Teladan Pelayan Tuhan
Renungan dari Surat Filipi 1
Jeffrey Lim
“Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini……. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” ( Filipi 1:3-11 )
Paulus berada di dalam penjara ketika sedang menulis surat Filipi ini. Di dalam penjara seharusnya tidak enak : Fisik yang terkurung, kadang-kadang ada penyiksaan, kebosanan, kebersihan yang kotor, dll. Tetapi yang terutama adalah beban batin di dalam penjara. Manusia bila tidak bekerja dan tidak beraktivitas dapat mengakibatkan kejenuhan dan kekosongan. Tetapi mari kita lihat apa yang rasul Paulus alami dan kerjakan.
Di dalam penjara ini, Rasul Paulus tidak kehilangan identitasnya. Bahkan dia menulis surat kepada Jemaat di Filipi : Dari Paulus, dan Timotius, pelayan-pelayan Kristus. Paulus menyadari bahwa dirinya adalah seorang pelayan Kristus. Bahkan lebih dari itu Paulus menyadari bahwa dia dipenjarakan karena Injil Yesus Kristus. Paulus sadar siapa dia dan mengapa dia harus menderita. Dia menderita karena Kristus. Siapa yang mengikut Kristus pasti mengalami penderitaan. Sebab Kristus memanggil murid-muridnya untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Kristus. Dalam hal ini Paulus adalah murid Kristus bahkan seorang rasul yang dipanggil untuk memberitakan Injil.
Di dalam renungan ini marilah kita merenungkan teladan dari rasul Paulus ketika dia ada berada di dalam penjara.
Rasul Paulus perduli kepada jemaatnya di dalam penderitaannya
Ini adalah contoh cinta kasih kepada jemaat. Cinta kasih kepada jemaat mengingatkan kita kepada Tuhan Yesus ketika dia melayani jiwa-jiwa bahkan sampai mati di kayu salib. Di kayu salib di dalam penderitaannya, Yesus masih mendoakan orang berdosa, melayani ibunya dan muridnya, serta menginjili orang yang disalib di sebelahnya. Demikian juga rasul Paulus di dalam penderitaan di dalam penjara masih memperhatikan jemaatnya. Ini adalah satu teladan pelayan Tuhan.
Rasul Paulus mendoakan jemaatnya.
Di pasal 1 ayat 3 dikatakan bahwa Paulus mengucap syukur kepada Allah setiap kali mengingat jemaatnya. Ini berarti Paulus selalu mengingat jemaatnya. Paulus seperti seorang gembala yang memperhatikan kerohanian jemaatnya. Bahkan yang sangat indah adalah Paulus berdoa dengan sukacita ketika mendoakan jemaatnya. Bersukacita berarti paulus benar-benar menaruh hati kepada jemaatnya.
Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah karena jemaatnya
Paulus bersyukur bahwa jemaatnya boleh diselamatkan. Paulus menyadari bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan dan Paulus bersukur bahwa jemaat Filipi boleh mengalami anugerah keselamatan. Dengan mengucap syukur, Paulus membalikkan kemuliaan kepada Allah yang menyelamatkan. Ini adalah berpusat kepada Allah. Paulus juga mengucap syukur buat persekutuan jemaat di dalam gereja. Jemaat bersekutu di dalam persektuuan orang kudus. Dan Paulus mempunyai keyakinana bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik akan meneruskannya sampai pada akhir hari Kristus.
Paulus menaruh hati dan kasih kepada jemaatnya
Paulus sendiri mengatakan bahwa jemaat Filipi ada di dalam hatinya. Pelayan Tuhan yang baik adalah pelayan Tuhan yang mempunyai hati kepada jemaatnya. Ini adalah teladan dari Kristus sendiri yang mempunyai kasih kepada jemaatNya. Kristus mengasihi jemaatnya seperti suami mengasihi istrinya. Sebagai seorang rasul, Paulus juga mengasihi jemaatnya.
Paulus mendoakan pertumbuhan jemaatnya.
Di dalam pasal 1 ayat 9, Paulus mendoakan supaya kasih jemaat makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Dalam pertumbuhan kasih ini ada hal pengetahuan dan pengertian. Dengan pengetahuan yang melimpah mengakibatkan jemaat dapat memilih apa yang baik. Seperti Hikmat diberikan supaya kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, maka kasih di dalam pengetahuan yang benar juga dapat memilih apa yang baik. Pilihan yang baik mengakibatkan jemaat menjadi suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Jadi di dalam ayat ini ada beberapa hal yang dikaitkan yaitu kasih, hikmat, pengetahuan, kebaikan dan kesucian hidup. Semua dimulai dengan kasih di dalam pengetahuan yang benar.
Paulus mempunyai pikiran positif mengenai penderitaannya dan akibatnya.
Paulus mengatakan bahwa apa yang terjadi padanya justu mengakibatkan kemajuan Injil. Seperti perkataan dari Roma 8:28 “Segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan” demkian juga Tuhan mengasihi Paulus dan kejadian penderitaannya mendatangkan kebaikan bagi kemuliaan nama Tuhan. Bukankah tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan dan menikmatiNya ? Dalam penderitaan Paulus maka tujuan hidup untuk memuliakan nama Tuhan terpenuhi dan ini adalah baik adanya. Paulus melihat hidupnya dari kacamata Allah.
Paulus bersukacita
Di dalam penderitaannya Paulus bersukacita. Ada orang yang memberitakan Injil dengan maksud jelek. Tetapi Paulus tetap bersukacita. Paulus tetap mempunyai sikap yang positif di dalam penderitaannya. Tema surat Filipi adalah sukacita. Kegembiraan Paulus terutama karena iman dari jemaat Filipi. Teladan bagi seorang pelayan Tuhan adalah dia boleh terus bersukacita walaupun dalam berbagai keadaan. Ini tidak mudah.
Paulus menyadari bahwa hidupnya adalah Kristus
Paulus mengatakan bahwa hidup adalah Kristus. Hati Paulus dipenuhi dengan kemuliaan Kristus sehingga yang lain terlihat tidak penting. Yang merupakan harta di dalam hidup Paulus adalah Kristus. Di dalam surat yang lain Paulius mengatakan bahwa segala sesuatu kuanggap sampah karena pengenalan akan Kristus. Bagi Paulus Kristus adalah mutiara di dalam hidupnya. Sudahkah kita sebagai pelayan menganggap bahwa Kristus dan FirmanNya sebagai mutiara ?
Dari delapan point ini kita bisa belajar dari hidup Paulus. Marilah kita melayani dari sikap dan hidup Paulus sebagai pelayan Tuhan.
Soli Deo Gloria
Taipei 13 Juli 2006
Renungan dari Surat Filipi 1
Jeffrey Lim
“Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini……. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” ( Filipi 1:3-11 )
Paulus berada di dalam penjara ketika sedang menulis surat Filipi ini. Di dalam penjara seharusnya tidak enak : Fisik yang terkurung, kadang-kadang ada penyiksaan, kebosanan, kebersihan yang kotor, dll. Tetapi yang terutama adalah beban batin di dalam penjara. Manusia bila tidak bekerja dan tidak beraktivitas dapat mengakibatkan kejenuhan dan kekosongan. Tetapi mari kita lihat apa yang rasul Paulus alami dan kerjakan.
Di dalam penjara ini, Rasul Paulus tidak kehilangan identitasnya. Bahkan dia menulis surat kepada Jemaat di Filipi : Dari Paulus, dan Timotius, pelayan-pelayan Kristus. Paulus menyadari bahwa dirinya adalah seorang pelayan Kristus. Bahkan lebih dari itu Paulus menyadari bahwa dia dipenjarakan karena Injil Yesus Kristus. Paulus sadar siapa dia dan mengapa dia harus menderita. Dia menderita karena Kristus. Siapa yang mengikut Kristus pasti mengalami penderitaan. Sebab Kristus memanggil murid-muridnya untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Kristus. Dalam hal ini Paulus adalah murid Kristus bahkan seorang rasul yang dipanggil untuk memberitakan Injil.
Di dalam renungan ini marilah kita merenungkan teladan dari rasul Paulus ketika dia ada berada di dalam penjara.
Rasul Paulus perduli kepada jemaatnya di dalam penderitaannya
Ini adalah contoh cinta kasih kepada jemaat. Cinta kasih kepada jemaat mengingatkan kita kepada Tuhan Yesus ketika dia melayani jiwa-jiwa bahkan sampai mati di kayu salib. Di kayu salib di dalam penderitaannya, Yesus masih mendoakan orang berdosa, melayani ibunya dan muridnya, serta menginjili orang yang disalib di sebelahnya. Demikian juga rasul Paulus di dalam penderitaan di dalam penjara masih memperhatikan jemaatnya. Ini adalah satu teladan pelayan Tuhan.
Rasul Paulus mendoakan jemaatnya.
Di pasal 1 ayat 3 dikatakan bahwa Paulus mengucap syukur kepada Allah setiap kali mengingat jemaatnya. Ini berarti Paulus selalu mengingat jemaatnya. Paulus seperti seorang gembala yang memperhatikan kerohanian jemaatnya. Bahkan yang sangat indah adalah Paulus berdoa dengan sukacita ketika mendoakan jemaatnya. Bersukacita berarti paulus benar-benar menaruh hati kepada jemaatnya.
Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah karena jemaatnya
Paulus bersyukur bahwa jemaatnya boleh diselamatkan. Paulus menyadari bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan dan Paulus bersukur bahwa jemaat Filipi boleh mengalami anugerah keselamatan. Dengan mengucap syukur, Paulus membalikkan kemuliaan kepada Allah yang menyelamatkan. Ini adalah berpusat kepada Allah. Paulus juga mengucap syukur buat persekutuan jemaat di dalam gereja. Jemaat bersekutu di dalam persektuuan orang kudus. Dan Paulus mempunyai keyakinana bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik akan meneruskannya sampai pada akhir hari Kristus.
Paulus menaruh hati dan kasih kepada jemaatnya
Paulus sendiri mengatakan bahwa jemaat Filipi ada di dalam hatinya. Pelayan Tuhan yang baik adalah pelayan Tuhan yang mempunyai hati kepada jemaatnya. Ini adalah teladan dari Kristus sendiri yang mempunyai kasih kepada jemaatNya. Kristus mengasihi jemaatnya seperti suami mengasihi istrinya. Sebagai seorang rasul, Paulus juga mengasihi jemaatnya.
Paulus mendoakan pertumbuhan jemaatnya.
Di dalam pasal 1 ayat 9, Paulus mendoakan supaya kasih jemaat makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Dalam pertumbuhan kasih ini ada hal pengetahuan dan pengertian. Dengan pengetahuan yang melimpah mengakibatkan jemaat dapat memilih apa yang baik. Seperti Hikmat diberikan supaya kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, maka kasih di dalam pengetahuan yang benar juga dapat memilih apa yang baik. Pilihan yang baik mengakibatkan jemaat menjadi suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Jadi di dalam ayat ini ada beberapa hal yang dikaitkan yaitu kasih, hikmat, pengetahuan, kebaikan dan kesucian hidup. Semua dimulai dengan kasih di dalam pengetahuan yang benar.
Paulus mempunyai pikiran positif mengenai penderitaannya dan akibatnya.
Paulus mengatakan bahwa apa yang terjadi padanya justu mengakibatkan kemajuan Injil. Seperti perkataan dari Roma 8:28 “Segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan” demkian juga Tuhan mengasihi Paulus dan kejadian penderitaannya mendatangkan kebaikan bagi kemuliaan nama Tuhan. Bukankah tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan dan menikmatiNya ? Dalam penderitaan Paulus maka tujuan hidup untuk memuliakan nama Tuhan terpenuhi dan ini adalah baik adanya. Paulus melihat hidupnya dari kacamata Allah.
Paulus bersukacita
Di dalam penderitaannya Paulus bersukacita. Ada orang yang memberitakan Injil dengan maksud jelek. Tetapi Paulus tetap bersukacita. Paulus tetap mempunyai sikap yang positif di dalam penderitaannya. Tema surat Filipi adalah sukacita. Kegembiraan Paulus terutama karena iman dari jemaat Filipi. Teladan bagi seorang pelayan Tuhan adalah dia boleh terus bersukacita walaupun dalam berbagai keadaan. Ini tidak mudah.
Paulus menyadari bahwa hidupnya adalah Kristus
Paulus mengatakan bahwa hidup adalah Kristus. Hati Paulus dipenuhi dengan kemuliaan Kristus sehingga yang lain terlihat tidak penting. Yang merupakan harta di dalam hidup Paulus adalah Kristus. Di dalam surat yang lain Paulius mengatakan bahwa segala sesuatu kuanggap sampah karena pengenalan akan Kristus. Bagi Paulus Kristus adalah mutiara di dalam hidupnya. Sudahkah kita sebagai pelayan menganggap bahwa Kristus dan FirmanNya sebagai mutiara ?
Dari delapan point ini kita bisa belajar dari hidup Paulus. Marilah kita melayani dari sikap dan hidup Paulus sebagai pelayan Tuhan.
Soli Deo Gloria
Taipei 13 Juli 2006
No comments:
Post a Comment