Hidup manusia di dalam satu realitas ciptaan dengan wilayah materi dan non materi sebagai satu keutuhan
Jeffrey Lim
“ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” ( Kejadian 2:7 )
Manusia adalah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan diciptakan untuk berelasi dengan PenciptaNya. Menjadi manusia adalah menjadi manusia di dalam keutuhannya di dalam relasinya dengan Tuhan Allah. Bila kita melihat natur manusia maka Natur manusia bukan trikotomi ( terdiri dari tubuh, jiwa dan roh yang terpisah) dan juga bukan dikotomi ( terdiri dari tubuh dan jiwa/roh yang terpisah ). Mengapa dikotomi bukan pandangan yang benar mengenai natur manusia ? Sebab dikotomi melihat tubuh dan jiwa itu dibedakan dan bukan satu keutuhan. Dikotomi juga lebih menekankan keduaan sedangkan Alkitab menekankan natur manusia sebagai kesatuan tetapi bisa dipilah bagian fisik materi dan bagian jiwa non materi sebagai satu kesatuan dari 2 sisi mata koin ( duplex ).
Pengertian Jiwa ( psyche ) di dalam bahasa Alkitab Yunani juga kadang merujuk kepada bagian jiwa non materi tetapi juga kadang melukiskan satu kesatuan antara yang non materi dan materi sebagai mahluk hidup. Ini memang komplek dan tidak mudah dimengerti. Namun di dalam pengertian budaya Ibrani kita dapat melihat satu kesatuan pandangan dunia yang holistik memandang natur manusia sebagai satu kesatuan yang utuh. Pandangan ibrani melihat realitas juga bukan 2 layer atau dualisme tetapi melihat realitas sebagai Ciptaan – Kejatuhan – Penebusan.
Ketika memandang manusia yang satu keutuhan tetapi bisa dibedakan antara materi dan non materi maka kita tidak boleh membuat menjadi 2 layer yang dualisme. Maksud dari 2 layer yang dualisme adalah memandangan jiwa ada di layer atas dan tubuh ada di layer bawah. Mengapa pandangan 2 layer bahwa tubuh dan jiwa atau roh dipisahkan adalah pandangan yang tidak biblikal ? Karena pandangan ini adalah berasal dari pandangan kafir mengenai tubuh dan jiwa dari gnostik dimana jiwa dipandang sebagai entitas yang lebih tinggi daripada tubuh dan tubuh sebagai penjara jiwa. Ketika manusia mati maka jiwa lepas dari penjara tubuh. Pandangan ini memandang bahwa materi itu sesuatu yang rendah dan jiwa lebih tinggi. Dan akibat dari pandangan ini mengakibatkan tubuh tidak dihargai dan moralitas menjadi kacau balau. Tubuh yang tidak berharga ini bisa disiksa untuk mendapatkan pengertian rohani ( asketis ) atau dipuaskan nafsunya untuk mengalami kesenangan juga ( hedonis ) dan kedua-dua ini adalah spiritualitas yang kafir.
Tetapi bagaimana kita memandang natur manusia yang satu keutuhan tetapi bisa dibedakan menjadi bagian materi dan non materi ? Bagaimana kita mengerti natur manusia yang duplex ini ( satu kesatuan dalam 2 sisi mata koin – tubuh dan jiwa / roh ) ? Untuk mengerti natur manusia ini kita bisa memakai analogi 2 natur Kristus. Kristus adalah satu pribadi dengan dua natur yaitu natur Allah dan natur manusia. Natur ini tidak bercampur tetapi juga tidak bisa dipisahkan sepenuhnya. Kedua-duanya menjadi satu di dalam pribadi Kristus. Ini memang paradoks dan sulit dimengerti tetapi inilah pengertian Kristologi yang benar.
Mengapa pengertian duplex ( kesatuan tubuh dan jiwa / roh ) begitu penting ? Karena ini berkaitan dengan beberapa hal misalnya dengan spiritualitas dan juga dengan bagaimana menangani problema spiritualitas dan kejiwaan. Bila kita memakai framework dualisme yang mana jiwa lebih tinggi dari tubuh maka akan terjadi dua ketegangan dimana ada orang yang menekankan jiwa lebih penting dan mengakibatkan kekafiran seperti gnostik dimana tubuh dilecehkan. Namun bila mementingkan tubuh lebih penting daripada jiwa maka akan jatuh ke dalam hedonis atau juga humanisme materialisme. Ini bukan spiritualitas yang sejati. Lalu bagaimana spiritualitas yang sejati ? Spiritualitas yang sejati adalah keutuhan manusia di dalam relasinya dengan Tuhan Allah pencipta. Jadi di dalam spiritualitas yang sejati jelas ada relasi dengan Tuhan Allah pencipta dan juga ada di dalam perbedaan antara ciptaan dan Pencipta. Di dalam spiritualitas kafir tadi maka spiritualitas itu tidak ada di dalam relasi dengan Tuhan Allah namun memikirkan mana yang lebih penting antara tubuh dan jiwa. Ini adalah spiritualitas yang monisme di mana tidak ada wilayah Pencipta dan segala realitas yang ada hanya adalah di dalam wilayah level ciptaan saja tanpa Pencipta. Kembali kepada spiritualitas orang percaya maka spiritualitas kekristenan adalah ada di dalam relasi dengan Allah Tritunggal : Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ada di dalam kerangka Ciptaan – Kejatuhan – dan Penebusan di dalam Kristus Yesus. Spiritualitas ini adalah kehidupan yang berkait dengan sumber hidup yaitu Tuhan Allah. Ada perbedaan antara Ciptaan dan Pencipta tetapi ada relasi kehidupan.
Dengan melihat natur manusia secara duplex ini maka kita juga bisa mempunyai pandangan di dalam aplikasi pastoral kepada problema kejiwaan manusia.
Di dalam dunia modern ini banyak jiwa yang mengalami masalah baik itu di dalam kecemasan ataupun depresi ataupun problema mental lainnya seperti : obsesif, adiktif, dll. Ketika kita mempunyai wawasan natur manusia sebagai duplex di dalam relasinya dengan Tuhan Allah maka kita mempunyai pandangan yang komprehensif. Kita melihat bahwa problema awal manusia adalah karena manusia sudah jatuh di dalam dosa dan melawan Tuhan Allah. Manusia sudah ada di dalam kondisi terpisah dengan sumber kehidupan karena itu keterpisahan ini menimbulkan masalah di dalam kejiwaan. Dosa ini kemudian mempengaruhi baik bagian materi maupun non materi ( duplex ). Maka ketika kita hendak menyelesaikan problema kejiwaan manusia ada beberapa wawasan yang perlu diingat yaitu :
1. Manusia harus dikembalikan kepada relasi dengan Tuhan Allah
2. Relasi dengan Tuhan Allah yang terganggu ini mengakibatkan masalah di dalam wilayah jiwa non materi dan tubuh di dalam kesatuannya.
3. Karena jiwa/roh dan tubuh secara keutuhan ( duplex ) itu berelasi dengan Tuhan Allah melalui norma FirmanNya maka kita harus menyelesaikan masalah jiwa dan tubuh secara keutuhan dengan prinsip FirmanNya. Pikiran harus diperbaharui dan tubuh adalah bait Allah yang harus dikuduskan dan dijaga.
4. Di dalam Tuhan Allah berelasi dengan manusia dengan natur duplexnya maka kita harus menyadari bahwa bagian jiwa non materi mempengaruhi bagian tubuh materi. Karena itu hidup jiwa pikiran yang tidak beres dihadapan Allah mengakibatkan problema di wilayah fisik. Ibarat problema di dalam jiwa non materi itu dihidupi di dalam tubuh kita secara keutuhan dengan jiwa non materi.
5. Ketika menemukan masalah di dalam kejiwaan seseorang tentunya kita harus mulai mendiagnosa relasinya dengan Tuhan Allah dan bagaimana pandangan hidup dan kepercayaan dan imannya kepada Tuhan. Tetapi jangan melupakan juga bahwa manusia ada bagian materi yang harus diobati. Ini adalah satu kesatuan yang utuh. Jiwa dan tubuh itu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tetapi bisa dibedakan.
Kiranya pandangan mengenai natur manusia dengan relasinya dengan Tuhan Allah ini bisa membuat kita mengerti hidup kita di dalam mengenal Tuhan dan diri kita.
Jeffrey Lim
Senin 6 April 2009
Bandung
Banyak bergumul hasil diskusi dengan Ev. Yadi S Lima dan Sdr. Eko Aria
No comments:
Post a Comment