Spiritual War in Games : May the Force with you isn’t the same with may God is be with you !
Jeffrey Lim
Salah satu games dan film yang mempunyai grafik terbaik adalah Starwar. Tidak bisa diabaikan bahwa StarWar buatan George Lucas ini sudah begitu digemari banyak orang sejak lama. Dari games Rebelt Assault yang lama sampai games Frontal attack yang memakai DVD semuanya mempunyai grafik yang bagus. Film Star War 4-6 yang lama sungguh bagus ceritanya. Lebih-lebih Film Star War 1-3 yang baru dimana grafiknya sudah jauh lebih canggih. Tidak dapat dipungkiri bahwa grafik dan gambar yang ditampilkan adalah sangat bagus di dalam film ini. Tetapi ada unsur religius yang disajikan di dalam film berteknologi tinggi ini.
Walaupun StarWar adalah games dan film yang bagus tetapi ada konsep yang perlu kita perhatikan yaitu mengenai The Force. Di dalam film ini ada konsep force yang berarti energi di dalam diri para Jedi. Mereka sering mengatakan “May the force with you” yang mirip dengan perkataan orang Kristen “May God is with you”. Tetapi jelas bahwa the Force lebih mirip agama Timur daripada Konsep Kekristenan mengenai Tuhan. Bagi orang Kristen dewasa film ini mungkin tidak mempengaruhi karena konsep kebenaran sudah ditanamkan di dalam diri kita. Tetapi bagaimana dengan anak-anak ? Apakah anak-anak dapat memahami bahwa force itu sebenarnya konsep mistis yang tidak benar ?
Film StarWar menghadirkan peperangan antara kebaikan dan kejahatan.. Terjadi peperangan ketika force diganggu atau didistorsil. Apakah force itu ?
Sebelum kita lebih jauh masuk membahas singkat mengenai StarWar maka kita harus mengetahui bahwa gurunya George Lucas adalah seorang guru penganut mistik. Dia pasti mempengaruhi george lucas. Kemudian marilah kita teliti apa itu force ?
“the Force is "an energy field created by all living things, that surrounds and penetrates living beings and binds the galaxy together."[1]”
Konsep force ini mirip dengan konsep chi dari Timur. Konsep ini mempresuposisikan bahwa di dalam alam semesta terdapat energi. Manusia mempunyai energi ini dan mahluk lain juga. Ketika manusia mati maka manusia kembali kepada alam semesta dan bergabung dengan kekuatan ini. Manusia adalah mikrokosmos dan alam semesta adalah makrokosmos. Konsep ini sebenarnya ada banyak terdapat di dalam agama mistik kafir dan juga dilukiskan di dalam film-film seperti Saint Seiya, dll.
Yang jelas force ini bukan Tuhan Allah tetapi adalah kuasa. Bahaya dari konsep ini adalah menyamakan Tuhan Allah dengan kuasa dan bahkan di dalam agama Kristen force itu bisa diganti namanya dengan Roh Kudus. Ini jelas tidak benar ! Sebab Roh Kudus bukan kuasa yang bisa dimanipulasi manusia tetapi Roh Kudus adalah Allah. Dia adalah pribadi Allah Tritunggal yang ketiga.
Di dalam agama Kristen ada beberapa bahaya dimana orang yang percaya Tuhan tetapi masih menggunakan konsep kafir seperti the force itu dan tinggal mengganti the force dengan Roh Kudus yang merupakan force yang lebih besar. Karena itu kita musti berhati-hati dengan konsep ini.
Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Jakarta
Institut Reformed, 31 Maret 2008
Jeffrey Lim
Salah satu games dan film yang mempunyai grafik terbaik adalah Starwar. Tidak bisa diabaikan bahwa StarWar buatan George Lucas ini sudah begitu digemari banyak orang sejak lama. Dari games Rebelt Assault yang lama sampai games Frontal attack yang memakai DVD semuanya mempunyai grafik yang bagus. Film Star War 4-6 yang lama sungguh bagus ceritanya. Lebih-lebih Film Star War 1-3 yang baru dimana grafiknya sudah jauh lebih canggih. Tidak dapat dipungkiri bahwa grafik dan gambar yang ditampilkan adalah sangat bagus di dalam film ini. Tetapi ada unsur religius yang disajikan di dalam film berteknologi tinggi ini.
Walaupun StarWar adalah games dan film yang bagus tetapi ada konsep yang perlu kita perhatikan yaitu mengenai The Force. Di dalam film ini ada konsep force yang berarti energi di dalam diri para Jedi. Mereka sering mengatakan “May the force with you” yang mirip dengan perkataan orang Kristen “May God is with you”. Tetapi jelas bahwa the Force lebih mirip agama Timur daripada Konsep Kekristenan mengenai Tuhan. Bagi orang Kristen dewasa film ini mungkin tidak mempengaruhi karena konsep kebenaran sudah ditanamkan di dalam diri kita. Tetapi bagaimana dengan anak-anak ? Apakah anak-anak dapat memahami bahwa force itu sebenarnya konsep mistis yang tidak benar ?
Film StarWar menghadirkan peperangan antara kebaikan dan kejahatan.. Terjadi peperangan ketika force diganggu atau didistorsil. Apakah force itu ?
Sebelum kita lebih jauh masuk membahas singkat mengenai StarWar maka kita harus mengetahui bahwa gurunya George Lucas adalah seorang guru penganut mistik. Dia pasti mempengaruhi george lucas. Kemudian marilah kita teliti apa itu force ?
“the Force is "an energy field created by all living things, that surrounds and penetrates living beings and binds the galaxy together."[1]”
Konsep force ini mirip dengan konsep chi dari Timur. Konsep ini mempresuposisikan bahwa di dalam alam semesta terdapat energi. Manusia mempunyai energi ini dan mahluk lain juga. Ketika manusia mati maka manusia kembali kepada alam semesta dan bergabung dengan kekuatan ini. Manusia adalah mikrokosmos dan alam semesta adalah makrokosmos. Konsep ini sebenarnya ada banyak terdapat di dalam agama mistik kafir dan juga dilukiskan di dalam film-film seperti Saint Seiya, dll.
Yang jelas force ini bukan Tuhan Allah tetapi adalah kuasa. Bahaya dari konsep ini adalah menyamakan Tuhan Allah dengan kuasa dan bahkan di dalam agama Kristen force itu bisa diganti namanya dengan Roh Kudus. Ini jelas tidak benar ! Sebab Roh Kudus bukan kuasa yang bisa dimanipulasi manusia tetapi Roh Kudus adalah Allah. Dia adalah pribadi Allah Tritunggal yang ketiga.
Di dalam agama Kristen ada beberapa bahaya dimana orang yang percaya Tuhan tetapi masih menggunakan konsep kafir seperti the force itu dan tinggal mengganti the force dengan Roh Kudus yang merupakan force yang lebih besar. Karena itu kita musti berhati-hati dengan konsep ini.
Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Jakarta
Institut Reformed, 31 Maret 2008
No comments:
Post a Comment