Tuesday, April 07, 2009

Pembodohan di dalam mengenal diri di dalam Facebook










Pembodohan di dalam mengenal diri di dalam Facebook
Jeffrey Limpingen

Ketika mengamati fenomena di facebook, saya mulai menemukan banyak aplikasi dan kelihatannya sebagai penghias dan lucu-lucu untuk interaksi komunikasi di dalam komunitas maya. Tetapi ketika saya makin renung, saya melihat adanya fenomena lagi dimana banyak aplikasi menawarkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengenal diri kita. Misalnya seberapa emosikah anda ? Seberapa beranikah anda ? Seberapakah IQ anda ? apakah tipe kepribadian anda ? dan juga ketika tipe pribadinya ketahuan maka dijelaskan tipe ini sifatnya ini dan itu. Misalnya sanguine sifatnya periang, dll. Ambil contoh saya copy and paste sifat kepribadian dari hasil tes kepribadian di Internet :
Phlegmatik (Phlegmatic) - Cairan phlegma - Lambat - “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya tidak terus berkepanjangan. Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis. Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Phlegmatis memiliki sifat alamiah pendamai. Ia biasanya menghidari kekerasan. Karena itu jugalah ia adalah orang yang mudah diajak bergaul, ramah, dan menyenangkan. Ia adalah tipe orang yang bisa membuat sekelompok orang tertawa terbahak-bahak oleh humor-humor keringnya, tetapi ia sendiri tidak tertawa. Ia adalah pribadi yang konsisten, tenang, dan jarang sekali terpengaruh dengan lingkungannya. Inilah yang membuatnya hampir-hampir tidak pernah terlihat gelisah. Di balik pribadinya yang dingin dan malu-malu, sesungguhnya ia memiliki kemampuan untuk dapat lebih merasakan emosi yang terkandung pada sesuatu. Karena sifatnya yang menyukai kedamaian dan tidak menyukai pertikaian, ia cenderung menarik diri dari segala macam keterlibatan. Hal inilah yang sering kali menghambatnya untuk menunjukkan kemampuannya secara total. Sering kali mereka hanya menggunakan 30%-50% dari kemampuan mereka.

Nah mari kita sebagai komunitas orang percaya merenungkan. Apakah pertanyaan-pertanyaan itu bisa menentukan pribadi kamu sampai detil begini ? Apakah ini terlalu oversimplify ? Tetapi yang lebih mendasar lagi adalah apakah cara mengenal diri itu melalui pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh framework yang Biblikal atau tidak ? Pembagian kepribadian menjadi 4 itu jelas bukan konsep Biblikal dan itu mengkotakkan dan membagi manusia hanya kedalam 4 bagian wilayah. Padahal Tuhan Allah menciptakan manusia begitu limpah dan unik dan beragam kepribadiannya. Metode untuk mengenal diri sudah digeser dari seharusnya. Seharusnya mengenal diri itu adalah ketika kita mengenal Allah melalui FirmanNya di dalam alam semesta dan di dalam interaksi dengan sesama kita. FirmanNya lah yang memberikan cermin dan interpretasi mengenai siapakah kita.
Karena itu saya memberikan pandangan supaya kita berwaspada jangan mau tertipu dengan pembodohan-pembodohan di dalam mengenal diri kita. Kelihatannya mungkin seperti main-main dan iseng-iseng dan lucu-lucu dan tidak apa-apa. Tetapi di balik semua itu ada filosofi yang bersifat membodohkan dan menipu. Mungkin bagi orang yang sudah dewasa hal ini tidak membahayakan dan ok saja. Tetapi ingat bahwa banyak anak-anak dan remaja yang sudah mulai mencicipi facebook. Karena itu mereka yang masih muda dan tidak berpengalaman di dalam konsep kebenaran bisa tertipu secara halus. Sebab di dalam kata-kata bisa mambawa unsur percaya dan percaya yang salah mengakibatkan pengenalan diri yang salah. Lucu-lucu sih boleh tapi hati-hati :)

Marilah sadar pekerjaan si jahat di dalam setiap hal dan terangilah dengan prinsip Firman !

Jeffrey Limpingen
Selasa, 7 April 2009
Bandung

No comments:

Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG