Ketidaktaatan dan ketidaktahuan akan Allah membuat menyeleweng
Jeffrey Lim
Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
(Jdg 2:10)
Di dalam peristiwa di Hakim-hakim, bangsa Israel membuat kesalahan dengan tidak mendengarkan nasihat Tuhan untuk memusnahkan bangsa Kanaan. Benyamin tidak memusnahkan bangsa Yebus. Suku Manashe tidak menghalau penduduk Bet-Sean, Penduduk Taanakh, penduduk Dor, dll. Suku Efraim juga tidak menghalau orang Kanaan yang diam di Gezer. Suku Zebulon tidak menghalau penduduk Kitron dan Nahalol. Suku Asyer tidak menghalau penduduk Ako. Begitu juga dengan suku Naftali tidak menghalau suku Bet-Semes dan Bet-Anat. Singkat kata, orang Israel tidak mendengarkan suara Tuhan untuk membiarkan orang Kanaan hidup.
Akibat dari ketidaktaatan ini sebenarnya posisi mereka sudah mulai bergeser dihadapan Allah. Posisi kalau sudah bergeser dari poros akan berbahaya sekali. Kalau kita memiliki sebuah roda dan poros roda itu bergeser dari titik pusat yang seharusnya maka bila roda dijalankan makin lama makin berbahaya. Dan orang Israel sudah bergeser sedikit-demi sedikit poros mereka. Mereka mulai tidak taat kepada Tuhan.
Kemudian bila generasi yang bersama-sama dengan Yosua mulai tidak taat, dapat kita paham dan mengerti bahwa mengapa generasi di bawahnya menjadi tidak mengenal Tuhan. Firman Tuhan mengatakan supaya orang Israel mengajarkan Taurat Musa kepada anak-anak mereka. Taurat Musa harus terus diulang-ulang dan diajarkan kepada mereka. Dalam hal ini mereka lalai mengajarkan generasi berikutnya untuk takut akan Tuhan. Mereka lalai untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi bawah. Akibatnya adalah fatal. Generasi Israel sesudah Yosua tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan yang dilakukanNya. Karena itu tibalah jaman hakim-hakim dimana orang berbuat sesukanya sendiri menurut pandangannya sendiri. Tuhan juga menjadikan orang Kanaan menjadi jerat bagi mereka dan menguji mereka apakah mereka hidup sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak ?.
Dari renungan singkat ini kia bisa belajar beberapa hal :
Ketidak taatan kecil menjadi ketidak taatan besar. Poros bergeser lama-lama akan menghancurkan.
Kelalaian mengajar generasi berikutnya mengakibatkan pengetahuan akan Allah tidak dikenal. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan dan tanpa Firman Tuhan diajarkan orang tidak akan mengenal Tuhan dan mengasihiNya.
Masalah diijinkan Tuhan untuk menguji apakah kita taat atau tidak ?
Karena itu marilah kita belajar untuk terus taat dan terus mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi dibawah kita. Jangan sampai kita jatuh ke dalam pencobaan.
Jeffrey Lim
Bandung, 25 Juli 2007
Renungan harian hasil refleksi Saat Teduh
Jeffrey Lim
Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
(Jdg 2:10)
Di dalam peristiwa di Hakim-hakim, bangsa Israel membuat kesalahan dengan tidak mendengarkan nasihat Tuhan untuk memusnahkan bangsa Kanaan. Benyamin tidak memusnahkan bangsa Yebus. Suku Manashe tidak menghalau penduduk Bet-Sean, Penduduk Taanakh, penduduk Dor, dll. Suku Efraim juga tidak menghalau orang Kanaan yang diam di Gezer. Suku Zebulon tidak menghalau penduduk Kitron dan Nahalol. Suku Asyer tidak menghalau penduduk Ako. Begitu juga dengan suku Naftali tidak menghalau suku Bet-Semes dan Bet-Anat. Singkat kata, orang Israel tidak mendengarkan suara Tuhan untuk membiarkan orang Kanaan hidup.
Akibat dari ketidaktaatan ini sebenarnya posisi mereka sudah mulai bergeser dihadapan Allah. Posisi kalau sudah bergeser dari poros akan berbahaya sekali. Kalau kita memiliki sebuah roda dan poros roda itu bergeser dari titik pusat yang seharusnya maka bila roda dijalankan makin lama makin berbahaya. Dan orang Israel sudah bergeser sedikit-demi sedikit poros mereka. Mereka mulai tidak taat kepada Tuhan.
Kemudian bila generasi yang bersama-sama dengan Yosua mulai tidak taat, dapat kita paham dan mengerti bahwa mengapa generasi di bawahnya menjadi tidak mengenal Tuhan. Firman Tuhan mengatakan supaya orang Israel mengajarkan Taurat Musa kepada anak-anak mereka. Taurat Musa harus terus diulang-ulang dan diajarkan kepada mereka. Dalam hal ini mereka lalai mengajarkan generasi berikutnya untuk takut akan Tuhan. Mereka lalai untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi bawah. Akibatnya adalah fatal. Generasi Israel sesudah Yosua tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan yang dilakukanNya. Karena itu tibalah jaman hakim-hakim dimana orang berbuat sesukanya sendiri menurut pandangannya sendiri. Tuhan juga menjadikan orang Kanaan menjadi jerat bagi mereka dan menguji mereka apakah mereka hidup sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak ?.
Dari renungan singkat ini kia bisa belajar beberapa hal :
Ketidak taatan kecil menjadi ketidak taatan besar. Poros bergeser lama-lama akan menghancurkan.
Kelalaian mengajar generasi berikutnya mengakibatkan pengetahuan akan Allah tidak dikenal. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan dan tanpa Firman Tuhan diajarkan orang tidak akan mengenal Tuhan dan mengasihiNya.
Masalah diijinkan Tuhan untuk menguji apakah kita taat atau tidak ?
Karena itu marilah kita belajar untuk terus taat dan terus mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi dibawah kita. Jangan sampai kita jatuh ke dalam pencobaan.
Jeffrey Lim
Bandung, 25 Juli 2007
Renungan harian hasil refleksi Saat Teduh
No comments:
Post a Comment