Tidak perlu sembuh tetapi yang terpenting menjadi berkat
Kesaksian Jeffrey Lim
Setelah bergumul sekian lama dengan penderitaan Depresi akhirnya oleh anugerah Tuhan, Dia membukakan saya satu pengertian. Ini satu pengertian yang indah sekali bagi hidup saya. Saya bersyukur dan bersukacita karena hal ini.
Dulu saya selalu berpikir saya harus sembuh. Dulu saya berpikir bahwa saya harus sembuh supaya sukacita. Dulu saya berpikir bahwa kebahagiaan saya digantungkan kepada kesembuhan saya. Dan saya juga menganggap bahwa makna hidup saya ada di dalam kesembuhan saya. Saya merasakan kalau saya banyak melakukan performance maka hidup saya lebih bermakna. Andaikata saya menjadi sehat… Andaikata saya banyak melakukan banyak hal… Andaikata saya kuat… Andaikata saya bermental baja… Ini semua andaikata dan andaikata yang saya inginkan supaya hidup saya lebih menjadi berkat.
Tetapi sampai satu titik dimana saya disadarkan oleh Tuhan. Tuhan menyatakan bahwa yang terpenting di dalam hidup saya yaitu :
1. Nama Tuhan dimuliakan
2. Kerajaaan Allah diperluas
3. Kehendak Allah terjadi
Ini semua sesuai dengan prinsip doa Bapa Kami. Saya pribadi beriman bahwa yang terpenting di dalam hidup saya sekarang adalah bagaimana saya menjadi berkat di dalam seluruh keberadaan hidup saya.
Ini ada beberapa pengertian dan perpektif :
1. Saya bukan puas dengan keadaan sekarang tetapi ingin menuntut hidup lebih jadi berkat. Sekarang saja hidup saya sudah bermakna karena Anugerah Tuhan maka saya ingin supaya hidup saya lebih menjadi berkat dan bermakna
2. Tetapi disatu sisi lain saya puas oleh anugerah Tuhan. Saya bersyukur oleh anugerah Tuhan. Namun kepuasan saya menambah saya makin haus untuk menjadi berkat. Saya adalah orang yang berbahagia dan dikasihi Tuhan
Adapun ketika merenung-renung mengenai penyakit saya terbuka pikirannya dengan satu hal. Biasanya orang modern memandang bahwa yang baik adalah yang kaya bukan miskin, yang cantik bukan jelek, yang tampan bukan jelek, yang pintar bukan bodoh, yang sempurna bukan cacat, yang sehat bukan sakit, yang IQ tinggi bukan yang bodoh, yang kuat fisik bukan yang lemah. Tetapi pertanyaannya apakah betul penilaian modern seperti itu bahwa yang berada dijalur sebelah kanan adalah yang baik dan yang disebelah kiri adalah yang buruk ? Saya berpikir tidak demikian.
Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita berespon terhadap Tuhan. Manusia adalah apa yang dia respon kepada Tuhan.
Akhirnya di tengah pergumulan batin ini saya beriman bahwa jangan doakan saya supaya saya sembuh. Tetapi doakan supaya saya menjadi berkat dan nama Tuhan dimuliakan. Saya sendiri merasakan bahwa yang terpenting adalah supaya nama Tuhan dimuliakan dan bukan sembuh itu sendiri. Buat apa saya sembuh kalau saya menjadi sombong ? Buat apa saya sembuh kalau saya tidak menjadi bergantung kepada Tuhan ?
Dan kalau Paulus berkata bahwa dia boleh bermegah di dalam kelemahan maka saya juga bermegah di dalam kelemahan saya. Mengapa demikian ?
1. Kelemahan saya adalah mahkota. Ini tanda bahwa saya pernah mengalami penganiayaan mental dan ini adalah kemuliaan bagi saya. Karena ada sisi dimana saya dianiaya secara mental karena mengikut Tuhan
2. Kelemahan saya menyatakan anugerah dan kuasa Tuhan.
3. Kelemahan saya membuat saya bergantung kepada anugerah Tuhan
4. Kelemahan saya membuat saya menyadari bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Tuhan.
Akhirnya saya tutup kesaksian saya pada kali ini. Saya mau bersyukur buat begitu banyak orang yang sudah mendoakan saya. Saya bersyukur buat mamah, Chang Muse yang setia mendoakan. Juga bersyukur buat Pak Tong yang dengan kasih merangkul saya. Bersyukur buat Pak Nico yang melatih saya. Bersyukur buat Institut Reformed yang mendidik saya. Bersyukur buat saudara-saudari seiman yang boleh mendoakan saya. Saya bersyukur dan berterima kasih.
Soli Deo Gloria
Jeffrey Lim
30 November 2007
Read More ....
Kesaksian Jeffrey Lim
Setelah bergumul sekian lama dengan penderitaan Depresi akhirnya oleh anugerah Tuhan, Dia membukakan saya satu pengertian. Ini satu pengertian yang indah sekali bagi hidup saya. Saya bersyukur dan bersukacita karena hal ini.
Dulu saya selalu berpikir saya harus sembuh. Dulu saya berpikir bahwa saya harus sembuh supaya sukacita. Dulu saya berpikir bahwa kebahagiaan saya digantungkan kepada kesembuhan saya. Dan saya juga menganggap bahwa makna hidup saya ada di dalam kesembuhan saya. Saya merasakan kalau saya banyak melakukan performance maka hidup saya lebih bermakna. Andaikata saya menjadi sehat… Andaikata saya banyak melakukan banyak hal… Andaikata saya kuat… Andaikata saya bermental baja… Ini semua andaikata dan andaikata yang saya inginkan supaya hidup saya lebih menjadi berkat.
Tetapi sampai satu titik dimana saya disadarkan oleh Tuhan. Tuhan menyatakan bahwa yang terpenting di dalam hidup saya yaitu :
1. Nama Tuhan dimuliakan
2. Kerajaaan Allah diperluas
3. Kehendak Allah terjadi
Ini semua sesuai dengan prinsip doa Bapa Kami. Saya pribadi beriman bahwa yang terpenting di dalam hidup saya sekarang adalah bagaimana saya menjadi berkat di dalam seluruh keberadaan hidup saya.
Ini ada beberapa pengertian dan perpektif :
1. Saya bukan puas dengan keadaan sekarang tetapi ingin menuntut hidup lebih jadi berkat. Sekarang saja hidup saya sudah bermakna karena Anugerah Tuhan maka saya ingin supaya hidup saya lebih menjadi berkat dan bermakna
2. Tetapi disatu sisi lain saya puas oleh anugerah Tuhan. Saya bersyukur oleh anugerah Tuhan. Namun kepuasan saya menambah saya makin haus untuk menjadi berkat. Saya adalah orang yang berbahagia dan dikasihi Tuhan
Adapun ketika merenung-renung mengenai penyakit saya terbuka pikirannya dengan satu hal. Biasanya orang modern memandang bahwa yang baik adalah yang kaya bukan miskin, yang cantik bukan jelek, yang tampan bukan jelek, yang pintar bukan bodoh, yang sempurna bukan cacat, yang sehat bukan sakit, yang IQ tinggi bukan yang bodoh, yang kuat fisik bukan yang lemah. Tetapi pertanyaannya apakah betul penilaian modern seperti itu bahwa yang berada dijalur sebelah kanan adalah yang baik dan yang disebelah kiri adalah yang buruk ? Saya berpikir tidak demikian.
Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita berespon terhadap Tuhan. Manusia adalah apa yang dia respon kepada Tuhan.
Akhirnya di tengah pergumulan batin ini saya beriman bahwa jangan doakan saya supaya saya sembuh. Tetapi doakan supaya saya menjadi berkat dan nama Tuhan dimuliakan. Saya sendiri merasakan bahwa yang terpenting adalah supaya nama Tuhan dimuliakan dan bukan sembuh itu sendiri. Buat apa saya sembuh kalau saya menjadi sombong ? Buat apa saya sembuh kalau saya tidak menjadi bergantung kepada Tuhan ?
Dan kalau Paulus berkata bahwa dia boleh bermegah di dalam kelemahan maka saya juga bermegah di dalam kelemahan saya. Mengapa demikian ?
1. Kelemahan saya adalah mahkota. Ini tanda bahwa saya pernah mengalami penganiayaan mental dan ini adalah kemuliaan bagi saya. Karena ada sisi dimana saya dianiaya secara mental karena mengikut Tuhan
2. Kelemahan saya menyatakan anugerah dan kuasa Tuhan.
3. Kelemahan saya membuat saya bergantung kepada anugerah Tuhan
4. Kelemahan saya membuat saya menyadari bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Tuhan.
Akhirnya saya tutup kesaksian saya pada kali ini. Saya mau bersyukur buat begitu banyak orang yang sudah mendoakan saya. Saya bersyukur buat mamah, Chang Muse yang setia mendoakan. Juga bersyukur buat Pak Tong yang dengan kasih merangkul saya. Bersyukur buat Pak Nico yang melatih saya. Bersyukur buat Institut Reformed yang mendidik saya. Bersyukur buat saudara-saudari seiman yang boleh mendoakan saya. Saya bersyukur dan berterima kasih.
Soli Deo Gloria
Jeffrey Lim
30 November 2007