Wednesday, May 15, 2013

Blind spot jiwa kita

Mata manusia yang diciptakan Tuhan itu begitu unik. Mata bisa melihat yang dihadapannya. Tetapi ternyata ketika diselidiki secara ilmiah ada titik buta di mana mata kita kabur samar samar tidak melihat dengan jelas. Ini berbeda dengan kamera ataupun juga mata gurita yang tidak mempunyai titik buta. Dan sebenarnya titik buta ini dapat menjadi satu ilustrasi untuk mengerti titik buta di dalam jiwa kita.

Bila kita makin dewasa kita makin sadar bahwa banyak hal di dalam hidup kita baik itu perkataan dan tingkah laku berasal dari kedalaman diri kita. Alkitab menyebut itu hati. Amsal mengatakan “ Awasilah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan”. Dan Yeremia mengatakan bahwa hati itu begitu licik dan sangat licik. Segala apa yang terpancar keluar secara eksternal adalah pancaran dari hati kita. Karena itu ketika kita bisa mengenali isi hati kita yang sesungguhnya itu adalah anugerah Tuhan. John Calvin mengatakan bahwa ketika kita mengenal Allah maka kita mengenal diri. Ketika kita mengenal diri maka kita mengenal Allah.  Dan uniknya Tuhan membawa kita mengenalNya di dalam konteks relasi dengan Tuhan sendiri, sesama manusia dan dengan alam semesta. Semuanya bersifat relasional dalam kasih. 

Di dalam kita hendak mengenal diri kita dan kedalaman hati kita maka tidak bisa lepas dari komunitas. Tidak ada seorangpun bisa mengenal dirinya sendiri tanpa kehidupan sosial. Orang yang menyendiri akan berada di dalam kegelapan. Dan adalah satu hal yang unik juga bahwa ketika di dalam satu relasi dengan sesama maka sebenarnya sesama kita menjadi cermin mengenai siapakah kita. Tentunya Firman Tuhan adalah cermin dan standard yang sempurna namun ketika kita hendak mengaplikasi Firman Tuhan maka harus di dalam relasi dengan sesama. Tidak mungkin seseorang mengasihi Allah yang tidak kelihatan tanpa mengasihi sesama yang kelihatan. Semua ini bersifat relasional dan perwakilan. Sungguh luar biasa desain yang Tuhan ciptakan di dalam ciptaanNya ini.

Di dalam relasi dengan sesama maka sebenarnya seringkali sesama kita dapat melihat satu sisi dari diri kita yang mungkin tidak sadari. Dan ketika orang lain menegur kita maka sebenarnya itu kesempatan bagi kita untuk intropeksi dan mengenal diri lebih dalam. Mungkin teguran itu kurang tepat tetapi mungkin juga ada nilai kebenarannya yang perlu kita coba selidiki. Dan adalah satu hal yang menarik di dalam relasi manusia. Di dalam relasi dengan orang yang dekat dengan kita maka kita dapat melihat blind spot orang tersebut dari perspektif kita. Dan kemudian kita memberikan masukan bagi orang tersebut. Dan pada saat yang sama maka kitapun sedang dinilai dan orang tersebut sedang melihat blind spot diri kita. Karena itu di dalam hidup kita tidak bisa hanya mengandalkan mata rohani kita sendiri. Kita perlu telinga rohani untuk mendengar apa yang dikatakan Tuhan melalui orang lain. Pendengaran rohani inipun didasarkan pada mata rohani orang lain yang melihat diri kita.

Tuhan Yesus memberikan satu perintah supaya kita jangan menghakimi. Mengapa kita melihat selumbar di mata saudara kita padahal di depan mata kita ada balok ? Pengajaran Tuhan Yesus ini saya mencoba mengerti sebenarnya kita harus hidup di dalam kasihNya. Kita harus saling mengasihi dan saling coba mengasah satu sama lain supaya kita makin bertumbuh untuk memuliakan nama Tuhan. Dengan saling mengasihi dan saling mengasah maka kita makin bertumbuh di dalam kekudusan dan kemuliaan Tuhan dinyatakan.

Dengan renungan ini saya hendak menguatkan kita supaya kita sama-sama bisa hidup terus di dalam komunitas tubuh Kristus. Walaupun secara lahiriah tubuh Kristus adalah terdiri dari manusia-manusia yang tidak sempurna namun sesungguhnya tubuh Kristus tidak pernah terlepas dari kedaulatan kasih karunia Kristus sendiri. Di dalam Kristus ada kasih, penghiburan, pengertian sehingga kita bisa makin bertumbuh. Janganlah meninggalkan persekutuan karena dengan bersekutu dengan orang yang hidupnya tidak mengenal Tuhan secara terus menerus dan dengan meninggalkan persekutuan orang kudus maka rohani kita akan mulai merosot. Karena itu marilah kita mempunyai pandangan adalah satu kesempatan dan anugerah bagi kita untuk bertumbuh bila Tuhan letakkan kita di dalam tubuh Kristus.

Kiranya renungan ini boleh menjadi berkat

Jeffrey Lim
www.iccccty.com
18-2-2012

No comments:

Powered By Blogger

Blog Archive

LIMPINGEN BLOG