Thursday, April 16, 2009

Cerita besar hidup manusia dan hidup saya

Cerita besar hidup manusia
(oleh Jeffrey Limpingen)

Hidupku dari mana dan siapakah aku ?

Pernahkah Anda berpikir dari mana hidup dan asal usul Anda, dan ke mana hidup ini menuju ? Apakah Anda dengan sendirinya tiba-tiba ada di dalam dunia ini ? Tentu tidak, bukan? Kita berasal dari orang tua kita. Dan tentunya orang tua kitapun berasal dari orang tua mereka, demikian seterusnya. Ini tentunya masuk akal. Tetapi bila kita telusuri dari awal maka timbul pertanyaan : lalu dari mana asalnya manusia yang pertama itu? Permulaan cerita hidup ini perlu kita kenali, karena dengan adanya titik awal ini maka kita akan tahu asal usul dan makna hidup kita. Tanpa cerita awal (dan juga cerita akhir), maka sebuah cerita di bioskop atau filmpun sulit untuk kita mengerti maknanya. Jadi marilah kita mencoba mengerti titik awal hidup kita ini.

Cerita asal mula alam semesta dan manusia

Ada banyak cerita yang menjelaskan hidup manusia. Tetapi hanya ada satu buku yang menyatakan dirinya sebagai wahyu (penyataan) Allah. Buku itu memulai satu cerita mengenai asal mula Anda dan saya. Dan buku itu adalah Alkitab.

Alkitab menceritakan asal mula cerita manusia. Cerita itu dimulai dengan Tuhan Allah yang adalah pencipta langit dan bumi. Dia adalah Pencipta - berbeda dengan ciptaan. Dia ada pada awalnya sebelum segala sesuatu ada. Dan oleh Dialah segala sesuatu itu ada. Sifat Tuhan Allah itu kasih dan sesuai dengan naturNya yang kasih maka Dia ingin membagikan kasihNya. Dia tidak membutuhkan ciptaan untuk mengasihiNya karena Dia cukup pada diriNya . sendiri. Tetapi karena Dia adalah kasih maka akibat dari perpanjangan sifat kasihNya, Dia ingin membagikan kasihNya itu,. dengan menciptakan alam semesta ini. Alkitab menjelaskan bahwa “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Kalimat pembukaan Alkitab inilah yang menjelaskan kita mengapa ada dunia ini, mengapa ada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Kita diciptakan oleh Allah, karena itu kita adalah milik Allah. Allah-lah yang mengatur kita, dan kita bertanggung jawab untuk menaatiNya.

Manusia ciptaan yang unik

Bila kita memperhatikan diri kita, kita memahami bahwa diri kita itu berbeda dengan segala macam mahluk apapun. Manusia memiliki pikiran, bisa menganalisa, bisa merancang, bisa berbahasa yang dimengerti, bisa membangun perekonomian, bisa membangun budaya, bisa beribadah dan beragama. Semua karakteristik ini tidak ada pada binatang apapun. Alkitab menjelaskan semua ini karena manusia diciptakan mirip dengan Penciptanya (Mazmur 8:6), menurut gambar dan rupa Penciptanya (Kejadian 1:26-27), agar kita dapat menyatakan betapa mulianya Dia. Allah menciptakan kita agar kita dapat mengenalNya dan memiliki hubungan yang khusus dengan Dia. Allah mengasihi manusia dan menginginkan manusia pun mengasihiNya dan hidup bersama dengan Dia selama-lamanya. Manusia diciptakan bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk satu tujuan dan panggilan hidup, yaitu memuliakan nama Tuhan Allah (Yesaya 43:7), Penciptanya, yang adalah sumber dan tujuan hidup manusia.

Bahkan manusia diciptakan Tuhan Allah untuk berkuasa atas alam semesta ini (Kejadian 1:28-31). Sewaktu manusia pertama, Adam, menjaga dan memelihara dunia ini maka dia merasakan adanya kekurangan dan Tuhan Allah menciptakan wanita dari rusuk Adam yang dinamakan Hawa sebagai penolongnya (Kejadian 2:22). Tuhan Allah yang kasih menyediakan kebutuhan Adam dan diberikannya Hawa. Memang manusia diciptakan Tuhan Allah sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi untuk bersama-sama menguasai alam semesta ini.

Kita menjadi penguasa kecil di dunia ini, menjadi wakil Allah menguasai dunia. Kita diberikanNya kemampuan yang berbeda-beda untuk menguasai alam semesta ini. Apa arti ‘menguasai alam semesta’ ini ? Ada orang yang dipanggil menjadi bankir, ibu rumah tangga, karyawan, manager, pedagang, petani, buruh, ekonom, pejabat, dan lain-lain. Semua manusia mempunyai peran masing-masing di dalam menaklukkan alam semesta ini untuk Tuhan Allah. Dan pada mulanya semua berjalan pada aturan yang Tuhan Allah sudah tetapkan. Pada mulanya segala sesuatu baik adanya bahkan sungguh amat baik (Kejadian 1:31).

Mengapa di dalam dunia ini banyak terjadi masalah dan kekacauan ?

Akhirnya kita memahami bahwa kita hidup karena ada nenek moyang yang diciptakan Tuhan Allah. Kita hidup ada awalnya dan sejarah hidup manusia ini ada cerita awalnya. Tetapi ketika kita mengamati hidup manusia sekarang ini kita menemukan banyak sekali penderitaan, kemalangan, masalah, tragedi, kesedihan, tangisan, air mata dan keluh kesah manusia. Sebagai manusia yang berpikir, kita bingung dan menanyakan : “Mengapa ?” Dan sebagai manusia yang berpikir maka kita ingin tahu jawabannya. Mengapa Tuhan Allah yang Mahakasih itu mengijinkan adanya kejahatan ? Mengapa Tuhan Allah yang Mahakuasa mengijinkan adanya masalah di dunia ini ? Dan sebenarnya kita sedang mencoba untuk mengerti pertanyaan mendasar yaitu : “Mengapa ada kejahatan ?” dan “Dari mana asal usul kejahatan ini ?”

Cerita kejatuhan manusia dalam dosa

Ternyata buku Alkitab yang adalah wahyu Allah, kembali meneruskan cerita setelah penciptaan nenek moyang kita.

Manusia itu mahluk yang memiliki relasi dengan Penciptanya dan sesamanya. Dan manusia ini diciptakan bukan sebagai robot yang monoton tetapi sebagai manusia yang mempunyai kehendak bebas. Manusia memiliki kebebasan untuk mengasihi Penciptanya atau untuk tidak mengasihi Penciptanya. Mengapa Tuhan Allah menciptakan manusia seperti ini ? Karena Tuhan Allah yang kasih itu ingin membagikan kasihNya kepada manusia dan Dia pun ingin manusia mengasihiNya. Dan bagaimana manusia mengasihiNya ? Yaitu dengan melakukan perintah-perintahNya (Yohanes 14:21). Sudah satu hal yang wajar bila Tuhan Allah yang Mahakasih ini menginginkan kasih dari manusia dan itupun untuk menyatakan kasihNya yang Mahabesar (bukan keegoisan) karena Dia ingin manusia hidup di dalam kasihNya selama-lamanya. Tuhan Allah yang Mahakasih ingin menguji kasih setia dari manusia dan Dia memberikan perintah untuk manusia patuhi. Perintah itu sebenarnya ringan : jangan memakan satu jenis buah yaitu buah pohon pengetahuan baik dan jahat. Perintah ini ringan karena Tuhan Allah sudah menyediakan berkat melimpah bagi manusia untuk boleh memakan semua jenis buah dari pohon di taman Eden yang sangat banyak dan hanya satu saja yang tidak boleh yaitu buah pohon pengetahuan baik dan jahat.

Godaan Iblis yang menipu

Tetapi kemudian iblis menggoda manusia pertama Adam dan Hawa dan membalikkan perkataan Tuhan Allah di dalam FirmanNya. Iblis mencobai manusia dan mencoba menggoncangkan manusia akan konsep kasih dan kebaikan Tuhan Allah. Iblis mencoba menipu manusia dengan membuat Tuhan Allah sepertinya bersifat jahat dan tidak ingin manusia maju, membatasi dan mengekang manusia. Iblispun mengatakan bahwa bila manusia memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat maka manusia akan menjadi seperti Tuhan Allah. Cobaan ini sungguh menarik karena iblis menawarkan kuasa dan hidup yang terlepas dari Tuhan Allah yang “tidak baik” menurut iblis dan manusia dikatakan akan menjadi seperti Tuhan Allah. Ini adalah cobaan yang membuat manusia menjadi jatuh dalam dosa. Manusia dicobai oleh keinginannya sendiri (Yakobus 1:14-16). Inti dari segala dosa adalah manusia ingin menjadi tuan atas hidupnya dan membuang Tuhan Allah dari posisi sebagai penciptanya. Manusia menggantikan kemuliaan Tuhan Allah pencipta langit dan bumi dengan ciptaan dan manusia tidak menyembah Pencipta tetapi menyembah ciptaanNya (Roma 1:23-25). Manusia yang tertipu iblis itu tergiur oleh buah pohon pengetahuan (yang sebenarnya adalah ciptaan Tuhan) untuk mendapatkan kuasa menjadi Tuhan Allah. Tetapi ternyata bujukan iblis itu adalah tipuan dan akibat manusia makan buah terlarang itu adalah manusia jatuh dalam dosa.

Akibat dosa

Akibat dosa ini manusia menjadi takut dan bersembunyi (Kejadian 3:10). Manusia menyadari kesalahannya dan dia takut penghukuman Tuhan Allah. Bahkan akibat dosa ini manusia dibutakan dan makin mengira Tuhan Allah itu jahat. Manusia yang berdosa menjadi terpisah dengan Tuhan Allah Yang Mahasuci.

Tragedi inilah yang mengakibatkan mengapa ada masalah di dalam dunia sekarang ini. Segala masalah manusia itu akarnya karena dosa. Masalah psikologis terjadi karena manusia berdosa dan bersalah di dalam penghukuman Allah di dalam hati nuraninya. Masalah keluarga terjadi karena manusia saling menyalahkan dan tidak mau saling mengaku dosa dan memperbaiki diri sendiri. Masalah peperangan terjadi karena adanya kebencian di antara manusia. Tetapi sumber masalah yang terutama adalah manusia kehilangan persekutuan dengan Sumber Kehidupan. Manusia mati di dalam dosa dan upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Di dalam dosa ini manusia buta rohani, mati rohani, lumpuh rohani dan bisu rohani. Manusia tidak mengenal kebenaran lagi, tidak bisa melakukan kebajikan, tidak bisa menyembah Pencipta lagi karena hatinya sudah najis. Manusia berada di dalam kegelapan. Semua manusia sudah mati secara rohani karena terpisah dari Tuhan Allah sumber hidup dan kematian rohani itu akan nyata dimanifestasikan di dalam kematian fisiknya di akhir hidupnya dan penghukuman Allah selama-lamanya kelak di dalam api neraka. Ini karena semua manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)

Kekosongan, kehampaan dan kemalangan hidup di dalam dosa

Akibat dosa, hidup manusia kehilangan makna. Hidupnya kosong dan tidak berarti, jauh dari kebahagiaan. Kesenangan dunia fana ini ternyata membosankan dan tidak membawa jalan keluar bagi jiwa yang kosong yang hanya bisa diisi oleh Tuhan Allah. Jiwa manusia menjadi gersang, tanpa pengharapan, dan hidupnya ada di dalam kemalangan. Apapun yang manusia cari di dalam dunia ini di luar Tuhan, tidak membawa kepada berkat, tetapi kepada kesedihan yang lebih mendalam. Setelah jatuh dalam dosa maka manusia berada di dalam kuasa dan juga menaati penguasa kerajaan angkasa yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (Efesus 2:2). Manusia terbelenggu di dalam dosa dan tidak bisa melepaskan diri dari jeratnya. Siapakah yang dapat melepaskan kita manusia malang ini dari dosa ?

Adakah harapan bagi masalah manusia berdosa di dalam dunia ini ?

Harapan dimulai bukan dari manusia yang lemah. Sebab manusia yang mati rohani tidak bisa mencari kehidupan. Perbuatan baik, agama, filsafat, atau hal apapun tidak dapat memperdamaikan manusia kembali dengan Tuhan. Tetapi puji syukur kepada Tuhan Allah ! Harapan dimulai dari Tuhan Allah. Sejak semula sifat kasih setia Allah tetap sampai selama-lamanya (Mazmur 107:1). Dia mengasihi manusia. Dan karena itu Tuhan Allah memberikan jalan keluar atas problem dosa manusia. Tuhan Allah memberikan rencana keselamatan atas manusia. Tuhan Allah sendiri yang berfirman kepada iblis yang menjelma menjadi ular dan menggoda manusia pertama itu. KataNya demikian :
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kej 3:15)
Tuhan Allah memberikan jalan keluar terhadap kejahatan manusia. Kejahatan di dalam dunia ini ada di dalam kontrol Tuhan Allah. Kejahatan tidak setara dengan kebaikan sebab kejahatan itu pada mulanya tidak ada. Kejahatan dimulai dari pemberontakan manusia.
Puji Tuhan ! Tuhan berjanji bahwa kejahatan itu akan dikalahkan. Janji Tuhan bahwa keturunan dari perempuan akan meremukkan kepala ular itu. Dan janji ini sudah digenapi di dalam sejarah umat manusia yaitu di dalam Allah yang menjelma menjadi manusia, yaitu Tuhan Yesus Kristus. ‘Keturunan perempuan’ yang dimaksudkan adalah Yesus Kristus. Dia adalah manusia-Allah. Dia merendahkan diriNya sehingga walaupun Dia adalah Allah tetapi Dia rela menjadi manusia. Alkitab berkata Yesus Kristus : “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” ( Filipi 2:6-8 )
Dengan kematianNya dikayu salib maka Yesus Kristus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. (Kolose 2:15). KematianNya di kayu salib mengalahkan kejahatan.

Mengapa Yesus Kristus adalah jawaban satu-satunya bagi hidup manusia?

Mengapa jalan keselamatan bagi manusia yang terikat oleh dosa hanyalah di dalam Yesus Kristus ? Pertama-tama kita harus mengerti relasi Adam dan Kristus.
Manusia pertama yaitu Adam, telah jatuh di dalam dosa. Kita semua dilahirkan sebagai keturunan Adam dan Hawa. Karena kita berada dalam persekutuan dengan Adam sebagai satu perwakilan manusia maka kita lahir di dalam dosa. Di dalam Adam, semua manusia mati dalam dosa (1 Korintus 15:22). Oleh pelanggaran Adam maka semua orang jatuh dalam kuasa maut (Roma 5:15). Tetapi puji syukur kepada Tuhan bahwa ada ‘Adam kedua’ di mana persekutuan di dalam ‘Adam kedua’ mendatangkan hidup.
“Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” (1 Korintus 15:22)
“Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.” (Roma 5:15)
‘Adam kedua’ itu adalah Yesus Kristus. Dan di dalam persekutuan dengan ‘Adam kedua’ ini maka ada jalan keluar bagi masalah dosa manusia. Yesus Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14:6). Di dalam Dia ada hidup ( Yoh 1:4 ). Dia adalah pokok keselamatan (Ibrani 5:9) dan pohon kehidupan itu.

Bagaimana supaya Anda dapat menerima anugerah keselamatan dan kehidupan yang kekal di dalam Yesus Kristus ?

Yaitu dengan menerima realita yang Tuhan nyatakan di dalam FirmanNya bahwa kita adalah orang berdosa. Kita berdosa, melawan Tuhan, memberontak kepadaNya dan juga tidak taat kepadaNya. Kita memilih jalan hidup kita sendiri dan akhirnya kita mati di dalam dosa. Kita sebagai orang berdosa tidak mampu menyelamatkan diri kita sendiri. Karena itu jalan keselamatan bukan diperoleh melalui pekerjaan kita (Efesus 2:9-10), melain semata-mata karena kasih karunia yang diberikan Tuhan Allah melalui AnakNya. Keselamatan ini bukan merupakan usaha kita, tetapi adalah hadiah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Yesus Kristus menjadi pendamaian atas dosa kita (1 Yoh 2:3). Seharusnya kita yang dihukum kekal karena dosa kita tetapi malahan Kristus yang mati disalib bagi kita (Roma 5:6), bahkan Dia yang tidak berdosa dijadikan dosa karena kita (2 Korintus 5:21). Dia menanggung dosa kita. Alkitab mengatakan : ”Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.. Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.“ (Yesaya 53:4-5). Karena pengorbanan Kristus di kayu salib maka kita disembuhkan dari penyakit rohani kita. Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan agar kita dapat berdamai kembali dengan Allah dan hidup bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.

Dengan menerima semua realita penebusan ini maka Anda juga harus percaya dan meyakini bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat atas dosa kita. Hal ini mengandung dua pengertian, yaitu :
1. Dia satu-satunya Juruselamat. Tidak ada perantara lain selain Kristus Yesus. “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” ( 1 Tim 2:5 )
2. Dia satu-satunya Tuhan yang berhak menjadi raja di dalam hidup kita. Hidup kita bukanlah milik kita lagi tetapi milik Kristus. Rasul Paulus mengatakan : “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” ( Gal 2:19-20 ). Anda harus menyerahkan hidup ke dalam kedaulatan Kristus.

Berdoalah memohon kepada Allah agar Dia memberikan hadiah hidup yang kekal kepada Anda supaya Anda hidup di dalam persekutuan denganNya selama-lamanya.
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku”. ( Wahyu 3:20 )

Langkah Selanjutnya

Bagi Anda yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Anda adalah orang berdosa, bahwa Yesus Kristuslah satu-satunya Juru selamat yang dapat memperdamaikan Anda kembali dengan Allah, dan bahwa Anda ingin hidup mentaati Allah dan menjadikan Dia raja dalam kehidupan Anda, peganglah janjiNya bahwa barangsiapa percaya kepadaNya akan diselamatkan dan beroleh hidup yang kekal.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Inilah jaminan keselamatan yang pasti di dalam janji Allah yang Mahakasih. Tetapi ingatlah bahwa ini bukanlah akhir perjalanan hidup anda. Ini baru awal perjalanan hidup rohani anda bersama dengan Tuhan. Anda harus terus mengerjakan keselamatan Anda dengan takut dan gentar (Filipi 2:12). Pengertian mengerjakan keselamatan adalah meneruskan pekerjaan keselamatan yang telah Allah kerjakan di dalam anda. Tentunya keselamatan itu adalah kasih karunia pemberian Tuhan dan bukan hasil usaha manusia ( Ef 2:9-10 ). Tetapi ada pengertian lain bahwa iman yang sejati menghasilkan perbuatan kasih kepada Allah dan juga kepada sesama. Bila anda mengaku beriman tetapi tidak ada perbuatan kasih maka iman anda adalah mati. ( Yak 2:17,26 ). Bukti dari iman sejati adalah bahwa iman itu disertai dengan perbuatan kasih kepada Allah dan sesama. Perihal mengasihi ini bukan saja di dalam perkataan tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran ( 1 Yoh 3:19 ). Kasih kepada Allah ditunjukkan ketika kita mengikuti perintah-perintahNya ( Yoh 14:21 ). Perintah-perintah Tuhan itu tertulis di dalam FirmanNya yaitu Alkitab yang adalah makanan rohani yang penting bagi anda. Karena begitu pentingnya Firman bagi kesehatan rohani anda maka anda harus menjadi sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya Anda bertumbuh dan beroleh keselamatan (1 Pet 2:2).
Selain kepada Allah maka perbuatan kasih anda tunjukkan di dalam kasih anda kepada sesama. Sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. ( 1 Yoh 4:7 ).
Bagaimana kita mengasihi sesama kita ?
Salah satu bentuk kasih kepada sesama ditunjukkan ketika anda memberitakan berita Injil sukacita yang berisi pengharapan bagi umat manusia. Injil yang adalah kekuatan Allah inilah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya ( Rom 1:16 ). Injil ini yang berisi berita penebusan bagi orang berdosa di dalam Yesus Kristus. Injil ini adalah satu-satunya pengharapan yang kekal bagi umat manusia dan adalah hal yang begitu bernilai karena menyangkut keselamatan kekal jiwa manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupaNya. Karena begitu penting dan berharganya Injil maka kasih anda kepada sesama ditunjukkan ketika anda menjalankan amanat agung Tuhan Yesus sebelum Dia naik ke surga : “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” ( Mat 28:18-20 )

Akhir kata

Di dalam menjalani kehidupan iman ini, anda pasti menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Sebab syarat mengikut Kristus adalah mengangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia ( Mat 16:24 ). Ini adalah panggilan hidup yang tidak mudah dan penuh pergumulan, namun puji Tuhan ! Kita mempunyai jaminan pengharapan di masa depan yaitu kemuliaan bersama dengan Tuhan kita. Rasul Paulus di dalam surat Roma menulis :
“… jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” ( Roma 8:17-18 )
“ Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” ( Roma 8:28-30 )
Sukacita kita terbesar adalah ketika kita mengetahui bahwa kita adalah milik Tuhan dan Dia milik kita selama-lamanya.
Hallelujah ! – Soli Deo Gloria

Read More ....

Tuesday, April 07, 2009

Pembodohan di dalam mengenal diri di dalam Facebook










Pembodohan di dalam mengenal diri di dalam Facebook
Jeffrey Limpingen

Ketika mengamati fenomena di facebook, saya mulai menemukan banyak aplikasi dan kelihatannya sebagai penghias dan lucu-lucu untuk interaksi komunikasi di dalam komunitas maya. Tetapi ketika saya makin renung, saya melihat adanya fenomena lagi dimana banyak aplikasi menawarkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengenal diri kita. Misalnya seberapa emosikah anda ? Seberapa beranikah anda ? Seberapakah IQ anda ? apakah tipe kepribadian anda ? dan juga ketika tipe pribadinya ketahuan maka dijelaskan tipe ini sifatnya ini dan itu. Misalnya sanguine sifatnya periang, dll. Ambil contoh saya copy and paste sifat kepribadian dari hasil tes kepribadian di Internet :
Phlegmatik (Phlegmatic) - Cairan phlegma - Lambat - “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya tidak terus berkepanjangan. Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis. Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Phlegmatis memiliki sifat alamiah pendamai. Ia biasanya menghidari kekerasan. Karena itu jugalah ia adalah orang yang mudah diajak bergaul, ramah, dan menyenangkan. Ia adalah tipe orang yang bisa membuat sekelompok orang tertawa terbahak-bahak oleh humor-humor keringnya, tetapi ia sendiri tidak tertawa. Ia adalah pribadi yang konsisten, tenang, dan jarang sekali terpengaruh dengan lingkungannya. Inilah yang membuatnya hampir-hampir tidak pernah terlihat gelisah. Di balik pribadinya yang dingin dan malu-malu, sesungguhnya ia memiliki kemampuan untuk dapat lebih merasakan emosi yang terkandung pada sesuatu. Karena sifatnya yang menyukai kedamaian dan tidak menyukai pertikaian, ia cenderung menarik diri dari segala macam keterlibatan. Hal inilah yang sering kali menghambatnya untuk menunjukkan kemampuannya secara total. Sering kali mereka hanya menggunakan 30%-50% dari kemampuan mereka.

Nah mari kita sebagai komunitas orang percaya merenungkan. Apakah pertanyaan-pertanyaan itu bisa menentukan pribadi kamu sampai detil begini ? Apakah ini terlalu oversimplify ? Tetapi yang lebih mendasar lagi adalah apakah cara mengenal diri itu melalui pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh framework yang Biblikal atau tidak ? Pembagian kepribadian menjadi 4 itu jelas bukan konsep Biblikal dan itu mengkotakkan dan membagi manusia hanya kedalam 4 bagian wilayah. Padahal Tuhan Allah menciptakan manusia begitu limpah dan unik dan beragam kepribadiannya. Metode untuk mengenal diri sudah digeser dari seharusnya. Seharusnya mengenal diri itu adalah ketika kita mengenal Allah melalui FirmanNya di dalam alam semesta dan di dalam interaksi dengan sesama kita. FirmanNya lah yang memberikan cermin dan interpretasi mengenai siapakah kita.
Karena itu saya memberikan pandangan supaya kita berwaspada jangan mau tertipu dengan pembodohan-pembodohan di dalam mengenal diri kita. Kelihatannya mungkin seperti main-main dan iseng-iseng dan lucu-lucu dan tidak apa-apa. Tetapi di balik semua itu ada filosofi yang bersifat membodohkan dan menipu. Mungkin bagi orang yang sudah dewasa hal ini tidak membahayakan dan ok saja. Tetapi ingat bahwa banyak anak-anak dan remaja yang sudah mulai mencicipi facebook. Karena itu mereka yang masih muda dan tidak berpengalaman di dalam konsep kebenaran bisa tertipu secara halus. Sebab di dalam kata-kata bisa mambawa unsur percaya dan percaya yang salah mengakibatkan pengenalan diri yang salah. Lucu-lucu sih boleh tapi hati-hati :)

Marilah sadar pekerjaan si jahat di dalam setiap hal dan terangilah dengan prinsip Firman !

Jeffrey Limpingen
Selasa, 7 April 2009
Bandung

Read More ....

Hati-hati dengan kemungkinan pelanggaran perintah kedua dengan foto yang ditinggikan

Hati-hati dengan kemungkinan pelanggaran perintah kedua dengan foto yang ditinggikan
Jeffrey Limpingen

"You shall not make for yourself an idol in the form of anything in heaven above or on the earth beneath or in the waters below. You shall not bow down to them or worship them; for I, the LORD your God, am a jealous God, punishing the children for the sin of the fathers to the third and fourth generation of those who hate me, but showing love to a thousand generations of those who love me and keep my commandments. ( Keluaran 20:4-6 )

Biasanya kita menganggap pelanggaran perintah kedua ini bila kita membuat gambar atau patung-patung berhala dan menyembah mereka sebagai ilah. Tentunya penafsiran langsung seperti itu benar dan Alkitab pun mengajarkan hal itu. Namun ada aplikasi lain di jaman sekarang ini untuk melihat perintah kedua.
Di jaman dahulu kala, kita melihat bahwa seringkali orang-orang hebat dijadikan gambar atau patung dan disembah. Kita bisa lihat itu pada Kwan Kong seorang Jendral dari kerajaan Shu di jaman Tiga Kerajaan. Atau bisa saja figur-figur dari mitos dijadikan dewa dan disembah seperti Kwan Im, Ji lai hud, dll. Fenomena ini sudah kita saksikan sepanjang sejarah. Tetapi dijaman ini dimana manusia semakin mencintai diri sendiri maka ada fenomena manusia dapat menjadikan dirinya berhala.
Bila kita melihat ke dunia bintang film atau artis maka mereka disebut idola. Dan idola itu asal katanya adalah idol ( berhala ). Para bintang film dan artis itu dipandang oleh masyarakat umum sebagai penghibur masyarakat. Biasanya gambar dan foto mereka itu dipajang dan mereka dipuji-puji entah cakep, cantik, lucu, kuat atau apa saja karakteristik yang menarik dari mereka dipuji. Dan menariknya fenomena menyatakan bahwa kebanyakan hidup para artis berantakan dan kacau balau. Karena memang ketika manusia menjadikan dirinya berhala maka disana segala pelanggaran dosa masuk.
Ketika manusia menjadikan sesuatu menjadi idolanya maka idola itu akan membuat manusia itu ingin menyerupainya. Dan yang gawat adalah bahwa di dalam dunia sekarang di jaman multimedia ini banyak orang yang sedikit banyak walaupun tidak ada kesempatan menjadi artis secara umum tetapi mau mengangkat dirinya menjadi berhala dan pusat perhatian.
Bagaimana hal ini terjadi ?
Sekarang ini dunia digital dan foto dan webcam itu relatif jauh lebih murah dan lebih terjangkau di bandingkan jaman dahulu. Sebetulnya foto-foto yang kita pajang baik di facebook, di friendster, di web photo album atau di rumah itu pada dasarnya bersifat netral. Dan foto-foto itupun bisa digunakan untuk banyak nilai positif seperti mempersatukan, sebuah kenangan indah, sebuah persekutuan. Tetapi bisa dipakai negatif dan motivasi apa yang terdapat di dalam hati pribadi itulah yang di mata Tuhan dinilai. Memang betul apa yang dikatakan John Calvin bahwa hati kita adalah pabrik berhala dan seringkali ada satu fenomena di jaman sekarang bahwa orang sering ingin menonjolkan diri ( baik dia mengakui atau tidak ) dengan foto-foto yang ada. Ini memang menyatakan bahwa manusia di dalam dosa sering menjadikan dirinya pusat dan bukan Allah yang menjadi pusat. Ini adalah dosa kesombongan dari 7 dosa maut dan juga bisa di katakan sebagai vain glory.
Tujuan dari refleksi ini simple yaitu bukan untuk menurunkan setiap foto yang ada. Foto-fotopun banyak nilai positif tetapi untuk kembali memeriksa hati kita apakah motivasi kita memajang foto kita. Tentunya bila itu digunakan untuk persekutuan, untuk persahabatan, untuk persatuan, untuk kenangan itu adalah tindakan yang positif. Dan saya percaya foto itu bisa berarti indah tetapi kita harus berhati-hati jangan ada motivasi yang tersembunyi di balik pemasangan foto itu.

Kiranya renungan ini boleh menjadi berkat.

Jeffrey Limpingen
Selasa, 7 April 2009
Bandung

Read More ....

Monday, April 06, 2009

Hidup manusia di dalam satu realitas ciptaan dengan wilayah materi dan non materi sebagai satu keutuhan













Hidup manusia di dalam satu realitas ciptaan dengan wilayah materi dan non materi sebagai satu keutuhan
Jeffrey Lim

“ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” ( Kejadian 2:7 )

Manusia adalah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan diciptakan untuk berelasi dengan PenciptaNya. Menjadi manusia adalah menjadi manusia di dalam keutuhannya di dalam relasinya dengan Tuhan Allah. Bila kita melihat natur manusia maka Natur manusia bukan trikotomi ( terdiri dari tubuh, jiwa dan roh yang terpisah) dan juga bukan dikotomi ( terdiri dari tubuh dan jiwa/roh yang terpisah ). Mengapa dikotomi bukan pandangan yang benar mengenai natur manusia ? Sebab dikotomi melihat tubuh dan jiwa itu dibedakan dan bukan satu keutuhan. Dikotomi juga lebih menekankan keduaan sedangkan Alkitab menekankan natur manusia sebagai kesatuan tetapi bisa dipilah bagian fisik materi dan bagian jiwa non materi sebagai satu kesatuan dari 2 sisi mata koin ( duplex ).



Pengertian Jiwa ( psyche ) di dalam bahasa Alkitab Yunani juga kadang merujuk kepada bagian jiwa non materi tetapi juga kadang melukiskan satu kesatuan antara yang non materi dan materi sebagai mahluk hidup. Ini memang komplek dan tidak mudah dimengerti. Namun di dalam pengertian budaya Ibrani kita dapat melihat satu kesatuan pandangan dunia yang holistik memandang natur manusia sebagai satu kesatuan yang utuh. Pandangan ibrani melihat realitas juga bukan 2 layer atau dualisme tetapi melihat realitas sebagai Ciptaan – Kejatuhan – Penebusan.
Ketika memandang manusia yang satu keutuhan tetapi bisa dibedakan antara materi dan non materi maka kita tidak boleh membuat menjadi 2 layer yang dualisme. Maksud dari 2 layer yang dualisme adalah memandangan jiwa ada di layer atas dan tubuh ada di layer bawah. Mengapa pandangan 2 layer bahwa tubuh dan jiwa atau roh dipisahkan adalah pandangan yang tidak biblikal ? Karena pandangan ini adalah berasal dari pandangan kafir mengenai tubuh dan jiwa dari gnostik dimana jiwa dipandang sebagai entitas yang lebih tinggi daripada tubuh dan tubuh sebagai penjara jiwa. Ketika manusia mati maka jiwa lepas dari penjara tubuh. Pandangan ini memandang bahwa materi itu sesuatu yang rendah dan jiwa lebih tinggi. Dan akibat dari pandangan ini mengakibatkan tubuh tidak dihargai dan moralitas menjadi kacau balau. Tubuh yang tidak berharga ini bisa disiksa untuk mendapatkan pengertian rohani ( asketis ) atau dipuaskan nafsunya untuk mengalami kesenangan juga ( hedonis ) dan kedua-dua ini adalah spiritualitas yang kafir.
Tetapi bagaimana kita memandang natur manusia yang satu keutuhan tetapi bisa dibedakan menjadi bagian materi dan non materi ? Bagaimana kita mengerti natur manusia yang duplex ini ( satu kesatuan dalam 2 sisi mata koin – tubuh dan jiwa / roh ) ? Untuk mengerti natur manusia ini kita bisa memakai analogi 2 natur Kristus. Kristus adalah satu pribadi dengan dua natur yaitu natur Allah dan natur manusia. Natur ini tidak bercampur tetapi juga tidak bisa dipisahkan sepenuhnya. Kedua-duanya menjadi satu di dalam pribadi Kristus. Ini memang paradoks dan sulit dimengerti tetapi inilah pengertian Kristologi yang benar.
Mengapa pengertian duplex ( kesatuan tubuh dan jiwa / roh ) begitu penting ? Karena ini berkaitan dengan beberapa hal misalnya dengan spiritualitas dan juga dengan bagaimana menangani problema spiritualitas dan kejiwaan. Bila kita memakai framework dualisme yang mana jiwa lebih tinggi dari tubuh maka akan terjadi dua ketegangan dimana ada orang yang menekankan jiwa lebih penting dan mengakibatkan kekafiran seperti gnostik dimana tubuh dilecehkan. Namun bila mementingkan tubuh lebih penting daripada jiwa maka akan jatuh ke dalam hedonis atau juga humanisme materialisme. Ini bukan spiritualitas yang sejati. Lalu bagaimana spiritualitas yang sejati ? Spiritualitas yang sejati adalah keutuhan manusia di dalam relasinya dengan Tuhan Allah pencipta. Jadi di dalam spiritualitas yang sejati jelas ada relasi dengan Tuhan Allah pencipta dan juga ada di dalam perbedaan antara ciptaan dan Pencipta. Di dalam spiritualitas kafir tadi maka spiritualitas itu tidak ada di dalam relasi dengan Tuhan Allah namun memikirkan mana yang lebih penting antara tubuh dan jiwa. Ini adalah spiritualitas yang monisme di mana tidak ada wilayah Pencipta dan segala realitas yang ada hanya adalah di dalam wilayah level ciptaan saja tanpa Pencipta. Kembali kepada spiritualitas orang percaya maka spiritualitas kekristenan adalah ada di dalam relasi dengan Allah Tritunggal : Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ada di dalam kerangka Ciptaan – Kejatuhan – dan Penebusan di dalam Kristus Yesus. Spiritualitas ini adalah kehidupan yang berkait dengan sumber hidup yaitu Tuhan Allah. Ada perbedaan antara Ciptaan dan Pencipta tetapi ada relasi kehidupan.
Dengan melihat natur manusia secara duplex ini maka kita juga bisa mempunyai pandangan di dalam aplikasi pastoral kepada problema kejiwaan manusia.
Di dalam dunia modern ini banyak jiwa yang mengalami masalah baik itu di dalam kecemasan ataupun depresi ataupun problema mental lainnya seperti : obsesif, adiktif, dll. Ketika kita mempunyai wawasan natur manusia sebagai duplex di dalam relasinya dengan Tuhan Allah maka kita mempunyai pandangan yang komprehensif. Kita melihat bahwa problema awal manusia adalah karena manusia sudah jatuh di dalam dosa dan melawan Tuhan Allah. Manusia sudah ada di dalam kondisi terpisah dengan sumber kehidupan karena itu keterpisahan ini menimbulkan masalah di dalam kejiwaan. Dosa ini kemudian mempengaruhi baik bagian materi maupun non materi ( duplex ). Maka ketika kita hendak menyelesaikan problema kejiwaan manusia ada beberapa wawasan yang perlu diingat yaitu :
1. Manusia harus dikembalikan kepada relasi dengan Tuhan Allah
2. Relasi dengan Tuhan Allah yang terganggu ini mengakibatkan masalah di dalam wilayah jiwa non materi dan tubuh di dalam kesatuannya.
3. Karena jiwa/roh dan tubuh secara keutuhan ( duplex ) itu berelasi dengan Tuhan Allah melalui norma FirmanNya maka kita harus menyelesaikan masalah jiwa dan tubuh secara keutuhan dengan prinsip FirmanNya. Pikiran harus diperbaharui dan tubuh adalah bait Allah yang harus dikuduskan dan dijaga.
4. Di dalam Tuhan Allah berelasi dengan manusia dengan natur duplexnya maka kita harus menyadari bahwa bagian jiwa non materi mempengaruhi bagian tubuh materi. Karena itu hidup jiwa pikiran yang tidak beres dihadapan Allah mengakibatkan problema di wilayah fisik. Ibarat problema di dalam jiwa non materi itu dihidupi di dalam tubuh kita secara keutuhan dengan jiwa non materi.
5. Ketika menemukan masalah di dalam kejiwaan seseorang tentunya kita harus mulai mendiagnosa relasinya dengan Tuhan Allah dan bagaimana pandangan hidup dan kepercayaan dan imannya kepada Tuhan. Tetapi jangan melupakan juga bahwa manusia ada bagian materi yang harus diobati. Ini adalah satu kesatuan yang utuh. Jiwa dan tubuh itu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tetapi bisa dibedakan.

Kiranya pandangan mengenai natur manusia dengan relasinya dengan Tuhan Allah ini bisa membuat kita mengerti hidup kita di dalam mengenal Tuhan dan diri kita.

Jeffrey Lim
Senin 6 April 2009
Bandung
Banyak bergumul hasil diskusi dengan Ev. Yadi S Lima dan Sdr. Eko Aria

Read More ....

Hidup di dalam terang dan kasih










Hidup di dalam terang dan kasih
Jeffrey Lim

Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. ( 1 Yohanes 1:6-7 ).

Allah adalah terang. Dia adalah terang sejati dan terang mempunyai sifat yang adalah benar, kudus, hikmat, mencerahkan, hidup, kasih dan menyatakan kesalahan serta menyoroti kegelapan. Jika kita tinggal di dalam Allah melalui AnakNya maka kita harus hidup di dalam terang. Ketika kita hidup di dalam terang maka kita makin mengenal Allah, makin mengenal diri dan makin mengenal sesama kita juga.

Ketika manusia jatuh dalam dosa maka manusia ada di dalam kegelapan dan juga manusia kehilangan pengenalan akan Allah, diri dan sesama dengan benar. Adam bersembunyi dan takut kepada Allah karena dia sadar dia berdosa melawan Allah. Adam berdosa dan sengaja memberontak kepada Allah karena itu dia takut dan dia curiga dan menyangka Allah itu akan bertindak jahat kepadanya. Sungguh sangat ironis sekali ketika Adam kehilangan pengetahuan akan Allah yang baik dan menyangka Allah akan bertindak jahat kepadanya maka sebenarnya Allah berjalan di taman itu dan hendak memberikan Injil dengan pertanyaan : “Adam dimana engkau ?”. Tuhan Allah ingin menyatakan kepada Adam bahwa posisi dia sudah bergeser dari apa yang Tuhan ciptakan. Adam tidak menyembah Tuhan melainkan menyembah alam dan dirinya. Adam tidak memuliakan Tuhan tetapi memuliakan dirinya. Karena itu Tuhan Allah ingin menyadarkan Adam dengan pertanyaan ini. Tetapi Adam sudah takut dan lari dari tanggung jawabnya. Adam menyalahkan Hawa dan Hawa menyalahkan ular. Mereka hidup dalam kekacauan. Padahal mereka tidak tahu bahwa Allah itu baik dan hendak memberikan jalan keluar kepada mereka.

Inilah yang terjadi ketika manusia jatuh dalam dosa. Manusia hidup di dalam kegelapan dan tidak mengerti realitas sesungguhnya. Mereka buta rohaninya. Mereka bersembunyi. Mereka takut jiwanya. Takut akan penghukuman Allah. Mereka terisolasi dengan Allah dan sesamanya. Mereka hidup di dalam kegelapan. Mereka mati di dalam dosa karena terpisah dari sumber hidup yaitu Allah sendiri. Betapa malang manusia yang lahir di dalam dunia ini ada di dalam Adam pertama dan ada di dalam persekutuan dengan Adam. Persekutuan di dalam Adam adalah kematian rohani.

Tetapi bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini membawa terang dan membawa hidup. Tuhan Yesus datang supaya umatNya beroleh keselamatan dan hidup di dalam seluruh kelimpahan. Mereka yang percaya Kristus ada di dalam terang hidup. Kristus datang ke dalam dunia ini menjadi manusia dan Dia adalah terang manusia itu. Dia adalah manusia sejati, Adam kedua yang menjadi model kemanusiaan yang baru. Dia hidup dan taat melakukan Taurat dengan sempurna. Dia dicobai seperti Adam dicobai tetapi Dia berhasil dan menang mengatasi pencobaan. Tidak seperti Adam maka Kristus berhasil melewati ujian dan pencobaan. Dan karena itu orang yang percaya kepada Kristus tidak lagi berada di dalam persekutuan dengan Adam yang adalah kematian. Orang yang percaya kepada Dia berada di dalam persekutuan dengan Dia di dalam terang dan hidup.

Apa signfikansi kita hidup di dalam persekutuan dengan Kristus ?

Pertama adalah kita hidup di dalam relasi dan persekutuan dengan Allah sendiri.
Kristus adalah kepala dan orang percaya, jemaat adalah tubuhNya yang dikasihiNya dan ditebus oleh darahNya sendiri. Dia begitu mengasihi gerejaNya dan rela memberikan nyawa bagi gerejaNya. Kasih Allah Bapa dinyatakan ketika Dia memberikan Yesus Kristus mati bagi gerejaNya. Sungguh anugerah yang begitu melimpah bagi umatNya ketika Yesus Kristus memberikan hidupNya supaya umatNya beroleh hidup yang kekal di dalam persekutuan dengan Dia. Dan uniknya persekutuan ini adalah persekutuan di dalam terang bukan di dalam kegelapan yaitu persekutuan di dalam Kristus.

Orang yang berada di dalam Kristus sudah dipisahkan Allah dan dikuduskan untuk melayani dan menyembah Kristus. Orang yang berada di dalam Kristus sudah hidup dalam terang dan mengenal Allah, mengenal diri dan mengenal sesamanya dengan benar. Orang yang berada di dalam Kristus hidup di dalam anugerahNya dan bukan hidup di dalam penghukuman Taurat Tuhan. Orang yang berada di dalam Kristus hidup di dalam damai sejahtera Allah yang melampaui akal dan pikiran. Mereka mengalami realita kehidupan yang baru. Dulu mereka mati sekarang mereka hidup dan berelasi dengan Tuhan Allah kembali di dalam kasih dan kebenaran.

Kedua adalah kita hidup di dalam relasi dan persekutuan dengan tubuh Kristus.
Bagaimana supaya relasi manusia bisa harmonis dan di dalam kasih. Jawabannya hanya di dalam persekutuan di dalam Kristus. Tanpa Kristus maka manusia ada di dalam dosa dan di dalam dosa manusia hidup terisolasi dengan sesamanya. Di dalam Kristus maka manusia hidup di dalam persekutuan satu sama yang lain. Ini adalah arti setelah berdamai secara vertikal dengan Tuhan Allah maka manusia bisa berdamai secara horizontal dengan sesamanya. Dan ini yang menjelaskan bagaimana supaya terjadi kedamaian dan cinta kasih di antara umat manusia. Yesus Kristus datang untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia. Dia memberikan Injil yang isinya adalah pendamaian manusia dengan Allah sehingga manusia dipulihkan kembali di dalam relasi dengan Allah. Dan pemulihan ini adalah pemulihan di dalam mengenal Allah dan berelasi denganNya dan juga berakibat manusia mengenal dirinya kembali dan bisa berelasi dengan sehat dengan dirinya dan orang lain.

Ketiga adalah kita belajar hidup dalam terang di dalam tubuh Kristus.
Ketika kita sudah hidup di dalam Kristus yang adalah terang dan hidup itu maka ada godaan manusia lama kita untuk hidup mengikuti nafsu kedagingan. Tetapi pada saat itu kita harus sadar bahwa kita sudah menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus dan harus terus hidup di dalam terang dan kebenaranNya. FirmanNya adalah terang yang akan menerangi setiap kesalahan kita. Kita harus selalu hidup di dalam kejujuran dan hidup di dalam sikap mau belajar dan dikoreksi oleh Firman. Dengan begitu maka janji Tuhan di dalam Alkitab adalah bahwa darah Yesus akan menyucikan kita dari segala dosa dan kesalahan. Bila kita berdosa maka kita harus mengaku bahwa kita berdosa dan tidak menyangkali realita terang yang menyoroti dosa kita itu. Bila tidak maka kita ada di dalam kegelapan. Tetapi bila kita mengaku dosa maka Tuhan Allah itu setia dan adil dan akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Keempat adalah kita belajar hidup dalam kasih.
Salah satu ciri kita hidup di dalam persekutuan dengan terang di dalam tubuh Kristus adalah bila kita hidup di dalam kasih. Kasih itu menandakan tanda hidup baru di dalam Tuhan. Bila kita tidak mengasihi berarti kita berada di dalam kegelapan. Karena Tuhan Yesus sendiri sudah mempraktikan kasih kepada gerejaNya maka orang yang berada di dalam Kristus akan mengasihi. Ketika kita saling mengasihi maka dunia akan mengetahui bahwa kita berbeda dengan mereka sebab kita adalah anak-anak Allah yang dimana Allah adalah kasih.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Marilah kita hidup di dalam terang dan kasih !

Jeffrey Lim
Senin, 6 April 2009
Bandung

Read More ....
Powered By Blogger

LIMPINGEN BLOG