Bagaimana sikap kita terhadap Ajaran yang tidak Alkitabiah ?
Jeffrey Lim
Seringkali kita menghadapi dilemma menghadapi ajaran yang tidak Alkitabiah yang beredar sekarang ini. Bagaimana kita harus menyikapinya ? Apakah menegurnya ? Atau membuat pembawa ajaran itu menjadi diam. Orang modern sekarang ini mempunyai pandangan bahwa kita harus saling menghormati. Kalau kita menegurnya maka kita tidak menghormatinya. Sebab semua ajaran sama validnya. Untuk mendiamkan ajaran tertentu adalah salah dan tidak menghormati mereka dan bisa dianggap tidak toleransi atau berpikiran sempit. Di dalam dunia ini membuat seseorang menjadi diam adalah lawannya kasih. Tetapi bagaimana menurut Alkitab.
Di dalam 1 Tim 1:1-7, tujuan Paulus menulis surat Timotius itu agar Timotius diberi pertolongan bagaimana menghadapi pengajar sesat. Paulus memberi perintah ( 1:1 ) dari Allah untuk menasihatkan orang-orang tertentu agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain. Dan yang paling baik adalah ayat ke 5 yaitu “Tujuan dari nasihat ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas” ( ay 5 ).
Mengapa menegur adalah mengasihi ? Karena esensi dari kasih adalah mencari kebaikan di dalam diri orang lain. Karena pengajaran sesat hanya membawa orang jauh dari Tuhan dan merusakkan iman maka pengajar sesat harus ditegur supaya mereka berhenti memberitakan hal itu.
Di dalam Alkitab ada beberapa hal bagaimana kita meresponi ajaran sesat :
Yeremia 23:16-20 -> Jangan mendengarkan mereka
Matius 7:15-23 -> Berhati-hatilah
2 Tim 2:22-26 -> Menasihati dengan lemah lembut
1 Tit 1:7-11 -> Berpegang teguh pada ajaran yang benar supaya dapat mendorong orang lain dengan pengajaran yang benar dan menolak mereka yang melawan.
Aplikasi bagi kita :
Kalau begitu ketika ada orang yang mengajarkan ajaran sesat, kita harus berkata di dalam kebenaran. Speak truth in love. Sebab ajaran itu mempengaruhi pikiran dan pikiran mempengaruhi hidup. Bahkan kita mengenal kehendak Allah adalah melalui akal budi ( Rom 12:2 ). Kita diperbaharui hidupnya juga di dalam sikap akal budi kita ( Ef 4:20-23 ). Kita mengerti hal-hal rohani juga melalui pikiran kita ( Kol 1:9-12 ). Karena itu ajaran harus dijaga untuk menjaga kemurnian gereja.
Marilah kita berkata kebenaran di dalam kasih terhadap orang-orang yang tidak mengajarkan pengajaran tidak Alkitabiah. Jangan menganggap kasih itu lemah lembut dan membiarkan mereka. Kasih itu benar adanya. Kasih ingin membangun orang lain. Jadi lebih baik berargumentasi daripada mendiamkan kebenaran diinjak-injak. Lebih baik dimusuhi daripada membiarkan orang lain merusak.
Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, Selasa 6 Maret 2007
Ketika memikirkan bagaimana menghadapi persoalan gereja yang menyimpang dan menemukan jawabannya di dalam Alkitab.
Jeffrey Lim
Seringkali kita menghadapi dilemma menghadapi ajaran yang tidak Alkitabiah yang beredar sekarang ini. Bagaimana kita harus menyikapinya ? Apakah menegurnya ? Atau membuat pembawa ajaran itu menjadi diam. Orang modern sekarang ini mempunyai pandangan bahwa kita harus saling menghormati. Kalau kita menegurnya maka kita tidak menghormatinya. Sebab semua ajaran sama validnya. Untuk mendiamkan ajaran tertentu adalah salah dan tidak menghormati mereka dan bisa dianggap tidak toleransi atau berpikiran sempit. Di dalam dunia ini membuat seseorang menjadi diam adalah lawannya kasih. Tetapi bagaimana menurut Alkitab.
Di dalam 1 Tim 1:1-7, tujuan Paulus menulis surat Timotius itu agar Timotius diberi pertolongan bagaimana menghadapi pengajar sesat. Paulus memberi perintah ( 1:1 ) dari Allah untuk menasihatkan orang-orang tertentu agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain. Dan yang paling baik adalah ayat ke 5 yaitu “Tujuan dari nasihat ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas” ( ay 5 ).
Mengapa menegur adalah mengasihi ? Karena esensi dari kasih adalah mencari kebaikan di dalam diri orang lain. Karena pengajaran sesat hanya membawa orang jauh dari Tuhan dan merusakkan iman maka pengajar sesat harus ditegur supaya mereka berhenti memberitakan hal itu.
Di dalam Alkitab ada beberapa hal bagaimana kita meresponi ajaran sesat :
Yeremia 23:16-20 -> Jangan mendengarkan mereka
Matius 7:15-23 -> Berhati-hatilah
2 Tim 2:22-26 -> Menasihati dengan lemah lembut
1 Tit 1:7-11 -> Berpegang teguh pada ajaran yang benar supaya dapat mendorong orang lain dengan pengajaran yang benar dan menolak mereka yang melawan.
Aplikasi bagi kita :
Kalau begitu ketika ada orang yang mengajarkan ajaran sesat, kita harus berkata di dalam kebenaran. Speak truth in love. Sebab ajaran itu mempengaruhi pikiran dan pikiran mempengaruhi hidup. Bahkan kita mengenal kehendak Allah adalah melalui akal budi ( Rom 12:2 ). Kita diperbaharui hidupnya juga di dalam sikap akal budi kita ( Ef 4:20-23 ). Kita mengerti hal-hal rohani juga melalui pikiran kita ( Kol 1:9-12 ). Karena itu ajaran harus dijaga untuk menjaga kemurnian gereja.
Marilah kita berkata kebenaran di dalam kasih terhadap orang-orang yang tidak mengajarkan pengajaran tidak Alkitabiah. Jangan menganggap kasih itu lemah lembut dan membiarkan mereka. Kasih itu benar adanya. Kasih ingin membangun orang lain. Jadi lebih baik berargumentasi daripada mendiamkan kebenaran diinjak-injak. Lebih baik dimusuhi daripada membiarkan orang lain merusak.
Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, Selasa 6 Maret 2007
Ketika memikirkan bagaimana menghadapi persoalan gereja yang menyimpang dan menemukan jawabannya di dalam Alkitab.
No comments:
Post a Comment