Monday, May 21, 2007

Otoritas kekuasaan dan Tuhan Allah (2)

Otoritas kekuasaan dan Tuhan Allah (2)
Refleksi dari Daniel 7
Jeffrey Lim

Refleksi dari Otoritas kekuasaan dan Tuhan Allah 1 mengajarkan bahwa figur otoritas haruslah rendah hati, jangan sombong dan mengakui otoritas Tuhan sebagai otoritas tertinggi.

Sekarang dibagian Daniel 7 ini kita melihat satu pelajaran rohani yaitu Daniel bermimpi mengenai 4 binatang yang berkuasa. Dari konteks dan interpretasi kitab Daniel yang berisi apokalypto ini, kita tahu binatang ini melambangkan kerajaan-kerajaan yang berkuasa. Mereka dilukiskan sebagai binatang yang buas yang berarti mereka berkuasa dengan kekerasan. Tetapi akhirnya nasib binatang-binatang ini akhirnya menemui kehancuran. Ini melukiskan kerajaan manusia yaitu Babilonia, Media Persia, Yunani dan Romawi yang berkuasa namun akan berakhir kekuasaannya.
Disamping otoritas kerajaan yang akan berakhir ada yang lanjut usia yang berkuasa di atas. Dia adalah Allah sendiri. Allah yang berkuasa di atas bangsa-bangsa. Dan datang seorang yang seperti anak manusia kepada Allah. Anak manusia ini diberikan kekuasaan :
“Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” ( Dan 7:14 )
Siapakah anak manusia ini ?
Kalau kita membandingkan bahwa 4 kerajaan sebelumnya adalah kerajaan duniawi yang menggunakan kekerasan. Kerajaan duniawi itu dilukiskan dengan binatang buas. Tetapi sekarang akan ada anak manusia yang akan memerintah. Anak manusia melambangkan kerendahan hati. Di dalam kitab Daniel dikatakan bahwa Dia diberikan otoritas.
Di dalam konteks Perjanjian Baru, kita mengerti bahwa anak manusia adalah Yesus Kristus sendiri. Dia seorang yang lemah lembut dan rendah hati. Dan Dia memerintah dengan kasih dan kesetiaan. Dia memerintah dengan melayani. Dia menggunakan servant-leadership. Dengan perendahan dirinya Dia sampai mati di kayu salib tetapi Allah meninggikan Dia dan memberikan kekuasaan kepadaNya.
Dari sini kita bisa belajar :
1.Pemegang otoritas harus rendah hati
2.Pemegasng otoritas harus meneladani Kristus
3.Kuasa di dalam dunia ini ada di dalam Kristus
Karena itu marilah kita tunduk pada otoritas Kristus

Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Taipei, 21 Mei 2007

No comments:

Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG