa menginginkan untuk menjadi temanmu”. Tetapi kasih Allah di dalam Yesus Kristus adalah pengorbanan secara total dan memberi. Ini tidak menekankan kekurangan pada diri Allah. Fakta bahwa Allah mendemonstrasikan kasih-Nya kepada orang berdosa yang tidak layak adalah bukan mengimplikasikan kebutuhan Allah untuk memuaskan sesuatu yang kurang pada diri-Nya.

Rick Warren membangun kesalahan serius ini dengan cara terjemahan yang salah dari Keluaran 34:14 “He is a God who is passionate about his relationship with you”[13]. Ayat ini seharusnya dibaca “For thou shalt worship no other god. For the LORD, whose name is Jealous, is a jealous God”. Keinginan atau kecemburuan Allah adalah melawan mereka yang menyembah ilah lain. Tetapi bagian pertama dari ayat ini “for thou shalt worship no other god” dihilangkan dalam buku Warren.

Kasih dan kebenaran
Sifat Allah adalah Kasih dan Adil adanya. Allah tidak mengasihi terlepas dari kebenaran. Tetapi di dalam pengajaran Warren banyak ditekankan Allah yang kasih.
“You were created as special object of God’s love! God made you so He could love you. This is a truth to build your life on. The Bible tells us, “God is love” (1 John 4:8). It doesn’t say God has love. He is love! Love is the essence of God’s character.“[14]
Doktrin Allah mengalami kekurangan di dalam pengajaran Rick Warren[15]. Buku PDL lebih memfokuskan pada sisi kasih Allah, kebaikan dan pemeliharaan tetapi mengurangi atribut-Nya yang ‘kurang bersahabat’ seperti kekudusan, keadilan, murka. Jadi dengan kata lain, maka pemaparan natur Allah tidak sempurna. Dengan tidak seimbang memaparkan mengenai atribut Allah maka itu berarti tidak sepenuhnya melukiskan siapa Allah. Dan konsep Allah yang benar adalah fondasi untuk menemukan tujuan di dalam hidup.

Pengajaran Warren bahwa Allah mempunyai kasih yang menyelamatkan semua orang adalah mendegradasikan natur Allah. Mengutip The Message, Warren mengajarkan bahwa “God’s motive for creating was His love. The Bible says, ‘Long before He laid down earth’s foundations, He had us in mind, had settled on us as the focus of His love’” ( p. 24 ). Teks yang korup ini menyingkirkan fokus teks Alkitab bahwa pemilihan Allah adalah di dalam Kristus dan bukan bagi orang yang tidak bertobat. Tetapi kasih yang menyelamatkan menurut Warren yang diaplikasikan secara universal menurunkan natur Allah yang kudus dan adil.

Pandangan Allah yang terdistorsi[16]
Warren di dalam bahan video presentasi PDL membuat beberapa penekanan yang harus dipertanyakan. Pernyataan yang merupakan serangan langsung kepada konsep Allah adalah Warren mengatakan bahwa “Jika orang Kristen gagal di dalam tugas mereka untuk menginjili, akan ada orang-orang yang tidak berada di surga padahal seharusnya di sana.”Mengklaim bahwa beberapa orang akan berada di neraka karena kegagalan orang lain untuk menginjili adalah sangat mengejutkan. Mengatakan bahwa Tuhan tidak mampu menyelamatkan beberapa orang yang seharusnya di surga adalah penghujatan. Implikasi dari pernyataan ini adalah pandangan Allah yang terdistorsi. Pandangan ini tidak sesuai dengan Alkitab, salah dan berbahaya. Mengapa? Sebab jika Warren benar, maka Allah tidak Mahakuasa dalam alam semesta. Dia tidak mengontrol segala sesuatu. Kristus menjadi figur yang lemah, jauh dari panglima keselamatan yang Mahakuasa dimana orang percaya bisa bersandar secara penuh. Jika kegagalan manusia menghancurkan rencana keselamatan Allah, apakah Dia dapat dipercaya?

Jika penebusan dari orang berdosa yang hilang bergantung kepada manusia lain, bagaimana orang Kristen dapat merasa aman? Bagaimana kita dapat percaya kepada Allah untuk pertolongan ilahi di dalam ujian dan pencobaan di dalam kehidupan sehari-hari jika usaha Dia dapat gagal karena kegagalan mahluk yang Dia ingin tolong? Sadar atau tidak sadar, konsep Allah dari Warren bukan memperkuat iman kita tetapi melemahkannya. Ini mempengaruhi bagaimana kita berelasi dengan Allah. Setiap pernyataan yang melemahkan karakter Allah, melemahkan kepercayaan bagi mereka yang percaya kepada Dia. Sesungguhnya Allah kita adalah Allah yang berdaulat dalam alam semesta dan dapat diandalkan dalam membawa jiwa (yang bagi mereka Anak-Nya telah mati) untuk pulang ke surga dengan selamat.

Doktrin Manusia dan Dosa
Tesis dari buku PDL ada di halaman 136,“I hope you will read that book too, because it will help you to understand how God designed this church, specially to help you fulfill the five purposes He has for your life. He created the church to meet your five deepest needs: a purpose to live for, peope to live with, principles to live by, a profesion to live out, and power to live on”[17]
Dari lima kebutuhan yang ditulis di atas, Warren salah mengenai kebutuhan manusia yang terdalam. Dengan otoritas dari Alkitab, kebutuhan yang pertama dan terutama bagi manusia adalah benar secara sempurna di hadapan Allah yang kudus. Hanya kebenaran Kristus saja yang Allah terima sebagai pendamaian atas dosa manusia dan natur berdosa. Ini adalah kebutuhan dasar manusia yang secara konstan ditunjukkan di dalam Alkitab tetapi tidak disebutkan oleh Warren di dalam daftarnya mengenai kebutuhan yang terdalam. Warren mengajarkan bahwa Allah menciptakan gereja untuk memenuhi lima kebutuhan dasar seperti ajaran Roma Katolik yang mengatakan bahwa gereja adalah ibu dari semua orang percaya.[18]

Harga diri (self-worth) : peninggian manusia
Dasar program dari Rick Warren adalah janji hasil yang instant di dalam meningkatkan imajinasi seseorang mengenai harga dirinya. Apa yang diabaikan secara penuh adalah fakta bahwa secara natur, manusia adalah mahluk yang jatuh dan mati di dalam dosa dan pengharapan diluar dirinya yaitu hanya di dalam Kristus saja.
Walaupun Warren menegaskan bahwa buku ini bukan mengenai “you”(p.17), tetapi fokus utamanya adalah membangun harga diri seseorang.
“The way you see your life shapes your life. How you define life determine your destiny” (p. 41)
“You are a bundle of incredible abilities, an amazing creation of God. Part of church’s responsibility is to identify and release your abilities for serving God” (p. 242)
“The best use of your life is to serve God out of your shape. To do this you must discover your shape, learn to accept and enjoy it, and then develop it to its fullest potential” (p. 249)
Ajaran untuk mengembangkan potensi diri adalah seperti ajaran Hindu, Carl Jung, Islam dan Budha[19]. Semua ajaran ini menekankan kebaikan dasar dari manusia. Warren menyimpulkan dasar fondasi ini di dalam kalimat :
“If you are thast important to God, and He considers you valuable enough to keep with Him for eternity, what greater significance could you have?” ( p. 63 )
Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah ( Rm 3:23 ). Alkitab juga mengajarkan bahwa hati manusia itu begitu licik ( Yer 17:9 ). Alkitab tidak melihat kebaikan manusia seperti ajaran Rick Warren. Manusia itu berdosa.
Warren melangkah terlalu jauh dengan mendistorsi teks Alkitab untuk menopang konsep dia mengenai “true self” ( diri yang sesungguhnya ). Dia mengatakan“The Bible says ‘Self-help is no help at all. Self-sacrifice is the way, my way, to finding yourself, your true self’”(p. 19)
Kalimat parafrase dari Matius 16:25 ini tidak mengajarkan mengenai sesuatu mengenai “true self” atau harga diri. Warren menggunakan parafrase yang palsu untuk berfantasi bahwa Allah berbicara mengenai menemukan diri yaitu diri yang sesungguhnya. Warren mengajarkan pemuliaan manusia di dalam berbagai cara :
“You only bring Him ( God ) enjoyment by being you. Anytime you reject any part yourself, you are rejecting God’s wisdom and sovereignty in creating you” (p. 75)
“When you are sleeping, God gazes at you with love, because you were his ideas. He loves you as if you were the only person on earth” (p. 75)

Doktrin Kristus
Warren tidak berhenti dengan peninggian manusia. Tingkat kemuliaan dari manusia ditemukan di dalam kalimat yang membuat harga pribadi pembaca adalah tujuan Kristus mati kayu salib. Dengan menekankan harga diri maka bukan saja menyelewengkan Injil tetapi juga melecehkan Tuhan sendiri[20].
Warren mengatakan :
“If you want to know how much you matter to God, look at Christ with his arms outstretched on the cross, saying “I love you this much! I’d rather die than live without you” (p. 79).
Kalimat yang merupakan bagian dari lirik lagu ‘backstreet boys’ ini adalah sebuah penghujatan ketika diletakkan di mulut Tuhan oleh Warren. Kristus Yesus tidak mempunyai kasih yang bergantung kepada manusia. Jika Dia mempunyai ketergantungan seperti ini, maka Dia bukan Allah. Perkataan Warren bahwa Kristus lebih baik mati daripada hidup tanpanya adalah membalikkan pengertian Alkitab bahwa Allah melakukan semua untuk kemuliaan-Nya. Warren sudah membalikkan semua dari Allah kepada manusia. Kristus sedang dilecehkan.

Doktrin Keselamatan
Manusia berdosa sudah rusak dalam seluruh bagian naturnya. Orang Reformed mengatakan bahwa ini adalah kerusakan total (total depravity). Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia tidak menginginkan kebajikan, tidak mengerti kebajikan, dan tidak dapat melakukan kebajikan[21].
Mencoba untuk meninggikan manusia berdosa seperti apa yang Warren lakukan adalah sia-sia sebab tidak ada keselamatan moral di dalam harga diri manusia. Injil yang dipresentasikan di dalam buku PDL adalah user-friendly gospel. Rick Warren mempresentasikan versi injilnya. Dia mengatakan di dalam perjalanan 40 hari :”If you learn to love and trust God’s Son, Jesus, you will be invited to spend the rest of eternity with him. On the other hand, If you reject His love, forgiveness, and salvation, you will spend eternity apart from God”

Perhatikan kalimat presentasi Injil dari Rick Warren :
“First, believe. Believe God loves you and made you for his purposes. Believe you’re not an accident. Believe you were made to last forever. Believe God has chosen you to have a relationship with Jesus, who died on the cross for you. Believe no matter what you’ve done, God wants to forgive you”
Second, receive. Receive Jesus into your life as your Lord and Savior. Receive His forgiveness for your sins. Receive His Spirit, who will give you the power to fulfill your life purpose. The Bible says, ‘Whoever accepts and trusts the Son, gets in on everything, life complete and forever!’ [John 3:36a] Wherever you are reading this, I invite you to bow down your head and quietly whisper the prayer that will change your eternity:’Jesus, I believe in you and I receive you’ Go ahead.
If you sincerely meant that prayer, congratulations! Welcome to the family of God! You are now ready to discover and start living God’s purpose for your life” (p. 58-59)
Kelihatannya presentasi Injil ini sangat manis sekali dan undangan Warren mencakup beberapa aspek penting di dalam Injil. Tetapi pada saat yang sama banyak elemen esensial yang hilang. Misalnya : Pertobatan dan penyangkalan diri jelas-jelas tidak ada. Penjelasan mengenai akibat dosa dan kenapa Yesus mati di kayu salib tidak ada[22]. Warren sendiri tidak menyinggung pertobatan sampai pada bab “How We Grow” (p. 182).

Warren adalah tipe guru yang mengajarkan “easy believism” (mudah percaya saja) untuk memasuki kehidupan Kristen. Ini bukan jalan yang sempit yang Yesus sebutkan di dalam Matius 7. Injil yang user-friendly memberikan orang akan jaminan yang salah. Inilah bahayanya. John MacArthur mengatakan : “Orang menyelesaikan dengan mudah melalui pintu yang lebar, nyaman dan mengundang dengan segala kopernya, kebutuhan diri sendiri dan harga dirinya dan mereka ingin untuk pemuasan dan pemenuhan diri. Dan yang paling mengerikan adalah mereka menyangka mereka pergi ke surga”

Warren mengabaikan banyak pengertian seperti penebusan dosa, doktrin pembenaran, murka Allah terhadap dosa, penjelasan yang jelas mengenai pribadi dan karya Kristus, kebutuhan untuk pertobatan sebagai bagian dari Injil. Dia menggantikan semua ini dengan perjalanan pribadi untuk menemukan tujuan sendiri. Tidak heran bahwa jutaan orang memasuki pintu lebar yang dia tawarkan[23].

Jeffrey Lim
email : limpingen@gmail.com

Footnote:
[1] The Gospel : A Method or A Message “How the purpose driven Life obscrure the Gospel” by Bob DeWaay
[2] The Gospel : A Method or A Message “How the purpose driven Life obscrure the Gospel” by Bob DeWaay
[3] Fool’s Gold ? by John MacArthur – A Sense of Purpose : Evaluating the Claims of The Purpose Driven Life by Nathan Busenitz
[4] http://www.biblebb.com/files/tonyqa/tc03-148.htm
[5] Fool’s Gold ? by John MacArthur – A Sense of Purpose : Evaluating the Claims of The Purpose Driven Life by Nathan Busenitz
[6] http://www.purposeverses.com/
[7] Fool’s Gold ? by John MacArthur – A Sense of Purpose : Evaluating the Claims of The Purpose Driven Life by Nathan Busenitz
[8] Fool’s Gold ? by John MacArthur – A Sense of Purpose : Evaluating the Claims of The Purpose Driven Life by Nathan Busenitz
[9] The Purpose Driven Life by Rick Warren – pg 17
[10] The Gospel : A Method or A Message “How the purpose driven Life obscrure the Gospel” by Bob DeWaay
[11] The Purpose Driven Life by Rick Warren – pg 63
[12] The Purpose Driven Life : Demeaning the very nature of God by Richard Bennett
[13] The Purpose Driven Life by Rick Warren – pg 86
[14] The Purpose Driven Life by Rick Warren – pg 24
[15] Fool’s Gold ? by John MacArthur – A Sense of Purpose : Evaluating the Claims of The Purpose Driven Life by Nathan Busenitz
[16] Rick Warren’s Purpose-Driven Life: A Seriously Flawed View of God by Michael Stohlmeyer
[17] The Purpose Driven Life by Rick Warren – pg 136
[18] The Adulation of Man in The Purpose Driven Life by Richard Bennett
[19] Ibid
[20] The Adulation of Man in The Purpose Driven Life by Richard Bennett
[21] 5 Pokok Calvinisme by Edwin H Palmer
[22] Fool’s Gold ? by John MacArthur – A Sense of Purpose : Evaluating the Claims of The Purpose Driven Life by Nathan Busenitz
[23] The Gospel : A Method or A Message “How the purpose driven Life obscrure the Gospel” by Bob DeWaay

1 comment:

Anonymous said...

Analisa yang bermanfaat bagi para pembaca sebagai informasi dan tambahan pengetahuan mengenai buku tersebut. Terima kasih

Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG