Menyembah Tuhan, takut kepada Dia dan mengasihiNya
Jeffrey Lim
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. ( Ulangan 6:4-5 )
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (Keluaran 20:1-3)
Tuhan memerintahkan di dalam 10 perintah Allah supaya jangan ada pada kita allah lain. Mengapa bisa ada allah lain ? Bukankah allah lain tidak ada ? Memang allah lain tidak ada selain Tuhan Allah Israel yaitu Yahweh. Sebab hanya Dialah Tuhan yang adalah “Aku adalah Aku”. Tetapi kalau allah lain tidak ada atau berhala tidak ada, lalu mengapa ada perkataan jangan ada padamu allah lain ? Bukankah pernyataan ini mengimplikasikan adanya allah lain ? Jadi pertanyaan pertama adalah : apakah ada allah lain di dalam hidup kita ? Apa maksud pernyataan jangan ada padamu allah lain ?
Pertanyaan kedua : Pengertian Tuhan adalah subjek pribadi yang harus kita sembah dan kita tinggikan dan kita utamakan di dalam hidup kita. Tuhan adalah sesuatu yang transenden yang harus kita sembah dan takuti. Pribadi yang harus kita sembah ini juga menuntut kepada kita umatNya satu kasih yang utuh kepadaNya. Bagaimana mungkin pribadi yang kita takuti tetapi kita bisa mengasihiNya ? Bukankah sesuatu yang kita takuti dan gentar itu pribadi yang berbahaya dan mungkin kita benci ? Bagaimana kita mensinkronkan kasih kepada Allah dan takut kepada Allah ?
2 Pertanyaan ini patut kita renungkan dan patut kita gumuli dalam-dalam. 2 Pertanyaan ini akan menentukan langkah hidup kita, pandangan hidup kita dan aplikasi spiritualitas di dalam hidup kita !
Pertama, Apakah ada allah lain ? Jawabannya secara ontologis adalah tidak ada allah lain selain Yahweh. Tetapi allah lain bisa ada di dalam hati manusia secara ide. Pertanyaannya mengapa allah lain bisa ada di dalam diri manusia secara ide ? Mengapa hewan dan tumbuhan tidak ada allah lain di dalam diri mereka ? Hal ini karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia diciptakan sebagai pribadi yang beribadah dan menyembah. Di dalam diri manusia harus ada sesuatu untuk disembah. Manusia diciptakan untuk menyembah Allah yang hidup. Tetapi manusia tidak mau menyembah Allah dan memilih untuk menyembah alam ataupun manusia lain ataupun diri. Itulah dosa manusia.
Bagaimana manusia dapat menyembah alam ataupun manusia lain ataupun diri ? Apa itu menyembah ? Menyembah adalah menjadikan diri kita hamba dari sesuatu yang kita sembah. Dalam hal ini kalau manusia menyembah Allah maka dia menjadi hamba Allah dan melayaniNya. Sesuatu yang disembah adalah sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Ketika manusia menyembah Allah maka manusia harus takut kepada yang disembah itu. Ini adalah aspek dari penyembahan. Tetapi penyembahan juga ada aspek lain yaitu meninggikan yang disembahnya. Penyembahan adalah menganggap yang disembah itu lebih besar dari diri kita. Salah satu aspek lain dari penyembahan adalah kita bergantung kepada sesuatu yang kita sembah. Kalau kita menyembah Allah maka kita meninggikan Dia dan juga bergantung kepada Dia.
Tetapi bagaimana dengan penyembahan terhadap alam atau kepada manusia lain atau bahkan kepada diri ?
Ketika manusia menyembah alam maka dia menyembah sesuatu yang Tuhan ciptakan. Alam menjadi sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Manusia yang seharusnya menaklukan alam menjadi yang ditaklukan alam. Manusia yang seharusnya menjadi tuan atas alam tetapi menjadi budak atas alam. Manusia yang seharusnya bergantung mutlak kepada pencipta menjadi bergantung mutlak kepada yang dicipta. Penyembahan terhadap alam ini biasa ada di dalam agama primitif kuno. Penyembahan terhadap alam biasa ada di dalam agama-agama animisme dan dinamisme.
Namun manusia bisa juga menyembah manusia lain. Ketika manusia mengutamakan pasangan hidupnya lebih daripada Allah dan kehendakNya maka dia bisa menyembah pasangan hidupnya itu melebihi Allahnya. Ketika manusia mengasihi keluarganya lebih daripada Tuhan Allah bahkan menyembah orang tuanya maka manusia sedang menyembah manusia lain. Salah satu contoh ada di dalam ajaran Confucianisme. Alkitab mengajarkan kita untuk mengasihi orang tua dan menghormati orang tua tetapi semua itu tidak melebihi kasih kita kepada Tuhan Allah.
Manusia bisa juga menyembah manusia lain yaitu dia menyembah orang yang dia takuti. Seringkali di dalam dunia ini manusia takut kepada manusia lain. Di dalam buku ketika manusia dianggap besar dan Allah dianggap kecil sudah dibahas bahwa banyak manusia yang takut sama manusia. Ini adalah penyembahan berhala.
Selain menyembah manusia lain, manusia bisa juga menyembah ideologi, filsafat hidup ataupun menyembah teknologi. Manusia yang meninggikan konsep atau pandangan hidupnya melebihi Tuhan dan FirmanNya maka sedang menjadikan konsep dan pandangan hidupnya sebagai berhala.
Tetapi puncak dari segala penyembahan di mana manusia tidak lagi mau menyembah apapun namun dia menyembah dirinya sendiri. Ini terjadi di dalam Gerakan Jaman Baru atau New Age Movement.
Aplikasi renungan ini adalah bahwa di dalam hidup ini kita perlu menyembah Allah dan menjadikan dia subjek yang kita kasihi, utamakan, tinggikan dan takuti. Hidup kita ini milik Tuhan Allah.
Lalu muncul pertanyaan kedua yang masih belum dijawab. Mengapa kita mengasihi sesuatu yang kita takuti ( yaitu Allah ) ? Karena sesuatu yang kita takuti itu mengasihi kita. Allah kita selain adil, benar dan kudus yang harus menjadi subjek rasa takut, namun Dia juga adalah Allah yang baik, kasih, anugerah dan penuh rahmat. Dia adalah Tuhan yang mengasihi umatNya. Allah selain Dia adalah jauh dan transenden tetapi Dia juga adalah dekat dan imanen.
Keseimbangan pengertian doktrin Allah yang benar dan kasih, transenden dan imanen ini membuat spiritualitas kita seimbang. Kita mengasihi Allah tetapi juga takut kepada Dia. Ketika kita mengasihi Allah maka kita menaati perintahNya. Ini sejalan dan tidak bertentangan. Sungguh sesuatu yang indah sekali. Hukum Allah kita taati bukan dengan kebencian tetapi dengan kasih. Di dalam menyembah Allah ada rasa takut dan gentar tetapi juga ada rasa kasih dan hangat. Allah kita adalah Allah, Tuhan tetapi juga teman dan juga gembala kita.
Puji Tuhan bahwa kita orang percaya punya Allah yang kasih dan benar. Dan Allah itu punya rencana yang baik bagi hidup kita. Dia juga memberikan FirmanNya sebagai tuntunan hidup dan Dia juga memberikan kita terutama AnakNya sebagai penebusan atas dosa kita. Kita adalah orang-orang yang berbahagia bila kita menyembah Allah kita. Sebab Dia layak disembah.
Puji Tuhan !
Jeffrey Lim
Institut Reformed
Jumat, 7 Maret 2008
Jeffrey Lim
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. ( Ulangan 6:4-5 )
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (Keluaran 20:1-3)
Tuhan memerintahkan di dalam 10 perintah Allah supaya jangan ada pada kita allah lain. Mengapa bisa ada allah lain ? Bukankah allah lain tidak ada ? Memang allah lain tidak ada selain Tuhan Allah Israel yaitu Yahweh. Sebab hanya Dialah Tuhan yang adalah “Aku adalah Aku”. Tetapi kalau allah lain tidak ada atau berhala tidak ada, lalu mengapa ada perkataan jangan ada padamu allah lain ? Bukankah pernyataan ini mengimplikasikan adanya allah lain ? Jadi pertanyaan pertama adalah : apakah ada allah lain di dalam hidup kita ? Apa maksud pernyataan jangan ada padamu allah lain ?
Pertanyaan kedua : Pengertian Tuhan adalah subjek pribadi yang harus kita sembah dan kita tinggikan dan kita utamakan di dalam hidup kita. Tuhan adalah sesuatu yang transenden yang harus kita sembah dan takuti. Pribadi yang harus kita sembah ini juga menuntut kepada kita umatNya satu kasih yang utuh kepadaNya. Bagaimana mungkin pribadi yang kita takuti tetapi kita bisa mengasihiNya ? Bukankah sesuatu yang kita takuti dan gentar itu pribadi yang berbahaya dan mungkin kita benci ? Bagaimana kita mensinkronkan kasih kepada Allah dan takut kepada Allah ?
2 Pertanyaan ini patut kita renungkan dan patut kita gumuli dalam-dalam. 2 Pertanyaan ini akan menentukan langkah hidup kita, pandangan hidup kita dan aplikasi spiritualitas di dalam hidup kita !
Pertama, Apakah ada allah lain ? Jawabannya secara ontologis adalah tidak ada allah lain selain Yahweh. Tetapi allah lain bisa ada di dalam hati manusia secara ide. Pertanyaannya mengapa allah lain bisa ada di dalam diri manusia secara ide ? Mengapa hewan dan tumbuhan tidak ada allah lain di dalam diri mereka ? Hal ini karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia diciptakan sebagai pribadi yang beribadah dan menyembah. Di dalam diri manusia harus ada sesuatu untuk disembah. Manusia diciptakan untuk menyembah Allah yang hidup. Tetapi manusia tidak mau menyembah Allah dan memilih untuk menyembah alam ataupun manusia lain ataupun diri. Itulah dosa manusia.
Bagaimana manusia dapat menyembah alam ataupun manusia lain ataupun diri ? Apa itu menyembah ? Menyembah adalah menjadikan diri kita hamba dari sesuatu yang kita sembah. Dalam hal ini kalau manusia menyembah Allah maka dia menjadi hamba Allah dan melayaniNya. Sesuatu yang disembah adalah sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Ketika manusia menyembah Allah maka manusia harus takut kepada yang disembah itu. Ini adalah aspek dari penyembahan. Tetapi penyembahan juga ada aspek lain yaitu meninggikan yang disembahnya. Penyembahan adalah menganggap yang disembah itu lebih besar dari diri kita. Salah satu aspek lain dari penyembahan adalah kita bergantung kepada sesuatu yang kita sembah. Kalau kita menyembah Allah maka kita meninggikan Dia dan juga bergantung kepada Dia.
Tetapi bagaimana dengan penyembahan terhadap alam atau kepada manusia lain atau bahkan kepada diri ?
Ketika manusia menyembah alam maka dia menyembah sesuatu yang Tuhan ciptakan. Alam menjadi sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Manusia yang seharusnya menaklukan alam menjadi yang ditaklukan alam. Manusia yang seharusnya menjadi tuan atas alam tetapi menjadi budak atas alam. Manusia yang seharusnya bergantung mutlak kepada pencipta menjadi bergantung mutlak kepada yang dicipta. Penyembahan terhadap alam ini biasa ada di dalam agama primitif kuno. Penyembahan terhadap alam biasa ada di dalam agama-agama animisme dan dinamisme.
Namun manusia bisa juga menyembah manusia lain. Ketika manusia mengutamakan pasangan hidupnya lebih daripada Allah dan kehendakNya maka dia bisa menyembah pasangan hidupnya itu melebihi Allahnya. Ketika manusia mengasihi keluarganya lebih daripada Tuhan Allah bahkan menyembah orang tuanya maka manusia sedang menyembah manusia lain. Salah satu contoh ada di dalam ajaran Confucianisme. Alkitab mengajarkan kita untuk mengasihi orang tua dan menghormati orang tua tetapi semua itu tidak melebihi kasih kita kepada Tuhan Allah.
Manusia bisa juga menyembah manusia lain yaitu dia menyembah orang yang dia takuti. Seringkali di dalam dunia ini manusia takut kepada manusia lain. Di dalam buku ketika manusia dianggap besar dan Allah dianggap kecil sudah dibahas bahwa banyak manusia yang takut sama manusia. Ini adalah penyembahan berhala.
Selain menyembah manusia lain, manusia bisa juga menyembah ideologi, filsafat hidup ataupun menyembah teknologi. Manusia yang meninggikan konsep atau pandangan hidupnya melebihi Tuhan dan FirmanNya maka sedang menjadikan konsep dan pandangan hidupnya sebagai berhala.
Tetapi puncak dari segala penyembahan di mana manusia tidak lagi mau menyembah apapun namun dia menyembah dirinya sendiri. Ini terjadi di dalam Gerakan Jaman Baru atau New Age Movement.
Aplikasi renungan ini adalah bahwa di dalam hidup ini kita perlu menyembah Allah dan menjadikan dia subjek yang kita kasihi, utamakan, tinggikan dan takuti. Hidup kita ini milik Tuhan Allah.
Lalu muncul pertanyaan kedua yang masih belum dijawab. Mengapa kita mengasihi sesuatu yang kita takuti ( yaitu Allah ) ? Karena sesuatu yang kita takuti itu mengasihi kita. Allah kita selain adil, benar dan kudus yang harus menjadi subjek rasa takut, namun Dia juga adalah Allah yang baik, kasih, anugerah dan penuh rahmat. Dia adalah Tuhan yang mengasihi umatNya. Allah selain Dia adalah jauh dan transenden tetapi Dia juga adalah dekat dan imanen.
Keseimbangan pengertian doktrin Allah yang benar dan kasih, transenden dan imanen ini membuat spiritualitas kita seimbang. Kita mengasihi Allah tetapi juga takut kepada Dia. Ketika kita mengasihi Allah maka kita menaati perintahNya. Ini sejalan dan tidak bertentangan. Sungguh sesuatu yang indah sekali. Hukum Allah kita taati bukan dengan kebencian tetapi dengan kasih. Di dalam menyembah Allah ada rasa takut dan gentar tetapi juga ada rasa kasih dan hangat. Allah kita adalah Allah, Tuhan tetapi juga teman dan juga gembala kita.
Puji Tuhan bahwa kita orang percaya punya Allah yang kasih dan benar. Dan Allah itu punya rencana yang baik bagi hidup kita. Dia juga memberikan FirmanNya sebagai tuntunan hidup dan Dia juga memberikan kita terutama AnakNya sebagai penebusan atas dosa kita. Kita adalah orang-orang yang berbahagia bila kita menyembah Allah kita. Sebab Dia layak disembah.
Puji Tuhan !
Jeffrey Lim
Institut Reformed
Jumat, 7 Maret 2008
No comments:
Post a Comment